- Beranda
- Stories from the Heart
The Book Of Promise
...
TS
gianhidayat
The Book Of Promise
Sebelumnya kepada mimin dan para momod forum SFTH , izinkan saya untuk sharing tentang novel karangan saya sendiri yang berjudul The book of Promise. Semua kritik dan saran saya terima dengan lapang dada, Dan sebuah Feedback dari kalian adalah semangat bagi saya sendiri . Semoga harimu menyenangkan
dan selamat membaca
*Note : Sumber gambar ilustrasi berasal dari Google
dan selamat membaca
Spoiler for "Ilustrasi":
Spoiler for "Sinopsis":
Quote:
The Book Of Promise
Buku Ini menceritakan tentang ketulusan seorang kakak dalam menyayangi Seorang adiknya , Sang kakak sangat baik kepada sang adik yang bernama Gian. Hingga suatu hari Kakak beradik itu bertemu dengan anak perempuan bernama Mira , Yang kemudian di anggap sebagai adiknya juga oleh Sang kakak. Hari-demi hari mereka lalui bersama , Kehangatan dan kebersamaan kakak beradik . Namun semua berubah ketika sang kakak melakukan perjanjian dengan sebuah Buku , Sifat sang kakak berubah drastis pada adik Laki-lakinya,Gian . Setelah 1 tahun berlalu semenjak kepergian sang kakak, Adik laki-lakinya menemukan sebuah buku yang digunakan sang Kakak untuk melakukan perjanjian. Seiring berjalannya waktu Kedua adik sang Kakak Mulai merasakan benih-benih cinta , Namun sesuatu kembali terjadi dan Gian tak pernah melihat Mira . Gian menjalani hidupnya Sendirian dan Kesepian, Hingga pada suatu saat Gian berhasil menemukan perjanjian apa yang dilakukan sang kakak dengan buku itu. Dan setelah mengetahui isi dari perjanjian itu , Gian mulai menyadari sesuatu hal yang sangat penting. Bahwa Kakaknya tak pernah berubah dan tetap menyayanginya sampai Akhir hayatnya.
Buku Ini menceritakan tentang ketulusan seorang kakak dalam menyayangi Seorang adiknya , Sang kakak sangat baik kepada sang adik yang bernama Gian. Hingga suatu hari Kakak beradik itu bertemu dengan anak perempuan bernama Mira , Yang kemudian di anggap sebagai adiknya juga oleh Sang kakak. Hari-demi hari mereka lalui bersama , Kehangatan dan kebersamaan kakak beradik . Namun semua berubah ketika sang kakak melakukan perjanjian dengan sebuah Buku , Sifat sang kakak berubah drastis pada adik Laki-lakinya,Gian . Setelah 1 tahun berlalu semenjak kepergian sang kakak, Adik laki-lakinya menemukan sebuah buku yang digunakan sang Kakak untuk melakukan perjanjian. Seiring berjalannya waktu Kedua adik sang Kakak Mulai merasakan benih-benih cinta , Namun sesuatu kembali terjadi dan Gian tak pernah melihat Mira . Gian menjalani hidupnya Sendirian dan Kesepian, Hingga pada suatu saat Gian berhasil menemukan perjanjian apa yang dilakukan sang kakak dengan buku itu. Dan setelah mengetahui isi dari perjanjian itu , Gian mulai menyadari sesuatu hal yang sangat penting. Bahwa Kakaknya tak pernah berubah dan tetap menyayanginya sampai Akhir hayatnya.
Index
Quote:
My Brother
- Part 1 - Ketika langit meneteskan air mata, aku hanya terdiam
- Part 2 - 3 Tahun yang lalu
- Part 3 - Mira
- Part 4 - Kekuatan Super Mira
- Part 5 - Seragam Merah Putih
- Part 6 - Pertandingan Sepak Bola
- Part 7 - Aku berjanji akan menjadi pemain bola yang hebat
- Part 8 - Kenangan Seorang Pemain Sepak Bola
- Part 9 - Ayo Kita Kalahkan Mereka
- Part 10
- Part 11 - Lipstik Dan Kebohongan
- Part 12 - Sebuah Janji Pada Mira
- Part 13 - Ajari aku cara berkelahi!
- Part 14 - Kenangan Seorang Petarung
- Part 15 - Bermain Menjadi Detektif
- Part 16 - Kehangatan Keluarga
- Part 17 - Wanita Berkucir, Siapa Dia?
