- Beranda
- Stories from the Heart
Sometimes Love Just Ain't Enough
...
TS
jayanagari
Sometimes Love Just Ain't Enough
Halo, gue kembali lagi di Forum Stories From The Heart di Kaskus ini 
Semoga masih ada yang inget sama gue ya
Kali ini gue kembali lagi dengan sebuah cerita yang bukan gue sendiri yang mengalami, melainkan sahabat gue.
Semoga cerita gue ini bisa berkenan di hati para pembaca sekalian

Semoga masih ada yang inget sama gue ya

Kali ini gue kembali lagi dengan sebuah cerita yang bukan gue sendiri yang mengalami, melainkan sahabat gue.
Semoga cerita gue ini bisa berkenan di hati para pembaca sekalian


*note : cerita ini sudah seizin yang bersangkutan.
Quote:
Quote:
Diubah oleh jayanagari 24-04-2016 00:40
Dhekazama dan 8 lainnya memberi reputasi
9
421.1K
1.5K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
jayanagari
#784
PART 32
Gue cuma terdiam ketika salah satu teman sekosan gue mengetuk pintu dan minta ijin meminjam gelas ke gue. Mungkin tanpa sadar gue mengangguk-angguk, tapi yang ada di pikiran gue sama sekali bukan tentang itu. Pikiran gue masih melayang ke sosok Sherly, sosok wanita misterius yang sempat ada di hidup dan hati gue untuk beberapa waktu, tapi sekarang menghilang begitu saja. Cocok dengan kemisteriusannya, pikir gue getir. Sherly datang di hidup gue dengan cara yang gak “biasa-biasa aja” dan menghilang juga dengan gak “biasa-biasa aja”.
Gue tersadar dari lamunan dan beranjak keluar dari kamar. Gue memandangi langit sore yang agak mendung. Sepertinya hujan akan segera turun. Dan itu semakin mengingatkan gue akan Sherly. Sosoknya dan hujan adalah sesuatu yang tak terpisahkan, buat gue. Dia seindah rintik hujan di malam hari, menyejukkan dan menyenangkan. Tapi gue merasakan ironi dibalik itu. Hujan turun dan berhenti sesuka hatinya. Begitu pula kehadiran Sherly di hidup gue. Lady rain, pikir gue geli sekaligus sedih.
Gue kemudian memakai sandal jepit, dan perlahan-lahan berjalan ke arah kosan Sherly. Sambil berjalan itu gue melihat warung yang dahulu biasa kami kunjungi, dan sesekali duduk-duduk di depannya. Sekarang warung itu kehilangan satu pelanggannya. Gue menghela napas berat dan menggelengkan kepala, berusaha menghilangkan perasaan sedih dan rindu gue akan Sherly ketika gue melihat tempat-tempat yang biasa dikunjunginya. Gue yakin, Sherly adalah sosok yang akan selalu dirindukan semua orang.
Pagar yang terbuat dari besi tempa berwarna merah kecoklatan itu berdiri dengan kokoh di hadapan gue. Di balik pagar inilah dulu Sherly pernah tinggal, walaupun gak lama. Di balik pagar inilah dulu mimpi gue pernah terdampar, walaupun hanya sekejap. Dan dari balik pagar inilah dulu hari-hari indah gue berasal. Gue menyentuh pagar yang dingin itu, dan seketika kenangan-kenangan gue akan Sherly membuncah hingga membuat dada gue terasa sesak. Gue merasa ingin menangis.
Entah berapa lama gue berada di depan pagar itu, sampai gue memutuskan untuk kembali lagi ke kos. Gue berjalan dengan gontai dan melamun, hingga ada suara klakson yang menyadarkan gue. Suara itu berasal dari samping gue. Gue menoleh, dan tampaklah sesosok wanita yang udah sangat gue kenal, di dalam mobil sedan berwarna hitam mengkilat. Sosok wanita di dalam mobil itu tersenyum ke gue.
Di dalam mobil, gue bertanya ke Anin.
Beberapa waktu kemudian gue dan Anin udah berada di dalam mobil, menuju ke rumah Bas. Gue duduk di kursi penumpang karena dengan malu-malu gue ngomong ke Anin kalo gue belum bisa nyupir mobil. Anin tersenyum dan menenangkan gue. Setelah beberapa saat, Anin bertanya ke gue.
Mobil itu berhenti sebentar di traffic light yang padat. Karena mobil berhenti itulah, Anin mengerling ke gue dan tersenyum penuh makna. Tangan kirinya memegang tuas persneling, dan tangan kanannya diletakkan di pangkuannya. Rambutnya yang berwarna coklat kemerahan itu tergerai dengan indah di kedua sisi bahunya, dan ujung-ujungnya bergulung-gulung ikal. Di lehernya selalu terpasang kalung bebatuan berwarna hitam, dengan mata kecil berwarna biru tua. Sangat kontras dengan lehernya yang putih dan jenjang, dan itulah yang membuatnya sangat indah.
