TS
Zaxion
[Fanfict] RF Online- The Hero Of Novus
misi semua numpang posting fanfict 
gw bikinnya udh lama sih waktu sma dulu pas rf lagi ngetop
udh ada beberapa chapter gw post di web lain sih cuma sepi sekali
jadi post di sini juga deh
mohon kritikan dan komennya ya
episode 1
episode 2
Episode 3
Episode 4
Episode 5
Episode 6
Episode 7
Episode 8
Episode 9
episode 10
Epiode 11
episode 12
Interlude
Episode 13
part 1
part 2
part 3

gw bikinnya udh lama sih waktu sma dulu pas rf lagi ngetop

udh ada beberapa chapter gw post di web lain sih cuma sepi sekali

jadi post di sini juga deh
mohon kritikan dan komennya ya
Spoiler for Index:
Spoiler for The Beginning Arc:
Prolog
part 1
part 2
Episode 1
part 1
part 2
Episode 2
part 1
part 2
Episode 3
part 1
part 2
Episode 4
part 1
part 2
Episode 5
part 1
part 2
Episode 6
Part 1
Part 2
Episode 7
Part 1
Part 2
Episode 8
part 1
part 2
Episode 9
1 part doang
Episode 10
Part 1
part 2
Episode 11
part 1
part 2
Episode 12
part 1
part 2
episode 13
part 1
part 2
Episode 14
part 1
part 2
Episode 15
part 1
part 2
part 3
Episode 16
part 1
part 2
Episode 17
part 1
part 2
episode 18
part 1
part 2
episode 19
part 1
part 2
part 3
part 4
episode 20
part 1
part 2
episode 21
part 1
part 2
episode 22
part 1
part 2
episode 23
part 1
part 2
episode 24
part 1
part 2
part 3
Epiloge
part 1
part 2
part 3
part 4
part 1
part 2
Episode 1
part 1
part 2
Episode 2
part 1
part 2
Episode 3
part 1
part 2
Episode 4
part 1
part 2
Episode 5
part 1
part 2
Episode 6
Part 1
Part 2
Episode 7
Part 1
Part 2
Episode 8
part 1
part 2
Episode 9
1 part doang
Episode 10
Part 1
part 2
Episode 11
part 1
part 2
Episode 12
part 1
part 2
episode 13
part 1
part 2
Episode 14
part 1
part 2
Episode 15
part 1
part 2
part 3
Episode 16
part 1
part 2
Episode 17
part 1
part 2
episode 18
part 1
part 2
episode 19
part 1
part 2
part 3
part 4
episode 20
part 1
part 2
episode 21
part 1
part 2
episode 22
part 1
part 2
episode 23
part 1
part 2
episode 24
part 1
part 2
part 3
Epiloge
part 1
part 2
part 3
part 4
Spoiler for The Vegeance Arc:
Spoiler for Prologue:
episode 1
Spoiler for :
episode 2
Spoiler for :
Episode 3
Spoiler for :
Episode 4
Spoiler for :
Episode 5
Spoiler for :
Episode 6
Spoiler for :
Episode 7
Spoiler for :
Episode 8
Spoiler for :
Episode 9
Spoiler for :
episode 10
Spoiler for :
Epiode 11
Spoiler for :
episode 12
Spoiler for :
Interlude
Spoiler for :
Episode 13
part 1
part 2
part 3
Spoiler for side story:
Diubah oleh Zaxion 14-01-2016 15:57
0
95.1K
Kutip
521
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•347Anggota
Tampilkan semua post
TS
Zaxion
#429
Episode 12
Battle of ether Final Part
Battle of ether Final Part
Spoiler for part 1:
Gisela dan Zaxion berhadalan satu sama lain, tak seorang pun dari mereka yang bergerak sama sekali. Berbagai hal membanjiri benak mereka. Namun mereka sama sekali tak tahu harus bertida seperti apa, terutama bagi Zaxion.
Apa yang dia lakukan?
Kenapa dia keluar dari MAU nya ?
Apa dia merencanakan sesuatu ?
