Kaskus

Story

kesshouAvatar border
TS
kesshou
Mr.Mars & Miss.Venus
Mr.Mars & Miss.Venus

Pernahkah kalian bermimpi indah kemudian tiba-tiba terbangung dengan perasaan hampa di pagi hari ?
Pernahkah kalian merasakan bagaimana kehangatan cinta yang ternyata tidak sejalan dengan takdirNYA ?
Pernahkah kalian merasakan ketakutan dalam menghadapi esok ?
Pernahkah kalian merasakan kalau hidup tidak pernah adil ?
Pernahkah kalian merasakan kemarahan saat seseorang yang berharga pergi meninggalkanmu ?
Pernahkah kalian merasakan pahitnya kopi tidak sebanding dengan pahitnya hidup?
Kalau kalian bertanya kepadaku apakah aku pernah mengalami semua itu
maka jawabanku adalah
IYA....!!!!!
Aku pernah mengalaminya, sampai-sampai bosan dan muak dengan semua ini.
Namun saat itu tiba-tiba engkau datang dalam kehidupanku
Seolah memberikan sesuatu yang kucari selama ini
Sebuah jawaban akan semua penderitaan yang aku lalui
Dan
Engkaulah yang berhasil membuat kopi dalam cangkirku terasa manis.
Dan
Engkaulah yang membuat mataku terbuka lebar sehingga aku bisa melihat indahnya takdir Tuhan.


Hidup ini terlalu singkat dan berharga jika digunakan hanya untuk mengeluh dan bersedih.



Spoiler for Index:


Diubah oleh kesshou 17-05-2016 19:35
yusuffajar123Avatar border
SANTO.0281Avatar border
mahrsmello5680Avatar border
mahrsmello5680 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
677.8K
3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
kesshouAvatar border
TS
kesshou
#88
Chapter 6.

Part. 2


“Andree…” ucapnya pelan kepada gue yang membuat gue berpikir ada masalah apa lagi sekarang.

“Ya? ada apa del?” tanya gue dengan pasti.

“Kita mampir sebentar ya, ibu minta diambilkan barang yang ketinggalan di toko.” Ucapnya saat itu

“Iya.” Jawab gue yang dibalas dengan senyuman dari bibir tipisnya itu.

Segera mobil yang dikendarainya berpindah jalur dan mulai memasuki jalanan yang penuh sekali dengan toko-toko berdinding kaca yang dihiasi dengan berbagai lampu berwarna warni dan tulisan-tulisan unik. Adelia pun segera memasuki salah satu toko itu, dan meminta gue untuk didalam mobil saja.

Semenit…dua menit… terasa lama sekali bagi gue saat itu. ingin rasanya gue keluar sebentar dari dalam mobil untuk sejenak menghirup udara malam diluar, tetapi niat gue saat itu hilang saat gue lihat adelia keluar dari dalam toko itu dengan membawa sebuah bungkusan kotak besar di atas kedua tangan kecilnya itu. gue lihat dia sangat kepayahan membawa kotak itu, dengan segera gue pun keluar dan menggantikan dia membawa kotak itu. TERIMA KASIH..itulah kata pertama yang terucap dari bibirnya saat itu, dengan cepat dia pun membukakan pintu mobilnya agar benda itu bisa segera dimasukkan. Tidak gue sangka kalau ternyata benda yang kini sudah berpindah diatas tangan gue ini lumayan membuat gue harus mengeluarkan tenaga yang tidak sedikit. Betapa terkejutnya gue adelia mampu membawa benda ini sendirian dengan badannya yang terlihat lemah seperti itu. Adelia…adelia…, engkau tidak henti-hentinya membuat kejutan bagi gue.

Perjalanan kembali kami lanjutkan tetapi bukan menuju arah rumah gue tetapi menuju rumah adelia, saat itu gue benar-benar penasaran bagaimana bentuk rumahnya dan bagaimana lingkungan tempat dia tinggal sehingga bisa membentuk sikapnya yang seperti ini. kami mulai memasuki sebuah kawasan perumahan dimana setiap kanan dan kirinya berdiri berbagai jenis rumah segala ukuran ada yang megah dan ada pula yang sederhana. Mobil yang dikendarai adelia akhirnya berhenti disalah satu bangunan yang memiliki pagar yang menjulang sangat tinggi, klakson pun dibunyikan sekali dan kemudian pagar itu bergerak secara perlahan-lahan kesamping dan mulai memperlihatkan isi yang disembunyikannya. Gue tidak terkejut lagi dengan apa yang gue liat saat itu, sepertinya hari-hari yang gue habiskan untuk mengenal adelia selama ini membuat gue terbiasa.

