Ane coba bantu ya...

Pertamax masalah media, syarat mutlak suatu media entah itu yang organik maupun anorganik bisa menjadi media Hidroponik adalah media tersebut harus INERT alias TIDAK BOLEH mengandung unsur hara. Kenapa begitu? Karena pertanian Hidroponik bisa masuk sub kategori Controlled Environment Agricultureatau pertanian yang aspek-aspek teknisnya sudah dikondisikan dalam hal ini Nutrisi. Nutrisi Hidroponik sudah dikondisikan oleh formulatornya untuk memenuhi kebutuhan hara per fase pertumbuhan tanaman, sudah pas takarannya. Jadi kalau media yang dipakai masih mengandung hara, maka pasti akan mengganggu komposisi Nutrisi entah makro atau pun mikronya.

Keduax masalah Nutrisi racikan tersebut sebenarnya ane sudah pernah jelaskan di depan tapi baiklah ane ulangi lagi. Kalau dilihat bahan-bahan yang dipakai, kurang jelas komposisi Nutrisi yang dihasilkan. Kita bahas 1 per 1 :

Urea dan Gandasil D
Okelah komponen ini bisa dipakai karena sifatnya water solube, tapi kalau ini jadi acuan sebagai sumber Nitrogen (N) berapa banyak yang dihasilkan? Karena Total N entah itu bentuknya Nitrat atau Amonium per 1.000 liter larutan Nutrisi maksimal adalah 250 ppm atau kalau secara prosentase adalah 21-25% saja. Kelebihan N membuat daun tampak besar tapi tipis karena sel tidak kompak, sehingga penguapan terlalu tinggu menyebabkan daun cepat layu.

NPK
NPK apa yang dipakai? NPK itu pupuk majemuk yang dikondisikan, memang komponennya cuma Nitrogen + Phosphat + Kalium, tapi NPK di pasaran cukup beragam. Angka di belakang pupuk NPK menunjukkan komposisinya, ada 15-15-15, ada 16-16-16, ada 25-7-7, ada 15-9-20 dan lain-lain. Hal kedua yang harus dicermati untuk NPK adalah, 95% pupuk NPK yang beredar di pasaran TIDAK water solube 100%. Jika NPK dilarutkan dalam air, maka Phosphatnya pasti akan ketinggal. Bentuknya endapan seperti kerikil halus. Hal ini dikarenakan pabriknya mencetak NPK untuk aplikasi di tanah, sehingga Phosphat memang dibiarkan dalam bentuk butiran karena pada awal fase Vegetatif tanaman hanya butuh radiasinya, baru di tahap generatif berupa ion. Sedangkan pada aplikasi Hidroponik, Phosphat yang dibutuhkan adalah phosphat yang terlarut air.

KCl
Ini adalah komponen yang sangat berbahaya. Kalau K2O dalam Kcl dijadikan rujukan pemenuhan kebutuhan Kalium sebaiknya jangan, karena memang kebutuhan Kalium maksimal per 1.000 liter larutan adalah 400 ppm. Tapi kalau ane lihat komposisi 10 gr KCl untuk 10 liter air, ini akan menyumbang Cl lebih dari 8 ppm. Sedangkan nilai Cl maksimum ppm yang dibutuhkan tanaman adalah 2 ppm. Kelebihan Cl ini akan meracuni tanaman karena akan merusak perakaran yang menjadi bagian vital tanaman.

Jadi karena komposisi yang tidak jelas dan bahan yang tidak memenuhi syarat untuk untuk aplikasi Hidroponik, ane sarankan tidak menggunakan komposisi tersebut. Ditinjau dari harga juga kalau belanja komponen tersebut di toko pertanian minimal 1 kg per items bukan? Kalau 1 kg NPK + 1 kg KCl + 1 Kg Urea + 1 sachet Gandasil D 250 gr biayanya sekitar 40 ribu ++. Harga segini sudah bisa dibelikan Nutrisi AB Mix kemasan 200 liter yang sudah pasti bagus di tanaman.



Nutrisi itu balik lagi ke penggunanya gan, tidak ada merek yang bagus atau jelek di pasaran, semua balik ke penggunanya. Ane coba luruskan dulu tentang prinsip dasar berhidroponik :

- Berhidroponik ADALAH bertanam menggunakan air sebagai media untuk input Nutrisi ke tanaman.
- Hidroponik itu BUKAN bertanam menggunakan Nutrisi merek X atau Y atau Z.
- Hidroponik BUKAN bertanam menggunakan benih lokal atau impor.
- Hidroponik BUKAN bertanam menggunakan peralon bulat, Gully Kotak, Gully Trapesium, dll.
- Hidroponik BUKAN bertanam menggunakan Green House atau tidak menggunakan.
- Hidroponik BUKAN bertanam yang kemudian hasilnya dipasarkan di Supermarket tapi tidak di pasar tradisional.

Yuk kembali ke prinsip dasar Hidroponik, sudah banyak masta-masta kasih guidance di forum ini, harusnya kita sudah gak dipusingkan lagi dengan merek dll.