- Beranda
- Stories from the Heart
AKU, KAMU, DAN LEMON
...
TS
beavermoon
AKU, KAMU, DAN LEMON
SELAMAT DATANG DI RUMAH BEAVERMOON
Hallo semua, salam hangat dari bawah Gorong-gorong Sudirman
Kali ini ane akan coba buat share cerita yang ane buat. Jadi, selamat menikmati cerita ini dan tetap dukung kami meskipun hasilnya ngga banget
Jangan lupa buat RATE jika berkenan di hati kalian dan KOMENG jika ada kritik dan saran

Spoiler for Tanya Jawab:
Tanya Jawab Seputar Cerita
Q: Ini cerita nyata atau fiksi?
A: Sebenernya cerita ini gabungan dari kisah nyata sama beberapa unsur fiksi
Q: Bagian yang nyata yang mana aja? Yang fiksi yang mana aja?
A: Nah, cerita ini dibuat agar para pembaca bisa berimajinasi secara individu. Jadi kalau di tanya yang nyata mana yang fiksi mana, ya coba bayangin aja sendiri
Q: Ini nama asli atau nama samaran?
A: Ada beberapa yang disamarkan karena privasi banget nget nget
Q: Kok banyak kentangnya sih? Kan jadi kesel
A: Tak kentang maka tak kenyang
Maklumlah namanya baru di dunia SFTH ini jadi ya banyakin kentangnya aja dulu
Q: Atas dasar apa cerita ini dibuat?
A: Asal mula bikin cerita ini sebenernya biar ngga gabut-gabut amat kalo malem kan daripada nontonin Saori Hara mulu mending bikin cerita
terus juga biar ngga galau galau amat belom lama menjadi jomblo lagi 
Q: Kok tampilan awalnya biasa aja sih?
A: Masih newbie ya, NI-U-BI!! Jadi belom ngerti ngerti amat apa yang harus ditampilin buat penghias tampilan awal cerita ini, kalo ada yang mau ngajarin ya monggo
Q: Ini cerita nyata atau fiksi?
A: Sebenernya cerita ini gabungan dari kisah nyata sama beberapa unsur fiksi

Q: Bagian yang nyata yang mana aja? Yang fiksi yang mana aja?
A: Nah, cerita ini dibuat agar para pembaca bisa berimajinasi secara individu. Jadi kalau di tanya yang nyata mana yang fiksi mana, ya coba bayangin aja sendiri

Q: Ini nama asli atau nama samaran?
A: Ada beberapa yang disamarkan karena privasi banget nget nget

Q: Kok banyak kentangnya sih? Kan jadi kesel

A: Tak kentang maka tak kenyang
Maklumlah namanya baru di dunia SFTH ini jadi ya banyakin kentangnya aja duluQ: Atas dasar apa cerita ini dibuat?
A: Asal mula bikin cerita ini sebenernya biar ngga gabut-gabut amat kalo malem kan daripada nontonin Saori Hara mulu mending bikin cerita
terus juga biar ngga galau galau amat belom lama menjadi jomblo lagi 
Q: Kok tampilan awalnya biasa aja sih?
A: Masih newbie ya, NI-U-BI!! Jadi belom ngerti ngerti amat apa yang harus ditampilin buat penghias tampilan awal cerita ini, kalo ada yang mau ngajarin ya monggo
Spoiler for Pembukaan:
AKU, KAMU, DAN LEMON
When life gives you lemons, make orange juice. Leave the world wondering how you did it
Cerita ini mengisahkan tentang remaja-remaja yang mulai beranjak dewasa. Konflik yang sering terjadi menjadi kisah mereka masing-masing. Mengejar mimpi, cita-cita, dan cinta mereka melengkapi kisah hidup mereka.
Pada dasarnya manusia diciptakan untuk berusaha dan mengejar apa yang mereka impikan. Jurang dalam yang menghadang dapat mereka tempuh dengan susah payah, namun hanya tinggal lubang kecil di depan mata, mereka menyatakan untuk menyerah.
Sabtu sore dipinggiran kota, aku duduk di sebuah kafe kecil di meja paling ujung. Mengaduk-aduk kopi yang sudah daritadi kupesan dan membiarkan gula dan kopinya terus beraduk layaknya pusaran air di lautan. Perkenalkan, namaku Bramantyo Satya Adjie, biasa dipanggil Bram. Aku adalah mahasiswa di sebuah universitas swasta di ibukota. Perawakanku tidaklah cukup baik, aku jarang untuk tersenyum pada hal-hal kecil.
