- Beranda
- Stories from the Heart
AKU, KAMU, DAN LEMON
...
TS
beavermoon
AKU, KAMU, DAN LEMON
SELAMAT DATANG DI RUMAH BEAVERMOON
Hallo semua, salam hangat dari bawah Gorong-gorong Sudirman
Kali ini ane akan coba buat share cerita yang ane buat. Jadi, selamat menikmati cerita ini dan tetap dukung kami meskipun hasilnya ngga banget
Jangan lupa buat RATE jika berkenan di hati kalian dan KOMENG jika ada kritik dan saran

Spoiler for Tanya Jawab:
Tanya Jawab Seputar Cerita
Q: Ini cerita nyata atau fiksi?
A: Sebenernya cerita ini gabungan dari kisah nyata sama beberapa unsur fiksi
Q: Bagian yang nyata yang mana aja? Yang fiksi yang mana aja?
A: Nah, cerita ini dibuat agar para pembaca bisa berimajinasi secara individu. Jadi kalau di tanya yang nyata mana yang fiksi mana, ya coba bayangin aja sendiri
Q: Ini nama asli atau nama samaran?
A: Ada beberapa yang disamarkan karena privasi banget nget nget
Q: Kok banyak kentangnya sih? Kan jadi kesel
A: Tak kentang maka tak kenyang
Maklumlah namanya baru di dunia SFTH ini jadi ya banyakin kentangnya aja dulu
Q: Atas dasar apa cerita ini dibuat?
A: Asal mula bikin cerita ini sebenernya biar ngga gabut-gabut amat kalo malem kan daripada nontonin Saori Hara mulu mending bikin cerita
terus juga biar ngga galau galau amat belom lama menjadi jomblo lagi 
Q: Kok tampilan awalnya biasa aja sih?
A: Masih newbie ya, NI-U-BI!! Jadi belom ngerti ngerti amat apa yang harus ditampilin buat penghias tampilan awal cerita ini, kalo ada yang mau ngajarin ya monggo
Q: Ini cerita nyata atau fiksi?
A: Sebenernya cerita ini gabungan dari kisah nyata sama beberapa unsur fiksi

Q: Bagian yang nyata yang mana aja? Yang fiksi yang mana aja?
A: Nah, cerita ini dibuat agar para pembaca bisa berimajinasi secara individu. Jadi kalau di tanya yang nyata mana yang fiksi mana, ya coba bayangin aja sendiri

Q: Ini nama asli atau nama samaran?
A: Ada beberapa yang disamarkan karena privasi banget nget nget

Q: Kok banyak kentangnya sih? Kan jadi kesel

A: Tak kentang maka tak kenyang
Maklumlah namanya baru di dunia SFTH ini jadi ya banyakin kentangnya aja duluQ: Atas dasar apa cerita ini dibuat?
A: Asal mula bikin cerita ini sebenernya biar ngga gabut-gabut amat kalo malem kan daripada nontonin Saori Hara mulu mending bikin cerita
terus juga biar ngga galau galau amat belom lama menjadi jomblo lagi 
Q: Kok tampilan awalnya biasa aja sih?
A: Masih newbie ya, NI-U-BI!! Jadi belom ngerti ngerti amat apa yang harus ditampilin buat penghias tampilan awal cerita ini, kalo ada yang mau ngajarin ya monggo
Spoiler for Pembukaan:
AKU, KAMU, DAN LEMON
When life gives you lemons, make orange juice. Leave the world wondering how you did it
Cerita ini mengisahkan tentang remaja-remaja yang mulai beranjak dewasa. Konflik yang sering terjadi menjadi kisah mereka masing-masing. Mengejar mimpi, cita-cita, dan cinta mereka melengkapi kisah hidup mereka.
Pada dasarnya manusia diciptakan untuk berusaha dan mengejar apa yang mereka impikan. Jurang dalam yang menghadang dapat mereka tempuh dengan susah payah, namun hanya tinggal lubang kecil di depan mata, mereka menyatakan untuk menyerah.
Sabtu sore dipinggiran kota, aku duduk di sebuah kafe kecil di meja paling ujung. Mengaduk-aduk kopi yang sudah daritadi kupesan dan membiarkan gula dan kopinya terus beraduk layaknya pusaran air di lautan. Perkenalkan, namaku Bramantyo Satya Adjie, biasa dipanggil Bram. Aku adalah mahasiswa di sebuah universitas swasta di ibukota. Perawakanku tidaklah cukup baik, aku jarang untuk tersenyum pada hal-hal kecil.
