Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rebleedingAvatar border
TS
rebleeding
[Dhuarr] Teras Narang: Saya Surati Jokowi Soal Kebakaran Hutan, Tidak Direspons
Jakarta - Eks Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Agustin Teras Narang angkat bicara soal bencana kabut asap yang melanda wilayah yang pernah dipimpinnya. Teras Narang mengungkap sudah memberi peringatan ke Istana soal potensi kebakaran hutan di Kalteng, tapi tak ditindaklanjuti.

Membuka pembicaraan soal kabut asap di Kalteng, Teras Narang mengatakan kebakaran hutan hebat yang berujung pada bencana kabut asap memang pernah terjadi saat dia memimpin, tepatnya pada tahun 2007. Namun setelah dia membuat sejumlah peraturan, bencana serupa tak pernah terjadi lagi.

"Sampai hari terakhir saya memimpin 4 Agustus 2015 tidak ada kebakaran apapun. Bukan berarti tidak pernah ada sama sekali, ada, tapi tidak berlangsung lama. Tidak pernah berlangsung lebih dari seminggu," kata Teras Narang saat berbincang dengan detikcom, Jumat (23/10/2015).

Dia menganalisis ada sejumlah faktor yang menyebabkan bencana kabut asap tahun ini berlarut-larut hingga dua bulan. Pertama, keterlambatan penanganan, pengkoordinasian dan pelibatan masyarakat kabupaten kota untuk mengantisipasi bencana kabut asap. Kedua, fenomena El Nino yang memicu musim kemarau berkepanjangan.

Nah, soal El Nino ini, Teras Narang menuturkan sudah mendapat peringatan dari BMKG pada tahun 2014 lalu, saat masih menjabat gubernur. Pria peraih penghargaan Gubernur Prospektif tahun 2009 ini mengatakan BMKG memperingatkan El Nino di tahun 2015 akan menyebabkan musim kemarau cukup lama.

"Mendengar itu, saya kirim surat ke Presiden Jokowi meminta instruksi Presiden untuk mengatasi lahan gambut di Kalteng yang rawan kebakaran, tetapi sampai saat ini tidak ada respons. Ternyata benar terjadi kebakaran hutan sekarang," tutur politikus PDIP ini.


Teras Narang menjelaskan surat itu dikirimnya pada 31 Oktober 2014, atau 11 hari setelah Jokowi mengucap sumpah sebagai Presiden. Dia yakin surat itu sudah diterima pihak Istana, karena asisten II Gubernur Kalteng pernah dipanggil untuk membahas masalah tersebut. Namun sayangnya, pembahasan itu tinggal pembahasan, tak pernah ada tindak lanjut.

"Saya juga sudah laporkan ke Menko Polhukam Pak Luhut, dia kaget mendengar saya sudah melapor," ujarnya.

"Saya sebagai gubernur sudah mengantisipasi, saya sudah memimpin 10 tahun, sudah tahu titik paling rawan, yang paling rawan itu lahan gambut," pungkas Teras Narang. Kagak Dibaca

Ya namanya petugas partai masih belajar emoticon-Big Grinemoticon-Big Grin
I was elected to LEAD, not to READ emoticon-Malu (S)emoticon-Malu (S)
0
2.1K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Tampilkan semua post
billynsAvatar border
billyns
#2
kalau soal kesusahan minta instruksi pusat alias coba cuci tangan. tapi kalau soal penggunaan anggaran atau obral izin yang terjadi instruksi pusat nggak digubris. pemda & para oknumnya yang dapat rezeki terbitkan berbagai izin, pas izin2 itu buat masalah langsung lepas tangan, minta itu jadi urusan pusat. enak betul...
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.