Kaskus

Story

kesshouAvatar border
TS
kesshou
Mr.Mars & Miss.Venus
Mr.Mars & Miss.Venus

Pernahkah kalian bermimpi indah kemudian tiba-tiba terbangung dengan perasaan hampa di pagi hari ?
Pernahkah kalian merasakan bagaimana kehangatan cinta yang ternyata tidak sejalan dengan takdirNYA ?
Pernahkah kalian merasakan ketakutan dalam menghadapi esok ?
Pernahkah kalian merasakan kalau hidup tidak pernah adil ?
Pernahkah kalian merasakan kemarahan saat seseorang yang berharga pergi meninggalkanmu ?
Pernahkah kalian merasakan pahitnya kopi tidak sebanding dengan pahitnya hidup?
Kalau kalian bertanya kepadaku apakah aku pernah mengalami semua itu
maka jawabanku adalah
IYA....!!!!!
Aku pernah mengalaminya, sampai-sampai bosan dan muak dengan semua ini.
Namun saat itu tiba-tiba engkau datang dalam kehidupanku
Seolah memberikan sesuatu yang kucari selama ini
Sebuah jawaban akan semua penderitaan yang aku lalui
Dan
Engkaulah yang berhasil membuat kopi dalam cangkirku terasa manis.
Dan
Engkaulah yang membuat mataku terbuka lebar sehingga aku bisa melihat indahnya takdir Tuhan.


Hidup ini terlalu singkat dan berharga jika digunakan hanya untuk mengeluh dan bersedih.



Spoiler for Index:


Diubah oleh kesshou 17-05-2016 19:35
yusuffajar123Avatar border
SANTO.0281Avatar border
mahrsmello5680Avatar border
mahrsmello5680 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
677.8K
3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
kesshouAvatar border
TS
kesshou
#92
Kipli emang bener-bener deh, ninggalin gue sendirian bersih-bersih kelas. Tadi cuma bilang mau kencing sebentar, eh sampai sekarang nggak balik lagi kekelas. Padahal yang buat masalah sampai dihukum ini kan dia, niat baik gue bener-bener dimanfaatkan dengan baik oleh kipli. Karena gue udah terlanjur jengkel akhirnya gue juga mengambil tas dan mengambil gitar di base camp terus langsung pulang kerumah, itulah rencana awal gue, tapi tiba-tiba....

Titt.ttiit..baik..

Terdengar sebuah bunyi nada yang pernah gue denger sebelumnya di dalam base camp, tetapi gue agak lupa dimana gue pernah denger suara itu. Gue lalu mencari asal dari bunyi itu, agak susah memang karena suaranya juga kecil banget. Pelan-pelan gue mencobanya lagi, gue tajamkan pendengaran gue sampai gue temukan sebuah benda yang tebal berbentuk segi empat panjang yang panjangnya sekitar 20 cm dan berwarna merah muda. Saat itu gue nggak tau itu sejenis tas atau dompet, karena sewaktu gue buka didalamnya ada beberapa lembar upecahab lima puluh ribuan dan beberapa lembar pecahan lima ribuan, foto seorang anak kecil berambut panjang berbando yang usianya mungkin sekitar 7 atau 8 tahun yang cantik dan lucu, juga banyak sekali kartu-kartu yang terselip didalamnya yang tersusun rapi dan satu buah handphone motorolla razr berwarna magenta pink yang sedang berbunyi. Awalnya gue ragu-ragu untuk mengangkatnya tapi karena rasa penasaran gue lebih besar maka perlahan-lahan gue buka dan saat gue mengucapkan HALLO, terdengar jawaban dari seorang wanita diujung telepon.

“Hallo..Hallo…andre ya..?”

“Iya..ini siapa?” tanya gue karena memang suara ditelpon saat itu benar-benar asing bagi gue.

“Syukur deh..., ini aku adelia.”

“Ooh adelia, ada apa del?”

