- Beranda
- Stories from the Heart
Di Antara Bintang-Bintang
...
TS
astri.beloved
Di Antara Bintang-Bintang
Di Antara Bintang-bintang
Kisahku dengan Perempuan-perempuan Itu
18 +++ (Adult Only)
18 +++ (Adult Only)
Spoiler for intro:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrohmanirrohim..
Dengan segala kelapangan hati, keikhlasan dan ketulusan.
Aku minta maaf kepada semua agan & aganwati, mas & mbak, pak & ibu, mimin & momod, dan khususnya Kaum Hawa (Perempuan & Wanita) yang sengaja atau tidak sengaja berkenan membaca kisah hidupku ini.
Bukan bermaksud menjatuhkan, memojokkan, atau menganggap remeh salah satu Gender. Tapi, memang benar-benar kisah nyata yang pengen aku bagi. Agar semua mengerti kalau hidup ini tak mudah, hidup ini tak segampang yang kita bayangkan. Mengapa, dikisahku yang sudah aku post disini banyak sekali objeknya adalah "Perempuan", karena memang seperti itu adanya. Dan, mengapa gag aku tutupi atau sematkan sama sekali?? Karena memang sejatinya seperti itu.
Ini hanya masa laluku yang sayang untuk dilupakan, ini hanya sebuah Rintihan dari dasar hati yang terdalam. Andai diberi sebuah pilihan, tentu pilihan itu lebih baik mati. Tapi, hidup ini terlalu Indah bagiku, jadi aku ingin terus hidup dan berusaha menjadi lebih baik. Yang tersisa hanyalah penyesalan dibeberapa titik hidup, dan semua itu hanya kenangan yang hanya bisa dikenang.
Aku harap jangan pernah sakit hati. Karena semua itu masa laluku. Aku harap semua mengerti, sebenernya sangat berat menceritakannya. Tapi harus aku ceritakan. Dan, semoga tidak ada orang seperti AKU. Jadi, mohon maaf apabila kisah ini terlalu GILA .
Aku hanya seorang laki-laki biasa, dengan hidup yang sangat biasa. Namun, jalan hidup ini terlalu luar biasa (bagiku), dan aku sering merasakan hal yang sangat luar biasa selama aku mengenal perempuan (cewek). Ya, awal cerita ini saya mulai.. . . . .
27 Tahun yang lalu aku dilahirkan. Aku hidup diantara keluarga yang jauh dari urusan Dunia, keluarga yang jauh dari hingar bingar kemewahan dan hiruk pikuk kekayaan. Keluarga sederhana yang mengedepankan Adab dan Syari'at. Sejak kecil, dididik dibalik Tembok Pesantren, (seingatku) Sejak Umur 3 Tahun aku sudah belajar mengaji,dan kelas 1 SD sudah khatam Qur'an lebih dari 8 kali. Tahun 1993 sebagai tahun pertama Aku bersekolah di kelas 1 SD (kebetulan aku tidak TK). Aku bersekolah di sekolah yang ditunjuk Bapakku yaitu sekolah dengan mondok menjadi satu dengan Pesantren. 6 Tahun berlalu dari kelas 1 sampai kelas 6 terlewati begitu saja dengan prestasi yang memuaskan. Prestasi kelas hampir selalu kuraih setiap Catur Wulan dengan peringkat 1 (kadang 2), peringkat di pesantrenpun juga lumayan ya masuk 10 besar terus. Kebetulan banyak hafizh-hafizh yang lebih pinter dikelas mengaji.
Tahun 1999 aku lulus UN SD di angkatan sekolah (waktu itu namanya EBTA/EBTANAS), bersamaan pula dengan lulusan di Pondok Pesantren. Masih dibulan yang sama, aku bimbang waktu mau melanjutkan ke jenjang SMP. Hanya ada 2 pilihan yang diberikan orangtuaku waktu itu, SMP biasa (Negeri) berarti di Kotaku saja atau SMP + dengan Pondok Pesantren di salah satu Kabupaten di Jawa Timur. 3 hari berpikir dan shalat istikhoroh, akhirnya aku mendapat jawaban. Ya, aku memilih dengan mantap untuk meneruskan ke jenjang SMP biasa waktu itu namanya SLTP. Aku mendaftar di salah satu SMP Favorit di Kota Lawet KEBUMEN Jawa Tengah. Hasilnya, aku diterima dan masuk waktu itu. Juni 1999 MOS (Masa Orientasi Siswa) atau istilahnya OSPEK kalau di Universitas di Mulai.
