Kaskus

Story

kesshouAvatar border
TS
kesshou
Mr.Mars & Miss.Venus
Mr.Mars & Miss.Venus

Pernahkah kalian bermimpi indah kemudian tiba-tiba terbangung dengan perasaan hampa di pagi hari ?
Pernahkah kalian merasakan bagaimana kehangatan cinta yang ternyata tidak sejalan dengan takdirNYA ?
Pernahkah kalian merasakan ketakutan dalam menghadapi esok ?
Pernahkah kalian merasakan kalau hidup tidak pernah adil ?
Pernahkah kalian merasakan kemarahan saat seseorang yang berharga pergi meninggalkanmu ?
Pernahkah kalian merasakan pahitnya kopi tidak sebanding dengan pahitnya hidup?
Kalau kalian bertanya kepadaku apakah aku pernah mengalami semua itu
maka jawabanku adalah
IYA....!!!!!
Aku pernah mengalaminya, sampai-sampai bosan dan muak dengan semua ini.
Namun saat itu tiba-tiba engkau datang dalam kehidupanku
Seolah memberikan sesuatu yang kucari selama ini
Sebuah jawaban akan semua penderitaan yang aku lalui
Dan
Engkaulah yang berhasil membuat kopi dalam cangkirku terasa manis.
Dan
Engkaulah yang membuat mataku terbuka lebar sehingga aku bisa melihat indahnya takdir Tuhan.


Hidup ini terlalu singkat dan berharga jika digunakan hanya untuk mengeluh dan bersedih.



Spoiler for Index:


Diubah oleh kesshou 17-05-2016 19:35
yusuffajar123Avatar border
SANTO.0281Avatar border
mahrsmello5680Avatar border
mahrsmello5680 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
677.8K
3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
kesshouAvatar border
TS
kesshou
#111
Adelia kemudian mengajak gue untuk berkeliling rumahnya yang luas itu, sampai disalah satu ruangan gue tertarik dengan foto-foto keluarga yang terpajang disana. Diantara foto-foto itu ada satu foto yang membuat gue tertarik saat itu, foto hitam putih seorang wanita yang wajahnya mirip dengan adelia.“Ini siapa del?” tanya gue sambil menunjuk sebuah foto

“Oh, itu nenek aku. Memangnya kenapa? Kamu suka sama nenek aku ya~.” ledeknya

“Ih, ya nggak lah. Kalau sama cucu sih iya.” ucap gue coba untuk usaha.

“Bisa aja deh kamu ngegombalnya.”

“Nenek kamu ini bule ya?”

“Iya, dia orang prancis kalau yang disampingnya itu kakekku orang jerman.”

“Itu kakek sama nenek pasti dari pihak mama kamu ya?”

“Iya, kok tau?”

“Iya lah tau, mama kamu kan cantik. Kalau misalnya itu dari pihak papa kamu baru aku yang kaget.” Ucap gue sambil meringis.

“Jadi maksud kamu papaku jelek gitu?”

“Ng…ng..nggak. Cuma becanda kok. Hehehe…” ucap gue

“Eh del, kamu ini boong ya sama aku. tadi ditelpon kamu bilang papa kamu lagi keluar, kok tau-tau udah ada dirumah?”

“Aku nggak boong ndre, tadi waktu aku nelpon kamu papa memang nggak ada dirumah, tapi selang 20 menit aku tutup telponnya tau-tau papa udah pulang aja bawa kambing tadi.”

“Domba.” Ucap gue

“Bodok ah, sama aja kambing sama domba.”

“Papa kamu aneh ya, kenapa sih nggak beli yang udah jadi aja? Liat tuh gue jadi phobia sama domba kan sekarang.” Ucap gue kesel

“Maaf ya ndre, papa memang gitu orangnya. Susah banget ditebak, suka aneh-aneh orangnya.” Ucap adelia

“Ya udah deh, mau gimana lagi, udah terjadi juga.” Ucap gue. Waktu itu gue pikir percuma juga marah-marahin adelia, malah gue jadi kayak pengecut yang cuma berani marah-marah sama adelia tapi ciut kalau ketemu sama papanya.

“Eh, bisa main PS nggak?” tanyanya kepada gue.

“Bisa dong. Apalagi lawan cewe kayak kamu, cetek.” Ucap gue sambil menjentikkan kelingking.

“Ih, sombong banget. Buktiin ya nanti.”

Adelia kemudian mengajak gue menaiki tangga menuju lantai atas, disana ternyata sudah tersedia sebuah TV Plasma layar lebar dan sebuah PS 2.

“Kalau gitu main ini aja ya?” ucap adelia sambil mengeluarkan sebuah kaset PS dengan tulisan Tekken.

“Serius mau ngajakin main itu?” tanya gue

“Kenapa memangnya? Kamu takutya?” ledek adelia

“Iya aku takut kalau nanti kamu kalah telak.” Balas gue, bukannya gue sombong tapi memang gue udah expert banget dengan namanya Tekken.

“Ya udah cepet duduk sini.” Ucap adelia sambil menyalakan tv dan PS nya

Diluar dugaan adelia bener-bener jago mainnya, dari 20 kali main gue cuma menang sekali itu juga darah gue sisa tinggal secuil yang kalau di sentuh dikit aja udah langsung K.O. Rada malu gue waktu mengingat ucapan sombong gue sebelum main, gue lupa kalau cewe disamping gue ini emang bukan cewe normal. Gue ngerasa kayak ngejilat ludah gue sendiri deh, yang buat gue kesel setiap main dia selalu ngeledek gue.

