Kaskus

Story

kesshouAvatar border
TS
kesshou
Mr.Mars & Miss.Venus
Mr.Mars & Miss.Venus

Pernahkah kalian bermimpi indah kemudian tiba-tiba terbangung dengan perasaan hampa di pagi hari ?
Pernahkah kalian merasakan bagaimana kehangatan cinta yang ternyata tidak sejalan dengan takdirNYA ?
Pernahkah kalian merasakan ketakutan dalam menghadapi esok ?
Pernahkah kalian merasakan kalau hidup tidak pernah adil ?
Pernahkah kalian merasakan kemarahan saat seseorang yang berharga pergi meninggalkanmu ?
Pernahkah kalian merasakan pahitnya kopi tidak sebanding dengan pahitnya hidup?
Kalau kalian bertanya kepadaku apakah aku pernah mengalami semua itu
maka jawabanku adalah
IYA....!!!!!
Aku pernah mengalaminya, sampai-sampai bosan dan muak dengan semua ini.
Namun saat itu tiba-tiba engkau datang dalam kehidupanku
Seolah memberikan sesuatu yang kucari selama ini
Sebuah jawaban akan semua penderitaan yang aku lalui
Dan
Engkaulah yang berhasil membuat kopi dalam cangkirku terasa manis.
Dan
Engkaulah yang membuat mataku terbuka lebar sehingga aku bisa melihat indahnya takdir Tuhan.


Hidup ini terlalu singkat dan berharga jika digunakan hanya untuk mengeluh dan bersedih.



Spoiler for Index:


Diubah oleh kesshou 17-05-2016 19:35
yusuffajar123Avatar border
SANTO.0281Avatar border
mahrsmello5680Avatar border
mahrsmello5680 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
677.8K
3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
kesshouAvatar border
TS
kesshou
#36
Bab 3 Amplop Merah Jambu


Tidak terasa sudah tiga minggu gue menjadi keluarga besar Ninety Niner’s, banyak sekali hal-hal yang terjadi dalam kurun waktu itu, dari pengalaman pertama dihukum guru matematika yang sangat galak dan bawel, mungkin akibat dari menopause, yang selalu menunjuk gue untuk mengerjakan soal didepan, awalnya sih gue jarang ditunjuk, karena waktu itu pas bu Eva ini sedang mencari target, gue selalu berpura-pura sibuk mencatat dan memperhatikan papan tulis, suatu hari ibu itu memberikan soal yang sangat susah sekali banyak sekali teman-teman gue yang dipanggil maju nggak ada yang bisa mengerjakan soal itu maka satu persatu dari mereka di hukum dengan disuruh squat jump, saat tiba giliran gue, dengan pasrah gue maju dan langsung melakukan squat jump yang akhirnya membuat gue harus menerima hukuman lain yaitu berdiri didepan pintu karena kelakuan gue itu dianggap oleh dia sebagai sindiran untuknya. Semenjak itulah hari-hari gue yang damai - senin, rabu dan kamis. Berubah menjadi neraka dunia.

Terus ada guru kimia gue bernama pak Saut yang pandai membuat kalimat-kalimat aneh dari table periodic, yang anehnya kalimat-kalimat itu membuat gue mudah untuk mengingat semua tabel periodik itu, sebagai contohnya tabel periodic pertama yang berisi unsure H (Hidrogen), Li (Litium), Na (Natrium), K (Kalium), Rb (Rubidium), Cs (Sesium) dan Fr (Fransium) dirubahnya menjadi sebuah kalimat HaLiNa kimpoi RoBi Cs Frustasi, gimana? oke banget kan? ( dikarenakan singkatan tabel periodik yang lain agak berbau mesum, jadi nggak gue masukan karena gue takut ntar kena UU IT dan juga banyak anak-anak dibawah umur yang sudah mulai merambah kedunia kaskus, kasian ntar jiwa mereka yang polos teracuni )

