Kaskus

Story

kesshouAvatar border
TS
kesshou
Mr.Mars & Miss.Venus
Mr.Mars & Miss.Venus

Pernahkah kalian bermimpi indah kemudian tiba-tiba terbangung dengan perasaan hampa di pagi hari ?
Pernahkah kalian merasakan bagaimana kehangatan cinta yang ternyata tidak sejalan dengan takdirNYA ?
Pernahkah kalian merasakan ketakutan dalam menghadapi esok ?
Pernahkah kalian merasakan kalau hidup tidak pernah adil ?
Pernahkah kalian merasakan kemarahan saat seseorang yang berharga pergi meninggalkanmu ?
Pernahkah kalian merasakan pahitnya kopi tidak sebanding dengan pahitnya hidup?
Kalau kalian bertanya kepadaku apakah aku pernah mengalami semua itu
maka jawabanku adalah
IYA....!!!!!
Aku pernah mengalaminya, sampai-sampai bosan dan muak dengan semua ini.
Namun saat itu tiba-tiba engkau datang dalam kehidupanku
Seolah memberikan sesuatu yang kucari selama ini
Sebuah jawaban akan semua penderitaan yang aku lalui
Dan
Engkaulah yang berhasil membuat kopi dalam cangkirku terasa manis.
Dan
Engkaulah yang membuat mataku terbuka lebar sehingga aku bisa melihat indahnya takdir Tuhan.


Hidup ini terlalu singkat dan berharga jika digunakan hanya untuk mengeluh dan bersedih.



Spoiler for Index:


Diubah oleh kesshou 17-05-2016 19:35
yusuffajar123Avatar border
SANTO.0281Avatar border
mahrsmello5680Avatar border
mahrsmello5680 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
677.8K
3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
kesshouAvatar border
TS
kesshou
#23

Chapter 2. Gawat, Setannya Lebih Sakti Cui... !!!


Akhirnya ospek berakhir !!! teriak bobby dan kipli girang. Bisa dibilang mereka berdua ini termasuk anak-anak yang sering banget dapat hadiah dari para raka-raka karena kelakuan mereka yang ajaib selama ospek. Ada satu kejadian sewaktu kami diperintah untuk membawa daftar barang-barang yang terdiri dari nasi pocong (lontong), air pegunungan (air mineral) cacing goreng (mie goreng), oli (kopi) untuk cowo, air putih (susu) untuk cewe dan triplek isi pasir (biscuit kracker) dan entah apa yang ada dipikiran kedua makhluk ajaib ini, jadinya mereka membawa nasi putih dibungkus kain kafan, cacing tanah yang digoreng garing malah sama kipli cacing gorengnya ditambah dengan bawang goreng sama irisan tomat, oli motor satu botol isi 1 literan yang segelnya masih belum dibuka, dan 2 triplek berukuran 30x30cm yang di tengahnya diberi pasir yang direkatkan dengan lem kayu, gue sedikit curiga dengan triplek yang mereka bawa karena ada bekas – bekas rembesan air berwarna coklat. Melihat barang bawaan mereka berdua, panitia yang bertugas memeriksa barang bawaan langsung menggiring mereka berdua masuk kedalam ruang disiplin dan beberapa saat kemudian terdengar suara riuh didalam ruangan itu.

Semenjak itu mereka berdua menjadi akrab dengan para kakak tingkat dan anak kesayangan bagi para panitia ospek.

“Gila ya kalian berdua ini, apa nggak bosen dihukum terus ?” tanya gue.

“Biar aja, kalau gue sih sekalian latihan fisik buat ngejaga kebugaran gue sama cuci mata, soalnya di ruang disiplin yang jaga cewe cantik-cantik semua cui.” Jawab bobi girang.

“Kalau gue sih sengaja biar bisa ketemu terus sama kak adelia sama kak helen. Rasanya kalau sehari nggak ketemu sama mereka gue jadi sakau.” Jawab mamed. Haduh dasar maniak otot sama jomblo akut.