Berbagai pertanyaan muncul dalam pikirannya, namun walau dia sudab menganalisis dan memperhitungkan kemungkinan tindakan Giselaa berdasarkan data pertempurannya melawan para Bellato selama puluhan tahun. Tak ada satupun jawaban yang ia dapatkan, tindakan gadis itu sama sekali tak bisa di jelaskan dengan akan sehat dan logika. Tapi, walau Zaxion tak bisa mendapatkan jawabannya dia tetap memutuskan
“ kali ini kau pasti mati”
Gisela tak pernah melupakannya
Awalnya itu semua bagaikan mimpi buruk yang sangat mengerikan
Sebuah neraka yang sangat mengerikan
Dia sangat putus asa
Dia sangat menderita hingga berharap agar dirinya mati saja
Tapi, di tengah kegelapan itu, dia memiliki seberkas cahaya harapan kecil
Adiknya yang terbaring lemas di rumah sakit
Jika buka karena keberadaan adiknya mungkin dia sudah lama menyerah
Berkat itulah dia terua bertahan, melawan mencoba untuk bisa bertahan hidup
Namun
Sekuat apapun tubuhnya
Sekeras apapun tekadnya
Sebesar apapun harapan yang ia miliki
Pada akhirnya, semuanya hancur
Siksaan demi siksaan ia alami
Penderitaan demi penderitaan ia rasakan
Dan keputusasaan menelannya
Pada akhirnya
Dia tak kuasa lagi
Mati
Biarkan aku mati
Kenapa aku harus tetap hidup
Begitulah pikirnya
Dan di disaat itulah
Disaat seolah tak ada lagi harapan, dia muncul
Makhluk besi yang membantai rekan-rekannya dan membuatnya berada dalam neraka ini. Makhluk yang sangat terkutuk hingga ingin ia hancurkan dengan tangannya sendiri
Tapi yang terjadi berikutnya tak pernah ia duga sana sekali
“Zaxion” ucap Giselaa dengan tubuh yang sangat bergetar
Ia sangat merindukannya
Ia sama sekali tak pernah melupakan saat-saat itu
Setelah sekian lama berada dalam neraka, dan di perlakukan seperti binatang. Zaxion muncul dan membawakan kehidupan kembali padanya
Setelah sekian lama akhirnya ia bisa merasakan adanya kehidupan dalam tubuhnya yang kosong
Bagi dirinya, sosok Zaxion saat itu bagaikan seorang penyelamatnya
Jika bukan karena kedatangannya saat itu mungkin ia sudah lama mati
Dan di saat yang bersamaan, ia mengenalnya lebih dalam
Ia menjadi sangat dekat dekatnya
Ia merasa sangat nyaman dan aman berada disisinya
Dia tak akan pernah bisa melupakan hal itu untuk selamanya
Giselaa menginginkan hal itu kembali, dia sadar mungkin itu adalah suata hal yang bodoh berharap bisa bersama lagi dengan Zaxion. Dia
juga sadar bahwa saat ini Zaxion adalah musuhnya, dia bisa dibunuh kapanpun olehnya.
Walau logikanya mengatakan bahwa tindakannya sekarang ini adalah hal yang konyol dan tolol
Tapi walau begitu, hatinya berkata lain. Dia yakin Zaxion memiliki keinginan yang sama dengannya
“kau tidak mau menyerang duluan ya, aku tidam tahu apa yang kau rencanakan tapi. Kau tidak akan bisa mengalahkanku”
Walau Zaxion bisa melihat dan merasakan tidak adanya ancaman dari Giselaa, dia tetap bertekad untuk membunuhnya
Jarak antara mereka sekitar 12 meter, dan Zaxion mampu menempuhnya hanya dengan sekali lompatan, bobotnya yang berat mengguncang
tanah dan menghempaskan salju yang menutupinya
Crast
Menggunakan kapak besar yang merupakan senjata kesukaannya dia menebas Giselaa
Terlatih selama belasan tahun dan berhasil bertahan hidup dari berbagai pertarungan dan pertempuran membuat reflek Giselaa sangat terlatih, dia segera menghindar dan tubuhnya secara alami menarik keluar pistolnya dan menbidik Zaxion
Biasanya dia segera menembak, tapi tidak untuk sekarang
“Apa maunya? Kenapa dia tidak menyerangku?”
Walau senjata yang di gunakan Giselaa bukan merupakan ancaman baginya, tindakan Giselaa yang tak menyerang selagi ada kesempatan sama sekali tak di pahami oleh Zaxion
“Tidak, bukan ini yang aku inginkan” seru Giselaa dengan frustasi
Dia membuang satu-satunya senjata yang ia miliki
“Apa!!!”