When life gives you lemons, make orange juice. Leave the world wondering how you did it
Cerita ini mengisahkan tentang remaja-remaja yang mulai beranjak dewasa. Konflik yang sering terjadi menjadi kisah mereka masing-masing. Mengejar mimpi, cita-cita, dan cinta mereka melengkapi kisah hidup mereka.
Pada dasarnya manusia diciptakan untuk berusaha dan mengejar apa yang mereka impikan. Jurang dalam yang menghadang dapat mereka tempuh dengan susah payah, namun hanya tinggal lubang kecil di depan mata, mereka menyatakan untuk menyerah.
Sabtu sore dipinggiran kota, aku duduk di sebuah kafe kecil di meja paling ujung. Mengaduk-aduk kopi yang sudah daritadi kupesan dan membiarkan gula dan kopinya terus beraduk layaknya pusaran air di lautan. Perkenalkan, namaku Bramantyo Satya Adjie, biasa dipanggil Bram. Aku adalah mahasiswa di sebuah universitas swasta di ibukota. Perawakanku tidaklah cukup baik, aku jarang untuk tersenyum pada hal-hal kecil.
Spoiler for Index:
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20 - 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30-31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
Part 61
Part 62 - 63
Part 64
Part 65
Part 66
Part 67
Part 68
Part 69
Part 70
Part 71
Part 72
Part 73
Part 74
Part 75 (FINALE)
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20 - 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30-31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
Part 61
Part 62 - 63
Part 64
Part 65
Part 66
Part 67
Part 68
Part 69
Part 70
Part 71
Part 72
Part 73
Part 74
Part 75 (FINALE)
Diubah oleh beavermoon 14-02-2016 13:50
dodolgarut134 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
186.6K
Kutip
823
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
beavermoon
#370
Spoiler for Part 50:
“Gimana Zahra?” Tanya Reza
“Gimana apanya?” Tanyaku
“Dia lulus juga kan?” Tanya Reza lagi
“Iya, malahan lebih dewa dia daripada gue. Kenapa? Udah siap sekarang?” Tanyaku balik
“Maksudnya?”
“Iya, dia kan udah lulus. Apa lu mau ngasih tau perasaan lu yang sebenernya ke dia sekarang?” Jelasku
“Belum tau Bram, gue ngga ngerti makin ke sini makin ragu gue.” Katanya
“Sesiapnya lu aja, cuma inget semuanya ada konsekuensinya ya.” Kataku sambil menepuk pundaknya
“Kira-kira konsekuensinya apa ya?” Tanya Reza
“Ngga ada yang tau Ja, semuanya masih abu-abu kayak warna rok sekolah Nanda.”
“Boleh juga guyonanmu pemuda..” Dengan nada yang lucu
Aku hanya bisa tertawa mendengarnya. Dan kami terdiam untuk beberapa saat. Aku sedang mengamati Nanda dan Dinda yang masih serius dengan beberapa soal untuk dikerjakan. Nanda semakin hari semakin besar, dia harus bisa menentukan pilihannya sendiri. Aku masih bisa berdiri di belakangnya hanya sekedar membantu, bukan disampingnya lagi dengan menuntunnya. Karena pendewasaan itu sangat penting untuknya di kemudian hari.
“Bram...”
“Kenapa?” Kataku sambil menatap Reza
“Lu ganteng juga kalau ngga brewokan..” Katanya
“Sumpah gue mulai jijik deket-deket sama lu..” Kataku menjauh darinya
“Apaan, bercanda doang gue.” Sanggahnya
“Hai kau Babon Kelabu dan juga Homowati, pergilah dari bumi. Bumi ini butuh ketenangan!!” Kataku sambil memperagakan gerakan Kamen Rider
“Sialan! Apalagi itu Homowati kampret!!” Katanya
“Pergilah kau penegak Kaum Sodom!!” Kataku sambil menendangnya dengan pelan
Dan berujung pada kami yang kejar-kejaran, terkadang tendangan pelan kami membuat kami tertawa sangat kencang. Aku merasa beruntung punya teman seperti dia, dapat menghiburku kapan saja. Aku sempat melihat Dinda dan Nanda. Nanda ikut tertawa cukup keras juga, Dinda hanya tersenyum melihat kelakuan kami yang masih agak kekanak-kanakan.