Wallahul Muwafiq Ila Aqwamithariq
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Di Antara Bintang-bintang #2
Polling
868 hari lagi - 0 suara
Apakah RISTA akan kembali bersama NAUFAL (Oval)?
Diubah oleh astri.beloved 07-01-2019 13:42
radorada dan 18 lainnya memberi reputasi
17
1.2M
4.2K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
e.alifiandra.f
#3716
Mereka
Akhir Juli 2013
Sebulan berlalu, tanpa terasa udah di penghujung Bulan Ramadhan 1434 H, Alhamdulillah pula gue udah puasa terus tanpa henti. Gue fokus beribadah, karena urusan kuliah juga libur.. Gue aman dan tinggal nyelesaiin Skripsi di semester ini kedepan dan tak tau entah sampai kapan karena gue belum menargetkan kapan gue selesai dan jadi Sarjana. Pikiran gue selalu tertuju ke hal yang namanya Pendamping Hidup, Sitaa dan Ristaa yang semakin jauh dan seolah nggak ada harapan lagi. Sebenernya nggak boleh Putus asa, dan emang iyaa karena gue masih terus berjalan dan berusaha mendapatkan mereka berdua. Gue egois karena ingin keduanya, hanya bisa memohonkan ke Alloh. Mereka berdua selalu Indah menjadi topik perbincangan gue dengan Alloh,,
Ada kabar yang membuat gue cukup sedih dan kehilangan.. Ingatkah dengan Romo Felix? Ikhsan. Pagi tadi disela gue bangun tidur Pak Juan nelpon gue, memang sih kita kadang komunikasi walau sebulan sekali. Pak Juan ngabarin kalau Romo Felix udah pulang ke Rahmat Alloh, udah meninggal dunia beberapa hari yang lau. Jujur aja mendengar itu, udah telat, lagian kalau tau sebabnya kan gue bisa terbang ke sana, karena ini gue marahin Pak Juan, jujur gue emosi tapi udahlah percuma yang jelas gue hanya mendo’akan Beliau yang akrab gue sapa Romo Felix, banyak hal yang masih teringat karena sosok Beliau, apa jasa beliau ke gue, seolah susah dipecahkan, sama Mbah Kyai itu, sama aja masih belum jelas walaupun sedikit udah dikasih dan nemu jawabannya.
Sore ini bersama anak-anak dan keluarga sekedar buka Puasa bersama, ada hal yang gue bicarain sama Ibu, nampaknya Beliau udah semakin tau kalau gue bisnis Batu Bata dan jadi tau kalau punya Tanah yang mau gue bangun..
Beliau diam, Ibu melirik dan tersenyum, ada apa gerangan?.. Walaupun gue penasaran tapi mending sok jaga imej dulu hahaa, pura-pura nggak butuh.
##
Alhamdulillah, hari terakhir di bulan Ramadhan. Hal yang nggak biasa, gue sekarang ada di Masjid bersama anak-anak ABG, yaa mereka bukan ABG Gila dan Liar tapi ABG Ikatan Remaja Masjid yang aktif bersosial dan bereligi di Masjid. Ada adekku dan orang lain pula, selesai bayar Zakat gue emang sengaja disini, nyantai aja sih dengan Generasi Baru yang gue rasa semakin modern dan hampir semuanya berGadget, hahaha beda jauh sama generasi gue waktu itu.. Temen-temen lama ada pula yang sudah pulang, banyak yang kelihatan. Tapi sekali lagi, mereka sudah dengan kehidupan mereka yang baru dan lebih baik. Salah satunya Andi, Agil, Mbak Eva anak pak Mantan Kades dan lainnya..
Ada beberapa hal yang gue dapet beberapa hari ini, dan tentunya hari ini.. Masih ingatkah dengan Tuti? dia akan menikah beberapa hari ini. Ya, gue dengar dari saudaranya, sebut saja dia Arfan anak Pak Wahab pamannya Tuti.. Kabar itu memang benar, tapi gue masih belum sepenuhnya percaya. Arfan ini sangat tau masa lalu gue, tapi hanya sedikit tau soal gue sama Tuti, gue minta nomer HP Tuti darinya, dan biasa lah rahasia, Arfanpun ngerti. Tuti lagi disini udah beberapa hari ini, mungkin besok atau lusa dia pulang ke asalnya, karena pernikahannya disana. Sampai maghrib berlalu, buka Puasa dan kumandang takbir memecah langit malam ini.. Dirumah udah ramai beberapa keluarga gue yang pulang..