“Itu hape aku yang kamu pegang, bisa tolong anterin kerumah nggak?” ucap adelia,

“Ooh, bi…” tiba-tiba gue langsung teringat dengan wajah papanya adelia yang buat gue mengurungkan niat untuk mengiyakan permintaan adelia saat itu.

“Aduh gimana ya del...” ucap gue sambil mencari alasan untuk menolaknya.

“Please ndre sebentar aja, aku nggak bisa keluar soalnya mobilku lagi dibawa ke bengkel. Please ndre, hape itu penting banget buat aku.”

“Papa kamu ada di rumah nggak del?” tanya gue untuk memastikan bahwa rumahnya aman.

“Nggak ada, tadi pergi sama pak Anton. Memangnnya kenapa? Tumben banget nanyain papa aku?”

“Nggak apa-apa, cuma kangern aja he..he..he.Ok nanti aku anterin langsung ke rumah kamu ya.” ucap gue.

“Beneran nih..? Makasih ya ndre. nanti kalau kangen aku telpon papa untuk pulang nih? biar kamu bisa ketemu.”

“JANGAN..!!!" teriak gue.

"Tadi aku cuma becanda kok, kamu tunggu aja dirumah nanti aku anterin hp sama dompetnya.” ucap gue

“Ok. Aku tunggu ya. O iya kamu jangan buka-buka galeri didalemnya ya.

“Galeri yang mana?”

“Pokoknya hape ku jangan di otak-atik. Awas kalau sampai diotak-atik.” Ancamnya, yang membuat gue jadi semakin penasaran. Gue emang orangnya kayak gitu, semakin dilarang malah semakin kuat keinginan buat ngelakuin hal yang dilarang itu ya kecuali obat-obatan sama minum-minuman sih.

“Iya, nggak bakalan aku otak-atik.”

“Janji?”

“Iya janji.” Ucap gue saat itu.

“Ok, jam berapa kesininya?”

“Ya sekarang juga.”

“Naik apa?” tanya adelia

“Naik angkot lah, kamu tau sendiri kan aku nggak ada kendaraan pribadi.”

“Lupa. he..he..he. Hati-hati ya.”

“Iya.”

“Tapi kamu masih inget kan jalan-jalan ke rumah aku.” tanyanya lagi

“Masih~. Udah deh ini mau aku anter apa nggak? Dari tadi nanya-nanya terus. Udah percaya aja pasti sampe kok hape sama dompet kamu ini.”

“Hehehe..ya udah deh.” Ucapnya lalu menutup telponnya.
Jujur gue penasaran ada apa sih didalam hapenya ini, sampe-sampe segitunya ngelarang buat di buka.

“Apa jangan-jangan ada foto dia lagi telanjang ya?” pikir gue sambil membayangkan tubuh adelia telanjang,

“Ah shit !! gue malah jadi horny gini. bodo ah dari pada gue kepikiran terus, gue cek aja deh isinya, nggak ada orangnya gini kok.” pikir gue saat itu.

Gue buka hapenya dan memencet salah satu tombolnya tapi ternyata hapenya di kunci dengan password.

“Sialan!! Masih aja sempet ngerjain gue kayak gini.” Gerutu gue sambil mengambil tas dan langsung pergi kerumah adelia.

Hampir satu jam perjalanan gue dari sekolah kerumahnya, seinget gue waktu pertama kali gue kesini nggak selama ini deh. Jalanan macet dan juga angkot yang kelamaan ngetemnya emang bikin umur habis dijalan. Untung aja rumahnya unik jadi mudah bagi gue untuk menemukan rumahnya. Sampai didepan gerbang rumahnya gue langsung memencet bel yang ada ditembok samping berkali-kali sampai ada seorang bapak-bapak membukakan gerbang dan menanyakan gue.

“Saya andre pak, temen sekolahnya adelia. Adeliannya ada pak?” tanya gue sopan kepada bapak itu

“Oh, ada mas. Langsung masuk aja mas.” Ucapnya sambil mempersilahkan gue masuk.