Hari terakhir ospek kami ini ditutup dengan acara camping di sekolah, jadi kami para siswa baru diwajibkan untuk menginap selama sehari disekolah bersama dengan para panitia ospek beserta para kakak tingkat lainnya yang tergabung dalam ekstrakulikuler sekolah, sekalian menjadi ajang para pengurus ekstrakulikuler untuk mencari anggota baru dengan cara mempertunjukkan atraksi ekstrakulikuler yang ada disekolah itu. Ada anak-anak dari ekskul silat yang memperlihatkan ketangguhan mereka dalam memecahkan genting, bata dan besi dengan kekuatan nafas, meskipun setelahnya kelihatannya mereka sangat kerepotan membersihan sisa-sisa pecahan genteng dan besi itu, dan bagi gue yang menarik saat mereka saling beradu kekuatan dengan membenturkan kepala, ada salah satu dari mereka yang tiba-tiba pingsan saat melakukan atraksi itu dan kami pun memberikan tepuk tangan dan siulan yang meriah karena mengira itu hanya sandiwara yang dibuat sebagai bumbu tambahan supaya menarik, lalu kami pun menyadari kalau kejadian tadi itu ternyata adalah kecelakaan yang fatal yang terjadi akibat factor ketidaksengajaan pada saat ambulance datang dan membawa orang itu pergi.

Terus ada pertunjukkan akustik yang dibawakan oleh anak-anak dari ekskul orkestra, tarian daerah dan tarian modern, ada juga anak-anak futsal dan basket unjuk kebolehanannya menjugling bola dan freestyle, pertunjukkan baris berbaris yang dibawakan oleh anak-anak paskibra, pertunjukan dari anak PMR yang menunjukkan cara melakukan pertolongan pertama – yang dimana pada saat itu tandu yang digunakan untuk membawa korban ternyata rusak, sehingga anak yang menjadi model korban benar-benar menjadi korban kecelakaan pada malam itu. dan juga atraksi manjat pohon menggunakan tali oleh anak-anak pecinta alam dan lain-lain. Dan bagi gue tetep yang menarik itu atraksi dari anak-anak ekskul silat dan PMR teriakan mereka benar-benar kencang dan bersemangat, seperti layaknya mahasiswa yang demo menentang kebijakan pemerintah meskipun hanya sarapan nasi uduk ditambah gorengan.

Tiba-tiba salah seorang cowo berbadan besar memanggil dari jauh, lambaian tangannya mengisyaratkan kepada gue untuk segera ketempatnya. Disana gue lihat ada 3 orang yang merupakan siswa baru yang sama dengan gue sedang berkumpul membentuk setengah lingkarang mengelilingi cowo yang tadi memanggil gue, salah satunya anak cowo berbadan tinggi dan besar dan dua diantaranya merupakan partner in crime gue. Siapa lagi akalau bukan bobby dan kipli.

“Sorry nih ya sebelumnya, sebenarnya gue manggil kalian kesini cuma mau minta tolong sama kalian untuk mengambil tiker, karpet sama tenda yang ada di sekret PMR.” Ucapnya sambil menyerahkan sebuah kunci kepada bobi. “Kalian tahukan ruangannya? Sebelah ruangan lab komputer itu.” jelasnya lagi
“Tahu kok kak.” Ucap kipli yakin
“Butuh berapa kak tiker, karpet sama tendanya?” tanya mamed
“Sesanggupnya kalian aja sih, tapi kalau bisa sih bawa semua yang ada disana.”

Tanpa membuang waktu kami berempat segera menuju gudang penyimpanan itu.

“eh, nama lo siapa?” tanya bobi kepada anak berbadan tinggi besar itu.

“Sallahudin” jawabnya singkat.

“Owh, kalau gue bobi, ini temen gue andre sama kipli” ucap bobi sambil mengenalkan gue dan kipli.

“Gue panggil udin aja ya, nggak apa-apa kan?” tanya bobi yang dijawab dengan anggukan singkat dari anak itu.

“Gila nih, apes banget kita dapet tugas kayak gini” keluh kipli.

“Lebay ah lu med, cuma ngambil tiker gini aja ngeluh gitu. Memangnya seberat apa sih tikernya?”

“Bukan ngeluh beratnya gue ndre, tapi lo sadar nggak sih tempat yang bakalan kita datengin itu gimana keadaannya?”