Malam menjelang, akhirnya Tuti bisa meluangkan waktu buat gue. Kita janjian ketemu di Masjid, setelah ketemu ternyata susah buat ngobrol berdua, nggak mungkin bisa nanti malah jadi Fitnah, dan gue menyadari mental dan nyali gak seliar dulu lagi.. Jadinya gue ajak Tuti ketemuan di suatu tempat dan waktu ini juga, diapun mau.. Setengah jam berlalu, kita hanya berdua jauh dari rumah, walau datangnya sendiri-sendiri yang penting bisa bersatu disini.. Obrolan demi obrolan intinya sepurtar kabar, dan beberapa hal detail soal kehidupan.. Dia memang benar mau menikah..
Intinya tuti udah ngobrol banyak sama Ibu yang semakin mengerti pula dengan masing-masing keadaan. Meskipun dulu, gue dan Tuti pernah menyakiti Ibu, dan menyakiti semuanya.. Dari sorot mata Tuti, udah bisa gue rasakan banyak perubahan yang ada pada dirinya. Selain udah mulai sembuh dari liar, dia juga udah lulus dari kuliahnya. Kuliah di Jurusan kesehatan, ikut seneng aja sih sebenernya dengan kehidupan dia yang jauh lebih baik..Kita lanjut saling curhat tentang masalah masing-masing, guepun jadi pede aja cerita soal Sitaa, dan satu lagi Ristaa. Tapi, Tuti nampak udah cuek dan enggan bahas semua ini. Sampai larut malam kitapun pulang…
**
Hari yang dinanti, setelah shalat ‘Ied gue sempetin halal bihalal dengan orangtua khususnya dan pertama kalinya. Situasi semakin berubah, dimana sekarang gue semakin diterima ditengah-tengah masyarakat. Terlepas dari gue yang udah banyak menyadari permasalahan dan banyak hal, oranglain dan lingkungan semakin menyadari kalau gue yang dulu perlahan jauh berubah dengan yang sekarang, masa lalu tetaplah indah, walau banyak yang menyebut gue Bejad!!. Itu tak menjadi masalah, udah seneng kalau semua mau nerima kenyataan seperti ini. Tuti, ada pagi ini dan beberapa teman lama di Desa yang udah jauh berubah, menikah, punya anak, jadi lebih baik dan berguna. Ada pula yang masih sama, tapi mereka juga berusaha terus berubah lebih baik..
Sore ini gue ajak Ibu jalan-jalan, hal yang jarang sekali gue lakuin, mengajak beliau jalan-jalan.. Sampai di sebuah ladang, tempat dimana gue mencari sebagian Rezeki Gusti Alloh, awalnya Ibu bingung, perlahan gue cerita dari awal sampai Ibu berusaha mengerti.. Ini sebagian do’amu, Bu!!.. dan atas usaha gue sendiri merubah segalanya menjadi lebih baik.. Gue kenalin sama temen-temen di Ladang, tentunya beliau juga baru kenal sekarang walau ada 1 yang jelas kenal, Ibu mulai tersenyum dan gue ajak nyantai di Gubug menikmati sore..
Beberapa saat, gue rasa cukup dan melegakan, satu per satu kehidupan yang lagi gue rintis udah Ibu ketahui.. Beliau mendukung, apapun yang gue lakuin dan dimata beliau Baik, pasti akan di dukung demi kemajuan dan keberlangsungan kehidupan ini.. Lanjut, ajak Ibu ke Tanah yang bakalan gue bangun Insya Allah minggu depan sebelum gue ke Jogja buat berjuang dapetin Sitaa lagi.. Sampai disini Ibu tambah kaget dan banyak hal yang beliau utarakan lagi, nasehat bermanfaat.. Dan, sorot matanya mulai berkaca, saat duduk dan memandang sekitar..