Ada juga guru biologi yang sangat moody banget dan kalau sudah begini kelakuannya pasti random, pernah suatu pagi sewaktu masuk mata pelajarannya tiba-tiba dia mengadakan razia rambut bagi siswa pria, satu persatu anak-anak cowo dikelas berbaris menunggu giliran mendapatkan potongan sesukanya. Sampai – sampai Reza – yang mendapat predikat sebagai cowo terganteng dikelas, menangis setelah rambutnya di eksekusi “Padahal gue baru kemarin ke salon ngerapihin rambut, malah sekarang rambut gue jadi kayak jalan tol yang ditambal gini, tiga ratus ribu gue melayang deh.” Ucapnya sambil menahan emosi kesedihan. Bayangkan gaya rambut The Dry Boy Cut yang tertata rapi itu kini berubah menjadi seperti jamur shitake dengan tambahan pitak dikanan dan kiri dan gue akhirnya berhasil mendapatkan sentuhan gaya rambut yang disebut oleh kipli Kutu Racing Speedway, jadi ada dua garis yang di atas kedua telinga gue yang melingkar dari kanan sampai kiri. Karena gue takut kalau kepala gue nanti dijadiin ajang buat taruhan balapan kutu sama anak-anak sesat disekitar gue ini maka sepulang sekolah gue langsung meluncur ke salon terdekat bersama Reza dan memilih untuk memotong rambut bergaya biksu shaolin.

Ada juga pak sahala, guru olahraga yang selalu membuat kami berlari sejauh 2 kilometer setiap pelajarannya, tapi itu khusus buat anak cowo sedangkan anak cewe ditugaskan untuk bermain volly atau bulu tangkis ( disini gue berpikir kalau bapak itu bener-bener nggak menghargai perjuangan RA.Kartini yang berjuang demi emansipasi wanita) . Kata-kata andalan yang sering diucapkan oleh bapak ini salah duanya seperti “Lari anjing… Dasar belatung..bla…bla..bla”, gaya mengajar guru ini sangat keras persis seperti gaya mengajar seorang komandan tentara yang ada di film-film BOBOHO, dan lagi-lagi gue yang selalu menjadi incaran, karena didalam kelas hanya gue cowo yang paling lambat dalam berlari. Jadi setiap kami melakukan lari guru itu selalu lari dibelakang barisan dan berteriak – teriak disebelah gue menggunakan Megafon, “LARI ANJING !!! DASAR BELATUNG!!! KAMU TAU BELATUNG ITU APA!!! BELATUNG ITU CUMA BISA MENGGELIAT - GELIAT SEPERTI KAMU…DASAR LAMBAT..PERUT AJA YANG DIBESARKAN...Bla...bla...bla..!!! ” mungkin karena jasa guru itu pula berat badan gue turun hampir 5 kilo dalam waktu tiga minggu, ntah berat badan gue ini turun karena porsi lari yang diberikan atau gara-gara strees akibat makian bapak itu. Tapi karena gue orangnya nggak pendendam dan rendah hati, gue mau mengucapkan terima kasih buat pak Sahala telah membantu saya menurunkan berat badan emoticon-Malu (S) , dasar jenggot kambing nggak tumbuh-tumbuh.

Dan juga kelakuan teman-teman sekelas gue yang ternyata kriminal-kriminal, padahal minggu-minggu awal gue lihat mereka kalem-kalem banget, bajunya rapi terus rambut dipakaiin gel terus disisir rapi, tapi nyatanya tingkah mereka berhasil membuat salah satu guru fisika mogok untuk mengajar kelas gue dan pada akhirnya membuat kelas gue dicap sebagai kelas pembuat onar yang membutuhkan perlakuan khusus karena diisi oleh anak-anak nakal, urakan dll. Padahal hanya segelintir oknum-oknum tertentu saja yang melakukannya, ya gue akui termasuk gue dan kipli juga sih yang menjadi oknum tersebut tapi kami berdua hanya sebatas seperti team hore aja sih nggak lebih. Dan pada akhirnya dengan keberanian dan kerendahan hati gue, kipli dan teman –teman lainnya, kami pun memberanikan diri untuk menghadap guru fisika tersebut dan meminta maaf meskipun harus membuat surat perjanjian diatas materai dengannya. Namun ternyata permasalahan tidak berakhir begitu saja, kami tidak tau kalau ternyata dia ini pendendam atau tidak tapi yang pasti setiap pelajaran fisika gue, kipli dan anak-anak yang pernah membuat masalah dengannya selalu ditanyakan atau disuruh untuk mengerjakan soal yang diberikannya dan setiap ulangan hanya soal kami yang berbeda dengan anak lainnya.

