- Beranda
- Stories from the Heart
AKU, KAMU, DAN LEMON
...
TS
beavermoon
AKU, KAMU, DAN LEMON
SELAMAT DATANG DI RUMAH BEAVERMOON
Hallo semua, salam hangat dari bawah Gorong-gorong Sudirman
Kali ini ane akan coba buat share cerita yang ane buat. Jadi, selamat menikmati cerita ini dan tetap dukung kami meskipun hasilnya ngga banget
Jangan lupa buat RATE jika berkenan di hati kalian dan KOMENG jika ada kritik dan saran

Spoiler for Tanya Jawab:
Tanya Jawab Seputar Cerita
Q: Ini cerita nyata atau fiksi?
A: Sebenernya cerita ini gabungan dari kisah nyata sama beberapa unsur fiksi
Q: Bagian yang nyata yang mana aja? Yang fiksi yang mana aja?
A: Nah, cerita ini dibuat agar para pembaca bisa berimajinasi secara individu. Jadi kalau di tanya yang nyata mana yang fiksi mana, ya coba bayangin aja sendiri
Q: Ini nama asli atau nama samaran?
A: Ada beberapa yang disamarkan karena privasi banget nget nget
Q: Kok banyak kentangnya sih? Kan jadi kesel
A: Tak kentang maka tak kenyang
Maklumlah namanya baru di dunia SFTH ini jadi ya banyakin kentangnya aja dulu
Q: Atas dasar apa cerita ini dibuat?
A: Asal mula bikin cerita ini sebenernya biar ngga gabut-gabut amat kalo malem kan daripada nontonin Saori Hara mulu mending bikin cerita
terus juga biar ngga galau galau amat belom lama menjadi jomblo lagi 
Q: Kok tampilan awalnya biasa aja sih?
A: Masih newbie ya, NI-U-BI!! Jadi belom ngerti ngerti amat apa yang harus ditampilin buat penghias tampilan awal cerita ini, kalo ada yang mau ngajarin ya monggo
Q: Ini cerita nyata atau fiksi?
A: Sebenernya cerita ini gabungan dari kisah nyata sama beberapa unsur fiksi

Q: Bagian yang nyata yang mana aja? Yang fiksi yang mana aja?
A: Nah, cerita ini dibuat agar para pembaca bisa berimajinasi secara individu. Jadi kalau di tanya yang nyata mana yang fiksi mana, ya coba bayangin aja sendiri

Q: Ini nama asli atau nama samaran?
A: Ada beberapa yang disamarkan karena privasi banget nget nget

Q: Kok banyak kentangnya sih? Kan jadi kesel

A: Tak kentang maka tak kenyang
Maklumlah namanya baru di dunia SFTH ini jadi ya banyakin kentangnya aja duluQ: Atas dasar apa cerita ini dibuat?
A: Asal mula bikin cerita ini sebenernya biar ngga gabut-gabut amat kalo malem kan daripada nontonin Saori Hara mulu mending bikin cerita
terus juga biar ngga galau galau amat belom lama menjadi jomblo lagi 
Q: Kok tampilan awalnya biasa aja sih?
A: Masih newbie ya, NI-U-BI!! Jadi belom ngerti ngerti amat apa yang harus ditampilin buat penghias tampilan awal cerita ini, kalo ada yang mau ngajarin ya monggo
Spoiler for Pembukaan:
AKU, KAMU, DAN LEMON
When life gives you lemons, make orange juice. Leave the world wondering how you did it
Cerita ini mengisahkan tentang remaja-remaja yang mulai beranjak dewasa. Konflik yang sering terjadi menjadi kisah mereka masing-masing. Mengejar mimpi, cita-cita, dan cinta mereka melengkapi kisah hidup mereka.
Pada dasarnya manusia diciptakan untuk berusaha dan mengejar apa yang mereka impikan. Jurang dalam yang menghadang dapat mereka tempuh dengan susah payah, namun hanya tinggal lubang kecil di depan mata, mereka menyatakan untuk menyerah.