“Anjir jadi gerah kan gue, gara-gara Homowati satu ini.” Kataku
“Tuh nyalahin gue lagi kan, lu yang mulai juga.” Kata Reza
“Eh terus lu ngapain bilang gue ganteng, kan jijik dengernya.” Kataku
“Maksud gue lu masih cocok juga kampret!!” Sanggahnya
“Alah dasar Homowati!” Kataku
Aku dan Reza kembali tertawa mendengar kata-kata itu.
“Eh berenang aja lah, udah sore ini ngga bakalan kepanasan.” Usulku
“Ayo lah.” Katanya
“Kalian mau ikut apa ngga?” Tanyaku kepada Nanda dan Dinda
“Aku bantuin Nanda dulu, kalau udah selesai baru nyusul deh.”Kata Dinda
“Yaudah aku berenang dulu ya.” Kataku sambil mengelus kepala Dinda
Aku dan Reza langsung masuk ke dalam kolam berenang. Airnya yang dingin dapat menyegarkan tubuh kami. Cukup lama aku dan Reza berenang namun Dinda dan Nanda tidak turun juga, mungkin mereka masih mengerjakan soal-soal yang lain. Setelah aku rasa cukup, aku membersihkan diri dan mengenakan pakaian. Aku naik ke atas dan menemukan Dinda dan Nanda sudah terlelap diantara kertas-kertas soal.
“Ternyata kecapekan juga..” Kataku sambil tersenyum melihat mereka berdua
Aku putuskan untuk memindahkan mereka ke atas kasurku.
“Nanda biar gue yang gendong..” Kata Reza menghampiriku
“Jangan nyuri kesempatan, gue goreng lu.” Kataku dengan mengancam
“Iya ngga bakalan..” Kata Reza
Setelah selesai memindahkan mereka berdua ke atas kasur, aku segera menutupi mereka dengan selimut dan menyalakan AC
“Kita ngapain nih?” Tanya Reza
“Gue punya film baru tuh..” Kataku
“Judulnya apaan?”
“Ngga ada judulnya. Yang main Ameri Ichinose, anti sensor, Full HD....” Jelasku
Kamipun terdiam sejenak. Tiba-tiba kami berdua tersenyum.
“Nonton lah...” Kata Reza
“Asal lu ngalahin gue main PES dulu..” Kataku memberikan syarat kepadanya
“Ya ngga bakalan nonton sampai gue punya cucu empat...” Katanya
“Hahaha yaudah nyalain aja dulu laptop gue, colok headsetnya yang bener jangan kayak waktu itu.” Jelasku
“Siap Bro Bram!” Katanya mantap
Setelah laptopku nyala, aku buka folder-folder rahasia yang diamankan tanpa ada seorangpun yang tahu bahkan Reza.
“Wah, dua jam Bro!” Katanya
“Yaudah nonton aja sana.”
“Lah lu mau kemana?” Tanya Reza
“Lanjutin Call Of Duty, masih banyak misinya.” Jelasku
Akhirnya Reza sibuk dengan laptopku, dan aku sibuk dengan permainanku. Sebaiknya ini jangan ditiru ya. Sebagai informasi bahwa Ameri Ichinose itu adalah bintang JAV. Apa itu JAV? JAV itu singkatan dari Japan Adult Video atau yang sebagaimana kita tahu itu adalah film porno alias bokep. Sekali lagi jangan ditiru kegiatan ini.
Setelah hampir dua jam aku fokus ke permainan perang ini, aku melihat keadaan sekitar. Aku menemukan Nanda dan juga Dinda yang masih tertidur dengan pose lucu mereka. Dan aku menemukan Reza dengan mata tak berkedip dari pandangan laptopku. Aku menghampirinya dengan tertawa
“Jangan fokus fokus amat..” Kataku
“Yah udahan. Ada yang baru lagi ngga?” Tanyanya
“Belum ada lagi, nanti deh.” Kataku
“Yaudah nih udah gue matiin, gue mau tidur bentar. Kali aja mimpi ketemu sama Ameri Ichinose.” Katanya sambil tiduran di atas lantai karpet
“Bocah edan!” Kataku sambil meletakan laptop di dalam tas
Aku kembali ke sofa dan melanjutkan permainan yang sempat terhenti. Dalam beberapa jam aku hanya bisa menjalankan beberapa misi saja. Ternyata tingkat kesulitannya mulai bertambah juga. Aku memutuskan untuk menyudahi permainan ini. Aku melihat mereka bertiga masih tertidur. Ku ambil hpku yang ada di dalam tas. Aku melihat ada beberapa chat dari Zahra.