Tak percaya dengan apa yang ia lihat, Zaxion tak mampu bergerak ataupun bicara, otaknya masih memproses situasi yang tak mampu ia pahami ini
Tak cukup hanya dengan membuang senjatanya, sekarang Gisela melepaskan semua perlengkalannya
Alat komunikasi
Amunisi
Tas perlengkapan dan perbekalannya
Helem tempurnya
Armor pelindung tubuhnya
Pisau yang terikat di pinggangnya
Ia membuang semuanya hanya menyisakan pakaian di tubuhnya tanpa perlindungan lainnya
“ sekarang, apa yang akan kau lakukan Zaxion? “
Dia tersenyum memandang pada Zaxion yang masih kebingungan
“ kau mungkin tidak menyadarinya selama ini, tapi aku tahu betul di dalam tubuh besimu yang dingin itu terdapat sebuah kehangatan, aku bisa merasakan adanya sebuah “hati”. Kau punya hasrat Zaxion, emosi, keinginan seperti aku, kau hanya tak pernah memahaminys selama ini karena kalian para accretia seumur hidup kalian hanya diperlakukan seperti alat
Kalian makhluk hidup yang sama seperti kami, kalian memiliki perasaan dan keinginan, karena itu aku memohon padamu Zaxion,
perlihatkan,perlihatkan lah padaku bahwa aku tidak salah”
Zaxion mendengarnya, namun ia tak bisa memahami ucapaanya
Dia bisa melihat adanya ketegasan dan kekuatan yang luar biasa dalam padangan mata Gisela yang sangat tajam, namun disisi lain dia merasakan seolah Gisela mengharapkan sesuatu darinya
“ Wanita hina, entah permainan apa yang kau mainkan, entah jebakan apa yang kau siapakan, entah keajaiban apa yang kau harapkan, semua itu tidak akan pernah berhasil, semua itu tidak akan pernah terjadi”
Dengan penuh kemarahan
Energi tubuhnya meningkat jauh lebih kuat dari biasanya
Dia sama sekali tak bisa memahaki Giselaa
Sekuat apapun ia berpikir, semua tindakan dan perbuatan Gisela sama sekali tidak rasional ataulun logis
Tapi, kini itu semua tak ada artinya lagi untuknya
Gisela akan mati sekarang
Dan kutukan darinya akan hilang
Dia meningkatkan performa mesin disekujur tubuhnya
Dia bisa merasakan kekuatan yang luar biasa dan melimpar mengalir diseluruh bagian tubuhnya
Dalam kondisinya yang sekaranh, Red Mau sekalipun bukanlah tandingannya, jebakan apapun yang disiapkan oleh Giselaa tak akan berguna untuknya
Dia memandang Gisela
“mati”
Dia melesat, hanya dalam waktu yang sangat singkat dia sudah berada di depan Gisela yang tak sempat bereaksi dan hanya bisa membatu
“kau tidak akan sempat menjalankan rencanamu, mati, matilah dalam keputusasaan mengetahui adanya jarak antara kita berdua yak tak akan
pernah bisa kau dekati”
Dengan kekuatan yang luar biasa Zaxion mengangkat kapaknya untuk menebas Gisela
Gisela tak akan mampu menghindar
Gisela tak akan mampu menahannya
Apapun yang ia lakukan sama sekali tak ada gunanya
Kematian pasti menunggunya
Tapi Gisela sama sekali tak pernah berpikir untuk menghindar atau menahannya
Jika ini jawaban yang diberikan oleh Zaxion, maka dia akan menerimanya dengan senang hati
Tak ada keputusasaan di wajahnya
Tak ada ketakutan di wajahnya
Yang ada hanyalah sebuah senyuman tanpa penyesalan sama sekali
Ya, sejak awal dia membawa Zaxion kemari dia sudah siap mati untuk membuktikan apakah dugaannya benar atau salah
Jika memang dia harus mati karena keputusan dan kepercayaan yang ia letakan pada Zaxion maka biarlah itu terjadi pikirnya
Melihat Zaxion yang datang menerjangnya dengan kekuatan penuh dia tersenyum
“ jadi ini keputusanmu ya,Zaxion”
Dia memejamkan matanya dengan masih tetap tersenyum
“ terima kasih telah memberikan aku kesempatan kedua untuk hidup” bisiknya
Seharusnya aku sudah mati 2 tahun yang lalu, tapi keberadaanmu lah yang memberi kekuatan dan keinginan untuk tetap hidup, karena jika harus mati maka aku ingin mati di tanganmu……
dan kemudian, Zaxion menerjangnya
dengan kekuatan,besar dan berat serta persenjataan yang di miliki oleh Zaxion makan bisa di katakaan bahwa
yang menerjang Gisela saat ini adalah sebuah benteng yang tak terkalahkan, ia tidak mungkin bisa bertahan dari itu
tapi ia tidak berusaha untuk menghindar, menahan atau lari
dia hanya tetap berdiri diam di tempatnya sambil memejamkan matanya menanti kematian menjemputnya
namun
walau waktu sudah lama berlalu
tidak ada apapun yang terjadi
“aku masih hidup ? “
Gisela membuka matanya
ia mendapati sosok raksasa berarmor biru berdiri di hadapannya
tangan kananya memegang kapak besar ya siap melumat tubuhnya
namun tangan kirinya menahan ayunan tersebut
tubuhnya bergetar dengan sangat hebat akibat dua kekuatan yang saling berlawanan di dalam tubuhnya bertarung satu sama lain
“ARGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG”
Zaxion meraung
“KENAPA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
teriaknya lagi
di satu sisi dia sangat ingin membunuh Gisela
namun di sisi lain ada sesuatu yang membuatnya tidak bisa melakukan hal itu
ada sesuatu yang berkata padanya bahwa Gisela adalah hal yg terpenting baginya
“ kenapa “
kekuatan yang berada di dalam tubuh Zaxion perlahan lenyap hingga ia tak mampu lagi mengenggam senjatanya
lututnya menjadi lemas hingga ia berlutut
“ apa yang sebenarnya terjadi padaku ? kenapa aku tidak bisa membunuhnya “
dia bicara lagi dengan penuh keputusasaan
dan di saat yang bersaamaan, untuk pertama kalinya Zaxion merasakan
Keputusasaan
padangan Zaxion perlahan menghilang
ia di telan dalam kegelapan
tubuhnya terasa sangat sesak seolah ia berada di bawah tekanan yang sangat kuat
ia akhirnya menyerah
dia tak peduli lagi pada sekelilingnya
selama 89 tahun hidupnya
Zaxion sama sekali tidak pernah merasakaan hal seperti ini
tapi
tiba-tiba dia merasakan sesuatu
sesuatu yang hangat menyentuh wajahnya
seberkas cahaya muncul di tengah kegelapan yang menyelimutinya
saat ia melihat asal itu semua,
Gisela memandangnya sambil tersenyum
ia mengatakan sesuatu yang tentunya tak bisa di pahami oleh Zaxion
namun entah mengapa
semua tekanan dan kegelapan yang baru saja ia rasakan lenyap
ia merasa sangat ringan dan hangat
memandang wajah Gisela yang tersenyum dengan air mata yang membasahi wajahnya
ada sesuatu yang muncul di dalam hatinya
“apa ini “
ia mencoba memikirkan jawabannya selama beberapa saat, dan akhirnya menarik kesimpulan
“ ini kah yang kalian sebut dengan emosi ?”
