Diandra menghembuskan nafas, raut wajahnya saat itu menunjukkan perasaan lega. Setelah itu dian memalingkan wajahnya kearah gue dan tersenyum dan mengucapkan sesuatu tetapi saat itu suara riuh tepuk tangan dan siulan yang bergema diruangan saat itu seperti mencoba menghalangi telinga gue untuk menangkap kata-kata yang terucap dari bibirmu itu.

Kipli dan lainnya menghampiri gue dan diandra untuk mengucapkan pujian akan penampilan kami berdua saat itu.

“Gila cui, lo emang anjir. Bisa aja nemu cewe kayak gini, kalau vokalisnya kayak gini sih gue makin semangat buat latihan.” Ucap kipli sambil menjitak kepala gue bersama dengan bobby.

“Nggak salah kan gue kalau kemarin ngotot banget pengen ngajak dia gabung sama kita.” Ucap gue bangga

“Iya deh, kali ini gue setuju sama pilihan lo ndre. Tapi gue masih sangsi nih sama lagu yang kemarin lo kasih ke kita, lo yakin mau bawain lagu-lagu kayak gitu di pensi besok?” Ucap bobby

“Yakin lah, emang kenapa sih dengan lagu yang gue pilihin itu?”

“Gila lo ya, lo kira gampang bawain lagu kayak gitu. Apalagi waktu kita cuma sebentar lho ndre. Gue sangsi aja kalau dian juga bisa bawain lagu kayak gitu.” Ucap kipli pesimis.

“Udahlah, kalian ini percaya aja sama gue.” ucap gue penuh keyakinan. Padahal gue juga sedikit khawatir juga, bukan khawatir sama kemampuan mereka sih tapi khawatir dengan kemampuan gue sendiri. Tapi mau gimana lagi, kalau misalnya gue nggak gini kemampuan gue dan juga yang lain nggak akan berkembang.