- Beranda
- Stories from the Heart
The " X " Boss
...
TS
IlyasCool
The " X " Boss
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Diubah oleh IlyasCool 06-02-2016 19:45
khodzimzz dan 7 lainnya memberi reputasi
6
720.8K
2.2K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
IlyasCool
#382
Part 10
Hari Selasa merupakan hari dimana gue biasa nganterin Xena ke Mall. Tapi itu semua terjadi pada hari ini. Saat pagi hari, Xena sudah tidak ada di rumah dan tidak mengabari orang rumah kalau dia sudah tidak ada di rumah termasuk gue. Gue pun berinisiatif untuk mencarinya, tapi rencana itu justru batal karena Pak Ahmed menyuruh gue untuk tidak mencarinya.
" Pak, saya cari yah non Xena sekarang? "
" Jangan ge.. biarkan dia pulang sendiri. Biarkan dia menyelesaikan masalahnya diluar sana. Kecuali kalau nanti sewaktu-waktu dia menghubungi saya atau kamu, baru boleh kamu jemput. "
" Tapi pak, kan kalau kenapa kenapa gimana pak sama non Xena " Tanya gue
" Saya yakin, dia bisa menjaga dirinya sendiri "
Pak Ahmed pun lalu pergi dari hadapan gue untuk pergi ke kantornya. Gue pun akhirnya memilih untuk bersantai di kamar. Sambil nyantai, gue juga membungkus atau mempacking kado untuk ibu gue yang berulang tahun 4 hari lagi. Satu persatu barang yang gue beli gue kemas kedalem 1 buath kotak yang kemudian dibungkus oleh kertas kado.
Namun tiba-tiba saat gue menaruh kado itu di meja deket kasur gue, hape gue berbunyi. Satu panggilan masuk dari seseorang. Awalnya gue kira itu Xena, tapi ternyata malah ibu gue.
" Halo Assalamualaikum bu.. " Kata gue menjawab panggilan tersebut
" Waalaikumsalam ry... Gimana kabar kamu nak ? Keluarga disini pada kangen sama kamu.. " Ucap ibu gue
" Alhamdulillah baik bu, kerjaan disini juga semakin lancar. "
" Ibu bangga akhirnya anak bungsu ibu bisa mencari nafkah sendiri.. Semoga nanti kamu bisa seperti kakak dan abangmu yang sudah sukses.. "
" Aamiin bu... Ibu gimana, sehat? bapak gimana?"
" Ibu sehat.. nak Alhamdulillah , bapak juga sama, cuman ya bapak itu ngopi nya kuat banget sampe sekarang."
" Wah kayanya nular nih bu, gege juga disini sering banget ngopi bu hahaha... "
" Jangan terlalu sering ya nak... "
" Iya bu akan gege kurangi nanti. "
Ibu gue pun lalu tiba-tiba terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu yang mau diomongkan selanjutnya disana. Gue pun akhirnya berinisiatif untuk memanggilnya
" Bu... haloo..."
" Eh iya ge... "
" Ibu kenapa, kok tiba-tiba diem ? " Tanya gue
" Ada sesuatu yang mau ibu omongin ry.."
" Apa itu bu, katakan saja.. " Kata gue
" Ibu rasa, usia sekarang adalah usia yang tepat untuk kamu mencari pasangan yang serius Ry.. Ibu pengen kamu nikah ge. Biar ada yang ngurusin kamu nantinya "
" Iya bu... Gege disini juga sekalian mencari calon bu.. Tapi gege juga ga mau terlalu terburu buru, gege masih belum mapan disini, gege ingin mencari kerja yang gaji nya lumayan terlebih dahulu dan setelah itu baru gege akan fokus mencari calon pasangan gege bu. "
" Baik nak ibu mengerti kok... Yaudah kalo gitu sampe disini dulu ya.. Jaga diri baik-baik"
" Iya bu.. "
" Assalamualaikum " Salam ibu gue
" Waalaikumsalam "
Ibu gue pun menutup telpon nya. Setelah sekian lama gue ga menghubungi ibu, akhirnya sekarang gue bisa juga, walaupun ibu dulu yang menghubungi gue. Setelah ibu menelfon gue pun membaringkan tubuh gue di kasur, gue terngiang ngiang akan apa yang barusan ibu katakan. Apakah gue sudah siap untuk membuka hati kepada seseorang yang baru?