Akhir Juli 2013
Sebulan berlalu, tanpa terasa udah di penghujung Bulan Ramadhan 1434 H, Alhamdulillah pula gue udah puasa terus tanpa henti. Gue fokus beribadah, karena urusan kuliah juga libur.. Gue aman dan tinggal nyelesaiin Skripsi di semester ini kedepan dan tak tau entah sampai kapan karena gue belum menargetkan kapan gue selesai dan jadi Sarjana. Pikiran gue selalu tertuju ke hal yang namanya Pendamping Hidup, Sitaa dan Ristaa yang semakin jauh dan seolah nggak ada harapan lagi. Sebenernya nggak boleh Putus asa, dan emang iyaa karena gue masih terus berjalan dan berusaha mendapatkan mereka berdua. Gue egois karena ingin keduanya, hanya bisa memohonkan ke Alloh. Mereka berdua selalu Indah menjadi topik perbincangan gue dengan Alloh,,
Ada kabar yang membuat gue cukup sedih dan kehilangan.. Ingatkah dengan Romo Felix? Ikhsan. Pagi tadi disela gue bangun tidur Pak Juan nelpon gue, memang sih kita kadang komunikasi walau sebulan sekali. Pak Juan ngabarin kalau Romo Felix udah pulang ke Rahmat Alloh, udah meninggal dunia beberapa hari yang lau. Jujur aja mendengar itu, udah telat, lagian kalau tau sebabnya kan gue bisa terbang ke sana, karena ini gue marahin Pak Juan, jujur gue emosi tapi udahlah percuma yang jelas gue hanya mendo’akan Beliau yang akrab gue sapa Romo Felix, banyak hal yang masih teringat karena sosok Beliau, apa jasa beliau ke gue, seolah susah dipecahkan, sama Mbah Kyai itu, sama aja masih belum jelas walaupun sedikit udah dikasih dan nemu jawabannya.
Sore ini bersama anak-anak dan keluarga sekedar buka Puasa bersama, ada hal yang gue bicarain sama Ibu, nampaknya Beliau udah semakin tau kalau gue bisnis Batu Bata dan jadi tau kalau punya Tanah yang mau gue bangun..
Quote:
Ibu: “Mas, nggak bilang yaa kalau punya Usaha?”, 
Gue: “Bu, just Alhamdulillah, semua karena Ibu, Bapak dan semuanya..”
Ibu: “Terus mamas rencana mau gimana?”,
Gue: “Buu, pokoknya apa yang Oval berikan itu Ikhlas yaa, setelah mendaftarkan Bapak dan Ibu, itu sangat Alhamdulillah yaa tinggal menunggu. Bapak kan juga tahun depan Pensiun, jadi mau apalagi sih kalau nggak santai dirumah menikmati Usia, Nahh Oval udah jelas Bu pengen mandiri, tanpa merepotkan siapapun, dan Jujur Oval pengen menikah lagi, tentunya sama perempuan yang udah Oval sering bicarakan sama Ibu..”,
Ibu: “Ohiyaa dengar-dengar kamu punya Tanah?”,
Gue: “Ibu kata siapa?”,
Ibu: “Udah pokoknya Ibu tau, dari temen Ibu yang jelas rumah beliau nggak jauh dari Lokasimu. Benar?”.
Gue: “Iyaa bu, benar, itu hasil jerih payah Oval, Tanah itu punya Agung yang Oval beli, dan Alhamdulillah udah Oval rencanakan setelah ‘Ied mau dibangun, yahh satu persatu Bu, udah ada semuanya, Bata jelas punya sendiri, lainnya ya pelan-pelan..”, 
Ibu: “Hmm, apa mas Oval serius mau menikah sama Sitaa?”,
Gue: “Serius Bu, masih proses memperjuangkannya, nanti Ibu akan tau..”,
Ibu: “Ristaa?..”,
Gue: “Ada apa Ibu nanya dia?”.
Gue: “Bu, just Alhamdulillah, semua karena Ibu, Bapak dan semuanya..”
Ibu: “Terus mamas rencana mau gimana?”,
Gue: “Buu, pokoknya apa yang Oval berikan itu Ikhlas yaa, setelah mendaftarkan Bapak dan Ibu, itu sangat Alhamdulillah yaa tinggal menunggu. Bapak kan juga tahun depan Pensiun, jadi mau apalagi sih kalau nggak santai dirumah menikmati Usia, Nahh Oval udah jelas Bu pengen mandiri, tanpa merepotkan siapapun, dan Jujur Oval pengen menikah lagi, tentunya sama perempuan yang udah Oval sering bicarakan sama Ibu..”,
Ibu: “Ohiyaa dengar-dengar kamu punya Tanah?”,
Gue: “Ibu kata siapa?”,
Ibu: “Udah pokoknya Ibu tau, dari temen Ibu yang jelas rumah beliau nggak jauh dari Lokasimu. Benar?”.