When life gives you lemons, make orange juice. Leave the world wondering how you did it
Cerita ini mengisahkan tentang remaja-remaja yang mulai beranjak dewasa. Konflik yang sering terjadi menjadi kisah mereka masing-masing. Mengejar mimpi, cita-cita, dan cinta mereka melengkapi kisah hidup mereka.
Pada dasarnya manusia diciptakan untuk berusaha dan mengejar apa yang mereka impikan. Jurang dalam yang menghadang dapat mereka tempuh dengan susah payah, namun hanya tinggal lubang kecil di depan mata, mereka menyatakan untuk menyerah.
Sabtu sore dipinggiran kota, aku duduk di sebuah kafe kecil di meja paling ujung. Mengaduk-aduk kopi yang sudah daritadi kupesan dan membiarkan gula dan kopinya terus beraduk layaknya pusaran air di lautan. Perkenalkan, namaku Bramantyo Satya Adjie, biasa dipanggil Bram. Aku adalah mahasiswa di sebuah universitas swasta di ibukota. Perawakanku tidaklah cukup baik, aku jarang untuk tersenyum pada hal-hal kecil.
Spoiler for Index:
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20 - 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30-31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
Part 61
Part 62 - 63
Part 64
Part 65
Part 66
Part 67
Part 68
Part 69
Part 70
Part 71
Part 72
Part 73
Part 74
Part 75 (FINALE)
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20 - 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30-31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
Part 61
Part 62 - 63
Part 64
Part 65
Part 66
Part 67
Part 68
Part 69
Part 70
Part 71
Part 72
Part 73
Part 74
Part 75 (FINALE)
Diubah oleh beavermoon 14-02-2016 13:50
dodolgarut134 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
186.6K
Kutip
823
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
beavermoon
#333
Mari mampir lagi dan jangan lupa untuk berspekulasi lagi


Spoiler for Part 46:
“Apa gue lepas aja ya?”
“Lepasin? Emang dia bebek” Kataku
“Maksudnya gue berhenti ngejar dia lagi gitu..”
“Loh kenapa emang? Bukannya tinggal bentar lagi?” Tanyaku heran
“Iya emang bentar lagi, cuma gue ngerasa ngga enak aja. Feeling gue bilang gitu..”
“Ya namanya feeling bisa salah kan? Cuma ya itu keputusan lu..” Kataku sambil membakar rokok dan berlalu menuju balkon kamar
“Apa gue biarin aja dulu ya?” Tanyanya sambil mengikutiku
“Semua keputusan ada di tangan lu Ja, jangan sampai lu salah dan menyesal kemudian..” Kataku
“Itu yang dari dulu gue takutin Bram, makanya sampai detik ini belum ada yang nyantol sama gue..” Jelasnya lagi
“Yaudah sekarang pikirin aja dulu, jangan terburu-buru ngambil keputusan..” Kataku sambil menepuk pundaknya
Malam ini, kami berdua dilanda kebingungan. Aku yang kebingungan untuk meneruskan jalan hidupku, dan Reza yang kebingungan meneruskan hubungannya. Dua lelaki yang sedari dulu bersahabat, dua lelaki yang sedari dulu bersama, dua lelaki yang sekarang dilanda kebingungan.
Sekitar pukul 12 tengah malam, aku turun dari kamarku meninggalkan Reza yang sudah tertidur. Ketika aku turun di bawah, aku melihat Nanda dan teman-temannya masih berkutat dengan soal-soal ujian nasional. Ada yang mengerjakan di sofa, ada yang di lantai, ada yang memakai ikat kepala dari kain bertuliskan “GANBATTE”... Itulah Nanda
Aku segera turun ke bawah untuk melihat kondisi mereka semua
“Kok belum pada tidur?” Tanyaku
“Ini Bang, susah banget Fisikanya. Mana rumusnya bercabang lagi..” Kata Nanda
“Iya Bang, jadi bingung sendiri..” Kata Nina
“Ya cuma jangan dipaksain juga, kalian juga butuh istirahat kan.” Jelasku
“Iya Bang nanti juga istirahat kok..” Kata Nanda
“Pada laper ngga?” Tanyaku kepada mereka semua
“LAPEEERRR!!!!” Teriak Nanda
“Yaudah nanti Abang bikinin makanan ya..” Kataku sambil berlalu menuju dapur
Aku melihat isi kulkas dan menemukan beberapa bahan untuk aku masak. Aku memutuskan untuk membuat Nasi Kari yang biasa aku buat. Sekitar dua puluh menit aku selesai masak untuk mereka semua.
