Kaskus

Story

kesshouAvatar border
TS
kesshou
Mr.Mars & Miss.Venus
Mr.Mars & Miss.Venus

Pernahkah kalian bermimpi indah kemudian tiba-tiba terbangung dengan perasaan hampa di pagi hari ?
Pernahkah kalian merasakan bagaimana kehangatan cinta yang ternyata tidak sejalan dengan takdirNYA ?
Pernahkah kalian merasakan ketakutan dalam menghadapi esok ?
Pernahkah kalian merasakan kalau hidup tidak pernah adil ?
Pernahkah kalian merasakan kemarahan saat seseorang yang berharga pergi meninggalkanmu ?
Pernahkah kalian merasakan pahitnya kopi tidak sebanding dengan pahitnya hidup?
Kalau kalian bertanya kepadaku apakah aku pernah mengalami semua itu
maka jawabanku adalah
IYA....!!!!!
Aku pernah mengalaminya, sampai-sampai bosan dan muak dengan semua ini.
Namun saat itu tiba-tiba engkau datang dalam kehidupanku
Seolah memberikan sesuatu yang kucari selama ini
Sebuah jawaban akan semua penderitaan yang aku lalui
Dan
Engkaulah yang berhasil membuat kopi dalam cangkirku terasa manis.
Dan
Engkaulah yang membuat mataku terbuka lebar sehingga aku bisa melihat indahnya takdir Tuhan.


Hidup ini terlalu singkat dan berharga jika digunakan hanya untuk mengeluh dan bersedih.



Spoiler for Index:


Diubah oleh kesshou 17-05-2016 19:35
yusuffajar123Avatar border
SANTO.0281Avatar border
mahrsmello5680Avatar border
mahrsmello5680 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
677.8K
3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
kesshouAvatar border
TS
kesshou
#91
Hari-hari berlalu dengan sangat cepat, tanpa terasa tinggal beberapa hari lagi bulan Oktober ini berganti menjadi November dan gue bersama dengan kedua partner in crime ini juga mulai sibuk dengan membantu pekerjaan Adelia cs dan juga sibuk dengan latihan band kami. Meskipun rasanya semua berjalan dengan lancar tetapi tetap masih ada celah kecil yang masih menghantui pikiran gue saat itu.

“Vokalis band gue siapa.!!!” Itu lah kata-kata yang selalu mengusik otak gue. ternyata memang nggak mudah mencari seorang vokalis yang memenuhi semua keinginan gue, kipli dan bobby. Puluhan orang sudah kami seleksi, namun tidak ada dari mereka yang sesuai. Ada yang suaranya merdu di nada rendah tetapi langsung pecah di nada tinggi begitu pula sebaliknya. Ada yang cocok tapi dia banyak banget maunya, tengil lah bahkan ada yang sampai membuat bobby mengeluarkan jurus-jurus karate lantaran emosi yang sudah nggak bisa ditahannya lagi.

Belum ditambah dengan masalah peralatan, peralatan kami cuma gitar akustis dan gitar bass akustik minus drum. Jadi mau nggak mau bobby harus latihan di studio musik terkadang bersama dengan gue dan kipli atau berdua dengan kipli. Mau pinjam ke ekskul orchestra, percuma banget, mereka terlalu pelit untuk meminjamkannya. Banyak sekali alasan-alasan yang mereka buat, mulai dari drumnya rusak lah, belum di setel lah, mau dipakai buat pentas lah dan lain-lain sampai gue muak dengernya dan menyerah untuk berusaha melego ketuanya.

“Kenapa jadi gini ya cui nasib kita. Buat latihan aja susah, uang jajan gue habis buat latihan di studio mulu.” Keluh kipli

“Iya nih, gue udah beberapa minggu ini ngurangin jajan gue. Untung aja Adelia, Steffy, Helen sama Selvi sering bawain makanan sama snack ke sini ucap bobby sambil asik mengunyah potato chips yang berada di meja.

“Eh kalau dipikir-pikir semenjak kita gabung sama cewe-cewe, rasanya kita nggak pernah jajan di warungnya bu Mira lagi deh.” Ucap gue sambil mengambil toblerone dan memakannya.

“Ya iyalah, gimana kita mau jajan kesana. Snack yang mereka bawain aja kadang-kadang nggak habis kita makan.” ucap kipli sambil membuka sebuah minuman kaleng yang ada dimeja.

“Ya, gue rasa sih ini sebanding dengan bantuin kita ke mereka lah.” Ucap gue

“Yoi.” Ucap kipli dan bobby serempak.

Disaat gue asik memandang langit-langit atap tiba-tiba dari arah pintu terdengar teriakan yang sangat fals banget yang membuat kaget kita bertiga diruangan itu.

“HAI…!!!” teriak steffany sambil melangkah masuk kedalam yang diikuti oleh adelia dibelakangnya sambil membawa sebuah majalah.

“Kok pada lemes-lemes gitu sih? Masih siang lho ini, nggak malu sama cacing-cacing diperut.” ucap steffany sambil mencubit perut gue

“Wewe gombel, sakit woi..” ucap gue sambil bangkit dari sofa.

Adelia hanya terdiam dan memperhatikan gue yang sedang mengunyah coklat yang masih menempel dimulut.

“ANDREE…ITUKAN COKLAT AKU.” teriaknya tiba-tiba sampai membuat coklat yang ada dimulut gue terjatuh kelantai.