Namun tiba-tiba entah kenapa otak gue berpindah topik menjadi memikirkan non Xena. Entah kenapa dia belum juga minta dijemput, Gue menjadi agak cemas terhadap dirinya.
Dua topik itu lah kini menghiasi pemikiran gue hingga waktu menjelang sore.
Adzan Ashar pun tiba, gue bergegas bangun dan mengambil wudhu. Solat Ashar gue lakukan dengan khusyu. Hingga memasuki Tahiyat akhir, tiba tiba hape gue berbunyi. Bunyi nya bukan berasal dari ringtone sms, melainkan ringtone panggilan masuk. Otomatis gue yang sedang solat gak bisa langsung main ngangkat dong, karena solat gue aja belum kelar. Gue pun menjadi sedikit terganggu dengan bunyi telefon tersebut tapi tak begitu lama, gue kembali khusyu.
Setelah selesai solat gue memanjatkan doa kepada Allah, selain doa untuk kedua orang tua, Doa selamat. Ada satu doa yang gue panjatkan.
" Ya Allah, jika menurut-Mu hamba-Mu ini telah siap untuk membuka hatinya kepada orang lain, maka datangkan lah jodoh yang baik untuk hamba-Mu ini.. Aamiin"
Gue pun kelar dari solat mengemaskan alat-alat solat ke dalam lemari. Tiba-tiba hape gue berbunyi lagi. Gue pun sesegera mungkin untuk mengangkatnya, mengingat tadi gue masi dalam keadaan solat.
Gue cek hape gue dan ternyata itu adalah Non Xena. Mati! gue
gue gak ngangkat telfonnya dari tadi.
" Hal ha hallo non... " Kata gue sedikit terbata bata..
" Hiks hiks... Hikss...
" Suara tangisan terdengar darisana..
" Non... Non Xena kenapa? " Tanya gue panik, masalahnya ini anak orang yang diapa apain.. Ntar malah gue yang ikut disalahin..
" Hikss....
Geee... tolong jemput aku yaa Hikss..
Aku di (menyebutkan salah satu nama taman di Ibu Kota ) "
" I...i...i... Iya non... "
Hari Selasa merupakan hari dimana gue biasa nganterin Xena ke Mall. Tapi itu semua terjadi pada hari ini. Saat pagi hari, Xena sudah tidak ada di rumah dan tidak mengabari orang rumah kalau dia sudah tidak ada di rumah termasuk gue. Gue pun berinisiatif untuk mencarinya, tapi rencana itu justru batal karena Pak Ahmed menyuruh gue untuk tidak mencarinya.
" Pak, saya cari yah non Xena sekarang? "
" Jangan ge.. biarkan dia pulang sendiri. Biarkan dia menyelesaikan masalahnya diluar sana. Kecuali kalau nanti sewaktu-waktu dia menghubungi saya atau kamu, baru boleh kamu jemput. "
" Tapi pak, kan kalau kenapa kenapa gimana pak sama non Xena " Tanya gue
" Saya yakin, dia bisa menjaga dirinya sendiri "
Pak Ahmed pun lalu pergi dari hadapan gue untuk pergi ke kantornya. Gue pun akhirnya memilih untuk bersantai di kamar. Sambil nyantai, gue juga membungkus atau mempacking kado untuk ibu gue yang berulang tahun 4 hari lagi. Satu persatu barang yang gue beli gue kemas kedalem 1 buath kotak yang kemudian dibungkus oleh kertas kado.
Namun tiba-tiba saat gue menaruh kado itu di meja deket kasur gue, hape gue berbunyi. Satu panggilan masuk dari seseorang. Awalnya gue kira itu Xena, tapi ternyata malah ibu gue.
" Halo Assalamualaikum bu.. " Kata gue menjawab panggilan tersebut
" Waalaikumsalam ry... Gimana kabar kamu nak ? Keluarga disini pada kangen sama kamu.. " Ucap ibu gue
" Alhamdulillah baik bu, kerjaan disini juga semakin lancar. "
" Ibu bangga akhirnya anak bungsu ibu bisa mencari nafkah sendiri.. Semoga nanti kamu bisa seperti kakak dan abangmu yang sudah sukses.. "
" Aamiin bu... Ibu gimana, sehat? bapak gimana?"