“Katanya tadi sudah expert? Katanya tadi udah jadi makanan sehari-hari?” Masa jin kalah sama Nina sih. Hahaha..” Ledeknya puas

“Udah deh diem, tadi lagi pemanasan jari-jari nih. Sekarang baru serius main, cepet pilih jagoannya.” Ucap gue mulai nggak sabar.

“Masa pemanasannya sampai 21 pertandingan sih?” ledeknya lagi

“Berisik amat sih, cepetan mulai nih.” Ucap gue greget, namun sampai game ke 54 gue cuma bisa menang sekal dan akhirnya pertandingan selesai karena adelia merasa bosan.

“Ah, nggak seru lawan andre. Lemah ih.” Ledeknya lagi yang bener-bener meruntuhkan mental gue.

Tiba-tiba muncul seorang gadis kecil dari salah satu pintu diruangan itu, dia berlari menuju adelia lalu langsung memeluknya.

“Eh, Airine udah bangun.” Ucap adelia sambil memeluk dan menciumi gadis kecil itu.

“Liat tuh ada om-om ndut, airine coba tanya, namanya siapa om?” ucap adelia mengajari airine, tapi gadis kecil itu cuma tertawa dan masih memeluk adelia. Lucu banget adiknya adelia ini, kalau aja bisa dibawa pulang buat oleh-oleh udah gue karungin ini balita.

Tiba-tiba saja gadis kecil itu berlari dan memeluk gue lalu duduk dipangkuan gue. agak kaget sih dengan serangan mendadaknya sih, tapi memang ini balita lucu banget mirip seperti boneka-boneka keramik eropa, matanya besar jernih lagi, pipinya sedikit tembem, mulutnya tipis dan kecil, rambutnya hitam lebat sebahunya dan kulitnya putih bersih khas orang eropa.

“Ini bocah masih kecil aja udah cantik gini, apalagi kalau udah besar nanti ya. Bakalan secantik kakaknya atau lebih cantik lagi ya.” pikir gue penasaran. Dan lagi aneh banget anaknya, cepet banget nemplok ke orang yang belom dikenalnya kayak gue, nggak ada rasa takut atau malu-malu seperti anak-anak balita seusianya, duduknya anteng lagi sambil asik menggigit snack yang ada didepan gue.

“Eh..eh..eh.. langsung nempel aja, mbaknya di cuekin.” Ucap adelia yang berbicara dengan bocah itu.

“ Ai..rine. enak ya duduk disitu?” tanya adelia ke bocah itu yang dibalas dengan anggukan.

Gadis kecil itu baru berdiri dari pangkuan gue saat mamanya adelia datang menghampiri kami, dia berlari kearah mamanya dan memeluk kakinya. mamanya lalu menggendong dia dan berjalan kearah gue dan adelia, rupanya dia memberikan gue sebuah T-shirt dan celana yang baru saja dia beli. Jujur gue saat itu merasa sungkan banget nerimanya tapi mau bagaimana lagi, daripada gue harus memakai baju tidur yang berenda itu, ya gue singkirin aja sikap sungkan gue.

“Nak andre ayo kebawah makan dulu, makanannya udah tante siapin. Papanya delia juga sudah nunggu dibawah.” Ajak mamanya adelia

“I..i..iya tante.” Ucap gue gugup.

Ternyata dibawah papanya adelia sudah berada didepan pemanggang sedang memanggang daging domba tadi, salut gue sama papanya adelia. niat banget cuma mau buat domba guling kayak gitu, sampai-sampai dari pemotongan dombanya sampai dibakar dikerjain sampai tuntas, nggak setengah-setengah. Tapi pada akhirnya gue sama sekali nggak nyentuh itu daging, gara-gara keinget waktu domba itu merenggang nyawa seketika itu juga nafsu makan gue jadi hilang. Tapi tiba-tiba adiknya adelia, si airine datang membawa sebuah daging yang ditusuk dengan garpu kepada gue mencoba untuk menyuapi daging itu ke mulut gue. Awalnya gue masih enggan, tapi entah kenapa melihat wajahnya yang imut dan polos itu, gue jadi luluh dan memakannya. Enak banget rasanya, dagingnya lembut banget dikunyahnya bumbunya juga bisa nyatu gitu ke dagingnya meskipun agak pedes-pedes dikit tapi itu yang bikin enak, sampai akhirnya gue malah nambah lagi dan lupa adegan saat penyembelihannya emoticon-Big Grin ,
maafkan aku ya mbek, aku janji nggak akan menyia-nyiakan daging pengorbananmu ini. Semoga engkau tenang dialam sana.emoticon-Berduka (S)

Amin...

Suasana saat itu benar-benar asik, semua anggota yang ada dirumah berkumul dan makan bersama – sopirnya, pembantunya, tukang kebunnya semua makan bersama, sikapnya itulah yang membuat gue menjadi respek dan menghormati beliau meskipun kadang suka aneh. Airine, adiknya adelia saat itu selalu didekat gue, minta supin ke gue sambil duduk diatas paha gue. Sampai-sampai adelia heran adiknya bisa nempel terus ke gue. Sebelum pulang mama adelia ternyata sudah menyiapkan potongan daging tersebut untuk gue bawa pulang. Ternyata memang tidak bisa menilai seseorang itu hanya dari satu sisi.
Diubah oleh kesshou 21-11-2015 23:45
Darpox
khodzimzz
khodzimzz dan Darpox memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.