Kaskus

Story

astri.belovedAvatar border
TS
astri.beloved
Di Antara Bintang-Bintang
Di Antara Bintang-bintang
Kisahku dengan Perempuan-perempuan Itu

18 +++ (Adult Only)
Spoiler for intro:



Di Antara Bintang-bintang #2


Polling
870 hari lagi - 0 suara
Apakah RISTA akan kembali bersama NAUFAL (Oval)?
Diubah oleh astri.beloved 07-01-2019 13:42
efti108Avatar border
exicst13Avatar border
radoradaAvatar border
radorada dan 18 lainnya memberi reputasi
17
1.2M
4.2K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
astri.belovedAvatar border
TS
astri.beloved
#3751
(masih) Mereka

Beberapa jam sampai di Kota Erika, sesuai janji kitapun ketemu disuatu kedai makan sekitaran alun-alun kota ini, dia datang bareng sama Fajar.. Sapaan malu dari Fajar yang manggil gue dengan kata “Ayah”.. Gue diem tersenyum dan memandangnya, dia berlari dan meluk gue.. Sejenak gue berpikir, ternyata Erika tak seburuk yang gue pikir selama ini, gue kira dia berusaha menjauhkan Fajar dari gue, tapi ternyata dia ngasih pengertian bahwa gue Bapaknya Fajar. Sekarang, Fajar usianya udah 5 Tahun, udah sekolah di TK kecil, hmm gue terharu dengan semua ini. Sederhana, namun sedikit membuatku memaksa menangis walau dalam hati. Berlalu dari itu kitapun makan bersama, ada beberapa obrolan kecil..

Disela ini pula, gue jadi berpikir hal lain, hahaha.. 3 anak dari 3 ibu.. Beda perempuan semua, dan anak-anak manggil guepun beda.. Bintang biasa manggil dengan “Bapak”, Bella biasa dengan “Papa”, dan Fajar dengan “Ayah”. Semua itu tetaplah sama, gue seorang bapak dari mereka semua.. Hmm, apapun itu yang penting bisa bertanggung jawab dan gue sadar harus memberi contoh yang baik ke mereka semua. Sampai setengah jam berlalu, masih asik dengan obrolan biasa aja seputar kabar.. Erika sedikit menaikkan alis saat gue nyinggung soal Mamanya, jujur sih meski malu dan merasa bersalah tapi gue pengen banget ketemu sama Mama Retno, dia tetaplah orang lama dalam kehidupan gue, ada banyak kenangan dengannya..
Quote:

Gue cuma mengiyakan sambil ngangguk dan senyum. Perlahan semua yang telah lalu itu mengerti dengan keadaan yang ada sekarang. Walau masa dulu itu sangat menyakitkan bagi mereka semua, gue sendiri udah gak menganggap meski Ikhlas itu sangat susah didapatkan.. Sampai jam 9an, mereka berdua pamit pulang, gue anter sampai tempat Erika, dan setelah itu gue langsung ke Jogja karena Sitaa udah menunggu..
Quote:

Hmm, sorot matanya sedikit tersinggung tapi nampaknya biasa aja.. Sudahlah itu cerita dulu, gue nggak pengen Erika sakit karena gue untuk kesekian kalinya, dulu tetaplah dulu dan tidak semua yang dulu itu akan terulang kembali..

Sampailah di Jogja kembali, beberapa minggu gue nggak di kota ini.. Lain sisi yang penting, yang belum sempat gue datangi. Cahaya, iyaa dia Cahaya, yang lagi bahagia karena kelahiran anaknya Pertengahan Juli kemaren, tapi gue emang belum bisa datang ke Rumahnya. Hanya berucap lewat telpon dan dia memaklumi, jadi gue ada rencana kesana pula, tentunya bersama Sitaa yang udah tau pula.. Oke deh soal itu bisa dibahas nanti atau besok.. Yang penting sekarang ketemu sama Sitaa yang udah nunggu gue sejak setengah jam yang lalu. Langsung gue temui aja, dia di Kedai Kopi sekitaran Kampus Negeri..

