- Beranda
- Stories from the Heart
Penjelajahan Mistis di Kampus UMM (Horror Complete Story)
...
TS
vigovampiro
Penjelajahan Mistis di Kampus UMM (Horror Complete Story)
ini cerita bukan sembarang cerita tetapi benar benar telah terjadi pada sekitar akhir tahun 2007 ketika eike masih jadi Maba di UMM Malang , 100 % true story tanpa rekayasa ,tanpa formalin dan tidak mengandung minyak babi , selain daripada itu cerita ini memang dirancang dengan alur yang dinamiz sesuai kronologiz dan tata bahasa yang dramatiz sehingga cocix buat dibaca sebelum agan agan bobox cantix
Quote:

Quote:

vigo , niken , pendik , steve , renggo , zul , memet , danang , rani

Quote:

Quote:

Quote:
Kuabaikan hawa udara kota Malang yang terasa begitu dingin walaupun aku sudah mengenakan jaket dan celana jeans , sementara laju motorku semakin kupercepat menyalipi kendaraan lain di sepanjang jalan ini…. aku masih melintasi daerah Sawojajar setelah tadi ngapel ke rumah Rista pacar baruku dan kini aku tergesa gesa mau pulang ke kosanku di daerah Tirto Utomo , seorang temanku asal Lombok yang bernama Zulkifli sudah menungguku sejak jam 8 malam tadi dan saat ini sudah nyaris jam 10 malam…. sejak kuliah siang tadi kami memang berencana akan melakukan sesuatu di malam ini , sesuatu yang seharusnya tak menarik bagi mahasiswa baru seperti kami , sesuatu yang bersifat mistis atau horror dan kami sudah tak sabar untuk melakukannya…. kami berencana akan menjelajahi komplek kampus kami yang konon katanya cukup angker , kami akan mencoba menyibak misteri gaib di balik kampus megah itu…. dan kampus itu adalah Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Quote:
Waktu sudah menunjukkan hampir jam setengah 11 malam ketika aku tiba di kosanku , sementara kulihat si Zul sedang duduk di kursi teras sambil memainkan ponselnya , langsung saja kumasukkan motorku ke garasi lalu aku kembali ke teras untuk menemuinya.
Zul : ” kok lama amat kamu bro ? ”
Me : ” ahh biasalah namanya juga orang lagi ngapel , gimana kamu udah siap semuanya zul ? ”
Zul : ” udah bro , ini udah tak bawa semua , pokoknya komplit ”
Dengan bersemangat Zul menunjukkan ranselnya yang berisi peralatan dan juga logistik yang akan kami bawa , ada senter 2 buah , hio sebungkus , roti sisir 2 bungkus dan Sprite 2 botol plastik... aku memang menyuruhnya membawa semua itu biar kami siap tempur malam ini , untuk melakukan penjelajahan mistis memang butuh persiapan dan juga nyali yang harus benar benar tangguh.... buru buru aku masuk ke kosanku sebentar buat pipis , cuci muka dan ngomongin temen kosku si Donnie agar nanti membukakan pintu saat aku balik , tak lama kemudian aku keluar ke teras lagi dan meraih tas ransel yang dibawa si Zul , kugendong ransel ini di punggungku dan kamipun mulai beranjak meninggalkan kosan.... dengan langkah santai kami berjalan melintasi jalanan Tirto Utomo yang masih tampak ramai meskipun sudah jam setengah 11 malam , masih banyak penjual makanan yang buka dan juga para mahasiswa yang hilir mudik di sepanjang jalan ini.... memang letak daerah Tirto Utomo ini sangat dekat dengan kampus UMM dan sebagian besar mahasiswanya pada indekos di sini.
Zul : ” kok lama amat kamu bro ? ”
Me : ” ahh biasalah namanya juga orang lagi ngapel , gimana kamu udah siap semuanya zul ? ”
Zul : ” udah bro , ini udah tak bawa semua , pokoknya komplit ”
Dengan bersemangat Zul menunjukkan ranselnya yang berisi peralatan dan juga logistik yang akan kami bawa , ada senter 2 buah , hio sebungkus , roti sisir 2 bungkus dan Sprite 2 botol plastik... aku memang menyuruhnya membawa semua itu biar kami siap tempur malam ini , untuk melakukan penjelajahan mistis memang butuh persiapan dan juga nyali yang harus benar benar tangguh.... buru buru aku masuk ke kosanku sebentar buat pipis , cuci muka dan ngomongin temen kosku si Donnie agar nanti membukakan pintu saat aku balik , tak lama kemudian aku keluar ke teras lagi dan meraih tas ransel yang dibawa si Zul , kugendong ransel ini di punggungku dan kamipun mulai beranjak meninggalkan kosan.... dengan langkah santai kami berjalan melintasi jalanan Tirto Utomo yang masih tampak ramai meskipun sudah jam setengah 11 malam , masih banyak penjual makanan yang buka dan juga para mahasiswa yang hilir mudik di sepanjang jalan ini.... memang letak daerah Tirto Utomo ini sangat dekat dengan kampus UMM dan sebagian besar mahasiswanya pada indekos di sini.
Quote:
Sekitar 5 menitan kami berjalan dari kosan dan kini tibalah kami di gerbang masuk kampus UMM , dengan santai kami melangkahkan kaki melewati lapangan basket , jembatan dan portal yang dijaga satpam… kulihat pak satpam sedang asik menonton tv sambil menikmati rokok dan kopinya , dia sama sekali tak menyadari kedatangan kami berdua dan langsung saja kami menerobos portal di depan posnya , kini kamipun memasuki lapangan helipad kampus ini yang begitu luas…. di hadapan kami tampak terbentang tulisan 'Universitas Muhammadiyah Malang' yang disinari spotlight redup , sementara di kejauhan tampak menjulang gedung GKB 1 yang berlantai 6 , gedung itu terlihat terang benderang karena di balkon tiap tiap lantainya penuh dengan lampu neon yang menyala semua... di sanalah kami nantinya akan melakukan sesi penjelajahan mistis kami yang paling akhir , tepatnya di lantai 6 dimana kami anak anak jurusan Komunikasi dan fakultas FISIP melakukan kegiatan perkuliahan sehari hari , kata senior kami ada sosok kuntilanak merah di sana dan sejujurnya aku tak terlalu percaya jika belum membuktikannya sendiri.