Gisela tengah menangis, namun entah kenapa tidak ada kesedihan sedikipun yang bisa ia rasakan dari tangisan tersebut, sebaliknya ia
merasakan kebahagian yang sangat meluap-luap dari setiap butiran air mata yang menetes
“kenapa ? “ tanya Zaxion lagi
dia sama sekali tidak mengerti kenapa wanita itu begitu peduli padanya, kenapa ia begitu terobsesi padadirinya
lalu kenapa ada kekuatan lain yang muncul di dalam tubuhnya dan berkata untuk melindungi Gisela alih-alih membunuhnya.
ia sama sekali tidak bisa mengerti apa yang sebenarnya terjadi di antar mereka berdua
tiba-tiba pikiran mundur kembali ke 2 tahun yang lalu
pertemuan pertama antar dirinya dengan Gisela
perbincangan pertama mereka
dan waktu yang mereka habiskan bersama satu sama lain
selama itu mereka saling bicara satu sama lain, berusaha untuk saling memahami. ratusan jam mereka habiskan bersama
dan selama itu banyak hal yang mereka bicarakan, walau kebanyakan hanyalah hal-hal kecil dan tak berguna
seiring berjalannya waktu mereka bicara, mereka saling mengerti satu sama lain. walau ada beberapa hal yang tak bisa di pahami oleh logika
Zaxion terhadap cara berpikir dan kepercayaan Gisela, namun ia sangat memahami Gisela sepenuhnya
dan selama itu tanpa mereka sadarinya, kedua insan itu sudah saling terikat satu sama lain
alam bawah sadar mereka telah membuat mereka saling membutuhkan satu sama lain
walaupun mereka adalah spesies yang berbeda, tapi dinding perbedaan itu bisa mereka runtuhkan dengan kebersamaan yang mereka lalui
mungkin Zaxion tetap menolak itu menerimanya
tapi semenjak saat itu ia sudah memehami semuanya yang tak pernah itu percayainya
ia sudah mengenal berbagai emosi
amarah
kesedihan
kebahagiaan
harapan
kasih sayang
dan juga ketakutan
hal itu lah yang membuat terjadinya perubahan pada dirinya
para Accretia di rancang untuk terus belajar dan berevolus demi mencapai kesempuranaan
mereka didik untuk terus bertarung agar kesempuraan itu tercapai dan mereka tak pernah melupakaan apapun yang telah mereka pelajari
sistem inilah yang membuat Zaxion mengenal emosi-emosi tersebut
dia tidak pernah mempercayainya dan menolak untuk mempercayainya
namun ironisnya di antara jutaan Accretia yang ada dialah yang memiliki hal tersebut
“begitu ya “ dia mengambil kesimpulan
“ aku mengerti sekarang “ dia memahaminya semuanya sekarang
kenapa dirinya terus memikirkan Gisela
kenapa wanita itu terus muncul dalam memorinya
dan kenapa ia tidak bisa melukainya
dia mengerakan tangannya untuk menyentuh wajah Gisela
sesat dia tampak ragu dan takut namun dia memberanikan diri untuk melakukannya
ia menghapus air mata yang mengalir di pipinya
“ kau terlihat lebih cantik jika tidak menangis “ ujar Zaxion
Gisela hanya tersenyum walau tak mengerti apa yang di katakan olehnya
walau setiap ucapan yang mereka katakan tak bisa di pahami oleh mereka, tapi makna yang ingin di sampaikan tetap tersalurkan ke dalam hati mereka
Gisela mengengam tangan Zaxion dengan erat dan berkata
“aku merindukan kehangantan tanganmu Zaxion “
walau sebenarnya tubuh besi Zaxion sangat dingin, namun ia tetap merasa hangat dan nyaman saat memegangnya
“sekarang apa yang harus kulakukan “
walau ia sudah memecahkan jawaban atas kekhawatirannya selama ini, masalah baru telah muncul
walau ia ingin bersama Gisela, itu tetaplah hal yang mustahil
mungkin kali ini semua bisa berakhir dengan damai, tapi bagaimana di kemudian hari ?
