“Eh hai Reza, gue mau Absolute dong.” Katanya kepada Reza

“Oke sebentar Nona Manis.” Katanya merayu dan kemudian memberikan botolnya kepada Zahra

Secara spontanitas aku berkata kepada Zahra





“Eh Zah, bartender ini mau minta kontak lu nih. Boleh?” Kataku sambil tertawa pelan

Aku melihat ekspresi Reza, muka dan matanya memalas. Hanya aku balas dengan angkatan alis

“Boleh aja kok. Nih Za kontak gue.” Katanya

Dan begitulah kejadiannya. Aku hanya melihat mereka bertukar kontak mulai dari nomer telepon sampai akun social media yang banyak sekali. Hingga mereka selesai bertukar kontak, aku hanya melihat keadaan sekitar yang lebih ramai dari waktu itu aku datang. Zahra akhirnya kembali ke meja bersama teman-temannya. Sedangkan aku tetap di meja ini bersama sahabat kecilku.

“Edan lu ya, gila langsung ngomong gitu.”Katanya

“Tapi dapet ngga?” Kataku

“Dapet..”

“Seneng ngga?”

“Seneng..”

“Bilang apa?”

“Makasih Bramantyo Satya Adjie…”

“Salim tangan dulu..” Sambil kujulurkan tangan kananku

Dan Reza secara reflek mencium tanganku layaknya ia mencium tangan ayahnya ketika hendak berangkat kerja. Ketika ia sadari, tanganku langsung dilempar dan aku tertawa sekeras. Kejadian seperti ini yang aku hanya bisa dapatkan dengan sahabatku ini. Selang beberapa jam, Zahra menghampiri kami lagi.

“Bram, aku duluan deh ya mau main di apartemennya Vina.”

“Oh yaudah iya. Gue juga masih mau ngobrol dulu sama ini.” Sambil menunjuk Reza

“Okedeh Bram aku duluan ya. Za, gue duluan ya.” Pamitnya

“Iya Nona Manis, hati-hati.” Kata si Babon Kelabu satu ini

Sementara aku hanya mengangguk kecil tanpa berbicara sedikitpun.
Akhirnya aku habiskan waktu dengan mengobrol dengan Reza hingga Club ini tutup dan pulang ke rumah.