Kipli memutar-mutarkan pena sambil memperhatikan sebuah buku catatan kecil, sesekali dia memejamkan matanya kemudian menghela nafas.

“Gila ya ndre, guru-guru disini sadis juga, gue jadi ngerasa cape banget minggu-minggu ini.”

“Harusnya gue yang ngomong gitu, gara-gara lo gue juga kena getahnya. Lo juga sih hari pertama malah macem-macem.”

“Yee…kok gue, salah Timothi tuh dia duluan yang mulai. Gue kan cuma terbawa suasana doang.” ucap kipli membela diri.

“Enak aja nyalahin gue..” ucap Timothi yang duduk dibangku didepan kipli dan bersebelahan dengan reza

“Ya ialah lo yang salah, coba kalau lo diem nggak bertingkah aneh sama guru gue juga pasti diem.”ucap kipli

“Udah lah nggak usah banyak debat, gue mau tidur dolo. Menyiapkan badan buat hukuman bu Eva nanti siang.” Ucap gue lemas

“Hahaha…pasrah amat lo ndre.” Ucap reza yang duduk dibangku didepan meja gue.

“Gimana gue nggak pasrah za, setiap pelajarannya pasti gue selalu yang disuruh maju. Macam saksi ahli aja gue.”

“Itu sih derita lo. Terima aja dengan iklas.” Ucap kipli disambut dengan tawa mereka bertiga.

Hari itu gue bener-bener lagi nggak ada mood buat perang mulut sama mereka, jadi gue biarin aja mereka bertiga tertawa puas.

“Eh ndre, lo dicariin sama mbak Adelia tuh.” Ucap reni, cewe yang duduk disamping gue. Yang kini sudah mulai ikut-ikutan rusak, akibat bergaul dengan kelompok gue, kipli, reza dan timothy

“Ngapain dia nyariin gue?” tanya gue penasaran.

“Ih, mana gue tau. Emangnya gue dukun. Sana tuh temuin, kasian nunggu diluar jadi tontonan anak-anak kelas sepuluh."

“Wih, gila lo ndre, ajib banget. Lo pake pelet apaan sih sampe bisa deket sama mbak Adelia gitu?" Ucap reza

“Pakai pelet ikan lohan” ucap gue singkat. “Udeh deh mending lo urusin kepala lo yang petak-petak kaya sawah kekeringan itu.” ucap gue sambil berlari keluar.

“Eh, dasar sak semen.” Teriak Reza.

Yah gue juga penasaran sih kenapa Adelia sampai repot-repot datang ke wilayah anak-anak kelas sepuluh, bukannya urusan gue sama dia udah nggak ada lagi?

“A…ada apa mbak adelia?” jawab gue gugup saat melihat dia dengan rambutnya yang hitam lebat dibiarkan tergerai dan tanpa memakai kacamata merahnya lagi. Entah kenapa gue kok jadi gugup gini saat bertemu dengan dia, padahal kemarin-kemarin sewaktu masa-masa MOS, gue bisa menyapa ataupun mengobrol santai dengannya tanpa gugup sekalipun.

“Nggak usah pakai mbak bisa kan? kan udah aku bilang kemarin panggil aja aku adelia atau adel aja nggak usah ada tambahan mbak dan lain-lainnya.”

“Maa..maaf saya lupa.”

“Kamu kenapa sih ndre? Kok cara ngomong kamu jadi aneh gini?”

“Ng..nggak apa-apa kok, a..aku sehat wal afiat.”

“Ya terserah deh.”

“o..iya aku kesini Cuma mau ngasih ini ke kamu.” Ucap adelia sambil menyerahkan sebuah amplop berwarna merah muda kepada gue.

“A..aapa ini isinya?”

“Buka aja nanti juga kamu tau kok isinya. Tapi jangan sekarang bukanya, nanti aja.”