“Bram besok sibuk ngga?”
“Kalau ngga kita karaokean terus makan-makan sama yang lain”
“Kabarin ya..”
Karena ini adalah acara bersama-sama jadi aku menyanggupinya. Setelahnya, aku putuskan untuk membuat secangkir kopi hitam lagi dan membawanya ke kamarku. Aku mencari deretan novel-novel yang aku punya, dan terhenti di novel buatan Raditya Dika yang berjudul Marmut Merah Jambu. Aku membawanya ke balkon dan membacanya sambil mengisi waktu. Ceritanya sudah pernah aku baca, bahkan filnya juga sudah aku tonton. Cuma karena hanya ini yang mengandung unsur komedi, jadi aku memilih ini. Tidak terasa hari semakin gelap, aku melihat mereka bertiga belum bangun juga. Aku membiarkan mereka untuk tertidur lagi. Sambil meminum secangkir kopi ini, aku meneruskan membaca novelnya. Aku mendengar ada gerakan dari kasur, dna ketika aku melihatnya adalah Dinda yang sudah terbangun dan menuju ke tempatku
“Aku tidur lama juga ya.” Katanya
“Nggapapa, kamu capek kan abis bantuin Nanda.” Kataku
“Maaf ya Bram.” Katanya dengan lucu
“Iya sini duduk.”
Aku menyuruhnya untuk duduk di sampingku, yang ada malah dia duduk dipangkuanku
“Duduk kan?” Katanya
“Iya nggapapa..” Kataku
Kami terdiam untuk beberapa saat, sampai pada akhirnya dia memelukku.
“Aku sayang sama kamu Bram...”
“Aku juga sayang sama kamu Din..”
Kami kembali terdiam.
“Kamu mandi dulu gih, abis itu baru aku bangunin Nanda sama Reza buat siap-siap.” Kataku
“Yaudah aku mandi dulu.” Katanya sambil berlalu meninggalkanku
Tidak lama, aku membangunkan Nanda dan Reza untuk bersiap-siap juga. Sekitar jam delapan, kami semua sudah siap untuk menuju tempat yang sudah Ayah siapkan. Aku di dalam mobil bersama Dinda, Nanda, dan juga Reza sedangkan Ayah dan Ibu ada di mobil taksi. Tidak butuh waktu lama untuk tiba di tempat tujuan, setibanya kami langsung menuju meja yang sudah di pesan sebelumnya. Kami memesan beberapa hidangan dan beberapa minuman. Hidangan kami pun datang
“Ini adalah persembahan dari Ayah dan Ibu untuk kelulusan Bram dan juga Dinda. Semoga kalian bisa memilih tujuan hidup kalian secara bijak dan bertanggung jawab ya.” Jelas Ayah
“Iya, kalian sudah dewasa. Sudah bisa menentukan dan sudah bisa bertanggung jawab sepenuhnya atas apa yang kalian pilih..” Kata Ibu
Aku dan Dinda hanya mengangguk sebagai arti dari mengerti. Setelah itu, kami menyantap hidangan kami semua, terkadang terselip obrolan-obrolan lucu dari kami semua. Acara pun selesai, Ayah dan Ibu langsung pamit menuju Bandara karena masih ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan. Setelah pamit meninggalkan kami di restoran, kamipun memutuskan untuk kembali ke rumah.
