Part 14

Walaupun sebuah kejadian yang tidak mengenakkan telah terjadi, gue tetap pergi ke tempat pengiriman barang dengan Xena. Ya gue berusaha untuk menahan rasa perih diakibatkan oleh luka di tangan gue ini. Setibanya di tempat pengiriman barang ini, gue melihat suasana yang cukup rame, Terpaksa gue harus mengantri, mungkin ada belasan orang yang sudah mengantri sebelum gue datang. Gak mungkin kan kalo gue balik lagi ke rumah, udah tanggung nyampe sini juga.

" Duduk disana aja yuk non.. "

" Iya ge kayanya masi lama juga antriannya. " Katanya menerima ajakan gue

Kita pun duduk di sebuah bangku untuk menunggu antrian yang dari tadi sedang berjalan. Kita berdua duduk lalu terdiam dan ngerasa canggung aja gitu, diem-dieman kaya orang ga kenal. Ia sibuk memainkan hapenya, sementara gue hanya terdiam sambil melihat tayangan televisi yang berada di dekat meja pegawai.

" Eh ge.. aku lupa mau ngasih tau kamu... " Celetuknya tiba-tiba

" Iya kenapa non? Ada yang ketinggalan ? "

" Ngga, bukan itu ge... "

" Ya , terus? "

" Dua minggu lagi aku wisuda " Kata dia dengan tersenyum kepada gue.

" Wah senengnya yang udah jadi sarjana haha... " Kata gue nyengir

" Tapi aku ngerasa ada yang kurang ge " Ekspresinya berubah dari senang terlihat manyun

" Pasti mama ya non.. " Kata gue menebak

" Iya ge ,Sayang banget ya ge Coba aja masih ada mama.. "

" Tapi saya mah yakin, kalo mamanya non pasti bangga disana ngeliat anaknya jadi sarjana "

" Gitu yah, Hmm.. emang ibu kamu juga gitu ge pas kamu wisuda? "

" -_- Ya iyalah non Xenaa.. Dimana-mana juga begitu kali "

" Hehe iya juga sih ya "

Ini bos gue cantik-cantik tapi otaknya juga rada-rada sengklek. Pake nanya lagi -_-. Udah jelas dimana-mana pasti orang tua itu seneng kalo ngeliat anaknya berhasil -_-. Gue gak habis pikir sama bos gue.

" Rada-rada ni orang -_- " Lirih gue pelan

" heh kamu ngomong apa barusan!?! "

" Ngga ngga ngomong apa apa " kata gue kaget ketika apa yang barusan gue katakan bisa terdengar.

" Yakin ?? tadi aku denger kamu ngomong sesuatu lho "

" Salah denger kali non... hehe "

Tanpa menjawab ia lalu memalingkan pandangannya dari gue. Tak terasa kini udah giliran gue untuk bisa ngirim barang ini ke ibu gue. Gak sia-sia juga si gue nunggu agak lama disini. Gue berjalan ke meja dengan disambut oleh salah satu pegawai yang akan melayani gue. Kemudian gue memberikan barangnya, gue mengisi kelengkapan data dari barang tersebut, termasuk berat barang tersebut dan ongkirnya. Barang ini gue perkirakan akan sampai pada 2-3 hari ke Bandung, dan gue berharap semoga ibu gue suka dengan kado ini.

Gue pun balik ke bangku tempat tadi kita nunggu antrian dan mengajak Xena untuk pulang.

" Udah nih non, mau pulang sekarang? "

" Iya deh pulang aja, pengen tidur hihi "

" Ok yuk.. "

Kita berdua akhirnya langsung pulang ke rumah, karena udah capek dan panas banget cuaca siang ini. Setelah gue memasukkan motor ke garasi, Xena langsung ngeluyur aja masuk kedalem rumah dan meninggalkan gue di luar. Gue pun lalu masuk dan menuju kamar gue di belakang, dan mengganti celana gue dengan celana pendek.

Saat sedang mengganti celana, tiba-tiba saja bau masakan tercium oleh hidung gue yang membuat gue merasa laper.

" Pasti bibi lagi masak nih buat makan siang " Batin gue

Gue pun lalu bergegas menuju ke dapur dan mendapati bibi sedang menyiapkan piring untuk ditata di meja makan nanti bersama lauknya. Gue pun dengan senang hati membantu bibi agar dapat meringankan bebannya.

" Mas ge.. nanti kalo mau makan ambil di belakang ya, udah bibi siapin buat kita berdua. " Kata bibi

" ohh iya bi siap siap... "

Karena udah gasabar buat melahap masakan bibi, setelah menaruh lauk buat Xena di meja makan, gue pun langsung ke dapur buat mengambil jatah makan siang gue ini .

" Bi duluan ya bi.. " kata gue

" Iya mas ge , nanti bibi nyusul. "

Gue memilih untuk makan di tempat biasa kalo gue ngopi, atau balkon di atas, sambil menikmati angin yang berhembus.

Lagi lahap lahapnya gue makan eh taunya ada yang manggil dari belakang..

" Ge.. "

" Eh non kenapa "

" Emm... ini " Kata dia sambil berjalan mendekati gue

" kenapa non? "

" Soal yang tadi di kampus.. "

" Iya, terus kenapa? " Tanya gue

" Jangan di ambil hati yah, fian emang orangnya gitu, tempramen, sering cari masalah di kampus" Kata dia

" Iya non ngga kok.. Saya doain nih semoga fian ntar bisa jadi orang yang lebih baik dah.."

" btw, masih perih lukanya ? " ia tersenyum.

" -_- Ya masih lah non, namanya juga luka baru ya ,yang pasti masih perih.. " Kata gue sedikit kesel

Mulai lagi deh sengkleknya . Kebiasan nih haha

" Kalo luka yang udah ga perih sama ga sakit tuh namanya Koreng non... hahaha " Kata gue

" Tau koreng ga? " Tambah gue mencoba untuk ngeledeknya

" Tau! "

" Apa coba.. ?"

" Koreng ya luka lah gee" Kata dia

" Ya betul, yang biasanya ada di mukanya non tuh juga koreng namanya "

" Isshhh!!!!! Ngeledeknya ga lucu !!!!!! " Kata dia kesel

Gue pun tertawa puas melihat Xena yang kesel hahaha.. baru kali ini gue puas ngeledekin Bos gue . Moga aja gue gak di pecat ya hahahah . Becanda doang Bos

Sementara setelah itu, gue sambil menghabiskan makanan gue, dan dia hanya ngeliatin makanan gue, mungkin dia laper kali ya, gue pun mengingatkan doang supaya makan.

" Makan non, udah jamnya makan siang ini, bibi masaknya enak loh.. " Kata gue

" Nyicip dong... "

" Lha ambil sendiri aja non.. di meja makan udah siap itu.. "

" Nyicip dulu dikit lah pengen tau rasanya... " Kata dia

" Ya sama aja non sama yang di meja makan, sama-sama bibi yang masak kok -_- " Mulai lagi

" YA AKUNYA MAU NYICIP DULU PUNYA KAMU ENAK APA NGGA.. GITU AJA SUSAH BANGET BILANG IYA!!! " Semprotnya kepada gue

" Kalo gue iya'in takutnya ntar kasusnya seperti kaya martabak gue kemarin " Batin gue