Me : ” kita kemana dulu zul ? ”
Zul : ” terserah kamu aja vig ”
Me : ” enaknya kita ke taman dulu aja bro , duduk di sana dulu… capek aku soalnya ”
Zul : ” ya udah okelah kalo gitu ”
Kami bergegas menuju ke area taman dulu , lokasinya berada di pinggiran kolam yang ada di depan gedung GKB 1 , aku berniat untuk leyeh leyeh dulu di sana sambil memikirkan area mana yang akan dijelajahi duluan.
Me : ” kita kemana dulu zul ? ”
Zul : ” terserah kamu aja vig ”
Me : ” enaknya kita ke taman dulu aja bro , duduk di sana dulu… capek aku soalnya ”
Zul : ” ya udah okelah kalo gitu ”
Kami bergegas menuju ke area taman dulu , lokasinya berada di pinggiran kolam yang ada di depan gedung GKB 1 , aku berniat untuk leyeh leyeh dulu di sana sambil memikirkan area mana yang akan dijelajahi duluan.
Quote:
Suasana taman di pinggir kolam ini terasa sangat tenang , aku dan Zul duduk santai di gazebo sambil membuka logistik yang kami bawa… kumakan sepotong roti sisir lalu kuminum beberapa teguk Sprite , sekejap kemudian kunyalakan sebatang rokok mild sambil ngobrol sebentar dengan Zul.
Me : ” zul , kamu ngga nyadar ya ? ”
Zul : ” nyadar apaan ?!.. emang ada hantu ya di taman ini ?! ”
Me : " aduh ini bukan soal hantu , tapi soal cewe… si lydia itu lho zul ”
Zul : ” emangnya kenapa si lydia ? ”
Me : " dia kayaknya naksir kamu zul , kamu ngga nyadar ? ”
Zul : " ahh masak sih ?!.. kamu jangan ngasal dong ”
Me : ” beneran ini zul , dia kan suka ngasih sinyal sama kamu… kamu aja yang ngga peka ”
Zul : ” emangnya sinyal hape ya ?!.. ha.. ha.. ada ada aja kamu vig ”
Saat kami tengah asik ngobrol tiba tiba saja ponselku berdering , ringtone lagu ‘Baby Doll' nya Utopia seketika memecah kesunyian malam... kulihat nama teman sekelasku Ahmad alias Memet tampak tertera di layar ponselku , lekas saja kuangkat telepon darinya.
Me : ” halo bro ?!.. nyapo bengi bengi telpon ?! ”
(halo bro ?!.. ngapain malem malem telpon ?!)
Memet : " woe rung turu to kowe tibakno ?!… ayo ngopi neng lambala ! ”
(woe belum tidur kamu ternyata ?!... ayo ngopi di lambala !)
Me : " met , aku neng njero kampus iki karo zul , kowe reneo nek gelem ”
(met , aku di dalem kampus ini sama zul , kamu ke sini kalo mau)
Memet : " nyapo kowe neng kampus bengi bengi ? ”
(ngapain kamu di kampus malem malem ?)
Me : " iki aku karo zul arep uka uka , tenanan iki ”
(ini aku sama zul mau uka uka , beneran ini)
Memet : " mosok tho ?!.. kok wani kowe ? ”
(masak sih ?!.. kok berani kamu ?)
Me : " wes tho kowe nek gelem reneo melu aku , nek ora gelem yo wis sakarepmu ”
(udahlah kamu kalo mau ke sini ikut aku , kalo ngga mau ya udah terserah kamu)
Memet : " yo wis nek ngono , posisimu neng sebelah endi ? ”
(ya udah kalo begitu , posisimu di sebelah mana ?)
Me : ” aku lungguhan neng taman pinggir kolam ki , tak enteni neng kene nek kowe sido melu ”
(aku duduk di taman pinggir kolam ini , aku tunggu di sini kalo kamu jadi ikut)
Memet : ” iyo sek , ntenono tak salin klambi disek aku ”
(iya bentar , tungguin ganti baju dulu aku)
Percakapan di telpon berakhir dan kami mendapat tambahan personel baru yaitu si Memet , anak pejabat kaya asal Madiun yang tongkrongannya persis kayak Yadi Sembako dan culunnya minta ampun…. dia ngekos di perumahan Bukit Cemara Tujuh (BCT) yang letaknya berada tepat di seberang masjid kampus UMM , hanya butuh berjalan sebentar saja bagi si Memet untuk tiba di sini... sambil menunggu kedatangannya kami berdua melanjutkan obrolan tadi.
Me : ” zul , kamu ngga nyadar ya ? ”
Zul : ” nyadar apaan ?!.. emang ada hantu ya di taman ini ?! ”
Me : " aduh ini bukan soal hantu , tapi soal cewe… si lydia itu lho zul ”
Zul : ” emangnya kenapa si lydia ? ”
Me : " dia kayaknya naksir kamu zul , kamu ngga nyadar ? ”
Zul : " ahh masak sih ?!.. kamu jangan ngasal dong ”
Me : ” beneran ini zul , dia kan suka ngasih sinyal sama kamu… kamu aja yang ngga peka ”
Zul : ” emangnya sinyal hape ya ?!.. ha.. ha.. ada ada aja kamu vig ”
Saat kami tengah asik ngobrol tiba tiba saja ponselku berdering , ringtone lagu ‘Baby Doll' nya Utopia seketika memecah kesunyian malam... kulihat nama teman sekelasku Ahmad alias Memet tampak tertera di layar ponselku , lekas saja kuangkat telepon darinya.