Sabtu sore dipinggiran kota, aku duduk di sebuah kafe kecil di meja paling ujung. Mengaduk-aduk kopi yang sudah daritadi kupesan dan membiarkan gula dan kopinya terus beraduk layaknya pusaran air di lautan. Perkenalkan, namaku Bramantyo Satya Adjie, biasa dipanggil Bram. Aku adalah mahasiswa di sebuah universitas swasta di ibukota. Perawakanku tidaklah cukup baik, aku jarang untuk tersenyum pada hal-hal kecil.
When life gives you lemons, make orange juice. Leave the world wondering how you did it
Cerita ini mengisahkan tentang remaja-remaja yang mulai beranjak dewasa. Konflik yang sering terjadi menjadi kisah mereka masing-masing. Mengejar mimpi, cita-cita, dan cinta mereka melengkapi kisah hidup mereka.
Pada dasarnya manusia diciptakan untuk berusaha dan mengejar apa yang mereka impikan. Jurang dalam yang menghadang dapat mereka tempuh dengan susah payah, namun hanya tinggal lubang kecil di depan mata, mereka menyatakan untuk menyerah.
Sabtu sore dipinggiran kota, aku duduk di sebuah kafe kecil di meja paling ujung. Mengaduk-aduk kopi yang sudah daritadi kupesan dan membiarkan gula dan kopinya terus beraduk layaknya pusaran air di lautan. Perkenalkan, namaku Bramantyo Satya Adjie, biasa dipanggil Bram. Aku adalah mahasiswa di sebuah universitas swasta di ibukota. Perawakanku tidaklah cukup baik, aku jarang untuk tersenyum pada hal-hal kecil.
Spoiler for Index:
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20 - 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30-31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
Part 61
Part 62 - 63
Part 64
Part 65
Part 66
Part 67
Part 68
Part 69
Part 70
Part 71
Part 72
Part 73
Part 74
Part 75 (FINALE)
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20 - 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30-31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
Part 61
Part 62 - 63
Part 64
Part 65
Part 66
Part 67
Part 68
Part 69
Part 70
Part 71
Part 72
Part 73
Part 74
Part 75 (FINALE)
Diubah oleh beavermoon 14-02-2016 13:50
dodolgarut134 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
186.6K
Kutip
823
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
beavermoon
#61
Repost ya soalnya di pejwa buat index aja hehe 

Spoiler for Part 1:
Sabtu sore dipinggiran kota, aku duduk di sebuah kafe kecil di meja paling ujung. Mengaduk-aduk kopi yang sudah daritadi kupesan dan membiarkan gula dan kopinya terus beraduk layaknya pusaran air di lautan. Perkenalkan, namaku Bramantyo Satya Adjie, biasa dipanggil Bram. Aku adalah mahasiswa di sebuah universitas swasta di ibukota. Perawakanku tidaklah cukup baik, aku jarang untuk tersenyum pada hal-hal kecil.
Pukul 5 sore tepat, bangku di depanku akhirnya diduduki oleh orang lain
“Maaf ya terlambat, tadi ada kecelakaan di jalan. Motor sama bis beradu gitu terus berantem deh..” Katanya.
“Iya nggapapa, namanya juga ibukota.” Sambil tetap mengaduk kopi di gelas
“Kamu mau pesen apa?” Tanyaku
“Lemon Tea…” Dia berkata dengan senyum yang damai
“Masih sama seperti dulu…”
“Sama seperti dulu…” Katanya mengulang perkataanku
Kami sejenak diam, hingga beberapa saat pesanannya datang mencairkan suasana...
Maret 2013
Suasana ruangan begitu dingin, disekitar aku melihat teman-temanku sibuk dengan obrolannya. Ada yang sibuk dengan laptopnya, ada sekumpulan orang-orang yang bermain kartu. Aku hanya duduk di bangku dengan kepala sedikit pusing. Dan baru disadari bahwa aku sempat tertidur di ruangan ini cukup lama, menunggu dosen yang tak kunjung datang. Aku memutuskan untuk keluar ruangan dan duduk di koridor sambil menyulut sebatang rokok yang ada di tangan.