“Nih makanannya udah siap..” Kataku sambil membawakan makanannya menuju mereka
“Asik Nasi Kari...” Kata Nanda
“Wah, enak nih Bang. Makasih ya, jadi ngerepotin.” Kata Nina
“Nggapapa, kalian juga butuh tenaga kan..” Kataku sambil memberikan mereka satu per satu
“Rempahnya berasa banget ya Bang, bikin melek hehe..” Kata Windi
Aku hanya tersenyum membalasnya dan ikut makan bersama mereka
“Loh Bang Bram sendiri ngga istirahat?” Kata Putri, salah satu teman Nanda juga
“Kelaperan, pagi cuma makan roti selembar doang sampe sekarang belum makan lagi.” Jelasku
Kamipun makan dengan cukup lahapnya karena kami semua kelaparan. Selesai makan aku berniat membereskannya
“Aku aja Bang...” Kata Putri
“Loh udah nggapapa, biar Abang aja..” Kataku
“Udah ah Bang, aku aja. Ngga enak udah dimasakin masa Bang Bram juga yang beresin.” Jelasnya
Akhirnya aku hanya membawa piringku saja, sisanya dibawa oleh Putri ke dapur
“Loh kamu cuci juga?” Tanyaku
“Iya udah nggapapa, sini Bang piringnya.” Katanya sambil meraih piringku
“Makasih ya Putri.” Kataku
Ia hanya membalasnya dengan senyuman. Aku masih menemaninya di dapur hingga ia selesai mencuci semua piringnya. Setelah selesai aku dan Putri kembali ke ruang tamu. Terkejutnya kami melihat Nanda, Nina dan Windi yang sudah tertidur.
“Katanya rempahnya bikin melek, ini malah merem..” Kata Putri
“Iya juga ya..” Kataku keheranan
Kami hanya tertawa kecil melihat mereka yang tertidur dengan posisi lucu.
“Yaudah kamu ikut tidur aja Put, udah setengah satu nih.” Seruku
“Abang mau tidur?” Tanyanya
“Ngga lah, abis makan jangan langsung tidur dulu..” Kataku
“Nah yaudah Putri nemenin Bang Bram aja dulu, nggapapa kan?” Tanyanya lagi
“Boleh kalau kamu belum ngantuk sih, di luar aja kali ya. Pengen ngerokok soalnya, di sini AC.” Ajakku kepada Putri
“Boleh deh Bang..” Katanya
“Eh mau minum apa? Biar enak aja ngobrolnya.”
“Adanya apa aja Bang?” Tanya Putri
“Ada kopi, teh, sirup, coklat, sama jeruk doang..” Jelasku
“Coklat? Ih mau dong Bang, panas ya hehe..” Katanya
“Yaudah kamu tunggu di bangku depan aja dulu..” Kataku
Aku pergi ke dapur dan Putri menuju halaman depan rumah. Tidak butuh waktu lama untuk membuat minuman yang aku dan dia mau, dia ingin coklat panas aku ingin kopi hitam lagi.
“Nih minumannya..” Kataku menyuguhkan kepadanya
“Makasih ya Bang Bram..” Katanya
“Emang ujiannya berapa lama lagi?” Tanyaku membuka percakapan dengannya
“Seminggu lagi Bang, ngga kerasa hehe..” Katanya dengan senyuman
“Kamu jangan lupa buat istirahat, kayak tadi belajar mulu ngantuk kan sebenernya. Kalian terlalu maksain keadaan. Terkadang yang dipaksain
itu ngga baik Put.” Kataku menjelaskan
“Iya Bang, ini cuma takut aja ngga kebayang nanti ngerjainnya gimana.” Kata Putri
“Ya santai aja, jangan terlalu santai juga sih hehe..” Kataku
Angin malam ini sungguh kencang, hingga terasa dinginnya memecahkan tulang.
