Kaskus

Story

kesshouAvatar border
TS
kesshou
Mr.Mars & Miss.Venus
Mr.Mars & Miss.Venus

Pernahkah kalian bermimpi indah kemudian tiba-tiba terbangung dengan perasaan hampa di pagi hari ?
Pernahkah kalian merasakan bagaimana kehangatan cinta yang ternyata tidak sejalan dengan takdirNYA ?
Pernahkah kalian merasakan ketakutan dalam menghadapi esok ?
Pernahkah kalian merasakan kalau hidup tidak pernah adil ?
Pernahkah kalian merasakan kemarahan saat seseorang yang berharga pergi meninggalkanmu ?
Pernahkah kalian merasakan pahitnya kopi tidak sebanding dengan pahitnya hidup?
Kalau kalian bertanya kepadaku apakah aku pernah mengalami semua itu
maka jawabanku adalah
IYA....!!!!!
Aku pernah mengalaminya, sampai-sampai bosan dan muak dengan semua ini.
Namun saat itu tiba-tiba engkau datang dalam kehidupanku
Seolah memberikan sesuatu yang kucari selama ini
Sebuah jawaban akan semua penderitaan yang aku lalui
Dan
Engkaulah yang berhasil membuat kopi dalam cangkirku terasa manis.
Dan
Engkaulah yang membuat mataku terbuka lebar sehingga aku bisa melihat indahnya takdir Tuhan.


Hidup ini terlalu singkat dan berharga jika digunakan hanya untuk mengeluh dan bersedih.



Spoiler for Index:


Diubah oleh kesshou 17-05-2016 19:35
yusuffajar123Avatar border
SANTO.0281Avatar border
mahrsmello5680Avatar border
mahrsmello5680 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
677.8K
3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
kesshouAvatar border
TS
kesshou
#118

Besoknya setelah bel pulang berbunyi, gue langsung menuju depan gerbang menunggu dian. Gue saat itu bener-bener nggak mau kehilangan sebuah permata seperti diandra, karena sangat susah sekali menemukan sebuah bakat seperti dia. Dua puluh menit telah berlalu sejak gue menunggu didepan gerbang sekolah ini namun diandra tidak terlihat juga. Gue lalu langsung pergi kekelas mencarinya dan ternyata dia masih terlihat terduduk diam didepan ruang kelasnya sambil memeluk tas, seperti ada sebuah beban berat yang ditanggungnya saat itu. Sesaat gue ragu untuk mendatanginya, tatapi jika gue nggak segera melangkah maka akan sia-sia pencarian gue ini. gue beranikan diri untuk mendatanginya, pelan-pelan gue berjalan mendekatinya.

“Hai dian…kamu masih disini?”

“Eh, andre.” Jawabnya sambil menghapus air matanya.

“Ada apa? Kok kelihatan habis nangis gitu.” Tanya gue penasaran sambil duduk disebelahnya.

“Nggak kok, Cuma tadi kemasukan debu waktu kamu dateng.” Ucapnya sambil

“Boong ya? masa kemasukan debu hidungnya sampai merah gitu?” tanya gue.

“Masa sih merah?” ucapnya sambil membuka tas dan mencari kaca.

“Bohong kok.” Ucap gue sambil tertawa. Gue saat itu nggak tega untuk menyudutkannya lagi karena gue kasian kalau dia menambah dosanya lagi untuk melakukan kebohongan lainnya.

“Apaan sih ndre, nggak lucu tau.” Ucapnya sambil memukul gue menggunakan tasnya, tapi saat itu gue bener-bener sial. Gue nggak tau isi dalam tasnya itu apa, tapi sewaktu dia memukulkan tasnya kekepala gue. Sakit banget, kayak ada benda yang terbuat dari logam gitu ditasnya.

“Ampun…dian…ampun. Sakit..sakit.” ucap gue saat itu

“ Makanya jangan suka becanda yang aneh-aneh.” Ucapnya kesel.

“Sorry deh.” Ucap gue sambil memberikan beberapa permen kepadanya

“Apaan nih? Memangnya aku anak kecil yang bisa di sogok dengan permen gitu!” ucapnya ketus.

“Nggak nyogok kok, Cuma mau ngasih aja. Tadi beli kebanyakan takut nggak habis, tapi kalau kamu nggak mau ya udah aku simpen aja.” Ucap gue sambil menarik kembali tangan gue.

“Rasa coklat ada nggak?” tanyanya.

“Ada nih.” Ucap gue sambil menjulurkan tangan gue kedepannya dan dian pun mengambil satu permen rasa coklat, membukanya dan memakannya.