“Masih pagi udah ngebul aja mas” Kata seorang OB di kampus yang sudah cukup kukenal.
“Suntuk bang dikelas, mana Pak Arief ngga dateng-dateng lagi kan.” Seraya kuhembuskan asap putih dari mulutku
“Namanya juga orang sibuk mas, hehe sabar aja sekalian gitu ngopinya masa cuma ngerokok doang” Dia berkata sambil menuruni anak tangga
Aku hanya diam sambil memainkan rokok yang ada di tangan kananku. Tanpa kusadari sudah ada yang duduk di sampingku.
“Eh, Pak Arief belom dateng juga? Ngantuk kan nungguinnya.” Katanya
“Kalo dia udah ada mah ngga bakalan gue disini neng.”
Dia hanya membalas dengan senyum sambil memakan coklat yang ada di tangannya.
Zahra Zahira, panggil saja Zahra. Dia adalah wanita yang sekarang duduk disebelahku. Tingginya hanya sampai telingaku, rambutnya panjang dan suka dikuncir ekor kuda dan suka sekali sama yang namanya coklat. Dia teman sekelasku dari awal masuk kuliah. Dia adalah orang yang pertama aku kenal di kampus ini.
Tanpa terasa, dosen yang kami tunggu pun datang. Kelas pun dimulai dan selesai pada sore hari. Seketikanya tiba di lobby gedung, dari kejauhan aku melihat seorang wanita yang cukup membuat diriku terkesima untuk melihatnya. Dan lamunanku dibuyarkan oleh temanku
“Woy, bengong aja lu! Ngeliatin apaan?” Kata temanku
“Eh ngga kok. Oh iya, lu kenal ngga sama cewe yang itu?” Sambil menunjuk ke wanita yang kumaksud
“Oh dia mah anak sastra, angkatan kita juga Bram. Mau gue kenalin?
“Ngga, gue cuma kagum aja. Cantik.”
“Ya namanya cewe mah cantik, kalo ganteng mah serem jadinya hahaha..” Sambil dia menepuk punggungku
Kemudian aku berjalan menuju parkiran dimana mobilku diparkirkan. Baru beberapa saat setelah aku menyalakan mesin mobil, ada seseorang yang mengetuk kaca mobilku. Setelah kubuka dan baru kusadari itu adalah Zahra.
“Kenapa Zah?”
“Aku boleh nebeng? Soalnya mobil aku masih dibengkel. Udah jam segini juga, susah nyari angkot buat ke rumah.” Pintanya
“Yaudah naik aja.” Seraya kubukakan pintu untuknya
Langsung saja aku mengendarai sedan hitam menuju rumahnya. Suasana di dalam mobil cukup hening, hanya terdengar suara dari radio mobil yang memutar lagu-lagu yang cukup fenomenal. Dan saat radio itu memutar lagu Dewa 19 yang berjudul Risalah Hati, Zahra membuka percakapan denganku
“Ih ini kan lagunya Dewa, Aku suka nih sama lagunya”
“Iya ini lagunya Dewa. Emang suka Dewa juga?
“Iya. Soalnya Papa suka dengerin kalo di rumah.”
Aku hanya membalas dengan mengangguk
“Eh mau makan dulu ngga? Aku laper nih tadi ngga sempet makan.” Katanya.
“Mau makan dimana?”
“Di Tebet aja gimana? Biar searah aja sama rumah aku Bram.”
“Boleh deh lu yang tentuin tempatnya.” Kataku sambil terus mengendarai mobil.