Meskipun ini bukan pertama kalinya gue ke rumahnya adelia, tapi tetep aja rumahnya ini membuat gue berdecak kagum tapi yang paling gue benci dari rumahnya ini cuma satu, jarak dari pager ke depan pintu rumahnya jauh, bikin kaki gue pegel-pegel. Sampai didepan pintunya gue langsung menekan bel yang ada disamping pintunya, meskipun saat itu pintu depannya terbuka lebar. Nggak mungkin kan gue langsung nyelonong masuk, bisa-bisa kepala gue beneran lepas dari badan gue gara-gara ditebas sama papanya terus pulang kerumah tinggal nyawa.

“Andree… sampai juga ya. Sempet bingung nggak nyari rumahku?” ucap adelia menyambut gue dari dalam rumahnya dengan pakaian santainya yang membuat gue panas. Dress lengan pendek tipis warna aqua model rok lipit plus pita kupu-kupu dipinggangnya karena tipisnya gue sampe bisa melihat warna bra putih yang dipakainya dan rambutnya yang diikat keatas membuat tengkuk lehernya kelihatan jelas sehingga membuat lehernya kelihatan lebih menarik, putih mulus, benar-benar membuat dedek kecil gue mulai melakukan perlawanan.
Dengan segera gue mengalihkan pandangan, gue langsung memandang kearah atas kepala adelia sekitar 2-4 senti. Jadi gue bisa menjaga agar adek kecil gue ini agar tenang. Tapi emang anjirr banget pakaian dia saat itu, sederhana tapi menantang. Ini kalau kipli ngeliat adelia berpakaian seperti ini, gue yakin pulang-pulang langsung beli sabun baru dia.

“Haduh ini cewe, kalau aja dunia ini nggak dibatasi sama harta, kedudukan, kasta. Udah langsung gue bawa ni cewe ke KUA buat gue halalin.” Pikir gue saat itu.

Ditengah-tengan gue sama adelia ngobrol didepan pintu, tiba-tiba ada suara pria dari arah dalam rumah. suara yang sangat familiar bagi gue, suara yang membuat gue merinding.

“Siapa del yang datang.” Ucap papanya adelia saat keluar dari dalam rumah.

“Oh, andre pa.” ucap adelia sambil menengok kebelakang.

“Oh, nak andre. Sini masuk kedalam.” Ucap papanya girang. Dan gue masih curiga dengan sikap papanya saat itu, kok bisa beda gini sama yang kemarin.

“Kebetulan nih om mau minta tolong sebentar.” Ucapnya lagi sambil memengang tangan kiri gue dan merangkul bahu gue dengan tangan kanannya dan mengajaknya masuk kedalam rumah.

“Ta…ta..tapi om, saya mau langsung pulang. Dirumah lagi kosong nggak ada siapa-siapa.” Alasan gue saat itu, sambil mencoba melepaskan leher gue dari lengannya karena kurasakan semakin kuat saja lengannya yang melingkar di leher gue.

“Sebentar aja, rumahnya dikuci kan?”

“Di kunci sih om, ta..tapikan…”

“Kalau udah dikunci udah pasti aman.” Ucap papanya sebelum gue sempat melanjutka perkataan sambil terus membawa gue masuk semakin kedalam.

Gue saat itu menengok kearah adelia menatapnya dengan tatapan cemas sambil menggelengkan kepala, gue harap adelia saat itu mengerti isyarat gue itu, dan segera menolong gue. Tapi ternyata adelia hanya tersenyum sambil mengangkat kedua jempolnya kearah gue, sambil berkata GOOD LUCK YA ANDRE dengan suara yang lirik tapi gue masih bisa membaca gerak bibirnya.

SIALAN..!!!

ADELIAA..!!!!
Diubah oleh kesshou 20-11-2015 15:04
khodzimzz
khodzimzz memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.