“Enak kan?” tanya gue

“Enak juga ya permen murahan dari kamu.”

“Enak aja murahan, itu mahal tau. Aku aja harus beli pena dulu baru dapet itu permen.”

“Itu namanya bukan mahal tau, tapi yang jual nggak ada kembaliannya.” Ucapnya sambil mencubit perut gue. Sakit banget rasanya, perih-perih nyeri gitu.

“o iya soal kemarin, jadi jawaban kamu apa?” tanya gue.

“…” dian kembali terdiam, wajahnya tertunduk dan matanya memandang lurus kearah tanah.

“Yee, malah diem lagi. Ya udah deh, ikut gue aja yuk daripada disini sendirian.” Ucap gue sambil menarik tangannya pergi dari tempat itu.

“Mau kemana ndree?” tanyanya

“Udah ikut aja. Tenang aja aku nggak akan aneh-aneh kok.” Jawab gue.

Gue bawa diandra menuju base camp dimana disana sudah ada kipli dan bobby yang sedang menunggu. Memang rencana gue dari awal mengajak diandra ke base camp dan mengenalkannya pada mereka berdua, meskipun diandra menolak untuk bergabung bersama kami. Tapi gue terpaksa berbuat egois seperti ini karena memang untuk mencapai sesuatu terkadang kita harus egois dan mengorbankan orang lain.
Gue tau itu salah tapi entah kenapa gue ingin banget bisa membuat diandra terkenal bersama dengan band kami, gue nggak mau bakat dia terkubur, gue mau menunjukkan kepada semua orang suara diandra saat itu. Suara yang begitu membuat gue terpana, suara yang membuat gue semaleman nggak bisa tidur gara-gara masih terbayang suara yang dinyanyikannya sore itu.

“What’s up bro.” sapa gue sesaat memasuki ruangan.

“Oit” jawab kipli.

“Nih gue bawain vokalis kita.” Ucap gue sambil memperkenalkan diandra.

“Maksud kamu apa ndre?” ucapnya dengan kesal

“Aku Cuma ngajak kamu kesini buat ngejam bareng sama temen-temenku daripada kamu ngelamun disana sendiri. Kalau kesambet setan kan bisa repot nanti.” Ucap gue asal.

“Gue mau pulang ah, nggak suka aku kalau cara kamu gini.” ucapnya sambil melepaskan tangan gue dan berjalan keluar
Dengan cepat gue mengambil sebuah karter dan menghalangi jalannya.

“Dian, kalau kamu mau keluar dan menolak permintaan aku. Lebih baik kamu tusuk aja aku dengan karter ini.” ucap gue sambil memberikan sebuah karter ke tangan diandra.

“Kamu apa-apan sih ndre !!.” ucapnya sambil melempar karter itu kesamping

“Band ini adalah impian aku dan temen-temen aku. Kami membangun semua dari nol, dari yang awalnya kami buta akan alat musik. Udah banyak pengorbanan yang kami lakukan, gue nggak mau pengorbanan gue dan temen-temen gue ini sia-sia. kalau impian ini hancur buat apa gue hidup lagi, impian adalah tujuan hidup gue dian. Jujur aku udah putus asa untuk membangun band ini, tapi saat aku denger suara kamu aku melihat sebuah masa depan dimana mimpi gue dan temen-temen gue ini bisa terwujud. Kamu itu kunci untuk membuka gerbang yang menutupi mimpi kami selama ini. Please dian aku minta sama kamu untuk membantu kami membuka gerbang itu.” ucap gue sambil berlutut memohon didepannya.

Diandra berjalan dan mengambil karter yang dibuangnya itu, dan mendekati gue.

“Kamu itu jahat ndre, kamu tega banget membuat seorang cewe sepertiku berlumuran darah hanya untuk keegoisan kamu? Kamu ini cuma seorang pengecut yang lari dari kenyataan yang bersembunyi dibalik kata impian, kamu harusnya berusaha lebih keras dari ini untuk memperjuangkan mimpimu itu bukan seperti ini caranya.” Ucap diandra sambil menyerahkan carter itu kepada gue. Diandra lalu berdiri, berjalan menuju pintu dan melewati gue.

“Tapi aku bukan seorang cewe kejam berhati dingin yang hanya bisa melihat seorang cowo bodoh yang jalan pikirannya pendek seperti kamu itu mati konyol akibat kehilangan mimpi konyolnya itu.” ucap diandra tersenyum sambil meninggalkan kami bertiga di ruangan itu.

khodzimzz
khodzimzz memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.