Akhirnya kami tiba di salah satu restoran yang dia mau. Setelah memilih-milih makanan, kami mengobrol sambil menunggu pesanan kami datang
“Tadi Pak Arief kenapa ngasih tugasnya langsung numpuk deh? Kesel jadinya.” Gumamnya
“Ya namanya orang penting, jadi ya gitu sekali dateng langsung tancep gas aja.”
“Tapi kan ngga gitu juga kali, masa langsung ngasih materi sampe empat gitu, udah gitu waktunya cuma dua minggu lagi kan.”
“Ya makanya lu kerjain, jangan kelayapan mulu tiap malem.” Kataku sambil menyalakan rokok dan menghembuskan asapnya.
“Ah tetep aja males.” Sanggahnya sambil membenarkan make up dimukanya
Tak lama kemudian pesanan kami datang, dan kami langsung menyantapnya. Tidak butuh waktu lama untuk menghabiskan hidangan kami. Setelah satu setengah jam berada di restoran itu kami memutuskan untuk pergi dan mengantarkan Zahra ke rumahnya. Satu jam setelah melewati jalanan ibukota yang macet, akhirnya sampai juga di kediamannya
“Makasih ya Bram udah mau nganterin aku.” Katanya seraya membuka pagar rumahnya.
“Iya sama-sama Zah. Gue langsung pulang ya, udah malem juga. Nyokap nyariin nih.”
“Iya kamu hati-hati ya Bram, kalo udah sampe kabarin jangan lupa.”
Aku hanya membalas dengan anggukan kepala. Dan masuk ke mobil, meneruskan perjalanan menuju rumah. Setelah satu setengah jam berlalu, aku tiba di rumah. Begitu pagar rumahku terbuka, sudah ada motor sport berwarna merah-hitam disana.
“Si Babon Kelabu ngapain nih kesini?” Kataku sendirian di dalam mobil
Setelah kuparkirkan mobilku dan menuju ruang tamu, aku disambut oleh ibu dan adik perempuanku.
“Aku pulang.” Kataku kepada mereka
“Hai sayang..” Kata ibuku.
“Eh abang gantengku baru pulang..” Kata adikku menggodaku seraya menjulurkan lidahnya.
“Apa sih kamu Nda.” Sambil kujitak kepalanya dengan pelan.
“Eh Bram, Si Reza nungguin tuh di deket kolam. Katanya kangen mau ketemu kamu.” Kata Ibu
“Tumben amat itu Babon kangen, pasti ada maunya.” Kataku melihat ke arah kolam
“Yaudah samperin aja ke sana.” Suruh Ibu
Lalu, aku berjalan menuju kolam berenang yang ada di belakang rumah. Dia sedang asik duduk di bangku. Melihatku datang, dia langsung tersenyum lebar seperti onta yang membuatku tertawa.
“Hahahaha ngga usah cengar-cengir.” Kataku sambil duduk disampingnya.
“Sahabat kecil gue ini makin ganteng aja dah hahaha.” Katanya sambil memukul punggungku.
Kenalin, ini sahabatku dari kecil namanya Reza Baskoro, biasa kupanggil Babon Kelabu karena badannya yang besar. Kami bertemu saat kelas 1 SD. Dan kami masih terus berteman hingga sekarang. Saat ini dia bekerja sebagai bartender di salah satu club malam di Ibukota. Dia tidak kuliah, hanya mengikuti les bartender sesuai keinginannya. Ayahnya adalah partner kerja Ayahku. Ayah kami berdua sekarang sedang ada di luar kota.
“Tumben amat lu kemari, ada angin apaan?” Tanyaku
“Biasa lagi off, jadinya ngga ada kerjaan lagi. Lu besok kuliah ngga?”
“Ngga, besok gue libur. Kenapa?” Tanyaku lagi
“Ikut gue aja, ada guest list nih. Mumpung ladies night kan hehehe..” Katanya seraya senyum seperti onta.
“Boleh tuh, udah lama juga gue ngga ke sana. Jam berapa emang?” Tanyaku
“Nanti sih jam 11.” Katanya sambil melihat arloji di tangan kirinya.