“Maksud lo apaan sih? Gue bener-bener bingung.”

“Denger-denger sih itu ruangan angker banget cui, katanya sih disana ada penunggunya gitu? Makanya tadi anak PMR pada numpang di sekret OSIS”

“Penunggu? Maksud lo penjaga sekolah?” ucap gue

“Dasar dodol, maksud gue ada hantunya.” Ucap kipli dengan suara yang pelan

“Serius pli? Lo kalau ngomong nggak usah yang aneh-aneh deh med.” Ucap bobi


“Serius gue, kayaknya juga kakak kelas tadi sengaja deh nyuruh kita kayak gini.”

“Sengaja gimana?”

“Lo nggak curiga ngeliat kelompok kita ini?”

“Curiga apaan sih med? Lo ini dari tadi ngomong nggak jelas deh.”

“Makanya itu otak dipake mikir, jangan cuma dipake buat makan aja.”

“Wah, ni anak ngajak ribut gue kayaknya. Belum pernah ya itu mulut ngerasain sepatu gue?” ucap bobby sambil menekan kedua tulang pipi kiipli dengan tangan kanannya.

“Udah-udah, kenapa kalian malah jadi ribut gini sih?” ucap gue sambil memisahkan mereka.

“Dia sih ndre ngatain gue duluan.” ucap bobby

“Lah gue kesel sama elo, setiap diajakin ngomong nggak pernah ngerti.” ucap kipli membela diri.

“Udah ah, malah ribut lagi. Jujur gue juga nggak ngerti maksud omongan lo tadi pli, emang lo curiga apaan?”

“Lo pada nggak sadar kalau kita berempat ini kan anak-anak yang bermasalah waktu ospek kemarin. Sering banget malah silaturahmi ke ruang komite disiplin.”

“Terus apa hubungannya ?”

“Gue curiga kalau kita ini sengaja dikirim ke gudang belakang buat dikerjain sama mereka, kenapa karpet sama tiker ditaruh di secret PMR yang jaraknya jauh sama gelep itu?. Seharusnya mereka tau kalau tiker bakalan dipake buat acara kayak gini jadi seharusnya mereka bisa naruh itu tiker di gudang samping sekret OSIS atau ruangan di aula yang lebih deket kan?”

“Iya juga sih pli.” Ucap bobi.

“Udah ah pli, jangan mikir yang jelek-jelek. Mungkin aja gudang di samping sekret OSIS atau aula lagi penuh.” ucap gue positif karena gue yakin nanti ujung-ujungnya si kipli bakalan cerita kearah hal-hal mistik.

“Ah, penuh dari mana, tadi gue liat gudang samping sekret OSIS kosong kok.”

“Ya udah lah, udah terlanjur gini mau gimana lagi. Berdoa aja semoga nggak ada kejadian yang aneh-aneh.” Ucap bobby

“Iya juga sih. Yah semoga aja deh bob, gue juga lagi nggak mau ada masalah lagi udah cape banget gue hari ini nggak mau kena kejadian yang aneh-aneh” ucap kipli sambil berdoa dengan khusuk, tapi ntah doa apa yang dia baca hanya mulutnya yang komat-kamit tapi suaranya tidak terdengar sama sekali, mirip dengan tetangga disamping rumah mbah gue, si mbah Jarwo kalau lagi ngobatin pasiennya.

“Eh udin lo diem aja dari tadi ngobrol dong sama kita. Awas kesurupan lho magrib-magrib.” ucap bobby sambil mencari Sallahudin dibelakang karena dari tadi itu cowo sama sekali nggak terdengar suaranya.

“Eh, lo ngapain din?" Tanya bobi setelah melihat Sallahudin diam membeku dibelakang kami.

“Lo sakit din?” tanya gue sambil memegang tangan Sallahudin.

“Wah jangan-jangan beneran kesurupan nih anak.”celetuk kipli. “Lu sih bob, ngomong yang aneh-aneh.” lanjutnya

“Ah, lo nggak usah nakutin-nakutin deh pli. Dari tadi lo nih bikin gue paranoid mulu.”ucap gue.




Diubah oleh kesshou 25-12-2015 23:32
khodzimzz
khodzimzz memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.