mereka tetap harus terjun di medan pertempuran di masa depan nanti, dan jika mereka bertemu lagi mungkin saja mereka berada dalam
kondisi yang harus saling bunuh
“ bagaimana ini “
Zaxion tampak khawatir dan tengelam dalam masalahnya dan melupakan sekelilingnya
dan tiba-tiba Gisela mendorong tubuhnya
dan beberapa detik kemudian sebuah anak panah menembus tubuhnya
jika Gisela masih mengenakan armornya anak panah itu bukanlan ancaman, namun…….
satu anak panah lagi melesat dan menancap di dadanya
membuat Gisela tumbang dengan lemah
Zaxion segera berlari kearahnya dan memeriksa tubuhnya dengan panik
ia segera menganalisis kondisi Gisela
luka Gisela tidaklah fatal, namun pendarahannya cukup parah dan jika dibiarkan terlalu lama maka……..
“ hanya ada 1 cara untuk menyelamatnya, tapi pertama-tama “
beberapa anak panah melesat kearah Zaxion, namun tentunya itu bukanlah ancaman baginya
“wanita bodoh, serangan dari makhluk rendahan seperti mereka bukanlah ancaman padaku, seharunya kau biarkan saja “ ucap Zaxion sambil
memandang Gisela yang tersenyum dengan lemah
ia meletakan Gisela perlahan di atas tumpukan saljut dan kemudian membalikan tubuhnya, untuk menghadapi para Kaliaana yang bersiap
untuk menyerangnya
“ kupastikan kalian mati dalam penderitaan “ ujar Zaxion dengan di penuhi amarah
Apa yang dia lakukan?
Kenapa dia keluar dari MAU nya ?
Apa dia merencanakan sesuatu ?
Berbagai pertanyaan muncul dalam pikirannya, namun walau dia sudab menganalisis dan memperhitungkan kemungkinan tindakan Giselaa berdasarkan data pertempurannya melawan para Bellato selama puluhan tahun. Tak ada satupun jawaban yang ia dapatkan, tindakan gadis itu sama sekali tak bisa di jelaskan dengan akan sehat dan logika. Tapi, walau Zaxion tak bisa mendapatkan jawabannya dia tetap memutuskan
“ kali ini kau pasti mati”
Gisela tak pernah melupakannya
Awalnya itu semua bagaikan mimpi buruk yang sangat mengerikan
Sebuah neraka yang sangat mengerikan
Dia sangat putus asa
Dia sangat menderita hingga berharap agar dirinya mati saja
Tapi, di tengah kegelapan itu, dia memiliki seberkas cahaya harapan kecil
Adiknya yang terbaring lemas di rumah sakit
Jika buka karena keberadaan adiknya mungkin dia sudah lama menyerah
Berkat itulah dia terua bertahan, melawan mencoba untuk bisa bertahan hidup
Namun
Sekuat apapun tubuhnya
Sekeras apapun tekadnya
Sebesar apapun harapan yang ia miliki
Pada akhirnya, semuanya hancur
Siksaan demi siksaan ia alami
Penderitaan demi penderitaan ia rasakan
Dan keputusasaan menelannya
Pada akhirnya
Dia tak kuasa lagi
Mati
Biarkan aku mati
Kenapa aku harus tetap hidup
Begitulah pikirnya
Dan di disaat itulah
Disaat seolah tak ada lagi harapan, dia muncul
Makhluk besi yang membantai rekan-rekannya dan membuatnya berada dalam neraka ini. Makhluk yang sangat terkutuk hingga ingin ia hancurkan dengan tangannya sendiri
Tapi yang terjadi berikutnya tak pernah ia duga sana sekali
“Zaxion” ucap Giselaa dengan tubuh yang sangat bergetar
Ia sangat merindukannya
Ia sama sekali tak pernah melupakan saat-saat itu
Setelah sekian lama berada dalam neraka, dan di perlakukan seperti binatang. Zaxion muncul dan membawakan kehidupan kembali padanya
Setelah sekian lama akhirnya ia bisa merasakan adanya kehidupan dalam tubuhnya yang kosong
Bagi dirinya, sosok Zaxion saat itu bagaikan seorang penyelamatnya
Jika bukan karena kedatangannya saat itu mungkin ia sudah lama mati
Dan di saat yang bersamaan, ia mengenalnya lebih dalam
Ia menjadi sangat dekat dekatnya
Ia merasa sangat nyaman dan aman berada disisinya
Dia tak akan pernah bisa melupakan hal itu untuk selamanya
Giselaa menginginkan hal itu kembali, dia sadar mungkin itu adalah suata hal yang bodoh berharap bisa bersama lagi dengan Zaxion. Dia
juga sadar bahwa saat ini Zaxion adalah musuhnya, dia bisa dibunuh kapanpun olehnya.