“Anginnya sadis juga..” Kataku
“Iya Bang, lumayan dingin juga.”
“Bentar dulu Put..” Aku masuk ke dalam rumah meninggalkannya
Aku kembali dengan membawa jaket untuknya
“Nih pake aja Put, daripada kamun masuk angin nanti.” Kataku sambil menyerahkan jaket kepadanya
“Iya makasih Bang. Ini jaket Nanda?” Tanyanya
“Bukan, jaket aku Put..” Kataku
“Lah Abang make jaket apaan?” Tanyanya lagi
“Ini ada lagi, Nanda mana punya jaket tebel kayak gini.” Kataku
Akhirnya dia memakai jaket dan bisa meredam dinginnya angin malam ini
“Skripsinya gimana Bang?” Tanyanya memecahkan kebisuan kami sebentar
“Ya gini deh Put, revisi lagi revisi lagi belum nemu jalan terangnya.” Jelasku
“Abang juga jangan lupa istirahat, tadi aja makannya ngga teratur gitu.” Katanya sambil tersenyum
“Iya tadi lagi kelewatan aja.” Kataku sambil menatap senyumnya
“Eh Bang, ini kopi hitamnya pahit ya?” Tanyanya
“Kalau orang yang ngga biasa mah pasti pahit banget Put.”
“Boleh aku cobain?” Tanyanya lagi
“Iya boleh silahkan aja, Cuma kalau kepahitan maaf ya
Dan dia mencicipi kopi hitamku
“Pahit banget Bang!” Protesnya
“Iya, ini gulanya cuma seujung sendok kecil aja” Jelasku
“Kok Bang Bram suka sama minuman pahit kayak gini?” Tanyanya penasaran
“Ini ada filosofinya sendiri Put. Karena yang selamanya manis ngga baik juga. Kayak hidup aja, kalau kebanyakan hidup enak kita jadi ngga tau rasanya usaha itu gimana. Makanya aku lebih suka kopi pahit kayak gini, biar ngga lupa sama yang namanya manis.” Jelasku
“Abang puitis juga hehe..” Katanya
“Hahaha bisa aja kamu Put.”
Baru tersadar ini sudah pukul dua pagi, aku melihat Putri sudah menguap beberapa kali. Aku memutuskan umtuk menyuruhnya tidur
“Kamu tidur aja Put, udah nguap berapa kali daritadi.” Kataku
“Ngga enak sama Bang Bram, nanti Abang sendirian.” Katanya dengan muka lesu
“Udah masuk aja yuk ke dalem.” Kataku
Kamipun masuk ke dalam rumah lagi. Melihat Nanda dan lainnya masih tidur, aku menyuruhnya untuk tidur di sofa.
“Aku tidur duluan ya Bang, selamat tidur Bang..” Katanya sambil berbaring di atas sofa
“Iya, selamat tidur ya Put.” Kataku sambil meninggalkannya ke kamarku
Aku naik ke atas sambil melihatnya agar memastikan ia sudah benar-benar tidur. Setibanya di kamar, aku melihat Reza yang sudah mendengkur dengan keras. Aku tertawa kecil melihatnya. Aku memutuskan untuk tidur agar pagi ini tidak terlalu lelah...
“Karena usaha tidak pernah mengkhianati..”
“Lepasin? Emang dia bebek” Kataku
“Maksudnya gue berhenti ngejar dia lagi gitu..”
“Loh kenapa emang? Bukannya tinggal bentar lagi?” Tanyaku heran
“Iya emang bentar lagi, cuma gue ngerasa ngga enak aja. Feeling gue bilang gitu..”
“Ya namanya feeling bisa salah kan? Cuma ya itu keputusan lu..” Kataku sambil membakar rokok dan berlalu menuju balkon kamar
“Apa gue biarin aja dulu ya?” Tanyanya sambil mengikutiku
“Semua keputusan ada di tangan lu Ja, jangan sampai lu salah dan menyesal kemudian..” Kataku
“Itu yang dari dulu gue takutin Bram, makanya sampai detik ini belum ada yang nyantol sama gue..” Jelasnya lagi
“Yaudah sekarang pikirin aja dulu, jangan terburu-buru ngambil keputusan..” Kataku sambil menepuk pundaknya
Malam ini, kami berdua dilanda kebingungan. Aku yang kebingungan untuk meneruskan jalan hidupku, dan Reza yang kebingungan meneruskan hubungannya. Dua lelaki yang sedari dulu bersahabat, dua lelaki yang sedari dulu bersama, dua lelaki yang sekarang dilanda kebingungan.