Gue: “Iyaa bu, benar, itu hasil jerih payah Oval, Tanah itu punya Agung yang Oval beli, dan Alhamdulillah udah Oval rencanakan setelah ‘Ied mau dibangun, yahh satu persatu Bu, udah ada semuanya, Bata jelas punya sendiri, lainnya ya pelan-pelan..”,
Ibu: “Hmm, apa mas Oval serius mau menikah sama Sitaa?”,
Gue: “Serius Bu, masih proses memperjuangkannya, nanti Ibu akan tau..”,
Ibu: “Ristaa?..”,
Gue: “Ada apa Ibu nanya dia?”.
Beliau diam, Ibu melirik dan tersenyum, ada apa gerangan?.. Walaupun gue penasaran tapi mending sok jaga imej dulu hahaa, pura-pura nggak butuh.
##
Alhamdulillah, hari terakhir di bulan Ramadhan. Hal yang nggak biasa, gue sekarang ada di Masjid bersama anak-anak ABG, yaa mereka bukan ABG Gila dan Liar tapi ABG Ikatan Remaja Masjid yang aktif bersosial dan bereligi di Masjid. Ada adekku dan orang lain pula, selesai bayar Zakat gue emang sengaja disini, nyantai aja sih dengan Generasi Baru yang gue rasa semakin modern dan hampir semuanya berGadget, hahaha beda jauh sama generasi gue waktu itu.. Temen-temen lama ada pula yang sudah pulang, banyak yang kelihatan. Tapi sekali lagi, mereka sudah dengan kehidupan mereka yang baru dan lebih baik. Salah satunya Andi, Agil, Mbak Eva anak pak Mantan Kades dan lainnya..
Ada beberapa hal yang gue dapet beberapa hari ini, dan tentunya hari ini.. Masih ingatkah dengan Tuti? dia akan menikah beberapa hari ini. Ya, gue dengar dari saudaranya, sebut saja dia Arfan anak Pak Wahab pamannya Tuti.. Kabar itu memang benar, tapi gue masih belum sepenuhnya percaya. Arfan ini sangat tau masa lalu gue, tapi hanya sedikit tau soal gue sama Tuti, gue minta nomer HP Tuti darinya, dan biasa lah rahasia, Arfanpun ngerti. Tuti lagi disini udah beberapa hari ini, mungkin besok atau lusa dia pulang ke asalnya, karena pernikahannya disana. Sampai maghrib berlalu, buka Puasa dan kumandang takbir memecah langit malam ini.. Dirumah udah ramai beberapa keluarga gue yang pulang..
Malam menjelang, akhirnya Tuti bisa meluangkan waktu buat gue. Kita janjian ketemu di Masjid, setelah ketemu ternyata susah buat ngobrol berdua, nggak mungkin bisa nanti malah jadi Fitnah, dan gue menyadari mental dan nyali gak seliar dulu lagi.. Jadinya gue ajak Tuti ketemuan di suatu tempat dan waktu ini juga, diapun mau.. Setengah jam berlalu, kita hanya berdua jauh dari rumah, walau datangnya sendiri-sendiri yang penting bisa bersatu disini.. Obrolan demi obrolan intinya sepurtar kabar, dan beberapa hal detail soal kehidupan.. Dia memang benar mau menikah..
Quote:
Tuti: “4 hari lagi gue Ijab, Insya Allah..”,
Gue: “Yaahhh menikah?? hahaha.. Gak jadi sama gue??”,
Tuti: “Gue sadar Val,.. Jodoh, Takdir dan sebagainya itu ada yang mengatur, meskipun gue memaksa pengen sama Lo, nyatanya sampai detik ini kita gak bisa saling memiliki kan? Gue sama orang lain, dan gue denger katanya Lo udah punya calon anak Sulawesi?..”.
Gue: “Iyappp, sama Tut, pikiran gue juga seperti itu.. sejak kejadian kita dulu, dan setelahnya kita jauh.. Gue semakin menyadari, jodoh memang seperti ini.. Tau dari siapa, Tut??”,
Tuti: “Ibu, lahh… Ibumu,, siapa lagi”,
Gue: “Yaahhh menikah?? hahaha.. Gak jadi sama gue??”,
Tuti: “Gue sadar Val,.. Jodoh, Takdir dan sebagainya itu ada yang mengatur, meskipun gue memaksa pengen sama Lo, nyatanya sampai detik ini kita gak bisa saling memiliki kan? Gue sama orang lain, dan gue denger katanya Lo udah punya calon anak Sulawesi?..”.