Walau logikanya mengatakan bahwa tindakannya sekarang ini adalah hal yang konyol dan tolol
Tapi walau begitu, hatinya berkata lain. Dia yakin Zaxion memiliki keinginan yang sama dengannya
“kau tidak mau menyerang duluan ya, aku tidam tahu apa yang kau rencanakan tapi. Kau tidak akan bisa mengalahkanku”
Walau Zaxion bisa melihat dan merasakan tidak adanya ancaman dari Giselaa, dia tetap bertekad untuk membunuhnya
Jarak antara mereka sekitar 12 meter, dan Zaxion mampu menempuhnya hanya dengan sekali lompatan, bobotnya yang berat mengguncang
tanah dan menghempaskan salju yang menutupinya
Crast
Menggunakan kapak besar yang merupakan senjata kesukaannya dia menebas Giselaa
Terlatih selama belasan tahun dan berhasil bertahan hidup dari berbagai pertarungan dan pertempuran membuat reflek Giselaa sangat terlatih, dia segera menghindar dan tubuhnya secara alami menarik keluar pistolnya dan menbidik Zaxion
Biasanya dia segera menembak, tapi tidak untuk sekarang
“Apa maunya? Kenapa dia tidak menyerangku?”
Walau senjata yang di gunakan Giselaa bukan merupakan ancaman baginya, tindakan Giselaa yang tak menyerang selagi ada kesempatan sama sekali tak di pahami oleh Zaxion
“Tidak, bukan ini yang aku inginkan” seru Giselaa dengan frustasi
Dia membuang satu-satunya senjata yang ia miliki
“Apa!!!”
Tak percaya dengan apa yang ia lihat, Zaxion tak mampu bergerak ataupun bicara, otaknya masih memproses situasi yang tak mampu ia pahami ini
Tak cukup hanya dengan membuang senjatanya, sekarang Gisela melepaskan semua perlengkalannya
Alat komunikasi
Amunisi
Tas perlengkapan dan perbekalannya
Helem tempurnya
Armor pelindung tubuhnya
Pisau yang terikat di pinggangnya
Ia membuang semuanya hanya menyisakan pakaian di tubuhnya tanpa perlindungan lainnya
“ sekarang, apa yang akan kau lakukan Zaxion? “
Dia tersenyum memandang pada Zaxion yang masih kebingungan
“ kau mungkin tidak menyadarinya selama ini, tapi aku tahu betul di dalam tubuh besimu yang dingin itu terdapat sebuah kehangatan, aku bisa merasakan adanya sebuah “hati”. Kau punya hasrat Zaxion, emosi, keinginan seperti aku, kau hanya tak pernah memahaminys selama ini karena kalian para accretia seumur hidup kalian hanya diperlakukan seperti alat
Kalian makhluk hidup yang sama seperti kami, kalian memiliki perasaan dan keinginan, karena itu aku memohon padamu Zaxion,
perlihatkan,perlihatkan lah padaku bahwa aku tidak salah”
Zaxion mendengarnya, namun ia tak bisa memahami ucapaanya
Dia bisa melihat adanya ketegasan dan kekuatan yang luar biasa dalam padangan mata Gisela yang sangat tajam, namun disisi lain dia merasakan seolah Gisela mengharapkan sesuatu darinya
“ Wanita hina, entah permainan apa yang kau mainkan, entah jebakan apa yang kau siapakan, entah keajaiban apa yang kau harapkan, semua itu tidak akan pernah berhasil, semua itu tidak akan pernah terjadi”
Dengan penuh kemarahan
Energi tubuhnya meningkat jauh lebih kuat dari biasanya
Dia sama sekali tak bisa memahaki Giselaa
Sekuat apapun ia berpikir, semua tindakan dan perbuatan Gisela sama sekali tidak rasional ataulun logis
Tapi, kini itu semua tak ada artinya lagi untuknya
Gisela akan mati sekarang
Dan kutukan darinya akan hilang
Dia meningkatkan performa mesin disekujur tubuhnya
Dia bisa merasakan kekuatan yang luar biasa dan melimpar mengalir diseluruh bagian tubuhnya
Dalam kondisinya yang sekaranh, Red Mau sekalipun bukanlah tandingannya, jebakan apapun yang disiapkan oleh Giselaa tak akan berguna untuknya
Dia memandang Gisela
“mati”
Dia melesat, hanya dalam waktu yang sangat singkat dia sudah berada di depan Gisela yang tak sempat bereaksi dan hanya bisa membatu
“kau tidak akan sempat menjalankan rencanamu, mati, matilah dalam keputusasaan mengetahui adanya jarak antara kita berdua yak tak akan
pernah bisa kau dekati”
Dengan kekuatan yang luar biasa Zaxion mengangkat kapaknya untuk menebas Gisela
Gisela tak akan mampu menghindar
Gisela tak akan mampu menahannya
