Kaskus

Story

kesshouAvatar border
TS
kesshou
Mr.Mars & Miss.Venus
Mr.Mars & Miss.Venus

Pernahkah kalian bermimpi indah kemudian tiba-tiba terbangung dengan perasaan hampa di pagi hari ?
Pernahkah kalian merasakan bagaimana kehangatan cinta yang ternyata tidak sejalan dengan takdirNYA ?
Pernahkah kalian merasakan ketakutan dalam menghadapi esok ?
Pernahkah kalian merasakan kalau hidup tidak pernah adil ?
Pernahkah kalian merasakan kemarahan saat seseorang yang berharga pergi meninggalkanmu ?
Pernahkah kalian merasakan pahitnya kopi tidak sebanding dengan pahitnya hidup?
Kalau kalian bertanya kepadaku apakah aku pernah mengalami semua itu
maka jawabanku adalah
IYA....!!!!!
Aku pernah mengalaminya, sampai-sampai bosan dan muak dengan semua ini.
Namun saat itu tiba-tiba engkau datang dalam kehidupanku
Seolah memberikan sesuatu yang kucari selama ini
Sebuah jawaban akan semua penderitaan yang aku lalui
Dan
Engkaulah yang berhasil membuat kopi dalam cangkirku terasa manis.
Dan
Engkaulah yang membuat mataku terbuka lebar sehingga aku bisa melihat indahnya takdir Tuhan.


Hidup ini terlalu singkat dan berharga jika digunakan hanya untuk mengeluh dan bersedih.



Spoiler for Index:


Diubah oleh kesshou 17-05-2016 19:35
yusuffajar123Avatar border
SANTO.0281Avatar border
mahrsmello5680Avatar border
mahrsmello5680 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
677.8K
3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
kesshouAvatar border
TS
kesshou
#126
Chapter 8. Penghuni X-6

Ternyata detik-detik menuju pensi bener-bener menguras tenaga, gue harus bagi waktu antara latihan band dengan anak-anak, bantu-bantu Adelia cs, dan harus mempersiapkan pertunjukan drama kelas. Masuk jam 7 pagi pulang jam 8 malem bahkan sampai jam 9 malem, kalau gue beruntung bisa ngibulin Rasti – sang ketua pelaksana. Gue bisa pulang lebih awal, waktu yang gue habiskan disekolah udah ngalah-ngalahin orang yang kerja kantoran. Untung aja kipli mau nebengin gue sampai rumah. Kalau nggak bisa sampai rumah jam 10 atau jam 11 malem deh. Kelas gue nanti akan mementaskan sebuah drama yang berjudul Cinderella nyasar, entah apa yang ada dikepala Rasti dan para kompatriotnya itu sampai-sampai bisa keluar ide buat drama dengan judul seperti itu. Mungkin aja mereka pesta cimeng dulu sebelum menemukan ide tersebut atau keracunan nikotin dari pak Agus – guru Kewarganegaraan gue, karena setiap bapak itu selesai menjelaskan pelajaran beliau selalu menghisap rokok kretek yang warna kuning yg ada tulisan 1 2 3 itu emoticon-Ngakak (S) (IYKWIM) setelah memberikan tugas kepada kami. Sekali bapak itu menghisap rokok, udah kayak uap kereta api jaman dulu. Asapnya nggak pernah putus, untung aja pak Agus ini nggak ngajar dikelas Bobby, bakalan ribut tuh kelas gara-gara rokok emoticon-Big Grin

Sebenarnya gue awalnya ditawarin untuk ikut dalam drama tersebut tetapi langsung gue tolak saat gue melihat peran yang akan gue mainkan, Jadi banci Kaleng. JANC*K !!! dan kipli juga mendapatkan peran sebagai banci pasangan gue, otomatis dia juga menolak dengan keras sambil uring-uringan. Hampir aja saat itu terjadi perang sodara didalam kelas kalau saja gue dan reza nggak menghentikan pertengkaran antara Kipli dan Rasti. Sebenarnya gue sih mau memanfaatkan pertengkaran antara Kipli dan Rasti agar gue dan kipli nggak ikut bantu-bantu mereka dan bisa fokus untuk latihan band, tapi akhirnya niat itu gue urungkan lantaran bobby dan diandra juga harus bantu kelas mereka dan juga gue nggak enak juga nggak ikut berpartisipasi untuk kegiatan kelas.

Gue, Kipli, Reza, Dwi, Agung, Edo, Bagas, Timothy dan beberapa cewe bertugas untuk menyiapkan lagu-lagu untuk dipakai dalam pementasan dan juga background panggung. Menyiapkan sebuah lagu untuk pementasan itu susahnya minta ampun, apalagi saat itu teknologi tidak secanggih sekarang ini, waktu itu kami masih mempergunakan pita kaset. Mulai dari mencari lagu diradio-radio terus kami rekam, kalau ada kesalahan sedikit saja semua akan diulang lagi dari awal lagi. Menyiapkan baclground panggung juga nggak kalah ASU ribetnya, tapi yang paling jengkel itu saat mencari gunting, pena, atau kaset ditumpukan kardus, karton, kertas minyak dan kertas-kertas lain yang berserakan dilantai, meja dan kursi.