*Note : Sumber gambar ilustrasi berasal dari Google
Diubah oleh gianhidayat 21-12-2015 18:35
anasabila memberi reputasi
1
3.5K
Kutip
33
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
gianhidayat
#1
My Brother
Ketika langit meneteskan air mata, aku hanya terdiam
Bersambung
Quote:
Hujan , Aku melihat diluar hujan turun lebat. Apa langit menangisi kepergian kakaku? , Jika memang langit menangisi kepergian kakaku. Mengapa aku yang sebagai adik kandungnya mataku enggan walau hanya untuk berkaca-kaca atas kepergian kakaku.Mungkin ini karena perbubahan sikap kakaku, yang terlalu pahit kepadaku. Orang - orang mengetahui bahwa aku dan kakaku sangatlah dekat , sehingga ketika mereka melihatku yang tak menunjukan ekspresi kesedihan atas kepergian kakak . Mereka mengira aku terlalu sedih sehingga tak tau apa yang harus di lakukan , kakek dan neneku mencoba menghiburku yang sama sekali tidak sedih . Mereka memeluku erat , berbeda dengan ibuku yang terus tidur dengan memeluk foto kakaku dengan erat. Aku tak heran jika ibu tak memperhatikanku , mungkin ibu berbicara secara langsung padaku hanya ketika aku bayi. Tentu saja aku tak akan mengingatnya karena aku masih bayi yang tak tau apa-apa dan hanya bisa menangis.
Aku dan ibu tak pernah berbicara secara langsung , maksudku secara langsung adalah bertatap muka . Aku tak tau apa salahku , yang jelas nenek pernah bercerita padaku . Saat aku pertama di lahirkan , Ibu memberikan nama padaku yang nama belakangnya di ambil dari nama belakang ibuku sendiri . Namaku Gian , Nama lengkapku Gian HIdayat. Dan ibuku bernama Yeni, nama lengkapnya Yeni hidayati . Aku dan kakak mempunyai inisial nama yang sama , ya "G". Nama kakaku Gilang , Nama lengkapnya Gilang Ajid Alimin.
Ibu selalu menggunakan perantara untuk berbicara denganku , awalnya aku heran kenapa . Namun seiring berjalannya waktu akupun tak memperdulikannya lagi dan mulai terbiasa dengan hal itu. Karena perlakuan ibu yang seperti itu kakak menjadi sangat baik, sebelum kakak berubah aku sangat membanggakannya .Usiaku sekarang 10 tahun , Aku menjadi teringat di hari pertamaku sekolah 3 tahun yang lalu dimana kakak masih sangat baik kedapaku dan keadaanpun sama hujan deras seperti sekarang ini.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
3 tahun yang lalu
"Hujaaaan . . ! yeee adek bisa ga pergi sekolah dong kalau ujannya deres gini " Ucapku kegirangan sambil meloncat-loncat
"loh ko gitu dek ? ini kan hari pertama adek sekolah loh " Jawab kakaku dengan menatap ke arahku .
"yah nanti basah dong kak kalau pergi , kalau adek sakit gimana hayo?" tanyaku dengan manja
"ya engga basah dong, kan kakak punya ini " kakak menunjukan jas hujan nya .
"Yah kakak , ade kan males kalau becek " jawabku penuh alasan
"ya udah kakak gendong aja, jadi engga kena becek dek " jawab kakaku sembari mengusap kepalaku
Akupun mengangguk , dan kakakpun tersenyum padaku . Kini aku dan kakak sedang menunggu sarapan yang sedang disiapkan oleh neneku , tak lama menunggu nenekpun datang menghampiri kami yang sedang duduk menonton tv di ruang tengah .
"wah udah pada ganteng ganteng ya cucuk nenek , ayo makan dulu sarapannya biar kuat sekolahnya " ucap nenek dengan tersenyum ke arah kami berdua.
Nenekpun kembali kedapur untuk melanjutkan memasak , setiap pagi biasanya kakek sedang memandikan burung kesayangannya . Namun karena diluar hujan lebat kakekpun hanya tertidur di kamarnya . Kamipun segera menghabiskan sarapan, Setelah selesai sarapan kakak menyuruhku untuk merapihkan kembali baju seragamku dan memakai sepatu. Aku agak kesulitan untuk memakai sepatu , karena aku belum bisa menalikan sepatuku sendiri . Melihat aku yang sedang kebingungan menalikan sepatu , kakakpun menghampiriku dan menunjukan caranya menalikan sepatu . Sekali melihat aku masih belum bisa , Kedua kali akupun masih belum bisa , Dan ketiga kalinya akupun masih tak bisa . Sehingga kakakpun memutuskan untuk menalikannya untuku , dan akan mengajariku sepulang sekolah nanti .