Setibanya di rumah, adikku sudah terbaring di kasurku dan Reza di lantai
“Kalian pada kenapa?” Tanyaku
“Kekenyangaaaaaan...” Kata mereka kompak
Dinda yang mendengarnya hanya tertawa kecil
“Yaudah tidur aja kalau mau..” Kataku
Aku dan Dinda memutuskan untuk berbincang di balkon kamarku
“Tadi seru juga ya..” Kata Dinda membuka obrolan
“Iya, kado kecil buat kita Din..” Kataku
Aku melihat dia menatapku tanpa ada kedipan sedikitpun. Aku bingung, ada apa dengan dia
“Kamu kenapa? Ngeliatin aku begitu banget..” Tanyaku
“Ternyata kamu masih ganteng juga meskipun tanpa jenggot sama kumis.” Jelasnya
Aku yang mendengar itu malah tertawa
“Kok kamu malah ketawa?” Tanyanya
“Itu persis kata yang dikeluarin Reza tadi siang, makanya aku sama dia jadi rusuh tadi.” Jelasku
Kamipun tertawa bersama
“Tapi emang bener kok kamu masih ganteng..” Jelas Dinda
Aku hanya membalas dengan senyuman. Malam ini seperti malam yang sempurna buatku. Seua yang aku cintai hadir di hari ini. Dinda, sebagai pelengkap hidupku. Entah bagaimana Tuhan merencanankan ini untukku, aku hanya bisa bersyukur
“Gimana apanya?” Tanyaku
“Dia lulus juga kan?” Tanya Reza lagi
“Iya, malahan lebih dewa dia daripada gue. Kenapa? Udah siap sekarang?” Tanyaku balik
“Maksudnya?”
“Iya, dia kan udah lulus. Apa lu mau ngasih tau perasaan lu yang sebenernya ke dia sekarang?” Jelasku
“Belum tau Bram, gue ngga ngerti makin ke sini makin ragu gue.” Katanya
“Sesiapnya lu aja, cuma inget semuanya ada konsekuensinya ya.” Kataku sambil menepuk pundaknya
“Kira-kira konsekuensinya apa ya?” Tanya Reza
“Ngga ada yang tau Ja, semuanya masih abu-abu kayak warna rok sekolah Nanda.”
“Boleh juga guyonanmu pemuda..” Dengan nada yang lucu
Aku hanya bisa tertawa mendengarnya. Dan kami terdiam untuk beberapa saat. Aku sedang mengamati Nanda dan Dinda yang masih serius dengan beberapa soal untuk dikerjakan. Nanda semakin hari semakin besar, dia harus bisa menentukan pilihannya sendiri. Aku masih bisa berdiri di belakangnya hanya sekedar membantu, bukan disampingnya lagi dengan menuntunnya. Karena pendewasaan itu sangat penting untuknya di kemudian hari.
“Bram...”
“Kenapa?” Kataku sambil menatap Reza
“Lu ganteng juga kalau ngga brewokan..” Katanya
“Sumpah gue mulai jijik deket-deket sama lu..” Kataku menjauh darinya
“Apaan, bercanda doang gue.” Sanggahnya
“Hai kau Babon Kelabu dan juga Homowati, pergilah dari bumi. Bumi ini butuh ketenangan!!” Kataku sambil memperagakan gerakan Kamen Rider
“Sialan! Apalagi itu Homowati kampret!!” Katanya
“Pergilah kau penegak Kaum Sodom!!” Kataku sambil menendangnya dengan pelan
Dan berujung pada kami yang kejar-kejaran, terkadang tendangan pelan kami membuat kami tertawa sangat kencang. Aku merasa beruntung punya teman seperti dia, dapat menghiburku kapan saja. Aku sempat melihat Dinda dan Nanda. Nanda ikut tertawa cukup keras juga, Dinda hanya tersenyum melihat kelakuan kami yang masih agak kekanak-kanakan.
“Anjir jadi gerah kan gue, gara-gara Homowati satu ini.” Kataku
“Tuh nyalahin gue lagi kan, lu yang mulai juga.” Kata Reza
“Eh terus lu ngapain bilang gue ganteng, kan jijik dengernya.” Kataku
“Maksud gue lu masih cocok juga kampret!!” Sanggahnya
“Alah dasar Homowati!” Kataku
Aku dan Reza kembali tertawa mendengar kata-kata itu.