Apapun yang ia lakukan sama sekali tak ada gunanya
Kematian pasti menunggunya
Tapi Gisela sama sekali tak pernah berpikir untuk menghindar atau menahannya
Jika ini jawaban yang diberikan oleh Zaxion, maka dia akan menerimanya dengan senang hati
Tak ada keputusasaan di wajahnya
Tak ada ketakutan di wajahnya
Yang ada hanyalah sebuah senyuman tanpa penyesalan sama sekali
Ya, sejak awal dia membawa Zaxion kemari dia sudah siap mati untuk membuktikan apakah dugaannya benar atau salah
Jika memang dia harus mati karena keputusan dan kepercayaan yang ia letakan pada Zaxion maka biarlah itu terjadi pikirnya
Melihat Zaxion yang datang menerjangnya dengan kekuatan penuh dia tersenyum
“ jadi ini keputusanmu ya,Zaxion”
Dia memejamkan matanya dengan masih tetap tersenyum
“ terima kasih telah memberikan aku kesempatan kedua untuk hidup” bisiknya
Seharusnya aku sudah mati 2 tahun yang lalu, tapi keberadaanmu lah yang memberi kekuatan dan keinginan untuk tetap hidup, karena jika harus mati maka aku ingin mati di tanganmu……
dan kemudian, Zaxion menerjangnya
dengan kekuatan,besar dan berat serta persenjataan yang di miliki oleh Zaxion makan bisa di katakaan bahwa
yang menerjang Gisela saat ini adalah sebuah benteng yang tak terkalahkan, ia tidak mungkin bisa bertahan dari itu
tapi ia tidak berusaha untuk menghindar, menahan atau lari
dia hanya tetap berdiri diam di tempatnya sambil memejamkan matanya menanti kematian menjemputnya
namun
walau waktu sudah lama berlalu
tidak ada apapun yang terjadi
“aku masih hidup ? “
Gisela membuka matanya
ia mendapati sosok raksasa berarmor biru berdiri di hadapannya
tangan kananya memegang kapak besar ya siap melumat tubuhnya
namun tangan kirinya menahan ayunan tersebut
tubuhnya bergetar dengan sangat hebat akibat dua kekuatan yang saling berlawanan di dalam tubuhnya bertarung satu sama lain
“ARGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG”
Zaxion meraung
“KENAPA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
teriaknya lagi
di satu sisi dia sangat ingin membunuh Gisela
namun di sisi lain ada sesuatu yang membuatnya tidak bisa melakukan hal itu
ada sesuatu yang berkata padanya bahwa Gisela adalah hal yg terpenting baginya
“ kenapa “
kekuatan yang berada di dalam tubuh Zaxion perlahan lenyap hingga ia tak mampu lagi mengenggam senjatanya
lututnya menjadi lemas hingga ia berlutut
“ apa yang sebenarnya terjadi padaku ? kenapa aku tidak bisa membunuhnya “
dia bicara lagi dengan penuh keputusasaan
dan di saat yang bersaamaan, untuk pertama kalinya Zaxion merasakan
Keputusasaan
padangan Zaxion perlahan menghilang
ia di telan dalam kegelapan
tubuhnya terasa sangat sesak seolah ia berada di bawah tekanan yang sangat kuat
ia akhirnya menyerah
dia tak peduli lagi pada sekelilingnya
selama 89 tahun hidupnya
Zaxion sama sekali tidak pernah merasakaan hal seperti ini
tapi
tiba-tiba dia merasakan sesuatu
sesuatu yang hangat menyentuh wajahnya
seberkas cahaya muncul di tengah kegelapan yang menyelimutinya
saat ia melihat asal itu semua,
Gisela memandangnya sambil tersenyum
ia mengatakan sesuatu yang tentunya tak bisa di pahami oleh Zaxion
namun entah mengapa
semua tekanan dan kegelapan yang baru saja ia rasakan lenyap
ia merasa sangat ringan dan hangat
memandang wajah Gisela yang tersenyum dengan air mata yang membasahi wajahnya
ada sesuatu yang muncul di dalam hatinya
“apa ini “
ia mencoba memikirkan jawabannya selama beberapa saat, dan akhirnya menarik kesimpulan
“ ini kah yang kalian sebut dengan emosi ?”
Gisela tengah menangis, namun entah kenapa tidak ada kesedihan sedikipun yang bisa ia rasakan dari tangisan tersebut, sebaliknya ia
merasakan kebahagian yang sangat meluap-luap dari setiap butiran air mata yang menetes
“kenapa ? “ tanya Zaxion lagi
dia sama sekali tidak mengerti kenapa wanita itu begitu peduli padanya, kenapa ia begitu terobsesi padadirinya
lalu kenapa ada kekuatan lain yang muncul di dalam tubuhnya dan berkata untuk melindungi Gisela alih-alih membunuhnya.