Sekitar pukul 12 tengah malam, aku turun dari kamarku meninggalkan Reza yang sudah tertidur. Ketika aku turun di bawah, aku melihat Nanda dan teman-temannya masih berkutat dengan soal-soal ujian nasional. Ada yang mengerjakan di sofa, ada yang di lantai, ada yang memakai ikat kepala dari kain bertuliskan “GANBATTE”... Itulah Nanda
Aku segera turun ke bawah untuk melihat kondisi mereka semua
“Kok belum pada tidur?” Tanyaku
“Ini Bang, susah banget Fisikanya. Mana rumusnya bercabang lagi..” Kata Nanda
“Iya Bang, jadi bingung sendiri..” Kata Nina
“Ya cuma jangan dipaksain juga, kalian juga butuh istirahat kan.” Jelasku
“Iya Bang nanti juga istirahat kok..” Kata Nanda
“Pada laper ngga?” Tanyaku kepada mereka semua
“LAPEEERRR!!!!” Teriak Nanda
“Yaudah nanti Abang bikinin makanan ya..” Kataku sambil berlalu menuju dapur
Aku melihat isi kulkas dan menemukan beberapa bahan untuk aku masak. Aku memutuskan untuk membuat Nasi Kari yang biasa aku buat. Sekitar dua puluh menit aku selesai masak untuk mereka semua.
“Nih makanannya udah siap..” Kataku sambil membawakan makanannya menuju mereka
“Asik Nasi Kari...” Kata Nanda
“Wah, enak nih Bang. Makasih ya, jadi ngerepotin.” Kata Nina
“Nggapapa, kalian juga butuh tenaga kan..” Kataku sambil memberikan mereka satu per satu
“Rempahnya berasa banget ya Bang, bikin melek hehe..” Kata Windi
Aku hanya tersenyum membalasnya dan ikut makan bersama mereka
“Loh Bang Bram sendiri ngga istirahat?” Kata Putri, salah satu teman Nanda juga
“Kelaperan, pagi cuma makan roti selembar doang sampe sekarang belum makan lagi.” Jelasku
Kamipun makan dengan cukup lahapnya karena kami semua kelaparan. Selesai makan aku berniat membereskannya
“Aku aja Bang...” Kata Putri
“Loh udah nggapapa, biar Abang aja..” Kataku
“Udah ah Bang, aku aja. Ngga enak udah dimasakin masa Bang Bram juga yang beresin.” Jelasnya
Akhirnya aku hanya membawa piringku saja, sisanya dibawa oleh Putri ke dapur
“Loh kamu cuci juga?” Tanyaku
“Iya udah nggapapa, sini Bang piringnya.” Katanya sambil meraih piringku
“Makasih ya Putri.” Kataku
Ia hanya membalasnya dengan senyuman. Aku masih menemaninya di dapur hingga ia selesai mencuci semua piringnya. Setelah selesai aku dan Putri kembali ke ruang tamu. Terkejutnya kami melihat Nanda, Nina dan Windi yang sudah tertidur.
“Katanya rempahnya bikin melek, ini malah merem..” Kata Putri
“Iya juga ya..” Kataku keheranan
Kami hanya tertawa kecil melihat mereka yang tertidur dengan posisi lucu.
“Yaudah kamu ikut tidur aja Put, udah setengah satu nih.” Seruku
“Abang mau tidur?” Tanyanya
“Ngga lah, abis makan jangan langsung tidur dulu..” Kataku
“Nah yaudah Putri nemenin Bang Bram aja dulu, nggapapa kan?” Tanyanya lagi
“Boleh kalau kamu belum ngantuk sih, di luar aja kali ya. Pengen ngerokok soalnya, di sini AC.” Ajakku kepada Putri
“Boleh deh Bang..” Katanya
“Eh mau minum apa? Biar enak aja ngobrolnya.”
“Adanya apa aja Bang?” Tanya Putri
“Ada kopi, teh, sirup, coklat, sama jeruk doang..” Jelasku
“Coklat? Ih mau dong Bang, panas ya hehe..” Katanya
“Yaudah kamu tunggu di bangku depan aja dulu..” Kataku
Aku pergi ke dapur dan Putri menuju halaman depan rumah. Tidak butuh waktu lama untuk membuat minuman yang aku dan dia mau, dia ingin coklat panas aku ingin kopi hitam lagi.