“Yaudah gue mandi dulu deh, naik mobil gue aja. Lu nginep sini.” Kataku
“Emang paling ngertiin banget deh sahabat gue yang satu ini hahaha.” Katanya sambil menepuk pundakku
Aku masuk ke dalam dan bergegas mandi. Setelah semuanya sudah rapi, aku dan Reza langsung pergi menuju tempat diadakannya event tersebut. Setibanya disana, tanpa menunggu antrian seperti yang lain kami langsung masuk menuju sebuah gedung yang besar dan musik yang berderung kencang hingga membuat jantung ikut berdetak.
Tidak banyak yang kami lakukan. Aku duduk di bangku yang sudah dipesan terlebih dulu, sedangkan Reza sedang asik mendekati wanita-wanita yang ada disana. Mulai dari yang sendiri hingga yang bergerombol ia dekati dengan percaya dirinya.
“Dasar Babon Kelabu, kelakuannya masih aja.” Gumamku sendiri
Setelah pesta usai, kami langsung pulang menuju rumahku dan memutuskan untuk langsung tidur. Dia sudah tertidur di atas lantai seperti biasa. Katanya kalau tidur di lantai bisa meluruskan tulang punggung gitu deh.. Oh iya, kami bukan peminum berat. Kami minum jika ingin dan seperlunya saja. Jadi aman kalau pulang menjelang pagi kayak gini. Dan tak lama kemudian, aku menyusulnya untuk tidur juga..
Pukul 5 sore tepat, bangku di depanku akhirnya diduduki oleh orang lain
“Maaf ya terlambat, tadi ada kecelakaan di jalan. Motor sama bis beradu gitu terus berantem deh..” Katanya.
“Iya nggapapa, namanya juga ibukota.” Sambil tetap mengaduk kopi di gelas
“Kamu mau pesen apa?” Tanyaku
“Lemon Tea…” Dia berkata dengan senyum yang damai
“Masih sama seperti dulu…”
“Sama seperti dulu…” Katanya mengulang perkataanku
Kami sejenak diam, hingga beberapa saat pesanannya datang mencairkan suasana...
Maret 2013
Suasana ruangan begitu dingin, disekitar aku melihat teman-temanku sibuk dengan obrolannya. Ada yang sibuk dengan laptopnya, ada sekumpulan orang-orang yang bermain kartu. Aku hanya duduk di bangku dengan kepala sedikit pusing. Dan baru disadari bahwa aku sempat tertidur di ruangan ini cukup lama, menunggu dosen yang tak kunjung datang. Aku memutuskan untuk keluar ruangan dan duduk di koridor sambil menyulut sebatang rokok yang ada di tangan.
“Masih pagi udah ngebul aja mas” Kata seorang OB di kampus yang sudah cukup kukenal.
“Suntuk bang dikelas, mana Pak Arief ngga dateng-dateng lagi kan.” Seraya kuhembuskan asap putih dari mulutku
“Namanya juga orang sibuk mas, hehe sabar aja sekalian gitu ngopinya masa cuma ngerokok doang” Dia berkata sambil menuruni anak tangga
Aku hanya diam sambil memainkan rokok yang ada di tangan kananku. Tanpa kusadari sudah ada yang duduk di sampingku.
“Eh, Pak Arief belom dateng juga? Ngantuk kan nungguinnya.” Katanya
“Kalo dia udah ada mah ngga bakalan gue disini neng.”
Dia hanya membalas dengan senyum sambil memakan coklat yang ada di tangannya.
Zahra Zahira, panggil saja Zahra. Dia adalah wanita yang sekarang duduk disebelahku. Tingginya hanya sampai telingaku, rambutnya panjang dan suka dikuncir ekor kuda dan suka sekali sama yang namanya coklat. Dia teman sekelasku dari awal masuk kuliah. Dia adalah orang yang pertama aku kenal di kampus ini.