Rencananya hari ini kami akan mengerjakan tugas membuat background sampai malem karena kebetulan hari ini adalah malem minggu dan kebetulan juga kami semua ini adalah jomblo karatan jadinya nggak ada yang punya rencana untuk malem mingguan dengan pacar. Sesuai kesepakatan yang kami buat hari jumat kemarin untuk membawa baju ganti, jadi nggak ada alasan untuk pulang ganti baju terus kembali kesekolah. Mungkin kami sama-sama tau kalau misalnya sudah sampai rumah mustahil untuk mereka semua ini mau kembali lagi kesekolah mengerjakan pekerjaan konyol seperti ini sampai malam.

Namanya cowo labil disuruh kerja kayak begini tanpa ada cewe tegas yang ngawasin maka pekerjaan itu nggak akan selesai, itu adalah fakta. Kami semua mulai berpesta dengan menyetel lagu dengan volume kencang, goyang disko ala anak alay tahun 2000an , dan ngerokok-ngerokok. Kapan lagi coba ada kesempatan ngerokok, teriak-teriak sama joget-joget dikelas, selain saat waktu sekolah usai seperti sore ini. Kalau misalnya ketahuan sama penjaga sekolah? Gampang, kasih rokok satu bungkus sama uang beberapa lembar udah bisa membuatnya jadi parner in crime kami emoticon-Big Grin . mungkin inilah yang menjadikan salah satu diantara kami bakalan jadi salah satu calon-calon koruptor incaran KPK.

Baru jam lima kurang kami bekerja dengan serius. Gue, reza dan kipli mengerjakan backsong sedangkan sisanya mengerjakan background. Pekerjaan sejenak kami hentikan saat azan magrib berkumandang, selang 5 menit setelah azan magrib kami lalu bekerja kembali. Saat itu reza sudah ribut untuk sholat magrib dulu sebentar tetapi kebanyakan dari kami menundanya karena tanggung. Akhirnya kami melanjutkan pekerjaan kami sebentar lagi, disaat kami sedang serius-seriusnya tiba-tiba Agung nyeletuk.
“Eh, kalian tau nggak sih kalau sekolah kita ini bekas bangunan rumah sakit jaman dulu.”

“Sok tau ah lo gung.” Ucap edo.

“Serius gue, sekarang lo bayangin sekolah kita sama sekolah-sekolah lain. Ada nggak sih sekolah yang bangunannya seperti sekolah kita?”

“Iya juga sih, gue juga waktu pertama kali daftar ke sekolah ini sedikit rada aneh sama bangunannya.”

“Ya, kan. coba deh lo inget-inget tangga yang ngubungin antar bangunan lantai bawah sama lantai atas. Tangga terus ditengahnya cuma semen yang dibuat miring, mirip sama tangga yang ada dirumah sakit untuk bawa ranjang pasien kan. Coba deh kalian pikirin emang sekolah
lain ada tangga kayak tangga disekolah kita? Nggak ada kan.” ucap agung

“Ah, lo ini gung kebanyakan nonton film yang aneh-aneh, jadi otak lo juga aneh kayak gitu.”

“Serius gue, gue juga pernah diceritain sama sodara gue yang alumni sekolah ini. Dia bilang sekolah kita emang bekas bangunan rumah sakit, dan kalian tau nggak kalau ruangan yang dipakai untuk kantor guru itu dulunya bekas ruangan mayat rumah sakit ini.” ucap agung

“Ah, masa bodo ah gung. Lo ni gila ya cerita-cerita kayak gitu magrib-magrib gini.” ucap bagas

“Iya agung ini, nggak waras lo ya. dah ah mending lo diem aja deh, dari pada ini gunting nggak sengaja motong lidah lo.” ucap kipli yang emosi, memang sejak kejadian sewaktu mos kemarin dia jadi agak sedikit parno denger hal-hal mistik kayak gitu

“Kalian ini aneh, gue kan cuma cerita fakta-fakta sekolah kita.” ucap agung

“Eh tokai, lo sekali lagi ngebacot gue tempeleng lo.” ucap timothy yang dari tadi sepertinya sudah mulai ngerasa nggak enak.

Tiba-tiba Reza mengisyarakan kepada kami semua untuk diam.

“Lo ngapain za?” tanya gue,

“Bentar-bentar lo orang coba diem sebentar deh.”

“Emang ada apa sih za?” ucap kipli penasaran sambil berjalan mendekati reza

“Tadi gue denger ada suara aneh dari kaset yang kita rekam tadi.” Ucap reza sambil mendekatkan telinganya ke speaker radio dan menaikkan sedikit volume suaranya karena kami semua penasaran akan apa yang reza lakukan, kami pun mengikuti reza untuk mendekatkan suara kami ke speaker radio itu. samar-samar terdengar suara rintihan seseorang dari speaker itu, seperti suara rintihan seorang wanita tetapi sangat samar karena suaranya sangat kecil sekali meskipun volume suara sudah pada posisi maksimal.