Wow, cantiknya dia.. Memakai Hotpant dan tanktop yang dibalut kemeja Flanel lepas kancing, Tattoonya menambah Kharisma dia (secara fisik) sebagai perempuan (bukan) kekinian.. Hahaa, diapun menyapa..
Quote:

Satu teko Kopi yang udah ada ++ nya, enak nih sekedar mabuk ringan biar anget nih badan, setidaknya capek bisa ilang malam ini bersamanya. Kita berdua seneng, iyaa gue rasa itu, ngobrol, bercanda, dibumbu sedikit pelukan dan ciuman mesra untuknya, ngobrol banyak hal tentang apa yang akan kita jalani di hari depan.. Sitaa udah ada beberapa keputusan, diapun sudah berusaha bermediasi dengan Kakaknya (Reno), keluarganya dan terutama Papa dan Mama.. Keyakinan dia mengikuti jalan gue udah mutlak, apapun Resiko Sitaa pada akhirnya dia berani menanggung, guepun akan berusaha setia mendampingi dirinya..
Quote:

Yappp, sedikit perubahan.. Dari penjelasan Sitaa, Reno mulai mengerti, dan harapan gue memang itu. Reno kan juga udah menikah dan sebentar lagi dia akan punya anak dan mungkin minggu depan lahir. Karena moment ini, Sitaa ada rencana.. Kita berdua bakalan dateng ke rumahnya, otomatis Papa dan Mama akan ke sini. Disela ini, kita berdua bakalan ketemu dengan mereka dan membahas selanjutnya. Wah cerdas juga Sitaa, otaknya udah jalan lagi, hahahaa. Oke, gue sih setuju saja dan gue rasa ini sangat Tepat! Buat minta izin ke keluarganya Sitaa terutama orangtuanya,
Quote:

Satu tegukan berhenti, kaget sih sama Sitaa. Segitu tinggikah kemauan dia mengikuti jalan kehidupan gue?, Sebesar inikah keinginannya mencari kebenaran? Ahh segalanya tentang Sitaa? Mendekati Sempurna!.. Gue iyakan apa permintaan dia, kita masih membahas soal pertemuan kembali dengan keluarganya saat nanti, saat keluarganya berkumpul di hari bahagia Reno. Dan, membahas soal meng-Islam-kan Sitaa, tentunya gue harus menghubungi seorang Kyai, yang jelas gue hanya bisa menjadi Saksi, gue belum siap dan belum berani meng-Islam-kan dia.

Sampai larut menjelang pagi jam 2, kitapun ke penginapan yang udah Sitaa pesan, sampai sana nggak ada yang kita lakuin selain sedikit membahas rencana kita, lalu tidur.. Kita berdua semakin menyadari, hidup itu udah Indah, dan lebih Indah lagi “tanpa Zina”.. Beberapa jam tidur, Sitaa bangunin gue tanda dia mau pamitan, gak lama dari itu dia siap dan pamitan pulang sambil ngasih tau kapan lagi kita ketemu waktu dekat ini.. Sitaa pulang, gue lanjut tidur, dan bangun siang karena ditelpon Ibu urusan pekerjaan di rumah.. Dan hari ini sampai sore, gue di Kampus sekedar mencari referensi apa yang bakalan gue kerjain buat Skripsi. Ahh udah nggak betah jadi Mahasiswa, malu! emoticon-Big Grin.

***

Kamis, 5 September 2013

Seminggu berlalu, Alhamdulillah segala urusan Kampus lancar, beberapa teman juga udah banyak membantu. Mereka itu Cahyo, teman sekelas gue, Chandra, Cahaya yang juga berperan penting mbantu Skripsi gue.. Mulai judul, apapun itu, semua mulai berjalan, Dosen pembimbing yang rada susah, susah ditemui pula, tapi setidaknya gue udah ada di titik aman. Urusan dengan Sitaa, juga mulai membuahkan Hasil, walau belum ketemu lagi karena dia memang belum Bisa, tapi Sitaa udah ngasih kabar baik. Anak Reno udah lahir 2 Hari yang lalu, tapi keluarga dari Sulawesi belum bisa dateng, mungkin 4 atau 6 hari lagi, tinggal menunggu saja hari itu..

