Kaskus

Story

kesshouAvatar border
TS
kesshou
Mr.Mars & Miss.Venus
Mr.Mars & Miss.Venus

Pernahkah kalian bermimpi indah kemudian tiba-tiba terbangung dengan perasaan hampa di pagi hari ?
Pernahkah kalian merasakan bagaimana kehangatan cinta yang ternyata tidak sejalan dengan takdirNYA ?
Pernahkah kalian merasakan ketakutan dalam menghadapi esok ?
Pernahkah kalian merasakan kalau hidup tidak pernah adil ?
Pernahkah kalian merasakan kemarahan saat seseorang yang berharga pergi meninggalkanmu ?
Pernahkah kalian merasakan pahitnya kopi tidak sebanding dengan pahitnya hidup?
Kalau kalian bertanya kepadaku apakah aku pernah mengalami semua itu
maka jawabanku adalah
IYA....!!!!!
Aku pernah mengalaminya, sampai-sampai bosan dan muak dengan semua ini.
Namun saat itu tiba-tiba engkau datang dalam kehidupanku
Seolah memberikan sesuatu yang kucari selama ini
Sebuah jawaban akan semua penderitaan yang aku lalui
Dan
Engkaulah yang berhasil membuat kopi dalam cangkirku terasa manis.
Dan
Engkaulah yang membuat mataku terbuka lebar sehingga aku bisa melihat indahnya takdir Tuhan.


Hidup ini terlalu singkat dan berharga jika digunakan hanya untuk mengeluh dan bersedih.



Spoiler for Index:


Diubah oleh kesshou 17-05-2016 19:35
yusuffajar123Avatar border
SANTO.0281Avatar border
mahrsmello5680Avatar border
mahrsmello5680 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
677.8K
3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
kesshouAvatar border
TS
kesshou
#19

Lumayan membutuhkan waktu yang lama untuk menghabiskan nasi goreng porsi jumbo super pedas ini, meskipun begitu gue tidak peduli karena memang benar-benar enak dan sayang jika tidak dimakan sampai habis meskipun pedesnya luar biasa menyiksa mulut dan lambung gue dan gue lihat adelia juga sedikit lagi juga selesai dengan makanannya, nggak disangka badan kecil gitu kuat juga ngabisin porsi jumbo seperti ini padahal gue saja hampir tidak kuat lagi untuk menghabiskannya.

Setelah perjuangan berat kami untuk menghabiskan nasi goreng ini, aku dan adelia beristirahat sebentar sambil melihat kendaraan berlalu lalang di depan kami dan juga orang-orang yang berjalan diseberang jalan, tiba-tiba ada pria yang sudah berumur, dari wajah dan perawakannya sih gue menerka kalau umur pria ini mungkin sekitar 60 an keatas tapi suara petikan gitar dan lagu lawas berbahasa jawa yang dinyanyikan dengan merdu membuatku terhanyut. Meskipun gue nggak terlalu mengerti semua arti lagunya.

Adelia lalu memberikan beberapa lembar uang pecahan seratus ribu kepada pemusik itu, tiba-tiba raut wajah yang sangat gembira terpancar dari wajahnya dan tidak henti-hentinya dia mengucapkan terima kasih.

“Apa nggak kebanyakan uang yang kamu kasih ke bapak itu?” tanya gue.

“Aku rasa nggak, malah baguskan kalau uang yang aku berikan tadi lebih berguna bagi bapak tadi untuk makan keluarganya. Kalau niat mau menolong itu jangan setengah-setengah.”

“Tapi menurutku sih masih tetep kebanyakan.” Ucap gue mencoba untuk memancingnya.

“Ok, kalau gitu aku mau tanya sama kamu deh ndre apa kamu senang kalau misalnya kamu lagi ada kesulitan terus kamu minta pertolongan sama Tuhan, lalu Tuhan menolong kamu tapi hanya setengah-setengah?” ucapnya kepada gue.

“Ya, aku nggak mau sih.”

“Kamu nggak mau kan? Tuhan aja kalau memberikan pertolongan nggak setengah-setengah, masa kita yang hanya ciptaanNya menolong sesama harus setengah-setengah?” ucapnya tegas. Mendengar ucapannya itu gue hanya bisa diam.

“Dan juga aku tersentuh sama kegigihan dia masih berjalan keliling malam-malam begini menjual suaranya.” Ucapnya.

“Tapi bisa jadi kan itu cuma akal-akalan dia aja supaya dikasihani orang agar dapat uang yang banyak.” Ucap gue mencoba untuk memancingnya lagi.

“Memang sih ada orang-orang yang melakukan hal seperti itu, tapi aku selalu diajari oleh papa dan mamaku untuk selalu menolong orang tanpa memikirkan orang itu mau pura-pura atau tidak yang penting iklas menolong karena Tuhan. Kalaupun mereka niat menipu yang dosa kan mereka yang melakukan penipuan. Dan juga uang tadi itu memang rencananya mau aku masukkan ke kotak amal sekolah tapi kelupaan, mungkin uang tadi memang rejeki bapak itu yang diberikan tuhan melalui aku kali ya.” ucap adelia sambil meminum es jeruk yang ada digelasnya.