Me : ” halo bro ?!.. nyapo bengi bengi telpon ?! ”
(halo bro ?!.. ngapain malem malem telpon ?!)
Memet : " woe rung turu to kowe tibakno ?!… ayo ngopi neng lambala ! ”
(woe belum tidur kamu ternyata ?!... ayo ngopi di lambala !)
Me : " met , aku neng njero kampus iki karo zul , kowe reneo nek gelem ”
(met , aku di dalem kampus ini sama zul , kamu ke sini kalo mau)
Memet : " nyapo kowe neng kampus bengi bengi ? ”
(ngapain kamu di kampus malem malem ?)
Me : " iki aku karo zul arep uka uka , tenanan iki ”
(ini aku sama zul mau uka uka , beneran ini)
Memet : " mosok tho ?!.. kok wani kowe ? ”
(masak sih ?!.. kok berani kamu ?)
Me : " wes tho kowe nek gelem reneo melu aku , nek ora gelem yo wis sakarepmu ”
(udahlah kamu kalo mau ke sini ikut aku , kalo ngga mau ya udah terserah kamu)
Memet : " yo wis nek ngono , posisimu neng sebelah endi ? ”
(ya udah kalo begitu , posisimu di sebelah mana ?)
Me : ” aku lungguhan neng taman pinggir kolam ki , tak enteni neng kene nek kowe sido melu ”
(aku duduk di taman pinggir kolam ini , aku tunggu di sini kalo kamu jadi ikut)
Memet : ” iyo sek , ntenono tak salin klambi disek aku ”
(iya bentar , tungguin ganti baju dulu aku)
Percakapan di telpon berakhir dan kami mendapat tambahan personel baru yaitu si Memet , anak pejabat kaya asal Madiun yang tongkrongannya persis kayak Yadi Sembako dan culunnya minta ampun…. dia ngekos di perumahan Bukit Cemara Tujuh (BCT) yang letaknya berada tepat di seberang masjid kampus UMM , hanya butuh berjalan sebentar saja bagi si Memet untuk tiba di sini... sambil menunggu kedatangannya kami berdua melanjutkan obrolan tadi.
Quote:
Malam semakin larut sementara aku dan Zul masih asik ngobrol sembari menunggu kedatangan Memet , kulihat waktu sudah nyaris jam setengah 12 malam dan suasana terasa begitu sunyi , namun samar samar terdengar suara langkah kaki seseorang yang sedang berlari " plak !.. plak !.. plak !... "spontan aku berdiri dan melihat ke arah jalan depannya perpustakaan... di tengah suasana remang tampak sesosok cowo pendek agak tambun yang sedang berlari menuju taman ini , dialah si Memet... langsung saja aku berteriak memanggilnya.
Me : ” woe met !!... aku neng kene !! "
(woe met !!... aku di sini !!)
Memet : ” wo iyo !!.. hah !.. hah !.. ”
(wo iya !!.. hah !.. hah !..)
Tak lama kemudian Memet telah tiba di hadapan kami , nafasnya tampak ngos ngosan dan mukanya agak berkeringat… lekas kusodorkan padanya sebotol Sprite yang tadi aku minum.
Me : ” nyoh ombenen ! ”
(nih minum !)
Memet : ” iyo , cleguk !.. cleguk !.. ”
Me : " kowe mau mlayu terus tho bro ? ”
(kamu tadi lari terus tha bro ?)
Memet : ” aku mau liwat parkiran peteng ndedet dadi yo mlayu ae ngasi teko kene , medeni vig ”
(aku tadi lewat parkiran gelap banget jadi aku lari saja sampai sini , serem vig)
Zul : " met , kamu kan penakut , yakin kamu mau ikutan ? ”
Memet : " aku sebenernya takut juga zul , tapi gak pa pa wes daripada nganggur di kosan , tak berani beraniin ae pokoke ”
Me : " tenane kowe wani ?!.. ngko kowe nek didulit demit piye ? ”
(beneran kamu berani ?!... ntar kamu dicolek demit gimana ?)
Memet : ” yo ojo tho vig , ojo ngeden ngedeni tho kowe ki “
(ya jangan dong vig , jangan nakut nakutin kamu ini)
Kami bertiga duduk di gazebo taman sambil merundingkan area mana yang akan dijejajahi duluan , sesuai kesepakatan kami akan menjelajahi area Dome… sebuah bangunan megah yang bentuknya melingkar dan beratap seperti piring terbang berwarna biru , di sanalah biasanya digelar acara wisuda , kegiatan kampus dan konser band band top tanah air... lekas saja kami beranjak meninggalkan taman ini dan kemudian bergegas menuju ke sana.
Me : ” woe met !!... aku neng kene !! "
(woe met !!... aku di sini !!)
Memet : ” wo iyo !!.. hah !.. hah !.. ”
(wo iya !!.. hah !.. hah !..)
Tak lama kemudian Memet telah tiba di hadapan kami , nafasnya tampak ngos ngosan dan mukanya agak berkeringat… lekas kusodorkan padanya sebotol Sprite yang tadi aku minum.
Me : ” nyoh ombenen ! ”
(nih minum !)
Memet : ” iyo , cleguk !.. cleguk !.. ”
Me : " kowe mau mlayu terus tho bro ? ”
(kamu tadi lari terus tha bro ?)