“O iya, kamu udah mutusin mau ikut ekskul apa?” tanyanya lagi.

“Belum sih, agak males aku ikut ekskul-ekskul begituan.”jawab gue sambil memasukan surat yang diberikan adelia kedalam kantong celana.

“Nggak bisa gitu lho, semua murid disini wajib ikut ekskul, nanti kalau kamu nggak milih sampai pertengahan bulan September bisa-bisa kamu dimasukin ke ekskul-ekskul yang anggotanya kurang, seperti pramuka, Pecinta alam gitu, tau sendiri kan kegiatan mereka itu fisik semua. Yah asal fisik kamu kuat dan nggak masalah dengan rasa capek naik turun gunung, manjat tebing sama betah nggak mandi seminggu sih.”

“Nggak mungkin aku kuat, waktu pelajaran olahraga pak Sahala aja aku termasuk urutan paling belakang.”

“Sial banget nasib kamu dapat pak Sahala. Pantesan badannya kelihatan agak sedikit kecil dibanding waktu MOS kemarin. Kirain lagi program diet atau sakit, ternyata korbannya pak Sahala ya.” Ucapnya sambil tertawa.

“Semoga aja satu tahun sama dia, badanku jadi sixpak. Sekarang nih udah mulai ngebentuk.” Ucap gue bangga.

“Nggak mungkin ah.”

“Seriusan.”

“Memangnya udah kebentuk berapa pak perutnya?”

“Dua, atas sama bawah.” Jawab gue sambil menunjuk kearah perut.”

“Itu namanya lemak, bukan otot. Dasar perut ban truk.”

“Udah deh, jangan mulai lagi. Aku udah bebas dari sebutan buntelan kentut nih, jangan kamu kasih julukan lagi dong.”

“Hahahaha…memangnya siapa yang ngasih kamu panggilan buntelan kentut?”

“Salah satu temen kamu di komite disiplin, cewe yang kulitnya kuning, rambutnya panjang dan ada tai lalat kecil dibawah bibir kiri.”

“Ooh, si Helen. Nggak nyangka, bisa kejem juga dia ngasih julukan.Hahaha…”

“Bisa berhenti ketawa nggak? Ketawa kamu nggak enak, rasanya kok kayak ngelecehin aku gitu.”

“Biar aja.” Ucap adelia sewot. “O..iya gimana kalau kamu ikut OSIS aja, terus bantu-bantu tim mading kita. Foto kamu kan bagus, jadi pasti mading kita makin keren kalau ditambah dengan foto yang kamu jepret.”

“Nggak ah, aku nggak bisa buat foto – foto gitu lagi. Hasil foto kemarin aja aku nggak berani lihat.”

“Beneran foto kamu kemarin itu bagus-bagus, liat aja foto kamu kemarin berhasil kejual lebih dari 1.000 lembar lho. Berkat kamu OSIS untung banyak deh.” Ucapnya senang.

“Jadi foto kemarin itu, untuk dijual? Bukan cuma untuk dokumentasi aja?”

“Awalnya sih untuk dokumentasi, tapi aku pikir hasil fotonya bagus jadi aku jual aja. Biar bisa jadi kenang-kenangan untuk anak-anak baru, dan OSIS pun untung. Jadi sama-sama menguntungkan kan.”

“Wah, ni cewe emang bener-bener otak bisnis. Kalian untung banyak banget, lah gue? Berdiri berjam-jam, panas-panas, cape mana kelaparan seharian lagi dan hasilnya dapat hadiah bersihin 4 WC terkutuk itu.” umpat gue dalam hati.

“Udah ya, aku mau ke kantin dulu. Kasihan Steffany sama Helen nungguin disana. Jangan lupa ya daftar OSIS. Bye-bye.” Ucapnya sambil melambaikan tangan dan tersenyum kepada gue, sedangkan gue saat itu hanya diam berdiri ditengah jalan dengan perasaan yang benar-benar kesal karena merasa sudah dimanfaatkan dengan baik sekali oleh Adelia untuk mengeruk keuntungan.
Diubah oleh kesshou 12-11-2015 18:08
khodzimzz
khodzimzz memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.