Tanpa terasa, dosen yang kami tunggu pun datang. Kelas pun dimulai dan selesai pada sore hari. Seketikanya tiba di lobby gedung, dari kejauhan aku melihat seorang wanita yang cukup membuat diriku terkesima untuk melihatnya. Dan lamunanku dibuyarkan oleh temanku
“Woy, bengong aja lu! Ngeliatin apaan?” Kata temanku
“Eh ngga kok. Oh iya, lu kenal ngga sama cewe yang itu?” Sambil menunjuk ke wanita yang kumaksud
“Oh dia mah anak sastra, angkatan kita juga Bram. Mau gue kenalin?
“Ngga, gue cuma kagum aja. Cantik.”
“Ya namanya cewe mah cantik, kalo ganteng mah serem jadinya hahaha..” Sambil dia menepuk punggungku
Kemudian aku berjalan menuju parkiran dimana mobilku diparkirkan. Baru beberapa saat setelah aku menyalakan mesin mobil, ada seseorang yang mengetuk kaca mobilku. Setelah kubuka dan baru kusadari itu adalah Zahra.
“Kenapa Zah?”
“Aku boleh nebeng? Soalnya mobil aku masih dibengkel. Udah jam segini juga, susah nyari angkot buat ke rumah.” Pintanya
“Yaudah naik aja.” Seraya kubukakan pintu untuknya
Langsung saja aku mengendarai sedan hitam menuju rumahnya. Suasana di dalam mobil cukup hening, hanya terdengar suara dari radio mobil yang memutar lagu-lagu yang cukup fenomenal. Dan saat radio itu memutar lagu Dewa 19 yang berjudul Risalah Hati, Zahra membuka percakapan denganku
“Ih ini kan lagunya Dewa, Aku suka nih sama lagunya”
“Iya ini lagunya Dewa. Emang suka Dewa juga?
“Iya. Soalnya Papa suka dengerin kalo di rumah.”
Aku hanya membalas dengan mengangguk
“Eh mau makan dulu ngga? Aku laper nih tadi ngga sempet makan.” Katanya.
“Mau makan dimana?”
“Di Tebet aja gimana? Biar searah aja sama rumah aku Bram.”
“Boleh deh lu yang tentuin tempatnya.” Kataku sambil terus mengendarai mobil.
Akhirnya kami tiba di salah satu restoran yang dia mau. Setelah memilih-milih makanan, kami mengobrol sambil menunggu pesanan kami datang
“Tadi Pak Arief kenapa ngasih tugasnya langsung numpuk deh? Kesel jadinya.” Gumamnya
“Ya namanya orang penting, jadi ya gitu sekali dateng langsung tancep gas aja.”
“Tapi kan ngga gitu juga kali, masa langsung ngasih materi sampe empat gitu, udah gitu waktunya cuma dua minggu lagi kan.”
“Ya makanya lu kerjain, jangan kelayapan mulu tiap malem.” Kataku sambil menyalakan rokok dan menghembuskan asapnya.
“Ah tetep aja males.” Sanggahnya sambil membenarkan make up dimukanya
Tak lama kemudian pesanan kami datang, dan kami langsung menyantapnya. Tidak butuh waktu lama untuk menghabiskan hidangan kami. Setelah satu setengah jam berada di restoran itu kami memutuskan untuk pergi dan mengantarkan Zahra ke rumahnya. Satu jam setelah melewati jalanan ibukota yang macet, akhirnya sampai juga di kediamannya
“Makasih ya Bram udah mau nganterin aku.” Katanya seraya membuka pagar rumahnya.
“Iya sama-sama Zah. Gue langsung pulang ya, udah malem juga. Nyokap nyariin nih.”
“Iya kamu hati-hati ya Bram, kalo udah sampe kabarin jangan lupa.”
Aku hanya membalas dengan anggukan kepala. Dan masuk ke mobil, meneruskan perjalanan menuju rumah. Setelah satu setengah jam berlalu, aku tiba di rumah. Begitu pagar rumahku terbuka, sudah ada motor sport berwarna merah-hitam disana.