"Adek ini susunya ko engga diminum?" tanya kakaku sembari memberikan segelas susu itu padaku
Akupun segera menghabiskannya , tak butuh waktu lama untuk menghabiskannya karena aku sangat suka minum susu.Namun kulihat kakak tertawa dan matanya tertuju padaku .
"Kenapa kak? " tanyaku lugu
"Nih liat " kakakpun menyodorkan cemir padaku
"Hiih , untung belum pergi ya kak . Kalau udah pergi kan malu, masa udah gede masih minum susu" ucapku dengan agak kesal
Kakakpun hanya tersenyum dan pergi ke dapur , Tak lama kakakpun kembali ,
"wah ujannya reda nih dek , kaka jadi ga usah gendong adek nih " ucap kakak penuh semangat
"yah ko reda sih , adek kan pengen di gendong kakak " ucapku kecewa
"bagus dong jadi adek jalan kaki aja biar sehat " ucap kaka sambil tersenyum kepadaku
Aku dan kakak sudah siap berangkat sekolah , tak lupa kamipun berpamitan pada kakek dan nenek . Kami mencium kedua tangan mereka, dan terdengar suara telphone berdering , Sepertinya itu dari ibu . Dan benar itu ibu yang menelpon , setiap pagi ibu selalu menelpon untuk mengucapkan "Hati - hati di jalan ya kak , jaga adeknya ya. ibu sayang kalian " lalu telphonepun terputus . Ibuku tinggal di luar kota , karena bisnisnya ia tak bisa tinggal bersama kami . Itu yang di katakan nenek dan kakek kepada kami . Kamipun berangkat , Perjalanan dari rumah menuju sekolah tidaklah jauh , hanya 10 menit perjalanan jika berjalan kaki . Karena ini hari pertamaku kesekolah aku tak mengetahui jalan , jadi sepanjang perjalanan kakak menyuruhku untuk mencoba menghapal jalanya . Kami melewati gang yang lumayan sempit , setelah melewati gang tersebut . Kini kakak bercerita tentang tempat yang akan kami lewati selanjutnya , yaitu komplek pemerintahan . Yang menempati tempat itu adalah para Pegawai Negeri Sipil , aku tak mengerti apa itu tapi aku terus mendengarkan dan tak mau memotong kakak yang sedang bercerita penuh semangat.
"Nanti adek tau deh rasanya main disini ,pulang sekolah lewat sini bersama teman - teman . Berlari-lari, Bermain bola , Bermain Polisi-polisian , dan tidur - tiduran di lapangan berumput itu " kakak bercerita dengan wajah yang sangat bahagia.
"Seru banget kak , adek jadi pingin cepet sampe sekolah . Masih jauh engga kak? " tanyaku penuh semangat
"Masih agak jauh dek , tapi kalau udah biasa engga akan terasa jauhnya . Habis lewatin komplek ini , nanti ada tempat pengisian bahan bakar kendaraan bermotor, terus nanti lewatin lapangan lagi dek . ada 3 lapangan loh. Yang pertama lapangan bawah yang gak ada rumputnya , terus di atas sebelahkanannya ada lapangan voli . Nah setelah lewatin lapangan voli tadi ketemu deh sama gerbang sekolah " jelas kakaku panjang lebar.
"Katanya ada 3 lapangan kak? ko ade denger baru ada 2 aja kak yang kakak sebutin " tanyaku penasaran
"Satu lagi ada ditengah sekolah dek , sekolahnya besar loh dek " jawab kakaku .
Kini tak terasa aku sudah melewati pengisian bahan bakar kendaraan bermotor yang tadi kakak ceritakan sebelumnya, disini aku mulai melihat banyak anak-anak yang memakai seragam yang sama denganku. Yang membedakan adalah mereka di temani oleh ibunya , sedangkan aku di temani oleh kakaku saja. Namun itu sudah cukup bagiku karena kakak adalah kakak terbaik yang pernah ku punya, akupun lalu memeluknya .Kakak hanya terdiam dan memperhatikan sekitar , kelihatanya kakak mengerti apa yang kurasakan . Kakakpun lalu berkata
"Adek , coba deh liat ke atas. Mataharinya bikin anget ya dek "
"Iya kak " ucapku sambil menatap langit
"Coba adek liat deh orang orang , apa orang- orang ngucapin Terimakasih ke matahari?" pertanyaan aneh dari kakaku
"engga ada kak , orang-orang malah engga merhatiin matahari kak " ucapku polos
"Meskipun matahari tau orang-orang tak akan berterima kasih padanya , Matahari tetap saja menyinari dunia dan menghangatkannya. Jadi adek harus janji , terus sinari ibu dan kakak dengan senyuman adek yah . Dan tersenyum juga untuk Ayah di surga ya" ucap kakaku dengan mata berkaca-kaca
Akupun mengangguk dan menghapus air mataku , dan melanjutkan perjalanan ke sekolah bersama kakak . Kakak terhebat dan aku bangga menjadi adiknya.