“Tuh kan ada suara aneh.” Ucap reza

“Iya kayak suara orang nangis deh.” ucap kipli

“Ah, lo jangan iseng aj za, pasti itu ulah lo kan buat ngerjain kita-kita.” ucap bagas

“Sumpah demi Tuhan gas, gue nggak tau apa-apa.” bantah reza

“Terus kok ada suara kayak gitu, dari mana asalnya?” tanya gue

“Gue juga nggak tau ndre.” ucap reza

Tiba-tiba saja Dwi yang saat itu sedang melihat kearah jendela bertanya kepada kami

“Eh, itu dikelas X-6 emang ada orangnya ya?”

“Mana ada wik, kosong itu kelas. Lo kan bisa liat sendiri wik kalau pintunya itu aja dikunci gitu.”

“Terus kok di dalamnya ada kayak cahaya lilin gitu lagi jalan mondar-mandir sih.” Ucap dwi polos

Serentak kami semua melihat kearah ruangan kelas X-6, disana terlihat ada sebuah cahaya sedang berjalan, tidak terlalu terang malah terlihat seperti cahaya lilin tetapi karena jendela diruangan itu ditutup oleh sebuah gorden jadi kami hanya bisa melihat bayangan lilinnya saja.

“Iya ada cahaya kayak lagi jalan.”

“Mungkin aja itu cahaya senter dari pak Soleh yang mantul dari arah jendela diseberangnya, lo kan tau tiap kelas ada 2 jendela disisi kanan sama kirinya kan.”

“Masa sih cahaya senter bentuknya kayak gitu sih.” Ucap dwi yang masih melihat kearah kelas X-6

“Udah wik jangan diliatin, pura-pura aja nggak liat.” ucap bagas

“Tunggu-tunggu seinget gue kan jendela kelas X-6 itu diatas ukurannya juga kecil banget terus tinggi lagi sama dengan jendela kelas kita, memangnya pak soleh tingginya 2.5 meter apa?” celetuk agung

Celetukan agung itu membuat kami saling pandang-pandangan beberapa saat, entah apa yang ada dipikiran masing-masing dari mereka saat itu. tetapi yang jelas pikiran gue saat itu mengatakan kalau itu bukan kejadian normal. Sampai perkataan edo membuat kami tersadar.

“Perasaan gue nggak enak deh.”

“Mending kita kerumah lo deh za, rumah lo deket dari sekolah kan?" ucap kipli

“Iya sih, ya udah deh cepet kalian beresin terus bawa semua yang dibutuhkan.” ucap reza

Gue, reza, dan Dwi membawa radio sekolah yang ukurannya sedikit lebih besar daripada amplifier gitar yang ada distudio-studio musik. Suasana saat itu sedikit agak pecah, barang-barang yang ada didepan kami yang sekiranya dibutuhkan kami bawa semua. Kejadian saat kami membalikkan motor lebih pecah lagi, karena saat itu parkiran motor di depan nggak ada yang jaga jadi kami sepakat untuk membawa motor-motor kami untuk diparkir didepan kelas.

Sekilas untuk gambaran, jalan didepan kelas gue itu cuma lantai yang disemen dengan lebar kurang lebih cuma 1 meter dan disampingnya ada selokan kecil untuk saluran buangan air hujan. Sedangkan jalan keluar saat itu hanya satu yaitu jalan sebelah kanan melewati kelas X-3, sedangkan sebelah kiri kelas gue hanya ada kelas X-5 dan tembok, jadi mau nggak mau anak-anak yang membawa motor dan parkir didepan kelas seperti Kipli, Agung, Edo, Bagas, dan Timothy harus memutarkan motornya dengan cara diangkat atau menggunakan standar samping motornya. Nasib sial sepertinya berpihak pada Agung, karena waktu itu motor dia masuk duluan jadi saat keluar motor dia jadi paling belakang ditambah dengan tubuhnya yang kecil itu jadi dia agak kesusahan dalam memutar motor bebeknya yang lumayan berat itu. Saat itu semua motor nggak ada yang bisa di starter, baik itu di engkol maupun pakai eletrik starter, jadi mau nggak mau anak-anak yang membawa motor harus menuntun motornya sampai kedepan gerbang sekolah.

“WOI..!!! AS* !!! GUE JANGAN DITINGGAL T*I.…WOI...!!!!” teriak Agung panik saat mengetahui yang lain sudah berada agak jauh meninggalkannya, sedangkan dia masih sibuk memutar motornya dan masih belum bergerak seinchi pun emoticon-Ngakak (S)
Diubah oleh kesshou 25-12-2015 23:20
Darpox
khodzimzz
khodzimzz dan Darpox memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.