Anin membuang pandangannya ke depan, dan mengusap lembut hidungnya yang mancung dengan jemarinya. Dia menghela napas, kemudian menoleh lagi ke gue.
Gue cuma terdiam ketika salah satu teman sekosan gue mengetuk pintu dan minta ijin meminjam gelas ke gue. Mungkin tanpa sadar gue mengangguk-angguk, tapi yang ada di pikiran gue sama sekali bukan tentang itu. Pikiran gue masih melayang ke sosok Sherly, sosok wanita misterius yang sempat ada di hidup dan hati gue untuk beberapa waktu, tapi sekarang menghilang begitu saja. Cocok dengan kemisteriusannya, pikir gue getir. Sherly datang di hidup gue dengan cara yang gak “biasa-biasa aja” dan menghilang juga dengan gak “biasa-biasa aja”.
Gue tersadar dari lamunan dan beranjak keluar dari kamar. Gue memandangi langit sore yang agak mendung. Sepertinya hujan akan segera turun. Dan itu semakin mengingatkan gue akan Sherly. Sosoknya dan hujan adalah sesuatu yang tak terpisahkan, buat gue. Dia seindah rintik hujan di malam hari, menyejukkan dan menyenangkan. Tapi gue merasakan ironi dibalik itu. Hujan turun dan berhenti sesuka hatinya. Begitu pula kehadiran Sherly di hidup gue. Lady rain, pikir gue geli sekaligus sedih.
Gue kemudian memakai sandal jepit, dan perlahan-lahan berjalan ke arah kosan Sherly. Sambil berjalan itu gue melihat warung yang dahulu biasa kami kunjungi, dan sesekali duduk-duduk di depannya. Sekarang warung itu kehilangan satu pelanggannya. Gue menghela napas berat dan menggelengkan kepala, berusaha menghilangkan perasaan sedih dan rindu gue akan Sherly ketika gue melihat tempat-tempat yang biasa dikunjunginya. Gue yakin, Sherly adalah sosok yang akan selalu dirindukan semua orang.
Pagar yang terbuat dari besi tempa berwarna merah kecoklatan itu berdiri dengan kokoh di hadapan gue. Di balik pagar inilah dulu Sherly pernah tinggal, walaupun gak lama. Di balik pagar inilah dulu mimpi gue pernah terdampar, walaupun hanya sekejap. Dan dari balik pagar inilah dulu hari-hari indah gue berasal. Gue menyentuh pagar yang dingin itu, dan seketika kenangan-kenangan gue akan Sherly membuncah hingga membuat dada gue terasa sesak. Gue merasa ingin menangis.
Entah berapa lama gue berada di depan pagar itu, sampai gue memutuskan untuk kembali lagi ke kos. Gue berjalan dengan gontai dan melamun, hingga ada suara klakson yang menyadarkan gue. Suara itu berasal dari samping gue. Gue menoleh, dan tampaklah sesosok wanita yang udah sangat gue kenal, di dalam mobil sedan berwarna hitam mengkilat. Sosok wanita di dalam mobil itu tersenyum ke gue.
Quote:
Di dalam mobil, gue bertanya ke Anin.
Quote:
Beberapa waktu kemudian gue dan Anin udah berada di dalam mobil, menuju ke rumah Bas. Gue duduk di kursi penumpang karena dengan malu-malu gue ngomong ke Anin kalo gue belum bisa nyupir mobil. Anin tersenyum dan menenangkan gue. Setelah beberapa saat, Anin bertanya ke gue.
Quote:
Mobil itu berhenti sebentar di traffic light yang padat. Karena mobil berhenti itulah, Anin mengerling ke gue dan tersenyum penuh makna. Tangan kirinya memegang tuas persneling, dan tangan kanannya diletakkan di pangkuannya. Rambutnya yang berwarna coklat kemerahan itu tergerai dengan indah di kedua sisi bahunya, dan ujung-ujungnya bergulung-gulung ikal. Di lehernya selalu terpasang kalung bebatuan berwarna hitam, dengan mata kecil berwarna biru tua. Sangat kontras dengan lehernya yang putih dan jenjang, dan itulah yang membuatnya sangat indah.
Quote:
Anin membuang pandangannya ke depan, dan mengusap lembut hidungnya yang mancung dengan jemarinya. Dia menghela napas, kemudian menoleh lagi ke gue.
Quote:
Diubah oleh jayanagari 02-12-2015 14:56
pulaukapok dan 2 lainnya memberi reputasi
3
: enggak usah Nin, deket banget ini...
: rrrr udah gausah bawel, masuk gih keburu diklakson orang nih!
: iya iya...
: mau kemana, Nin? Kampus?
: enggak, mau ke rumah mas Bas, tadi abis ngampus terus nganter temen.
: gapapa emang? ntar ganggu?
: ya ampun kayak aku mau ngapain aja. Udah ikut aja, daripada bengong di kos.
: tapi ganti baju dulu yak....