Aku dan ibu tak pernah berbicara secara langsung , maksudku secara langsung adalah bertatap muka . Aku tak tau apa salahku , yang jelas nenek pernah bercerita padaku . Saat aku pertama di lahirkan , Ibu memberikan nama padaku yang nama belakangnya di ambil dari nama belakang ibuku sendiri . Namaku Gian , Nama lengkapku Gian HIdayat. Dan ibuku bernama Yeni, nama lengkapnya Yeni hidayati . Aku dan kakak mempunyai inisial nama yang sama , ya "G". Nama kakaku Gilang , Nama lengkapnya Gilang Ajid Alimin.
Ibu selalu menggunakan perantara untuk berbicara denganku , awalnya aku heran kenapa . Namun seiring berjalannya waktu akupun tak memperdulikannya lagi dan mulai terbiasa dengan hal itu. Karena perlakuan ibu yang seperti itu kakak menjadi sangat baik, sebelum kakak berubah aku sangat membanggakannya .Usiaku sekarang 10 tahun , Aku menjadi teringat di hari pertamaku sekolah 3 tahun yang lalu dimana kakak masih sangat baik kedapaku dan keadaanpun sama hujan deras seperti sekarang ini.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
3 tahun yang lalu
"Hujaaaan . . ! yeee adek bisa ga pergi sekolah dong kalau ujannya deres gini " Ucapku kegirangan sambil meloncat-loncat
"loh ko gitu dek ? ini kan hari pertama adek sekolah loh " Jawab kakaku dengan menatap ke arahku .
"yah nanti basah dong kak kalau pergi , kalau adek sakit gimana hayo?" tanyaku dengan manja
"ya engga basah dong, kan kakak punya ini " kakak menunjukan jas hujan nya .
"Yah kakak , ade kan males kalau becek " jawabku penuh alasan
"ya udah kakak gendong aja, jadi engga kena becek dek " jawab kakaku sembari mengusap kepalaku
Akupun mengangguk , dan kakakpun tersenyum padaku . Kini aku dan kakak sedang menunggu sarapan yang sedang disiapkan oleh neneku , tak lama menunggu nenekpun datang menghampiri kami yang sedang duduk menonton tv di ruang tengah .
"wah udah pada ganteng ganteng ya cucuk nenek , ayo makan dulu sarapannya biar kuat sekolahnya " ucap nenek dengan tersenyum ke arah kami berdua.
Nenekpun kembali kedapur untuk melanjutkan memasak , setiap pagi biasanya kakek sedang memandikan burung kesayangannya . Namun karena diluar hujan lebat kakekpun hanya tertidur di kamarnya . Kamipun segera menghabiskan sarapan, Setelah selesai sarapan kakak menyuruhku untuk merapihkan kembali baju seragamku dan memakai sepatu. Aku agak kesulitan untuk memakai sepatu , karena aku belum bisa menalikan sepatuku sendiri . Melihat aku yang sedang kebingungan menalikan sepatu , kakakpun menghampiriku dan menunjukan caranya menalikan sepatu . Sekali melihat aku masih belum bisa , Kedua kali akupun masih belum bisa , Dan ketiga kalinya akupun masih tak bisa . Sehingga kakakpun memutuskan untuk menalikannya untuku , dan akan mengajariku sepulang sekolah nanti .
"Adek ini susunya ko engga diminum?" tanya kakaku sembari memberikan segelas susu itu padaku
Akupun segera menghabiskannya , tak butuh waktu lama untuk menghabiskannya karena aku sangat suka minum susu.Namun kulihat kakak tertawa dan matanya tertuju padaku .