ia sama sekali tidak bisa mengerti apa yang sebenarnya terjadi di antar mereka berdua
tiba-tiba pikiran mundur kembali ke 2 tahun yang lalu
pertemuan pertama antar dirinya dengan Gisela
perbincangan pertama mereka
dan waktu yang mereka habiskan bersama satu sama lain
selama itu mereka saling bicara satu sama lain, berusaha untuk saling memahami. ratusan jam mereka habiskan bersama
dan selama itu banyak hal yang mereka bicarakan, walau kebanyakan hanyalah hal-hal kecil dan tak berguna
seiring berjalannya waktu mereka bicara, mereka saling mengerti satu sama lain. walau ada beberapa hal yang tak bisa di pahami oleh logika
Zaxion terhadap cara berpikir dan kepercayaan Gisela, namun ia sangat memahami Gisela sepenuhnya
dan selama itu tanpa mereka sadarinya, kedua insan itu sudah saling terikat satu sama lain
alam bawah sadar mereka telah membuat mereka saling membutuhkan satu sama lain
walaupun mereka adalah spesies yang berbeda, tapi dinding perbedaan itu bisa mereka runtuhkan dengan kebersamaan yang mereka lalui
mungkin Zaxion tetap menolak itu menerimanya
tapi semenjak saat itu ia sudah memehami semuanya yang tak pernah itu percayainya
ia sudah mengenal berbagai emosi
amarah
kesedihan
kebahagiaan
harapan
kasih sayang
dan juga ketakutan
hal itu lah yang membuat terjadinya perubahan pada dirinya
para Accretia di rancang untuk terus belajar dan berevolus demi mencapai kesempuranaan
mereka didik untuk terus bertarung agar kesempuraan itu tercapai dan mereka tak pernah melupakaan apapun yang telah mereka pelajari
sistem inilah yang membuat Zaxion mengenal emosi-emosi tersebut
dia tidak pernah mempercayainya dan menolak untuk mempercayainya
namun ironisnya di antara jutaan Accretia yang ada dialah yang memiliki hal tersebut
“begitu ya “ dia mengambil kesimpulan
“ aku mengerti sekarang “ dia memahaminya semuanya sekarang
kenapa dirinya terus memikirkan Gisela
kenapa wanita itu terus muncul dalam memorinya
dan kenapa ia tidak bisa melukainya
dia mengerakan tangannya untuk menyentuh wajah Gisela
sesat dia tampak ragu dan takut namun dia memberanikan diri untuk melakukannya
ia menghapus air mata yang mengalir di pipinya
“ kau terlihat lebih cantik jika tidak menangis “ ujar Zaxion
Gisela hanya tersenyum walau tak mengerti apa yang di katakan olehnya
walau setiap ucapan yang mereka katakan tak bisa di pahami oleh mereka, tapi makna yang ingin di sampaikan tetap tersalurkan ke dalam hati mereka
Gisela mengengam tangan Zaxion dengan erat dan berkata
“aku merindukan kehangantan tanganmu Zaxion “
walau sebenarnya tubuh besi Zaxion sangat dingin, namun ia tetap merasa hangat dan nyaman saat memegangnya
“sekarang apa yang harus kulakukan “
walau ia sudah memecahkan jawaban atas kekhawatirannya selama ini, masalah baru telah muncul
walau ia ingin bersama Gisela, itu tetaplah hal yang mustahil
mungkin kali ini semua bisa berakhir dengan damai, tapi bagaimana di kemudian hari ?
mereka tetap harus terjun di medan pertempuran di masa depan nanti, dan jika mereka bertemu lagi mungkin saja mereka berada dalam
kondisi yang harus saling bunuh
“ bagaimana ini “
Zaxion tampak khawatir dan tengelam dalam masalahnya dan melupakan sekelilingnya
dan tiba-tiba Gisela mendorong tubuhnya
dan beberapa detik kemudian sebuah anak panah menembus tubuhnya
jika Gisela masih mengenakan armornya anak panah itu bukanlan ancaman, namun…….
satu anak panah lagi melesat dan menancap di dadanya
membuat Gisela tumbang dengan lemah
Zaxion segera berlari kearahnya dan memeriksa tubuhnya dengan panik
ia segera menganalisis kondisi Gisela
luka Gisela tidaklah fatal, namun pendarahannya cukup parah dan jika dibiarkan terlalu lama maka……..
“ hanya ada 1 cara untuk menyelamatnya, tapi pertama-tama “
beberapa anak panah melesat kearah Zaxion, namun tentunya itu bukanlah ancaman baginya
“wanita bodoh, serangan dari makhluk rendahan seperti mereka bukanlah ancaman padaku, seharunya kau biarkan saja “ ucap Zaxion sambil
memandang Gisela yang tersenyum dengan lemah
ia meletakan Gisela perlahan di atas tumpukan saljut dan kemudian membalikan tubuhnya, untuk menghadapi para Kaliaana yang bersiap
untuk menyerangnya
“ kupastikan kalian mati dalam penderitaan “ ujar Zaxion dengan di penuhi amarah
Diubah oleh Zaxion 05-12-2015 19:42
0
Kutip
Balas