Sebuah rumah yang besar layaknya istana dengan tiang-tiang putih menjulang tinggi, seorang pria paruh baya berbadan tegap dan besar
dengan celana hitam panjang dan kemeja merah marun rapi berjalan menuju mobil adelia, kacamata hitam besar model aviator yang dipakainya dan bekas luka memanjang dari rahang kanannya membuat gue saat itu sedikit ketakutan. Pria itu pun berdiri disamping pintu Adelia dan mengetok kaca jendela mobilnya, dengan perlahan adelia membuka jendela samping bersamaan dengan pria itu membungkuk dan melepas kacamatanya. Pandangan matanya yang langsung menuju kearah gue itu membuat jantung gue terasa seperti berhenti sesaat dan kemudian berdegub dengan kencang, dari tatapan mata dinginnya itu gue bisa merasakan kalau pria yang menatap gue saat itu adalah seorang pria yang terbiasa membunuh, tidak cuma satu atau dua orang tetapi puluhan atau bahkan ratusan orang. Tangan dan kaki gue bergetar tanpa bisa gue hentikan seolah-olah syaraf-syarat didalam tubuh gue ikut merasakan rasa takut itu.

Setelah memandang kearah gue, orang itu kemudian melihat Adelia dan menyapanya dengan suara lembut tanpa menghilangkan ketegasannya.

“Selamat malam mbak Adel, ibunya sudah menunggu dari tadi didalam.” Ucap pria itu sembari tersenyum dan mempersilahkan mobilnya untuk masuk kedalam.

“Malam pak Anton.” Balas Adelia dengan tersenyum sembari menjalankan mobilnya masuk kedalam melewati gerbang besar itu.

Terlihat disana terdapat sebuah garasi yang berisi empat buah mobil yang terparkir rapi, porsche, jaguar, alphard, dan sebuah mobil klasik berwarna merah dengan atap terbuka. Adelia lalu menghentikan mobilnya didepan pintu depan rumahnya dan mengajak gue untuk turun dan masuk sebentar kedalam rumahnya. Gue lalu keluar dan mengangkat kotak yang ada didalam mobil. Tiba-tiba muncul seorang wanita paruh baya mendatangi kami kemudian meminta gue untuk memberikan kotak yang ada ditangan gue kepadanya dengan suara sopan.

“Biar saya saja mas yang membawakannya.”

“Nggak usah bu, biar saya aja. Lumayan berat soalnya.” Ucap gue sambil menahan kotak itu

“Sini ndre biar aku sama bu Parni yang bawa, kamu duduk aja dulu didalam.” Ucapnya sambil mengambil kotak yang ada ditangan gue dengan hati-hati.

Baru melangkah masuk kedalam rumahnya gue merasa takjub akan perabotan didalam rumahnya, lukisan besar terpampang didinding, guci besar yang tingginya melebihi tinggi gue berdiri tegak di pojokan dan ada aquarium yang berisi arwarna berwarna merah terang sedang berenang dengan sombongnya, seolah-olah sedang memandang rendah diri gue saat itu merasa takjub dan juga gugup. Disaat mata gue sedang mengekplorasi yang ada diruang tengah itu, tiba-tiba ada suara pria mengagetkan gue.

“Dari mana del sampai jam segini baru pulang.” Ucap seorang pria yang sedang duduk disofa sambil mengelap sebilah katana dengan kain putih.

“Papa!!”ucap adelia kaget. “Papa kebiasaan deh ngagetin kayak gitu. Adel dari sekolah pa.” lanjutnya.

“Kok bisa sampai jam segini?”

“Tadi adel bersih-bersih ruangan baru, ruangan besar banget pa jadinya adel kecapean terus ketiduran sampai sore deh.”

“Ooh, tuh mama udah nyariin kamu tadi.” Ucap pria itu

“O iya pa, ini temen sekolah adel yang bantuin adel bersih-bersih tadi. Namanya andre.” Ucap adelia mengenalkan gue sama papa nya dan meninggalkan gue berdua dengan papanya.

“Malem om.” Sapa gue ramah.

“Malem. Silahkan duduk.” Ucapnya sambil mempersilahkan gue untuk duduk.

Saat itu kembali suasana yang hening membuat gue menjadi canggung, papanya adelia hanya diam sambil mengelap katanya setelah menyuruh gue duduk. Sebuah pengalaman pertama bagi gue dan gue bingung apa yang harus gue katakana untuk membuka pembicaraan ini. Ditengah suasana canggung itu, mata gue tidak henti-hentinya memperhatikan sebilah katana ditangan papanya adelia, katana itu sangat indah, begitu mengkilap dan sesekali memantulkan cahaya lampu yang berada diatasnya, gagangnya yang berwarna kuning emas menambah kesan mewah.

“Kamu lagi lihat apa?” tanya papa adelia tiba-tiba

“Katananya om, bagus banget. Itu asli ya om?” sebuah pertanyaan bodoh yang keluar dari mulut gue dan gue yakin mungkin pertanyaan itu akan menyinggung beliau.