"Kenapa kak? " tanyaku lugu
"Nih liat " kakakpun menyodorkan cemir padaku
"Hiih , untung belum pergi ya kak . Kalau udah pergi kan malu, masa udah gede masih minum susu" ucapku dengan agak kesal
Kakakpun hanya tersenyum dan pergi ke dapur , Tak lama kakakpun kembali ,
"wah ujannya reda nih dek , kaka jadi ga usah gendong adek nih " ucap kakak penuh semangat
"yah ko reda sih , adek kan pengen di gendong kakak " ucapku kecewa
"bagus dong jadi adek jalan kaki aja biar sehat " ucap kaka sambil tersenyum kepadaku
Aku dan kakak sudah siap berangkat sekolah , tak lupa kamipun berpamitan pada kakek dan nenek . Kami mencium kedua tangan mereka, dan terdengar suara telphone berdering , Sepertinya itu dari ibu . Dan benar itu ibu yang menelpon , setiap pagi ibu selalu menelpon untuk mengucapkan "Hati - hati di jalan ya kak , jaga adeknya ya. ibu sayang kalian " lalu telphonepun terputus . Ibuku tinggal di luar kota , karena bisnisnya ia tak bisa tinggal bersama kami . Itu yang di katakan nenek dan kakek kepada kami . Kamipun berangkat , Perjalanan dari rumah menuju sekolah tidaklah jauh , hanya 10 menit perjalanan jika berjalan kaki . Karena ini hari pertamaku kesekolah aku tak mengetahui jalan , jadi sepanjang perjalanan kakak menyuruhku untuk mencoba menghapal jalanya . Kami melewati gang yang lumayan sempit , setelah melewati gang tersebut . Kini kakak bercerita tentang tempat yang akan kami lewati selanjutnya , yaitu komplek pemerintahan . Yang menempati tempat itu adalah para Pegawai Negeri Sipil , aku tak mengerti apa itu tapi aku terus mendengarkan dan tak mau memotong kakak yang sedang bercerita penuh semangat.
"Nanti adek tau deh rasanya main disini ,pulang sekolah lewat sini bersama teman - teman . Berlari-lari, Bermain bola , Bermain Polisi-polisian , dan tidur - tiduran di lapangan berumput itu " kakak bercerita dengan wajah yang sangat bahagia.
"Seru banget kak , adek jadi pingin cepet sampe sekolah . Masih jauh engga kak? " tanyaku penuh semangat
"Masih agak jauh dek , tapi kalau udah biasa engga akan terasa jauhnya . Habis lewatin komplek ini , nanti ada tempat pengisian bahan bakar kendaraan bermotor, terus nanti lewatin lapangan lagi dek . ada 3 lapangan loh. Yang pertama lapangan bawah yang gak ada rumputnya , terus di atas sebelahkanannya ada lapangan voli . Nah setelah lewatin lapangan voli tadi ketemu deh sama gerbang sekolah " jelas kakaku panjang lebar.
"Katanya ada 3 lapangan kak? ko ade denger baru ada 2 aja kak yang kakak sebutin " tanyaku penasaran
"Satu lagi ada ditengah sekolah dek , sekolahnya besar loh dek " jawab kakaku .
Kini tak terasa aku sudah melewati pengisian bahan bakar kendaraan bermotor yang tadi kakak ceritakan sebelumnya, disini aku mulai melihat banyak anak-anak yang memakai seragam yang sama denganku. Yang membedakan adalah mereka di temani oleh ibunya , sedangkan aku di temani oleh kakaku saja. Namun itu sudah cukup bagiku karena kakak adalah kakak terbaik yang pernah ku punya, akupun lalu memeluknya .Kakak hanya terdiam dan memperhatikan sekitar , kelihatanya kakak mengerti apa yang kurasakan . Kakakpun lalu berkata
"Adek , coba deh liat ke atas. Mataharinya bikin anget ya dek "
"Iya kak " ucapku sambil menatap langit
"Coba adek liat deh orang orang , apa orang- orang ngucapin Terimakasih ke matahari?" pertanyaan aneh dari kakaku
"engga ada kak , orang-orang malah engga merhatiin matahari kak " ucapku polos
"Meskipun matahari tau orang-orang tak akan berterima kasih padanya , Matahari tetap saja menyinari dunia dan menghangatkannya. Jadi adek harus janji , terus sinari ibu dan kakak dengan senyuman adek yah . Dan tersenyum juga untuk Ayah di surga ya" ucap kakaku dengan mata berkaca-kaca
Akupun mengangguk dan menghapus air mataku , dan melanjutkan perjalanan ke sekolah bersama kakak . Kakak terhebat dan aku bangga menjadi adiknya.
Bersambung
Diubah oleh gianhidayat 28-11-2015 15:14
0
Kutip
Balas
