Part 13

Keesokan harinya pagi-pagi sekitar jam 9an gue mencuci mobil, karena sudah hampir 2 mingguan mobil belum dicuci. Walaupun nggak disuruh, tapi gue tetep harus melakukannya agar mobil ini tampak bersih dan rapi ketika dipakai untuk kemana-mana.

Seperti biasa, Vivi dan pak Ahmed sudah berangkat ke kantor pada pagi hari dan hanya tinggal gue bertiga saja di rumah ini. Rencananya sih hari ini gue mau ngirim kado yang gue beli buat ibu dan setelah itu mungkin gaada kegiatan lagi, soalnya keliatannya Xena hari ini ga kemana-mana.

Jam 10 ketika gue baru selesai mandi gue langsung siap siap dan membawa kado ini buat dikirim. Sekeluarnya gue dari kamar, gue pergi ke dapur untuk mengambil kunci motor yang berada di atas kulkas. Saat gue hendak mengambil sendal gue, tiba-tiba suara teriakan dari atas memanggil nama gue.

" GEGEE.....!!!! GEGE.....!!! " Teriaknya dari atas.

Gue mendengar panggilan itu pun langsung bergegas ke lantai atas. dan mendapati Xena sudah rapih sambil membawa tas ranselnya.

" Iya, kenapa non ? " Tanya gue dengan muka sedikit bingung

" Anterin aku cepet ke kampus!!! "

" Iya non , tapi pake motor gapapa ya? , soalnya udah ngeluarin motor sayanya non.. "

" Yaudah buru!!! " Semprotnya..

Gue bergegas kembali ke bawah dan keluar dari rumah. Diikuti dengan Xena yang di belakang gue menyusul. Di Luar tak lupa gue memberikannya helm supaya rambutnya yang wangi itu tidak tercemar oleh udara luar yang kotor *lebaymode
Maksud gue biar aman lah hehe

" Nih helmnya non... "

" Ya : " Kata dia dengan memasang wajah jutek

Di motor lebih dia lebih banyak diem sih. Akhirnya hati gue tergerak untuk mengajak dia ngobrol biar gak terlalu tegang sih *koktegangsih

" Ada acara apa non di kampus kalo boleh tau? "

" Ini ngurusin buat wisuda gee!! Males banget aku ge... pasti ketemu dia lagi deh "

" Hahaha.. Tau lah yang masih galau mah wkwkwk.. " Ledek gue

" Isshhhh ngapain ngegalauin cowo tengil kaya dia... ! "

" Tengil tengil tapi kok mau dulu hahahha " Ledek gue lagi

" Di pelet deh kayanya dulu aku tuh haha.. " Kata dia..

" Ada ada aja si non mah kalo ngomong kwkwkw.. "

Sesampai nya di kampusnya, gue disuruh menunggu di suatu tempat kaya kios kecil gitu tempat jualan snack, minuman gitu. Setengah jam gue nunggu dia, tiba tiba dari seberang jalan gue lihat seorang pemuda menuju ke arah gue. Dia semakin mendekat ke arah gue, awalnya gue pikir dia mau mampir ke warung, tapi ternyata tidak ketika dia sudah berada di hadapan gue.

" Ohh jadi ini ya supir tengilnya Xena.. ahahha...! " Katanya dengan pede

" Maaf, mas siapa ya.. " Tanya gue

" Sok sok sopan lagi lo tengil! " Katanya dia mengenggam kerah baju gue dengan lo.

" Saya mohon lepasin saya.., saya ga mau cari ribut disini. " kata gue sambil menahan emosi.

" Kalo gua gamau gimana hah!! Bacot banget lo kaya jago aja.." kata dia semakin sok jago.

" ... " Gue pun terdiam

" Dasar laki laki cemen lu! Percuma gue kalo ngelawan lu, udah pasti gue menang lah " Kata dia dengan sombongnya

Dalem hati gue ni orang belum tau sih kalo gue dulu juara pencak silat pas SMA . Untungnya aja gue bukan orang yang emosian kaya dan emosi masih bisa gue kontrol.

" Cabut ah, males gue ngeladenin cowo cupu kaya lo! " kata dia sambil mendorong gue jatuh ke bawah.

Gue pun jatuh terdorong, alhasil tangan kanan gue jadi korban karena lecet setelah tergesek oleh permukaan semen.

" FIAN!!!! " Terdengar teriakan cewe dari seberang deket gedung kampus.

Gue yang sedang memegangi tangan gue yang lecet dan mulai mengeluarkan darah melihat Xena yang berteriak dari sana dan menghampiri gue bersama seorang temen cewenya.

" MAKSUD LO TUH APA SIH HAH!! " Kata Xena dengan marahnya lalu menampar Fian.

" APA BELOM PUAS LO NYAKITIN GUE!! " Lanjutnya

" Gue cuma ngetest nih supir tengil lo ini hahah..., ternyata lemah banget. " Katanya

" MENDINGAN LO PERGI DEH !!!! GUE UDAH JIJIK LIAT MUKA SAMA TINGKAH LO ITU !!!! " Kata Xena semakin emosi.

Tak begitu lama si Fian pun akhirnya pergi dengan gayanya yang songong.

" Ge... kamu gapapa kan... " Tanya Xena panik

" Na.. itu tangannya berdarah tuh.. , Ini aku ada obat merah na.." kata temennya Xena..

" Iya makasih Li.. " kata Xena kepada temennya

" Yaudah aku duluan ya, soalnya itu udah dijemput sama pacarku.. " Kata temennya Xena

" Eh iya.. hati hati li " Kata Xena..

Temannya Xena lalu pergi meninggalkan gue berdua dengan Xena disini. Kemudian Xena mengambil obat merah yang diberikan oleh temannya tadi.

" Ge.. aku kasih obat merah yah.. " kata dia sambil memegang tangan kanan gue..

" Iya non...

Ia kemudian meneteskan beberapa kali obat merah di luka gue.

" Perih ngga? "

" Sedikit sih non.. tapi gapapa kok.. "

" Maaf ya gara-gara masalah aku kamu jadi kena imbasnya juga.. " Kata Xena

" Udah gapapa kok non.. anggep aja resiko pekerjaan hehe.. "

" Ntar dirumah baru dikasih plester yah... " Kata Xena tersenyum

" Iya sip.. " Balas gue

" Tapi kamu bisa kan bawa motornya? "

" Bisa lah non, luka gini mah cuma luka kecil doang.. "

" Owh yaudah, soalnya kalo ga bisa biar aku yang bawa aja. "

" Tenang aja, bisa kok non hehe "

" Okee.. ayo katanya mau ngirim kado buat ibu kamu, ntar keburu rame lho tempat paketnya.. "

" Siap non " Kata gue

Kemudian Xena berdiri lebih dahulu dari gue..

" Sini biar aku bantu kamu berdiri " Kata dia mengulurkan tangannya

" Makasih ya non " Ucap gue menyambut uluran tangannya