“Nih minumannya..” Kataku menyuguhkan kepadanya
“Makasih ya Bang Bram..” Katanya
“Emang ujiannya berapa lama lagi?” Tanyaku membuka percakapan dengannya
“Seminggu lagi Bang, ngga kerasa hehe..” Katanya dengan senyuman
“Kamu jangan lupa buat istirahat, kayak tadi belajar mulu ngantuk kan sebenernya. Kalian terlalu maksain keadaan. Terkadang yang dipaksain
itu ngga baik Put.” Kataku menjelaskan
“Iya Bang, ini cuma takut aja ngga kebayang nanti ngerjainnya gimana.” Kata Putri
“Ya santai aja, jangan terlalu santai juga sih hehe..” Kataku
Angin malam ini sungguh kencang, hingga terasa dinginnya memecahkan tulang.
“Anginnya sadis juga..” Kataku
“Iya Bang, lumayan dingin juga.”
“Bentar dulu Put..” Aku masuk ke dalam rumah meninggalkannya
Aku kembali dengan membawa jaket untuknya
“Nih pake aja Put, daripada kamun masuk angin nanti.” Kataku sambil menyerahkan jaket kepadanya
“Iya makasih Bang. Ini jaket Nanda?” Tanyanya
“Bukan, jaket aku Put..” Kataku
“Lah Abang make jaket apaan?” Tanyanya lagi
“Ini ada lagi, Nanda mana punya jaket tebel kayak gini.” Kataku
Akhirnya dia memakai jaket dan bisa meredam dinginnya angin malam ini
“Skripsinya gimana Bang?” Tanyanya memecahkan kebisuan kami sebentar
“Ya gini deh Put, revisi lagi revisi lagi belum nemu jalan terangnya.” Jelasku
“Abang juga jangan lupa istirahat, tadi aja makannya ngga teratur gitu.” Katanya sambil tersenyum
“Iya tadi lagi kelewatan aja.” Kataku sambil menatap senyumnya
“Eh Bang, ini kopi hitamnya pahit ya?” Tanyanya
“Kalau orang yang ngga biasa mah pasti pahit banget Put.”
“Boleh aku cobain?” Tanyanya lagi
“Iya boleh silahkan aja, Cuma kalau kepahitan maaf ya
Dan dia mencicipi kopi hitamku
“Pahit banget Bang!” Protesnya
“Iya, ini gulanya cuma seujung sendok kecil aja” Jelasku
“Kok Bang Bram suka sama minuman pahit kayak gini?” Tanyanya penasaran
“Ini ada filosofinya sendiri Put. Karena yang selamanya manis ngga baik juga. Kayak hidup aja, kalau kebanyakan hidup enak kita jadi ngga tau rasanya usaha itu gimana. Makanya aku lebih suka kopi pahit kayak gini, biar ngga lupa sama yang namanya manis.” Jelasku
“Abang puitis juga hehe..” Katanya
“Hahaha bisa aja kamu Put.”
Baru tersadar ini sudah pukul dua pagi, aku melihat Putri sudah menguap beberapa kali. Aku memutuskan umtuk menyuruhnya tidur
“Kamu tidur aja Put, udah nguap berapa kali daritadi.” Kataku
“Ngga enak sama Bang Bram, nanti Abang sendirian.” Katanya dengan muka lesu
“Udah masuk aja yuk ke dalem.” Kataku
Kamipun masuk ke dalam rumah lagi. Melihat Nanda dan lainnya masih tidur, aku menyuruhnya untuk tidur di sofa.
“Aku tidur duluan ya Bang, selamat tidur Bang..” Katanya sambil berbaring di atas sofa
“Iya, selamat tidur ya Put.” Kataku sambil meninggalkannya ke kamarku
Aku naik ke atas sambil melihatnya agar memastikan ia sudah benar-benar tidur. Setibanya di kamar, aku melihat Reza yang sudah mendengkur dengan keras. Aku tertawa kecil melihatnya. Aku memutuskan untuk tidur agar pagi ini tidak terlalu lelah...
“Karena usaha tidak pernah mengkhianati..”
khuman dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Kutip
Balas