Sore ini di Kontrakan yang sepi, anak-anak entah kemana, dan sebentar lagi Kost inipun akan selesai kontraknya, terserah anak-anak mau memperpanjang apa gak? Tapi gue yakin semua akan berakhir karena kesibukan sudah sendiri-sendiri, masing-masing dari cewek-cewek disini udah sibuk dengan kehidupannya masing-masing. Gue nggak bingung, dimanapun tetap akan dan masih akan terus Hidup. Sampai maghrib datang, dering dari Sitaa, ngasih tau lagi soal gimana kita, yap masih menunggu waktu ketemu.. Dilain sisi, Beberapa hari ini gue masih terus hubungi Rista, apapun keadaannya, apapun yang dia bilang, walau menyakitkan gue itu tetap menerima.

Rista sering dan bahkan setiap kita send smsan, dia selalu bahas cowok itu. Jujur saja, guepun juga tak mundur, cara bodoh saja jadikan Sitaa sebagai senjata. Nyatanya, Rista tetap tidak bisa berbohong, diapun sebenernya berharap sama gue. Ini cara gue biar dia kebal, dia tau dan mau menerima yang ada. Lagian, Sitaa udah jelas menerima apapun keputusan gue.. Tapi, ahhhh Rista saja yang masih belum mau mengerti. Ada rencana memang, saat kemaren sore Rista itu bilang mau ke Jogja, gue udah ngobrol soal ini pula sama Sitaa, dia setuju dan mau saja kok ketemu sama Rista.. Tapi, Ristanya saja yang masih belum tau. Jadi, masih nunggu kedatangan Rista saja, nanti di jebak pas nemuji dia itu gue dateng sama Sitaa. Hahaha..

Malam datang, baru saja gue nelpon salah satu teman di Pesantren, Alhamdulillah dia setuju dan waktunya mengikuti waktu gue, kapan mau urusan Sitaa. Cahaya juga udah dengerin pendapat gue, diapun setuju. Tarii, sama dia tetap tegar dan menerima, malah dia acung jempol karena ketulusan gue sama Sitaa. Walau, gue santa tau apa yang ada dalam hatinya. Jadi, itulah kenapa gue gak bahas mereka ataupun sering ketemu mereka, itu karena gue sendiri yang berusaha menjauh, bukan karena benci, tapi karena gue enggan menjadi bayang-bayang mereka yang akan membuat sakit seterusnya. Lebih baik berusaha sadar dari masing-masing.

Lusa datang, siang ini udah di jalan pulang ke rumah Kampung.. Sampai di kota sendiri, tujuan gue ke Bangunan, mumpung masih jam 3 sore pasti masih pada kerja… Nggak ada cerita yang enak dibahas saat dirumah kali ini, karena urusannya hanya kerja dan bangun rumah gue. Hanya 2 hari di rumah, selain itu hanya ketemu anak-anak dan tentunya Ibu mereka, kecuali Ceci. Siang ini lagi, gue kembali ke Jogja, dan Rista akan menyusul 2 hari lagi rencananya karena gue ajak hari ini dia nggak bisa, dia ngajak gue ikutan besok guenya yang gak bisa karena ntar setelah maghrib gue bakalan ke tempat Cahaya (bahasa jawanya Muyi, Mbayi) emoticon-Big Grin.. Sitaa ada waktu sore ini sampai malam nanti..