Memet : ” aku mau liwat parkiran peteng ndedet dadi yo mlayu ae ngasi teko kene , medeni vig ”
(aku tadi lewat parkiran gelap banget jadi aku lari saja sampai sini , serem vig)
Zul : " met , kamu kan penakut , yakin kamu mau ikutan ? ”
Memet : " aku sebenernya takut juga zul , tapi gak pa pa wes daripada nganggur di kosan , tak berani beraniin ae pokoke ”
Me : " tenane kowe wani ?!.. ngko kowe nek didulit demit piye ? ”
(beneran kamu berani ?!... ntar kamu dicolek demit gimana ?)
Memet : ” yo ojo tho vig , ojo ngeden ngedeni tho kowe ki “
(ya jangan dong vig , jangan nakut nakutin kamu ini)
Kami bertiga duduk di gazebo taman sambil merundingkan area mana yang akan dijejajahi duluan , sesuai kesepakatan kami akan menjelajahi area Dome… sebuah bangunan megah yang bentuknya melingkar dan beratap seperti piring terbang berwarna biru , di sanalah biasanya digelar acara wisuda , kegiatan kampus dan konser band band top tanah air... lekas saja kami beranjak meninggalkan taman ini dan kemudian bergegas menuju ke sana.
Quote:
Suasana di sekitar Dome tampak gelap dan sunyi senyap , yang terdengar hanyalah deru arus sungai Brantas yang mengalir di depan Dome.... kini kami bertiga sedang duduk di taman sebelah timurnya Dome yang tak jauh dari wall climbing , Zul dan Memet terus memainkan senter ke segala arah sementara aku mengeluarkan sebungkus hio dari dalam ransel , kuambil 3 batang dan kunyalakan satu persatu… semerbak bau wangi menyengat langsung tercium , segera saja kubagikan tiap batangnya kepada Memet dan Zul.
Me : ” nyoh met , cekelen iki ! ”
(nih met , pegang ini !)
Memet :” opo iki ?!.. koyok wong cino ae ”
(apa ini ?!.. kayak orang cina aja)
Me : ” iki nggo nyeluk demit , koyok neng filem vampir kae lho ”
(ini buat manggil demit , seperti di film vampir itu lho)
Memet : " tenane ?!.. mosok tho demite iso teko vig ?!.. ra percoyo aku ”
(yang bener ??.. masak tha demitnya bisa datang ?!.. ngga percaya aku)
Zul : " udah kamu liat aja ntar met , mau nongol apa ngga setannya ”
Kami duduk terdiam dengan tangan memegangi hio dan juga senter , sampai lewat jam 12 malam tak terjadi apa apa di sini , tak ada penampakan apa apa sama sekali…. akupun benisiatif mengajak teman temanku mengitari seluruh sisi area Dome ini.
Me : ” ayo kita jalan aja keliling ! ”
Zul : " gimana met berani ngga kamu keliling ? ”
Memet : ” ayoooohh !!... siapa takutt ! ”
Kini kami bertiga mulai berjalan mengitari area sekitar Dome yang gelap gulita , dengan langkah santai kami terus berjalan dan mengarahkan senter kesana kemari , tak lama kemudian kami tiba di sisi belakang Dome yang berbataskan tebing plengsengan…. hal buruknya adalah tepat di atas tebing ini terdapat pemakaman tua yang cukup luas , konon menurut selentingan kabar di area ini sering terjadi penampakan makhluk gaib , banyak yang bilang makhluk gaib itu berwujud pocong yang turun dari pemakaman di atas tebing…. kami sungguh merasa penasaran dan tertantang , rasa takut yang menghinggapi diri coba kami tepis dengan saling bergurau satu sama lain.
Me : ” met , kowe nek wedi mulio ae ”
(met , kamu kalo takut pulang saja)
Memet : ” ora , aku ra wedi kok "
(ngga , aku ngga takut kok)
Zul : ” vig , ntar kalo hantunya nongol kita langsung kabur aja , memet kita tinggalin di sini ”
Memet : ” jangan gitu dong zul , ngga setia kawan kamu ini ”
Me : ” opo kowe gelem njaluk ilmu pelet soko pocong ?!.. cintamu karo moniq lak bertepuk sebelah tangan tho ?!.. he.. he.. ”
(apa kamu mau minta ilmu pelet sama pocong ?!.. cintamu sama moniq kan bertepuk sebelah tangan tha ?!.. he.. he..)
Memet : " mosok tho iso njaluk pelet karo pocong vig ? "
(masak sih bisa minta pelet sama pocong vig ?)
Di saat kami bertiga masih asik bergurau tiba tiba saja ” bruukkk !!!! ” terdengar nyaring suara benda jatuh menghantam tanah , seketika kami tersentak kaget dan bertanya tanya… benda apakah itu dan jatuh dimana ?!?!
Memet : " waduh vig ?!.. suoro opo kuwi ?! "
Me : " mboh ra ruh aku met "
Zul : " kaget aku vig "
Ketika kami masih bingung dan kaget dengan suara benda jatuh tadi mendadak terdengar suara berikutnya secara bertubi tubi ” bruukk !!… bruukk !!… bruukk !!… ” kali ini saking paniknya kami bertiga langsung berlari kencang sambil berteriak , bahkan hio dan senter kami sampai terjatuh... dengan nafas tersengal sengal akhirnya kami tiba di beranda Dome yang terang benderang.
Zul : ” hah !.. hah !.. tadi itu apaan vig ?! "
Me : ” aku ngga tau.. hah !.. hah !... ”
Memet : " hah !.. hah !.. jancuk ndredek tenanan aku , opo tho vig sakjane ki mau ?! ”
(hah !.. hah !.. jancuk kaget beneran aku , apa sih vig sebenernya tadi ?!)
Me : ” mbuh ra ruh.. hah !.. hah !..”
(entahlah tak tahu.. hah !.. hah !..)