Gue: “Iyappp, sama Tut, pikiran gue juga seperti itu.. sejak kejadian kita dulu, dan setelahnya kita jauh.. Gue semakin menyadari, jodoh memang seperti ini.. Tau dari siapa, Tut??”,
Tuti: “Ibu, lahh… Ibumu,, siapa lagi”,
Intinya tuti udah ngobrol banyak sama Ibu yang semakin mengerti pula dengan masing-masing keadaan. Meskipun dulu, gue dan Tuti pernah menyakiti Ibu, dan menyakiti semuanya.. Dari sorot mata Tuti, udah bisa gue rasakan banyak perubahan yang ada pada dirinya. Selain udah mulai sembuh dari liar, dia juga udah lulus dari kuliahnya. Kuliah di Jurusan kesehatan, ikut seneng aja sih sebenernya dengan kehidupan dia yang jauh lebih baik..Kita lanjut saling curhat tentang masalah masing-masing, guepun jadi pede aja cerita soal Sitaa, dan satu lagi Ristaa. Tapi, Tuti nampak udah cuek dan enggan bahas semua ini. Sampai larut malam kitapun pulang…
**
Hari yang dinanti, setelah shalat ‘Ied gue sempetin halal bihalal dengan orangtua khususnya dan pertama kalinya. Situasi semakin berubah, dimana sekarang gue semakin diterima ditengah-tengah masyarakat. Terlepas dari gue yang udah banyak menyadari permasalahan dan banyak hal, oranglain dan lingkungan semakin menyadari kalau gue yang dulu perlahan jauh berubah dengan yang sekarang, masa lalu tetaplah indah, walau banyak yang menyebut gue Bejad!!. Itu tak menjadi masalah, udah seneng kalau semua mau nerima kenyataan seperti ini. Tuti, ada pagi ini dan beberapa teman lama di Desa yang udah jauh berubah, menikah, punya anak, jadi lebih baik dan berguna. Ada pula yang masih sama, tapi mereka juga berusaha terus berubah lebih baik..
Sore ini gue ajak Ibu jalan-jalan, hal yang jarang sekali gue lakuin, mengajak beliau jalan-jalan.. Sampai di sebuah ladang, tempat dimana gue mencari sebagian Rezeki Gusti Alloh, awalnya Ibu bingung, perlahan gue cerita dari awal sampai Ibu berusaha mengerti.. Ini sebagian do’amu, Bu!!.. dan atas usaha gue sendiri merubah segalanya menjadi lebih baik.. Gue kenalin sama temen-temen di Ladang, tentunya beliau juga baru kenal sekarang walau ada 1 yang jelas kenal, Ibu mulai tersenyum dan gue ajak nyantai di Gubug menikmati sore..
Quote:
Gue: “Bu, Ibu senang apa enggak?”,
Ibu: “Hmm, yang seperti ini itu baru anak Ibu..”,
Gue: “Teruss?”,
Ibu: “Masss, kalau halal, berkah, ditekuni, nanti akan jadi manfaat..”,
Gue: “Iyaa Bu, bapak di kasih tau juga yaa..”,
Ibu: “Ya kamu ngomong sendiri to Mas,, cerita sama Bapak..”,
Gue: “Hehee, nanti ya Bu…”,
Ibu: “Hmm, yang seperti ini itu baru anak Ibu..”,
Gue: “Teruss?”,
Ibu: “Masss, kalau halal, berkah, ditekuni, nanti akan jadi manfaat..”,
Gue: “Iyaa Bu, bapak di kasih tau juga yaa..”,
Ibu: “Ya kamu ngomong sendiri to Mas,, cerita sama Bapak..”,
Gue: “Hehee, nanti ya Bu…”,
Beberapa saat, gue rasa cukup dan melegakan, satu per satu kehidupan yang lagi gue rintis udah Ibu ketahui.. Beliau mendukung, apapun yang gue lakuin dan dimata beliau Baik, pasti akan di dukung demi kemajuan dan keberlangsungan kehidupan ini.. Lanjut, ajak Ibu ke Tanah yang bakalan gue bangun Insya Allah minggu depan sebelum gue ke Jogja buat berjuang dapetin Sitaa lagi.. Sampai disini Ibu tambah kaget dan banyak hal yang beliau utarakan lagi, nasehat bermanfaat.. Dan, sorot matanya mulai berkaca, saat duduk dan memandang sekitar..
0