Sampai lagi di Jogja, menjelang sore Sitaa dateng ke kost.. Bermesraan sebentar saja lalu siap-siap.. Kita ke tempat Cahaya, anaknya udah berumur 1 bulanan lah kira-kira, anaknya cowok dan itu idaman dia selama ini, karena pernah mengasuh Bintang.. Hmm, sapaan dan sambutan yang baik dari anggota keluarganya, mereka nggak lupa sama gue dan Sitaa. Sampai maghrib disana dan kita makan bersama pula.. Anak dia udah tidur, ada kesempatan dari Mas Hakim kalau Cahaya boleh ngobrol penting sama gue dan Sitaa. Yapp, masih belum jauh dari soal gue dan Sitaa.
Quote:

Sebenernya obrolan biasa, tapi asik sih karena suasana yang berbeda. Sampai lebih malam, rasa-rasa enggak enak kalau lama-lama. Kitapun pamitan dari rumah Cahaya dan menuju sebuah kedai saja santai menikmati malam berdua bareng Sitaa.. Dan gue mulai cerita soal hubungan kita lagi yang semakin mantap tinggal selangkah ke Orangtua Sitaa.. Diapun mengerti dan sesuai rencana saja, bakal ketemu di hari bahagia Reno nantinya.. Soal Rista, gue juga cerita sama Sitaa, diapun berusaha menerima dan mengerti saja. Jujur, gue juga merasa Egois, tapi ini sebuah keputusan gue yang nggak mau Sitaa lebih sakit kalau tanpa gue, Rista jelas cinta pertama yang selama ini gue tunggu..
Quote:

Sampai larut malam, Sitaa udah nggak ada waktu santai lagi, dia beranjak pulang.. Tanpa gue anterin karena situasi masih belum aman. Lanjut nemu Chandra karena gue mau nginep di tempatnya..

Lusa berlalu kembali, kemaren gue sibuk aja ngurusin Kampus. Ngurusin Coding, dan lainnya karena itu Objek penelitian gue yang dirasa udah mulai ketinggalan jaman. Kalian pasti ngerti kalau Anak Informatika, ECLIPSE atau NETBEANS.. Yapp, project gue dibuat dengan Software IDE itu, konsepnya hanya Pemrograman berbasis Client Server.. Sebenernya malas membahas semua ini, bukan karena gue bodoh, tapi karena gue rasa ini udah mulai terlambat, udah mendekati batas studi yang seharusnya terselesaikan beberapa Tahun yang lalu, Idealnya gue lulus Tahun 2010 Akhir, itu Pas karena masuknya Tahun 2007 dengan studi 3.5 Tahun. Tapi ini?? Hahahaha ASU!

Masih di Kampus, Sitaa udah ngasih tau kalau Papa Mama dan keluarganya Lusa besok udah terbang kesini, Karena pagi tadi anak Reno udah lahiran.. Belum ngasih kabar lain sih sementara baru itu, dan tinggal nunggu dia aja yang ngatur waktu.. Dilain sisi, Rista juga udah di Jogja beberapa jam yang lalu, udah ngasih tau dan masih bertemu dengan teman dan saudaranya. Dia ngajak ketemu gue sore nanti jam 5 di sebuah Resto Pusat Kota. Gue udah ngasih tau Sitaa dan sedikit memaksanya biar bisa keluar sore ini, tanpa nunggu hari esok karena gue sendiri nggak tau kalau Rista mau sampai kapan di Jogjanya. Sitaapun mengusahakan semua ini, demi selesainya masalah.

Rabu, 11 September 2013

Sore yang dinanti, sesuai janji ketemuan sama Rista. Dia bilang sendiri dan menyuruh gue sendiri pula. Tapi, niat tetap niat, apapun yang terjadi gue bakalan ngaja Sitaa sore ini. Lagi nunggu dia jemput juga nih, sampai dia datang ke kost dan sedikit memberi kabar.
Quote:

Kitapun cabut dan menuju tempat ketemuan, sampai sana dari kejauhan gue udah lihat Mobil Rista, udah lihat pula dia duduk dimana, benar kalau dia memang sendiri tanpa siapapun..
Quote:

Dengan gaya apa adanya, Sitaa mengikuti langkah gue.. Belum sampai dimeja, Rista udah ngelihat kita berdua dateng.. Raut wajahnya langsung berubah, dan Sitaa yang menggandeng gue itu langsung berusaha membalas dengan senyum yang gue lihat juga memaksa emoticon-Mad..

Bersambung …
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.