- Beranda
- Stories from the Heart
Sometimes Love Just Ain't Enough
...
TS
jayanagari
Sometimes Love Just Ain't Enough
Halo, gue kembali lagi di Forum Stories From The Heart di Kaskus ini 
Semoga masih ada yang inget sama gue ya
Kali ini gue kembali lagi dengan sebuah cerita yang bukan gue sendiri yang mengalami, melainkan sahabat gue.
Semoga cerita gue ini bisa berkenan di hati para pembaca sekalian

Semoga masih ada yang inget sama gue ya

Kali ini gue kembali lagi dengan sebuah cerita yang bukan gue sendiri yang mengalami, melainkan sahabat gue.
Semoga cerita gue ini bisa berkenan di hati para pembaca sekalian


*note : cerita ini sudah seizin yang bersangkutan.
Quote:
Quote:
Diubah oleh jayanagari 24-04-2016 00:40
Dhekazama dan 8 lainnya memberi reputasi
9
420.9K
1.5K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
jayanagari
#664
PART 28
Gue tersenyum dan mengangguk-angguk pelan.
Sherly tersenyum sambil menunduk, dan kembali menggosok-gosok kukunya. Gue masih takjub dengan sosok cewek di samping gue ini, dengan segala ketegaran dan ketulusan hatinya. Gue berharap, barangkali gue bisa sedikit meneladani apa yang dilakukannya. Kalau gue belum bisa melakukan seperti apa yang telah dilakukannya, mungkin gue bisa mencontoh cara berpikir dan prinsipnya. Buat gue, Sherly adalah contoh sempurna tentang cara kita harus bertahan dalam hidup.
Gue memperhatikan Sherly, sementara dia sedang menerawang ke gelapnya langit malam. Gadis manis berambut ikal dan berkacamata, dengan pakaian sederhananya. Mungkin Sherly bukan cewek putih berkilau seperti standar cewek cantik Indonesia pada umumnya. Tapi buat gue, Sherly memiliki semua syarat yang diperlukan untuk disebut cewek cantik. Baik secara fisik, maupun hatinya.
Gue kemudian bangkit dari duduk, dan berjalan masuk ke dalam rumah, mengambil gitar. Gue kembali ke teras, sambil membawa gitar. Sherly memandangi gue, mungkin dia gak menyangka gue akan mengambil gitar.
Gue kemudian memetik-metik senar gitar, mencocokkan melodi, sambil mencari inspirasi mau nyanyi lagu apa. Gue kemudian menoleh ke Sherly sambil meringis.
Sherly tertawa dan mencubit lengan gue gemas. Gue yang kegelian dicubit Sherly, menggeliat sambil meringis. Kemudian gue berusaha mencari-cari nada yang cocok lagi. Sherly memandangi gue dengan penuh minat, dan sepertinya dia berekspektasi terlalu tinggi. Jujur, gue agak gugup karena Sherly memandangi gue lekat-lekat. Karena gugup itu, gue jadi sering salah tingkah, tertawa-tawa sendiri, sementara Sherly terheran-heran melihat kelakuan gue.
Gue menarik napas dan berusaha menenangkan diri, untuk kemudian mencari-cari nada yang cocok lagi. Akhirnya beberapa saat kemudian gue berhasil menemukannya, dan mulai melantunkan baris pertama lirik lagu itu.
Gue membiarkan Sherly terus bernyanyi, menghabiskan lagu itu, sementara gue tetap mengiringinya dengan petikan gitar gue, meskipun dengan melodi yang berantakan sesuai dengan insting gue. Meskipun begitu, gue melihat Sherly dengan bahagia menyanyi, dan gue juga mengiringi kebahagiaannya itu dengan tersenyum. Gue berharap, setiap petikan gitar gue ini menjadi satu kenangan yang indah untuknya.
Sherly merubah posisi duduknya, dan mendekat ke posisi duduk gue. Kemudian tanpa gue duga, dia menyandarkan kepalanya di bahu gue, sambil tetap bernyanyi lembut dan merdu. Sementara gue terpaku, tapi tetap mengiringi nyanyiannya dengan petikan gitar. Gue menikmati setiap detiknya, dengan kepala Sherly bersandar di bahu gue, dan gue berharap ini akan berlangsung selamanya.