“AH…INI KAN POTATO CHIP GUE.” teriak steffany tidak kalah keras dari teriakan adelia sambil mengangkat bungkus potato chip yang tinggal berisi sisa-sisa bumbu doang.

“ITU JUGA SOFT DRINK AKU KOK TINGGAL KALENGNYA AJA !!!.” Ucap adelia histeris, “SIAPA YANG NGABISIN? NGAKU CEPET…!!!!”
Kipli dan bobby dengan cepat menunjuk kearah gue “ANDRE….” Ucap mereka kompak.

“KUCING BUNTING..” umpat gue kaget saat di fitnah oleh mereka berdua.

“Eh, kampret emang kalian itu, yang makan kalian berdua ya. Gue sama sekali nggak nyentuh itu potato chip sama minumannya.” Ucap gue sambil menunjuk kearah dua setan alas, yang sedang berusaha menghilangkan bukti remah-remah yang ada disekitar mulut mereka.

“Sumpah del, steff bukan gue yang makan.” ucap gue

“Terus itu coklat yang kamu makan tadi itu apa ?” tanya adelia dengan emosi. “ Itu buktinya kan.” lanjutnya

“Kalau coklat ini kirain nggak ada yang makan lagi, soalnya udah kebuka bungkusnya.” Ucap gue membela diri.

“Tapi bukan berarti nggak ada pemiliknya kan?” ketus adelia

“I..i..iya…ma..maaf ya del.” Ucap gue bersalah sambil menundukkan kepala. Gue udah nggak bisa berkata apa-apa lagi karena memang gue yang salah saat itu.

“Kebiasaan deh kamu asal makan apa aja yang ada dimeja ini.” ucap adelia.

“Udah lah del, kita marah-marah juga itu snack nggak bisa balik lagi.” ucap steffany menenangkan adelia dan mengajaknya pergi keluar.

“Gimana nih, kayaknya adelia marah banget deh cui.” Ucap kipli

“Iya nih tumben banget sampai segitunya gara-gara makanan doang.”

“Lagi halangan kali bob, cewe kan memang suka gitu kalau lagi halangan. Emosinya langsung labil suka mraha-marah, biar aja deh ntar juga baik lagi.” ucap kipli.

“Gara-gara kalian juga sih, ngapain sih kalian ini kompak banget kalau urusan nyari kambing hitam. Selalu nunjuk kearah gue, kena semprot kan gue. kalau sampe ketauan bokapnya gue bakalan lewat tau.”

“Sorry ndre, kebiasaan susah dihilangin. Ntah kenapa jari gue selalu reflek ke elu.” Jawab kipli sambil meringis.

“Dasar kampret lo.”

“Ah lo ini terlalu dramatisir deh ndre, nggak mungkin lah gara-gara gini aja lo bisa lewat sama bokapnya adel.” Ucap bobby

“Ah, lo nggak tau aja bob bokapnya adel itu gimana.” Ucap gue sambil menghela nafas panjang.

“Emang serem banget ya? sama pak Wayan yang lagi pegang rotan serem mana?” tanya kipli

“Jauh lah pli, bokapnya adelia itu nggak pegang rotan lagi. Pegangannya katana.”

“Ah, lebah lo ndre.”

“Terserah lo kalau nggak percaya sama gue.” ucap gue sambil kembali rebahan diatas sofa.

“Terus gimana nih masalah adelia ini? nggak enak juga gue sama dia.” Tanya bobby

“Kita ganti aja deh coklat sama softdrinknya. Terus kasih ke dia sambil minta maaf.”

“Ya udah deh, lo yang beli sana ndre terus kasih ke adelia.” Perintah bobby.

“Lah kok jadi gue yang harus beli? Kan elo-elo juga yang makan.”

“Tapi kan elo yang ketangkep basah, udah buruan nih beli diwarung depan sana.” Ucap bobby sambil memberikan uang hasil sumbangan uang dia dan kipli.

“Ya, gue yang beli !!!” ucap gue sambil mengambil uang dari tangan bobby. “Kampret emang kalian ini.” umpat gue sambil berjalan keluar.
Terpaksa siang itu gue jalan kewarung didepan sekolah. Sudah cape, panas, dan gue harus membayar kekurangan dari uang yang diberikan bobby tadi. Ini sih namanya sudah jatuh tertimpa gajah umpat gue.

Kupercepat langkah kaki gue menuju base camp karena waktu istirahat siang saat itu hampir habis, gue lalu menaruh coklat, potato chip, dan softdrink diatas meja tempat kami mengambil makanan tadi. Gue lalu mengambil kertas dan spidol dan menuliskan sebuah kalimat “ Aku harap kalian memaafkan aku.” Dan tidak lupa dibawah tulisan itu gue tulis nama gue sendiri tanpa tambahan nama kipli dan bobby.

“Biar aja, kan yang susah-susah beli gue sendiri tadi.” Pikir gue.

Kutempelkan kertas itu dengan solasi yang ada di laci bawah komputer dan menempelkannya pada bungkus plastik yang membungkus snack-snack itu. Setelah selesai gue langsung berlari menuju kekelas karena mata pelajaran saat itu adalah sejarah yang diajarkan oleh bu Meta yang terkenal sangat killer.

Diubah oleh kesshou 19-11-2015 14:06
ansari07
khodzimzz
khodzimzz dan ansari07 memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.