Aku benar-benar dibuat takjub olehnya, dia tidak saja diberikan wajah cantik tetapi hatinya pun secantik wajahnya. Harta kekayaan yang orang tuanya miliki tidak serta merta membuatnya menjadi seorang yang congkak seperti kebanyakan orang yang bersikap sewenang-wenang karena memiliki harta yang berlimpah atau kekuasaan, terlihat jelas dimata gue bahwa kedua orang tuanya benar-benar mendidiknya dengan sangat baik. Tapi kok sikap dan ucapan dia siang tadi seperti itu ya? Nggak habis pikir gue.

“Pulang yuk.” Ajak adelia

“Langsung pulang? Nggak jadi cuci cetak foto nih?”

“Besok masih keburu kok, aku capek banget nih pingin cepet-cepet sampai rumah terus tidur.” Ucapnya sambil menguap.

“Ya udah deh. Aku juga capek banget nih habis kerja rodi seharian.” Ucap gue.

“Iya-iya, besok nggak ada kerja rodi lagi. Yah, kalau kamu melanggar aturan lagi, bisa aku cariin kok ruangan yang butuh dibersihkan.” Ucap adelia sambil menjulurkan lidahnya.

Adelia lalu menghampiri pak rono untuk membayar makanannya “Berapa pak semuanya?” tanya adelia

“Nggak usah bayar mbak.”

“Lho kok gitu pak?”

“Biar papanya aja nanti yang bayar kalau dia mampir kesini. O iya ini bapak nitip nasi goreng sama mie goreng kesukaan papa sama mamanya mbak. Nanti tolong kasih ya mbak ke papa sama mamanya ya.” Ucap pak rono sambil memberikan bungkusan plastik besar kepada adelia.

“Aduh saya jadi ngerepotin bapak jadinya.”

“Nggak ngerepotin sama sekali kok mbak, salam buat papa sama mamanya ya. Jangan lupa bilangin sama papanya buat mampir ke sini, bapak kangen udah lama nggak ngobrol-ngobrol sama papanya.”

“Pasti pak, nanti saya paksa papa buat mampir kesini. Terima kasih ya pak makanannya.”

“Iya mbak sama-sama. Sering-sering mampir ya mbak.” Ucap pak rono yang dibalas senyuman dan lambaian tangan oleh adelia. Kami pun lalu melanjutkan perjalanan.

“Rumah kamu dimana?” tanya adelia tiba-tiba yang memecah keheningan.

“Di kota baru.”

“Lumayan jauh ya dari sekolah. Untung aja ada aku, coba kalau nggak ada aku pasti capek banget jalan kaki dari sekolah kerumah.” Celotehnya.

“Untung dari mana, kalau aja tadi lo nggak ngasih gue hukuman bersihin toilet jahanam itu udah dari sore tadi gue sampe rumah sekarang mungkin gue udah tidur-tiduran dikasur sambil baca komik.”pikir gue

“o iya, besok sekitar jam sepuluh kamu ke ruangan komite disiplin tadi, besok kalau misalnya nggak ada aku disana, kamu minta sama selvi ya kamera sama filmnya, soalnya kami masih butuh foto untuk hari kedua sama hari terakhir MOS. Kamu udah tau selvi kan?” Ucapnya.

“Belum, yang mana ya orangnya?”

“Tadi waktu kamu ngembaliin kamera kan ada 2 orang cewe selain aku. masih inget kan?”

“Oh iya, masih-masih. Kalau nggak salah yang satu rambutnya panjang dan yang satu yang pakai bando warna biru kan?”

“Nah itu, selvi yang pakai bando warna biru. Masih inget kan wajahnya.”

“Masih inget kok.”

“Sip… Didepan ada persimpangan nih, belok kanan atau kiri?”

“Kanan del.” Ucap gue sambil memberi arahan menuju rumah. Tidak sampai 10 menit kami tiba di depan rumah gue.

“Terima kasih ya untuk tumpangan sama traktirannya tadi, kalau bisa sih sering-sering. hehehe” Ucap gue

“Huuh, dasar nggak modal. Masa cowo minta ditraktir cewe mulu, besok-besok gantian traktirnya.”

“Siap.”

“Kalau gitu aku langsung pulang ya.”

“Nggak mau mampir dulu?”

“Nggak deh, nanti malah kemalaman. Besok-besok aja ya.”

“Ya udah deh, makasih banyak ya.”

“Iya.” Ucap adel sambil mengemudikan mobilnya melaju menembus cahaya remang remang lampu jalan dan menghilang dibalik gelapnya malam.

Dan gue segera buru-buru masuk kedalam rumah berlari menuju kamar mandi, sepertinya nasi goreng Pak Rono tadi sudah mulai bereaksi diperut gue. DAMN!!!





Diubah oleh kesshou 26-12-2015 10:45
Darpox
khodzimzz
khodzimzz dan Darpox memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.