Dengan seribu tanya dan rasa takut yang masih terasa kami mulai rebahan di lantai beranda ini , sejenak kami mengatur nafas yang terengah engah dan juga degupan jantung yang tak karuan.
Me : ” zul , senternya ketinggalan tadi… brani ambil ngga ? ”
Zul : ” ngga.. ngga vig , udah biarin aja ”
Tak satupun dari kami yang berani kembali ke sisi belakang Dome yang gelap gulita tadi , apa boleh buat terpaksa kami relakan senter kami tertinggal di sana… sementara kulihat layar ponselku sudah nyaris jam 1 malam dan keadaan terasa kian sunyi mencekam , aku sendiri masih ingin melanjutkan penjelajahan mistis di kampus ini tapi entah dengan Zul dan Memet… kuteguk sebotol Sprite dan kuberikan botol satunya buat mereka , aku biarkan mereka minum dulu dan memulihkan kondisi sebelum aku menanyakan kesanggupan mereka... jujur saja meskipun kejadian tadi cukup menakutkan tapi masih belum cukup untuk memupuskan rasa penasaranku yang terlalu besar.
Me : ” nyoh met , cekelen iki ! ”
(nih met , pegang ini !)
Memet :” opo iki ?!.. koyok wong cino ae ”
(apa ini ?!.. kayak orang cina aja)
Me : ” iki nggo nyeluk demit , koyok neng filem vampir kae lho ”
(ini buat manggil demit , seperti di film vampir itu lho)
Memet : " tenane ?!.. mosok tho demite iso teko vig ?!.. ra percoyo aku ”
(yang bener ??.. masak tha demitnya bisa datang ?!.. ngga percaya aku)
Zul : " udah kamu liat aja ntar met , mau nongol apa ngga setannya ”
Kami duduk terdiam dengan tangan memegangi hio dan juga senter , sampai lewat jam 12 malam tak terjadi apa apa di sini , tak ada penampakan apa apa sama sekali…. akupun benisiatif mengajak teman temanku mengitari seluruh sisi area Dome ini.
Me : ” ayo kita jalan aja keliling ! ”
Zul : " gimana met berani ngga kamu keliling ? ”
Memet : ” ayoooohh !!... siapa takutt ! ”
Kini kami bertiga mulai berjalan mengitari area sekitar Dome yang gelap gulita , dengan langkah santai kami terus berjalan dan mengarahkan senter kesana kemari , tak lama kemudian kami tiba di sisi belakang Dome yang berbataskan tebing plengsengan…. hal buruknya adalah tepat di atas tebing ini terdapat pemakaman tua yang cukup luas , konon menurut selentingan kabar di area ini sering terjadi penampakan makhluk gaib , banyak yang bilang makhluk gaib itu berwujud pocong yang turun dari pemakaman di atas tebing…. kami sungguh merasa penasaran dan tertantang , rasa takut yang menghinggapi diri coba kami tepis dengan saling bergurau satu sama lain.
Me : ” met , kowe nek wedi mulio ae ”
(met , kamu kalo takut pulang saja)
Memet : ” ora , aku ra wedi kok "
(ngga , aku ngga takut kok)
Zul : ” vig , ntar kalo hantunya nongol kita langsung kabur aja , memet kita tinggalin di sini ”
Memet : ” jangan gitu dong zul , ngga setia kawan kamu ini ”
Me : ” opo kowe gelem njaluk ilmu pelet soko pocong ?!.. cintamu karo moniq lak bertepuk sebelah tangan tho ?!.. he.. he.. ”
(apa kamu mau minta ilmu pelet sama pocong ?!.. cintamu sama moniq kan bertepuk sebelah tangan tha ?!.. he.. he..)
Memet : " mosok tho iso njaluk pelet karo pocong vig ? "
(masak sih bisa minta pelet sama pocong vig ?)
Di saat kami bertiga masih asik bergurau tiba tiba saja ” bruukkk !!!! ” terdengar nyaring suara benda jatuh menghantam tanah , seketika kami tersentak kaget dan bertanya tanya… benda apakah itu dan jatuh dimana ?!?!
Memet : " waduh vig ?!.. suoro opo kuwi ?! "
Me : " mboh ra ruh aku met "
Zul : " kaget aku vig "
Ketika kami masih bingung dan kaget dengan suara benda jatuh tadi mendadak terdengar suara berikutnya secara bertubi tubi ” bruukk !!… bruukk !!… bruukk !!… ” kali ini saking paniknya kami bertiga langsung berlari kencang sambil berteriak , bahkan hio dan senter kami sampai terjatuh... dengan nafas tersengal sengal akhirnya kami tiba di beranda Dome yang terang benderang.
Zul : ” hah !.. hah !.. tadi itu apaan vig ?! "
Me : ” aku ngga tau.. hah !.. hah !... ”
Memet : " hah !.. hah !.. jancuk ndredek tenanan aku , opo tho vig sakjane ki mau ?! ”
(hah !.. hah !.. jancuk kaget beneran aku , apa sih vig sebenernya tadi ?!)
Me : ” mbuh ra ruh.. hah !.. hah !..”
(entahlah tak tahu.. hah !.. hah !..)
Dengan seribu tanya dan rasa takut yang masih terasa kami mulai rebahan di lantai beranda ini , sejenak kami mengatur nafas yang terengah engah dan juga degupan jantung yang tak karuan.
Me : ” zul , senternya ketinggalan tadi… brani ambil ngga ? ”
Zul : ” ngga.. ngga vig , udah biarin aja ”
Tak satupun dari kami yang berani kembali ke sisi belakang Dome yang gelap gulita tadi , apa boleh buat terpaksa kami relakan senter kami tertinggal di sana… sementara kulihat layar ponselku sudah nyaris jam 1 malam dan keadaan terasa kian sunyi mencekam , aku sendiri masih ingin melanjutkan penjelajahan mistis di kampus ini tapi entah dengan Zul dan Memet… kuteguk sebotol Sprite dan kuberikan botol satunya buat mereka , aku biarkan mereka minum dulu dan memulihkan kondisi sebelum aku menanyakan kesanggupan mereka... jujur saja meskipun kejadian tadi cukup menakutkan tapi masih belum cukup untuk memupuskan rasa penasaranku yang terlalu besar.