“Eh berenang aja lah, udah sore ini ngga bakalan kepanasan.” Usulku
“Ayo lah.” Katanya
“Kalian mau ikut apa ngga?” Tanyaku kepada Nanda dan Dinda
“Aku bantuin Nanda dulu, kalau udah selesai baru nyusul deh.”Kata Dinda
“Yaudah aku berenang dulu ya.” Kataku sambil mengelus kepala Dinda
Aku dan Reza langsung masuk ke dalam kolam berenang. Airnya yang dingin dapat menyegarkan tubuh kami. Cukup lama aku dan Reza berenang namun Dinda dan Nanda tidak turun juga, mungkin mereka masih mengerjakan soal-soal yang lain. Setelah aku rasa cukup, aku membersihkan diri dan mengenakan pakaian. Aku naik ke atas dan menemukan Dinda dan Nanda sudah terlelap diantara kertas-kertas soal.
“Ternyata kecapekan juga..” Kataku sambil tersenyum melihat mereka berdua
Aku putuskan untuk memindahkan mereka ke atas kasurku.
“Nanda biar gue yang gendong..” Kata Reza menghampiriku
“Jangan nyuri kesempatan, gue goreng lu.” Kataku dengan mengancam
“Iya ngga bakalan..” Kata Reza
Setelah selesai memindahkan mereka berdua ke atas kasur, aku segera menutupi mereka dengan selimut dan menyalakan AC
“Kita ngapain nih?” Tanya Reza
“Gue punya film baru tuh..” Kataku
“Judulnya apaan?”
“Ngga ada judulnya. Yang main Ameri Ichinose, anti sensor, Full HD....” Jelasku
Kamipun terdiam sejenak. Tiba-tiba kami berdua tersenyum.
“Nonton lah...” Kata Reza
“Asal lu ngalahin gue main PES dulu..” Kataku memberikan syarat kepadanya
“Ya ngga bakalan nonton sampai gue punya cucu empat...” Katanya
“Hahaha yaudah nyalain aja dulu laptop gue, colok headsetnya yang bener jangan kayak waktu itu.” Jelasku
“Siap Bro Bram!” Katanya mantap
Setelah laptopku nyala, aku buka folder-folder rahasia yang diamankan tanpa ada seorangpun yang tahu bahkan Reza.
“Wah, dua jam Bro!” Katanya
“Yaudah nonton aja sana.”
“Lah lu mau kemana?” Tanya Reza
“Lanjutin Call Of Duty, masih banyak misinya.” Jelasku
Akhirnya Reza sibuk dengan laptopku, dan aku sibuk dengan permainanku. Sebaiknya ini jangan ditiru ya. Sebagai informasi bahwa Ameri Ichinose itu adalah bintang JAV. Apa itu JAV? JAV itu singkatan dari Japan Adult Video atau yang sebagaimana kita tahu itu adalah film porno alias bokep. Sekali lagi jangan ditiru kegiatan ini.
Setelah hampir dua jam aku fokus ke permainan perang ini, aku melihat keadaan sekitar. Aku menemukan Nanda dan juga Dinda yang masih tertidur dengan pose lucu mereka. Dan aku menemukan Reza dengan mata tak berkedip dari pandangan laptopku. Aku menghampirinya dengan tertawa
“Jangan fokus fokus amat..” Kataku
“Yah udahan. Ada yang baru lagi ngga?” Tanyanya
“Belum ada lagi, nanti deh.” Kataku
“Yaudah nih udah gue matiin, gue mau tidur bentar. Kali aja mimpi ketemu sama Ameri Ichinose.” Katanya sambil tiduran di atas lantai karpet
“Bocah edan!” Kataku sambil meletakan laptop di dalam tas
Aku kembali ke sofa dan melanjutkan permainan yang sempat terhenti. Dalam beberapa jam aku hanya bisa menjalankan beberapa misi saja. Ternyata tingkat kesulitannya mulai bertambah juga. Aku memutuskan untuk menyudahi permainan ini. Aku melihat mereka bertiga masih tertidur. Ku ambil hpku yang ada di dalam tas. Aku melihat ada beberapa chat dari Zahra.
“Bram besok sibuk ngga?”
“Kalau ngga kita karaokean terus makan-makan sama yang lain”
“Kabarin ya..”