“Si Babon Kelabu ngapain nih kesini?” Kataku sendirian di dalam mobil
Setelah kuparkirkan mobilku dan menuju ruang tamu, aku disambut oleh ibu dan adik perempuanku.
“Aku pulang.” Kataku kepada mereka
“Hai sayang..” Kata ibuku.
“Eh abang gantengku baru pulang..” Kata adikku menggodaku seraya menjulurkan lidahnya.
“Apa sih kamu Nda.” Sambil kujitak kepalanya dengan pelan.
“Eh Bram, Si Reza nungguin tuh di deket kolam. Katanya kangen mau ketemu kamu.” Kata Ibu
“Tumben amat itu Babon kangen, pasti ada maunya.” Kataku melihat ke arah kolam
“Yaudah samperin aja ke sana.” Suruh Ibu
Lalu, aku berjalan menuju kolam berenang yang ada di belakang rumah. Dia sedang asik duduk di bangku. Melihatku datang, dia langsung tersenyum lebar seperti onta yang membuatku tertawa.
“Hahahaha ngga usah cengar-cengir.” Kataku sambil duduk disampingnya.
“Sahabat kecil gue ini makin ganteng aja dah hahaha.” Katanya sambil memukul punggungku.
Kenalin, ini sahabatku dari kecil namanya Reza Baskoro, biasa kupanggil Babon Kelabu karena badannya yang besar. Kami bertemu saat kelas 1 SD. Dan kami masih terus berteman hingga sekarang. Saat ini dia bekerja sebagai bartender di salah satu club malam di Ibukota. Dia tidak kuliah, hanya mengikuti les bartender sesuai keinginannya. Ayahnya adalah partner kerja Ayahku. Ayah kami berdua sekarang sedang ada di luar kota.
“Tumben amat lu kemari, ada angin apaan?” Tanyaku
“Biasa lagi off, jadinya ngga ada kerjaan lagi. Lu besok kuliah ngga?”
“Ngga, besok gue libur. Kenapa?” Tanyaku lagi
“Ikut gue aja, ada guest list nih. Mumpung ladies night kan hehehe..” Katanya seraya senyum seperti onta.
“Boleh tuh, udah lama juga gue ngga ke sana. Jam berapa emang?” Tanyaku
“Nanti sih jam 11.” Katanya sambil melihat arloji di tangan kirinya.
“Yaudah gue mandi dulu deh, naik mobil gue aja. Lu nginep sini.” Kataku
“Emang paling ngertiin banget deh sahabat gue yang satu ini hahaha.” Katanya sambil menepuk pundakku
Aku masuk ke dalam dan bergegas mandi. Setelah semuanya sudah rapi, aku dan Reza langsung pergi menuju tempat diadakannya event tersebut. Setibanya disana, tanpa menunggu antrian seperti yang lain kami langsung masuk menuju sebuah gedung yang besar dan musik yang berderung kencang hingga membuat jantung ikut berdetak.
Tidak banyak yang kami lakukan. Aku duduk di bangku yang sudah dipesan terlebih dulu, sedangkan Reza sedang asik mendekati wanita-wanita yang ada disana. Mulai dari yang sendiri hingga yang bergerombol ia dekati dengan percaya dirinya.
“Dasar Babon Kelabu, kelakuannya masih aja.” Gumamku sendiri
Setelah pesta usai, kami langsung pulang menuju rumahku dan memutuskan untuk langsung tidur. Dia sudah tertidur di atas lantai seperti biasa. Katanya kalau tidur di lantai bisa meluruskan tulang punggung gitu deh.. Oh iya, kami bukan peminum berat. Kami minum jika ingin dan seperlunya saja. Jadi aman kalau pulang menjelang pagi kayak gini. Dan tak lama kemudian, aku menyusulnya untuk tidur juga..
dodolgarut134 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Kutip
Balas