Quote:
Seri 1 Part II Rekk
Seri 1 Part III Rekk
Extended Story 1 Alpha Rekk
Seri 2 Part I Rekk
Seri 2 Part II Rekk
Seri 2 Part III A Rekk
Seri 2 Part III B Rekk
Seri 2 Part IV A Rekk
Seri 2 Part IV B Rekk
Seri 2 Part V A Rekk
Seri 2 Part V B Rekk
Seri 2 Part VI Rekk
Seri 2 Part VII Rekk
Extended Story 2 Alpha Rekk
Extended Story 2 Bravo Rekk
Extended Story 2 Charlie Rekk
Seri 3 Part I Rekk
Seri 3 Part II Rekk
Seri 3 Part III A Rekk
Seri 3 Part III B Rekk
Seri 3 Part IV A Rekk
Seri 3 Part IV B Rekk
Seri 3 Part V A Rekk
Seri 3 Part V B Rekk
Seri 3 Part V C Rekk
Seri 3 Part V D Rekk
Seri 3 Part VI Rekk
Seri 3 Part VII A Rekk
Seri 3 Part VII B Rekk
Extended Story 3 Alpha Rekk
Extended Story 3 Bravo Rekk
Extended Story 3 Charlie Rekk
Extended Story 3 Delta Rekk
Extended Story 3 Echo Rekk
Quote:
Malang Mysterio(Trit Utama)
Quote:
Apabila anda puas bilang sama teman , saudara atau tetangga anda ….. bila timbul gejala gejala aneh segera berobat ke mantri hewan terdekat di kota anda
Diubah oleh vigovampiro 10-04-2022 06:29
ferist123 dan 13 lainnya memberi reputasi
10
657.9K
Kutip
1.1K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
vigovampiro
#625
Seri 3 Part V C Rekk
Quote:

Quote:
Celana jeansku yang telah sobek dan berlumuran darah baru saja kutanggalkan , kini aku hanya mengenakan celana boxer yang juga agak basah terkena muntahan kuntilanak merah tadi.... segera saja kuselonjorkan kedua kakiku yang terluka karena Bang Renggo mau mencoba untuk menyembuhkannya.
Niken : " ya allah vig ?!... sampe segitunya luka lu ?! "
Pendik : " rodok jeru vig "
Renggo : " udah siap lu vig ? "
Me : " sakit ngga nih bang ? "
Renggo : " gak sakit , malah anyep rasanya "
Me : " ya udah cepetan bang ! "
Entah ajian apa yang dipakai Bang Renggo kali ini , mulutnya tampak komat kamit mengucapkan mantra berbahasa Dayak sementara kedua telapak tangannya berada 5 cm di atas luka luka sepanjang betisku.
Me :" dingin bang , kayak kena es batu "
Niken : " ngga perih lagi vig ? "
Me : " perihnya sih masih nik , agak kurang aja rasanya "
Hanya sekitar 5 menitan saja prosesi penyembuhan ini berlangsung , hasilnya tidaklah benar benar sembuh total namun darah mulai berhenti mengucur dan rasa perih semakin berkurang tergantikan oleh rasa dingin.
Renggo : " nah vig , abis ini lu banyakin istirahat biar cepet nutup luka lu "
Niken : " hebat ya lu bang , pake mantra apaan sih ? "
Renggo : " ini ajian penyembuhan suku dayak ngaju nik , dulu kalo abis perang tetua adatnya pake ajian ini buat nyembuhin luka "
Niken : " gitu ya bang ?!... berapa tahun sih belajarnya ? "
Renggo : " gw diajarin engkong gw jaman sma dulu "
Steve : " ini berarti tenaga dalamnya dipake buat ningkatin kadar hemoglobin darah ya bang ? "
Renggo : " hemoglobin apaan stiv ? "
Steve : " sel buat bekuin darah bang , biar lukanya cepet nutup "
Renggo : " oh namanya hemoglobin ya stiv ?!... gak ngerti gw sama istilah begituan , ya paling kayak gitu juga prosesnya "
Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan jam 4 kurang seperempat , sebentar lagi shubuh dan penjelajahan mistis ini akan segera berakhir.... kami memutuskan untuk tetap bertahan di balkon bagian tengah ini dan menunggu adzan shubuh berkumandang.
Niken : " vig , lu gak pake celana lagi ? "
Me : " ngga deh nik , lengket semua kena darah , baunya juga anyir "
Terpaksa tak kukenakan lagi celana jeansku dan kuputuskan untuk membuangnya ke dalam bak sampah kayu yang berada di dekatku... aku sudah terlalu jijik mengenakannya lagi.
Zul : " ngga masuk angin kamu vig ? "
Me : " biarin aja masuk angin zul , nih gw titip hape sama dompet masukin tas ! "
Renggo : " eh vig ntar kalo mandi jangan kena air luka lu , ntar kalo udah pulang bersihin pake alkohol trus diperban "
Me : " gampang bang "
Saat ini yang terlintas di benakku hanyalah kasur yang empuk , selimut yang tebal dan juga secangkir kopi panas.... aku sudah tak sabar untuk segera tidur seharian dan melupakan kejadian mengerikan yang kualami tadi.