Perlahan, gue mulai berani meyakinkan diri gue sendiri, bahwa sebenarnya kami saling menyayangi.
Quote:
Gue tersenyum dan mengangguk-angguk pelan.
Quote:
Sherly tersenyum sambil menunduk, dan kembali menggosok-gosok kukunya. Gue masih takjub dengan sosok cewek di samping gue ini, dengan segala ketegaran dan ketulusan hatinya. Gue berharap, barangkali gue bisa sedikit meneladani apa yang dilakukannya. Kalau gue belum bisa melakukan seperti apa yang telah dilakukannya, mungkin gue bisa mencontoh cara berpikir dan prinsipnya. Buat gue, Sherly adalah contoh sempurna tentang cara kita harus bertahan dalam hidup.
Quote:
Gue memperhatikan Sherly, sementara dia sedang menerawang ke gelapnya langit malam. Gadis manis berambut ikal dan berkacamata, dengan pakaian sederhananya. Mungkin Sherly bukan cewek putih berkilau seperti standar cewek cantik Indonesia pada umumnya. Tapi buat gue, Sherly memiliki semua syarat yang diperlukan untuk disebut cewek cantik. Baik secara fisik, maupun hatinya.
Gue kemudian bangkit dari duduk, dan berjalan masuk ke dalam rumah, mengambil gitar. Gue kembali ke teras, sambil membawa gitar. Sherly memandangi gue, mungkin dia gak menyangka gue akan mengambil gitar.
Quote:
Gue kemudian memetik-metik senar gitar, mencocokkan melodi, sambil mencari inspirasi mau nyanyi lagu apa. Gue kemudian menoleh ke Sherly sambil meringis.
Quote:
Spoiler for :
Sherly tertawa dan mencubit lengan gue gemas. Gue yang kegelian dicubit Sherly, menggeliat sambil meringis. Kemudian gue berusaha mencari-cari nada yang cocok lagi. Sherly memandangi gue dengan penuh minat, dan sepertinya dia berekspektasi terlalu tinggi. Jujur, gue agak gugup karena Sherly memandangi gue lekat-lekat. Karena gugup itu, gue jadi sering salah tingkah, tertawa-tawa sendiri, sementara Sherly terheran-heran melihat kelakuan gue.
Gue menarik napas dan berusaha menenangkan diri, untuk kemudian mencari-cari nada yang cocok lagi. Akhirnya beberapa saat kemudian gue berhasil menemukannya, dan mulai melantunkan baris pertama lirik lagu itu.
Quote:
Gue membiarkan Sherly terus bernyanyi, menghabiskan lagu itu, sementara gue tetap mengiringinya dengan petikan gitar gue, meskipun dengan melodi yang berantakan sesuai dengan insting gue. Meskipun begitu, gue melihat Sherly dengan bahagia menyanyi, dan gue juga mengiringi kebahagiaannya itu dengan tersenyum. Gue berharap, setiap petikan gitar gue ini menjadi satu kenangan yang indah untuknya.
Sherly merubah posisi duduknya, dan mendekat ke posisi duduk gue. Kemudian tanpa gue duga, dia menyandarkan kepalanya di bahu gue, sambil tetap bernyanyi lembut dan merdu. Sementara gue terpaku, tapi tetap mengiringi nyanyiannya dengan petikan gitar. Gue menikmati setiap detiknya, dengan kepala Sherly bersandar di bahu gue, dan gue berharap ini akan berlangsung selamanya.
Perlahan, gue mulai berani meyakinkan diri gue sendiri, bahwa sebenarnya kami saling menyayangi.
Diubah oleh jayanagari 17-11-2015 14:53
pulaukapok dan 3 lainnya memberi reputasi
4
: kamu pernah kepikiran untuk menyerah?
: .....maksud kamu.....bunuh diri?
: besok-besok kita ke panti lagi ya...
: hehehe, iyaa. Kita bawain buku-buku bekas, biar mereka bisa lebih luas wawasannya. Tapi dari mana ya kita dapet donasi buku bekas?
: mau nyanyi apaan?
: bisa emang?
: ish, ngejek nih..... kalo cuma Leaving on a Jet Plane mah aku..... gak bisa.... 