Karena ini adalah acara bersama-sama jadi aku menyanggupinya. Setelahnya, aku putuskan untuk membuat secangkir kopi hitam lagi dan membawanya ke kamarku. Aku mencari deretan novel-novel yang aku punya, dan terhenti di novel buatan Raditya Dika yang berjudul Marmut Merah Jambu. Aku membawanya ke balkon dan membacanya sambil mengisi waktu. Ceritanya sudah pernah aku baca, bahkan filnya juga sudah aku tonton. Cuma karena hanya ini yang mengandung unsur komedi, jadi aku memilih ini. Tidak terasa hari semakin gelap, aku melihat mereka bertiga belum bangun juga. Aku membiarkan mereka untuk tertidur lagi. Sambil meminum secangkir kopi ini, aku meneruskan membaca novelnya. Aku mendengar ada gerakan dari kasur, dna ketika aku melihatnya adalah Dinda yang sudah terbangun dan menuju ke tempatku
“Aku tidur lama juga ya.” Katanya
“Nggapapa, kamu capek kan abis bantuin Nanda.” Kataku
“Maaf ya Bram.” Katanya dengan lucu
“Iya sini duduk.”
Aku menyuruhnya untuk duduk di sampingku, yang ada malah dia duduk dipangkuanku
“Duduk kan?” Katanya
“Iya nggapapa..” Kataku
Kami terdiam untuk beberapa saat, sampai pada akhirnya dia memelukku.
“Aku sayang sama kamu Bram...”
“Aku juga sayang sama kamu Din..”
Kami kembali terdiam.
“Kamu mandi dulu gih, abis itu baru aku bangunin Nanda sama Reza buat siap-siap.” Kataku
“Yaudah aku mandi dulu.” Katanya sambil berlalu meninggalkanku
Tidak lama, aku membangunkan Nanda dan Reza untuk bersiap-siap juga. Sekitar jam delapan, kami semua sudah siap untuk menuju tempat yang sudah Ayah siapkan. Aku di dalam mobil bersama Dinda, Nanda, dan juga Reza sedangkan Ayah dan Ibu ada di mobil taksi. Tidak butuh waktu lama untuk tiba di tempat tujuan, setibanya kami langsung menuju meja yang sudah di pesan sebelumnya. Kami memesan beberapa hidangan dan beberapa minuman. Hidangan kami pun datang
“Ini adalah persembahan dari Ayah dan Ibu untuk kelulusan Bram dan juga Dinda. Semoga kalian bisa memilih tujuan hidup kalian secara bijak dan bertanggung jawab ya.” Jelas Ayah
“Iya, kalian sudah dewasa. Sudah bisa menentukan dan sudah bisa bertanggung jawab sepenuhnya atas apa yang kalian pilih..” Kata Ibu
Aku dan Dinda hanya mengangguk sebagai arti dari mengerti. Setelah itu, kami menyantap hidangan kami semua, terkadang terselip obrolan-obrolan lucu dari kami semua. Acara pun selesai, Ayah dan Ibu langsung pamit menuju Bandara karena masih ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan. Setelah pamit meninggalkan kami di restoran, kamipun memutuskan untuk kembali ke rumah.
Setibanya di rumah, adikku sudah terbaring di kasurku dan Reza di lantai
“Kalian pada kenapa?” Tanyaku
“Kekenyangaaaaaan...” Kata mereka kompak
Dinda yang mendengarnya hanya tertawa kecil
“Yaudah tidur aja kalau mau..” Kataku
Aku dan Dinda memutuskan untuk berbincang di balkon kamarku
“Tadi seru juga ya..” Kata Dinda membuka obrolan
“Iya, kado kecil buat kita Din..” Kataku
Aku melihat dia menatapku tanpa ada kedipan sedikitpun. Aku bingung, ada apa dengan dia
“Kamu kenapa? Ngeliatin aku begitu banget..” Tanyaku
“Ternyata kamu masih ganteng juga meskipun tanpa jenggot sama kumis.” Jelasnya
Aku yang mendengar itu malah tertawa
“Kok kamu malah ketawa?” Tanyanya
“Itu persis kata yang dikeluarin Reza tadi siang, makanya aku sama dia jadi rusuh tadi.” Jelasku
Kamipun tertawa bersama
“Tapi emang bener kok kamu masih ganteng..” Jelas Dinda
Aku hanya membalas dengan senyuman. Malam ini seperti malam yang sempurna buatku. Seua yang aku cintai hadir di hari ini. Dinda, sebagai pelengkap hidupku. Entah bagaimana Tuhan merencanankan ini untukku, aku hanya bisa bersyukur
khuman dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Kutip
Balas