“Maksud kamu apa?” tanya papa adelia sambil menatap kearah gue

“E…i..itu setau saya di Indonesia ini banyak beredar katana-katana palsu buatan cina atau domestik om yang terlihat sama.” Ucap gue

“Yang ini beda dari yang lain, ini om beli langsung dari pemiliknya langsung dijepang dan juga om membawa orang yang benar-benar mengerti seluk beluk katana asli. Bukan beli dari orang-orang yang nawarin dijalan-jalan nggak jelas itu.” Ucapnya bangga sambil memandang bilah besi panjang itu.

“Berarti mahal banget harganya ya om.”

“Jelas, ya seharga mobil yang kamu naiki tadi.” Ucapnya lagi sambil menaburkan serbuk putih diatasnya.

“Itu serbuk apa om?” tanya gue penasaran.

“Oh, ini namanya uchiko.” Sambil hati-hati mengelap kembali dengan gerakan searah, dari pangkal pedang keatas dengan lembut dan kemudian dia mengeluarkan sebotol kecil cairan yang kemudian ditetesi diatas bilah katana itu menggunakan pipet dan kembali dilap nya lagi dengan kain putih itu. Tercium bau yang khas yang keluar dari dalam cairan itu, bau yang belum pernah gue cium sebelumnya tetapi baunya enak sehingga membuat gue bertanya kembali.

“Kalau cairan itu apa om? Baunya enak.”

“Kalau ini namanya choji oil, minyak ini yang membuat katana ini babas dari karat.” Jawabnya. Tiba-tiba dia meletakkan katanya itu dan mengambil sesuatu yang ada dibawahnya, sebuah benda yang dibungkus dengan kain berwarna hitam. Perlahan kain hitam itu dibuka sehingga kelihatan dengan jelas isi didalamnya yang ternyata adalah seonggok daging segar yang tebal.

Diletakkannya daging itu diatas meja didepannya kemudian beliau mengambil katana yang diabersihkan tadi dan menempelkannya diatas daging tersebut. Dengan satu gerakan lembut dia mengiris daging tebal itu sampai terbelah menjadi dua bagian. Setelah itu beliau mengelap kembali katananya menggunakan kain lain dan memberikannya minyak lagi.

“Setiap hari saya menjaga ketajaman katana ini agar sewaktu-waktu bisa dipakai untuk memotong kepala seseorang yang berani mendekati putriku.” Ucapnya santai penuh dengan penekanan disetiap kata-katanya sambil terus memandang katananya dibawah cahaya lampu.
Tiba-tiba saja dia mengarahkan ujung katana itu kepada gue yang dari tadi terduduk tegang setelah mendengar perkataannya itu dan melihat bagaimana ketajaman benda itu saat mengiris sebuah daging. “Kamu mau jadi yang pertama? Selalu ada orang yang menjadi yang pertama dalam segala hal.” Ucapnya dengan nada santai tapi dengan tatapan mata yang dingin dan tajam, ucapan ayahnya itu hanya bisa kujawab dengan gelengan kepala yang cepat. Gue sangat ketakutan sekali saat itu, provokasi yang dilakukan oleh papanya adelia itu membuat nyali gue ciut ditambah dengan ujung katana yang sudah berada didepan mata gue membuat gue pengen banget cepet-cepet keluar dari rumah ini.

“PAPA..”teriak adelia.

“Papa apa-apaan sih becanda kayak gitu ke temen adel. Liat tuh dia ketakutan kayak gitu. Kasian kan.” ucap adelia memarahi papanya.

“Hahaha..papa cuma bercanda del, habisnya udah lama papa ingin coba gaya seperti di film-film samurai jepang itu.” ucapnya santai sambil tertawa dan kemudian dia pun menarik kembali katananya dan memasukkannya kedalam sarung pedangnya.

“Pokoknya jangan becanda kayak gitu lagi sama temen-temen adel.” Ucap adelia kesal sambil menarik tangan gue.

“Iya-iya del, papa janji.” Ucapnya sambil tertawa. “Kamu mau kemana lagi del malam-malam begini?”

“Mau nge~ date~.” Ucap adelia sambil menjulurkan lidahnya kearah papanya.

“Maaf ya ndre, papa memang gitu orangnya. Suka banget ngerjain orang. Kamu nggak apa-apakan” Ucap adelia sambil memegang wajah gue dengan kedua tangannya dan menatap gue untuk memastikan kalau gue baik-baik saja.

“Ng..ng..nggak apa-apa kok..he..he..he..” ucap gue yang masih agak shock dengan kejadian tadi.

Tapi menurut gue, tadi itu papanya benar-benar serius. Gue bisa tau mana orang yang sedang serius atau cuma main-main dari matanya. Dan waktu itu mata papanya adelia benar-benar memancarkan pandangan kebencian dan keinginan kuat untuk menebas leher gue sampai terpisah dari badan gue. Gue cuma bisa berdoa semoga gue nggak ketemu lagi dengan papanya adelia untuk waktu yang lama.
Diubah oleh kesshou 25-12-2015 23:07
khodzimzz
khodzimzz memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.