Niken : " ya allah vig ?!... sampe segitunya luka lu ?! "
Pendik : " rodok jeru vig "
Renggo : " udah siap lu vig ? "
Me : " sakit ngga nih bang ? "
Renggo : " gak sakit , malah anyep rasanya "
Me : " ya udah cepetan bang ! "
Entah ajian apa yang dipakai Bang Renggo kali ini , mulutnya tampak komat kamit mengucapkan mantra berbahasa Dayak sementara kedua telapak tangannya berada 5 cm di atas luka luka sepanjang betisku.
Me :" dingin bang , kayak kena es batu "
Niken : " ngga perih lagi vig ? "
Me : " perihnya sih masih nik , agak kurang aja rasanya "
Hanya sekitar 5 menitan saja prosesi penyembuhan ini berlangsung , hasilnya tidaklah benar benar sembuh total namun darah mulai berhenti mengucur dan rasa perih semakin berkurang tergantikan oleh rasa dingin.
Renggo : " nah vig , abis ini lu banyakin istirahat biar cepet nutup luka lu "
Niken : " hebat ya lu bang , pake mantra apaan sih ? "
Renggo : " ini ajian penyembuhan suku dayak ngaju nik , dulu kalo abis perang tetua adatnya pake ajian ini buat nyembuhin luka "
Niken : " gitu ya bang ?!... berapa tahun sih belajarnya ? "
Renggo : " gw diajarin engkong gw jaman sma dulu "
Steve : " ini berarti tenaga dalamnya dipake buat ningkatin kadar hemoglobin darah ya bang ? "
Renggo : " hemoglobin apaan stiv ? "
Steve : " sel buat bekuin darah bang , biar lukanya cepet nutup "
Renggo : " oh namanya hemoglobin ya stiv ?!... gak ngerti gw sama istilah begituan , ya paling kayak gitu juga prosesnya "
Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan jam 4 kurang seperempat , sebentar lagi shubuh dan penjelajahan mistis ini akan segera berakhir.... kami memutuskan untuk tetap bertahan di balkon bagian tengah ini dan menunggu adzan shubuh berkumandang.
Niken : " vig , lu gak pake celana lagi ? "
Me : " ngga deh nik , lengket semua kena darah , baunya juga anyir "
Terpaksa tak kukenakan lagi celana jeansku dan kuputuskan untuk membuangnya ke dalam bak sampah kayu yang berada di dekatku... aku sudah terlalu jijik mengenakannya lagi.
Zul : " ngga masuk angin kamu vig ? "
Me : " biarin aja masuk angin zul , nih gw titip hape sama dompet masukin tas ! "
Renggo : " eh vig ntar kalo mandi jangan kena air luka lu , ntar kalo udah pulang bersihin pake alkohol trus diperban "
Me : " gampang bang "
Saat ini yang terlintas di benakku hanyalah kasur yang empuk , selimut yang tebal dan juga secangkir kopi panas.... aku sudah tak sabar untuk segera tidur seharian dan melupakan kejadian mengerikan yang kualami tadi.
Quote:
Kuhisap sebatang rokok sembari menunggu adzan shubuh berkumandang , entah kenapa di saat seperti ini waktu terasa begitu lambat.... aku benar benar sudah tak sabar untuk segera pulang , bukan ke kosanku tapi ke kosannya Memet karena kami semua akan tidur seharian di sana selepas penjelajahan mistis ini berakhir.
Zul : " ngga manggil pak jupri kamu vig ?!... kamu naek becak aja ntar "
Me : " ntar aja zul "
Kini kami semua tampak terkantuk kantuk dan kepayahan , kurasa semua personel juga sama tak sabarnya seperti diriku.... hanya tinggal menghitung menit saja dan berakhir sudah malam mencekam ini.
Renggo : " stiv ?!?.. lu ngerasa ngga ?! "
Steve : " iiya bang , di lorong kan ?! "
Renggo :" haduuh !!... kenapa nongol lagi nih ?! "
Niken : " napa bang ?!... lu deteksi energinya lagi ?! "
Renggo : " gila nih !!... nongol lagi tu kunti merah "
Niken " duh bang , masak jam segini masih nongol lagi ?! "
Renggo : " stiv ?!... lu udah kuat kan ?! "
Steve : " insya allah kuat bang "
Entah ada apa lagi sekarang ini , Steve dan Bang Renggo mendadak mendeteksi energi kuntilanak merah itu , mereka berdua langsung berdiri dan bersiap masuk kembali ke dalam lorong.
Niken : " bang ?!.. gw ikut ke lorong ya ?! "
Renggo : " gak usah , lu di sini aja sama yang lain "
Niken : " tapi bang , gw belum lihat tu kunti kayak gimana wujudnya "
Renggo : " gw bilang engga ya engga nik !!.. dah temenin tuh si vigo ! "
Niken : " huff !!!... ya udah ati ati bang ! "
Segera saja Steve dan Bang Renggo masuk ke dalam lorong sementara aku , Zul , Pendik dan Niken tetap berada di balkon ini.... entah apa yang akan mereka lakukan jika bertemu dengan sosok kuntilanak merah itu , kuharap mereka sanggup mengatasi segala konsekuensi yang terjadi.
Zul : " ngga manggil pak jupri kamu vig ?!... kamu naek becak aja ntar "
Me : " ntar aja zul "
Kini kami semua tampak terkantuk kantuk dan kepayahan , kurasa semua personel juga sama tak sabarnya seperti diriku.... hanya tinggal menghitung menit saja dan berakhir sudah malam mencekam ini.
Renggo : " stiv ?!?.. lu ngerasa ngga ?! "
Steve : " iiya bang , di lorong kan ?! "
Renggo :" haduuh !!... kenapa nongol lagi nih ?! "
Niken : " napa bang ?!... lu deteksi energinya lagi ?! "
Renggo : " gila nih !!... nongol lagi tu kunti merah "
Niken " duh bang , masak jam segini masih nongol lagi ?! "
Renggo : " stiv ?!... lu udah kuat kan ?! "
Steve : " insya allah kuat bang "
Entah ada apa lagi sekarang ini , Steve dan Bang Renggo mendadak mendeteksi energi kuntilanak merah itu , mereka berdua langsung berdiri dan bersiap masuk kembali ke dalam lorong.