" Ibu sehat.. nak Alhamdulillah , bapak juga sama, cuman ya bapak itu ngopi nya kuat banget sampe sekarang."
" Wah kayanya nular nih bu, gege juga disini sering banget ngopi bu hahaha... "
" Jangan terlalu sering ya nak... "
" Iya bu akan gege kurangi nanti. "
Ibu gue pun lalu tiba-tiba terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu yang mau diomongkan selanjutnya disana. Gue pun akhirnya berinisiatif untuk memanggilnya
" Bu... haloo..."
" Eh iya ge... "
" Ibu kenapa, kok tiba-tiba diem ? " Tanya gue
" Ada sesuatu yang mau ibu omongin ry.."
" Apa itu bu, katakan saja.. " Kata gue
" Ibu rasa, usia sekarang adalah usia yang tepat untuk kamu mencari pasangan yang serius Ry.. Ibu pengen kamu nikah ge. Biar ada yang ngurusin kamu nantinya "
" Iya bu... Gege disini juga sekalian mencari calon bu.. Tapi gege juga ga mau terlalu terburu buru, gege masih belum mapan disini, gege ingin mencari kerja yang gaji nya lumayan terlebih dahulu dan setelah itu baru gege akan fokus mencari calon pasangan gege bu. "
" Baik nak ibu mengerti kok... Yaudah kalo gitu sampe disini dulu ya.. Jaga diri baik-baik"
" Iya bu.. "
" Assalamualaikum " Salam ibu gue
" Waalaikumsalam "
Ibu gue pun menutup telpon nya. Setelah sekian lama gue ga menghubungi ibu, akhirnya sekarang gue bisa juga, walaupun ibu dulu yang menghubungi gue. Setelah ibu menelfon gue pun membaringkan tubuh gue di kasur, gue terngiang ngiang akan apa yang barusan ibu katakan. Apakah gue sudah siap untuk membuka hati kepada seseorang yang baru?
Namun tiba-tiba entah kenapa otak gue berpindah topik menjadi memikirkan non Xena. Entah kenapa dia belum juga minta dijemput, Gue menjadi agak cemas terhadap dirinya.
Dua topik itu lah kini menghiasi pemikiran gue hingga waktu menjelang sore.
Adzan Ashar pun tiba, gue bergegas bangun dan mengambil wudhu. Solat Ashar gue lakukan dengan khusyu. Hingga memasuki Tahiyat akhir, tiba tiba hape gue berbunyi. Bunyi nya bukan berasal dari ringtone sms, melainkan ringtone panggilan masuk. Otomatis gue yang sedang solat gak bisa langsung main ngangkat dong, karena solat gue aja belum kelar. Gue pun menjadi sedikit terganggu dengan bunyi telefon tersebut tapi tak begitu lama, gue kembali khusyu.
Setelah selesai solat gue memanjatkan doa kepada Allah, selain doa untuk kedua orang tua, Doa selamat. Ada satu doa yang gue panjatkan.
" Ya Allah, jika menurut-Mu hamba-Mu ini telah siap untuk membuka hatinya kepada orang lain, maka datangkan lah jodoh yang baik untuk hamba-Mu ini.. Aamiin"
Gue pun kelar dari solat mengemaskan alat-alat solat ke dalam lemari. Tiba-tiba hape gue berbunyi lagi. Gue pun sesegera mungkin untuk mengangkatnya, mengingat tadi gue masi dalam keadaan solat.
Gue cek hape gue dan ternyata itu adalah Non Xena. Mati! gue
gue gak ngangkat telfonnya dari tadi. " Hal ha hallo non... " Kata gue sedikit terbata bata..
" Hiks hiks... Hikss...
" Suara tangisan terdengar darisana.. " Non... Non Xena kenapa? " Tanya gue panik, masalahnya ini anak orang yang diapa apain.. Ntar malah gue yang ikut disalahin..
" Hikss....
Geee... tolong jemput aku yaa Hikss..
Aku di (menyebutkan salah satu nama taman di Ibu Kota ) "" I...i...i... Iya non... "
junti27 dan 4 lainnya memberi reputasi
5