Niken : " bang ?!.. gw ikut ke lorong ya ?! "
Renggo : " gak usah , lu di sini aja sama yang lain "
Niken : " tapi bang , gw belum lihat tu kunti kayak gimana wujudnya "
Renggo : " gw bilang engga ya engga nik !!.. dah temenin tuh si vigo ! "
Niken : " huff !!!... ya udah ati ati bang ! "
Segera saja Steve dan Bang Renggo masuk ke dalam lorong sementara aku , Zul , Pendik dan Niken tetap berada di balkon ini.... entah apa yang akan mereka lakukan jika bertemu dengan sosok kuntilanak merah itu , kuharap mereka sanggup mengatasi segala konsekuensi yang terjadi.
Quote:
Belum ada semenit Bang Renggo dan Steve masuk ke dalam lorong namun tiba tiba saja kami berempat dikagetkan dengan suara dari dalam lift tembus pandang yang berada di sebelah timur balkon ini " nggiiikk !!..."rupanya kabin lift yang biasanya standby di atap gedung ini tiba tiba bergerak turun secara perlahan.
Niken : " vig ?!?... iitu liftnya ?! "
Zul : " loh ?!... kan belum diaktifin jam segini "
Me : " stttt !!.. diem dulu ! "
Hanya dalam beberapa detik saja kabin lift itu tiba di lantai 6 dan seketika kami terperanjat menatap sosok yang berada di dalamnya , Tiwi si cewe berjilbab muncul lagi namun kami telah mengetahui bahwa itu bukanlah Tiwi yang sebenarnya melainkan sosok kuntilanak merah yang sedang menyamar.
Zul : " vvig ?!?... nyamar jadi tiwi lagi kuntinya ! "
Pendik : " wancik rekk ?!?.. yok opo iki awake dhewe vig ?! "
Niken : " duh ya allah ?!?... kok nongolnya malah di sini sih ?! "
Rasa kalut mulai menyergap kami ketika pintu lift telah terbuka dan kuntilanak merah yang menyamar jadi Tiwi itu mulai berjalan menuju balkon ini , entah harus bagaimana kami menghadapinya.
Me : " nik , cepetan lu ke lorong , panggil steve sama bang renggo balik ke sini lagi ! "
Niken : " iiya vig , duh ati ati ya guys !! "
Tanpa buang waktu lagi si Niken lekas masuk ke dalam lorong dan mencari cari Steve dan Bang Renggo , sementara Tiwi palsu itu mulai berjalan ke arah kami bertiga yang kini berdiri berhimpitan di pojokan balkon.
Zul : " vvig ?!... ndik ?! .. aayo kabur ke lorong aja ! "
Me : " kakiku sakit zul , gak bisa lari "
Pendik : " njajal tak wacakno ayat qursi vig "
Hanya dalam beberapa detik sosok Tiwi palsu itu telah berada di balkon ini , ia berdiri mematung dan menatap kami dengan tatapan penuh kemarahan... tak ada yang bisa kami lakukan selain berdiri berhimpitan di pojokan balkon dan berharap pertolongan segera datang.
Zul : " ndiik !!.. aayo baca ayat qursinya !! "
Pendik : " iiya zul "
Dengan terbata bata Pendik membaca ayat Qursi yang dihapalnya , namun sayang usahanya tak membuahkan hasil sama sekali.... sosok Tiwi palsu itu masih tetap berdiri mematung dan terus menatap kami " hoeeh !!!... moco opo kon ?!?.... ayo woconen sak kuatmu aku gak po po !! " (hoeeh !!!... baca apa kamu ?!?... ayo baca sekuatmu aku gak apa apa !!) mendengar bentakannya yang bernada tinggi seketika membuat Pendik menghentikan bacaan ayat Qursinya , tak ada gunanya membaca ayat apapun jika tak bisa meredam rasa takut.... sayangnya kami benar benar tak bisa meredam rasa takut yang kami rasakan ini , degupan jantung kami kian tak beraturan seiring keringat dingin yang mulai mengucur membasahi sekujur tubuh.
Zul : " kok lama banget bang renggo balik vig ?! "
Pendik : " vig yok opo iki ?!... aayo mlayu ae !! "
Me : " aaku wes gak iso mlayu ndik , sikilku koyok ngene "
Di tengah keadaan mencekam ini kami hanya bisa pasrah dan berharap pertolongan akan segera tiba , hingga akhirnya " woeeee !!!! " terdengar teriakan Bang Renggo dari arah lorong yang seketika membuat sosok Tiwi palsu itu kabur ke arah toilet tadi dan langsung dikejar oleh Steve , namun Bang Renggo mencegahnya karena ia merasa bahwa ini hanyalah pancingan saja.
Steve : " kok malah muncul di sini bang ?! "
Renggo : " pinter juga stiv , tadi dia mancing kita buat masuk ke lorong , abis itu dia nongol di sini nyamar jadi tiwi biar kita gak bisa deteksi energinya "
Niken : " trus maksudnya gimana bang ?!... gw bingung nih "
Renggo : " dia sengaja misahin gw sama steve dari kalian , soalnya dia ngincer yang paling lemah "
Steve : " iya mbak , kayaknya dia tau kalo gabungan energiku sama bang renggo bisa nyelakain dia "
Niken : " duh gitu ya ?!... untung aja tadi gak telat balik ke sini "
Kelegaan kami rasakan seiring ketakutan yang mulai sirna , namun rupanya kelegaan ini hanya sesaat saja karena tak lama kemudian terdengar suara tawa nyaring dari dalam lorong " Ihhhhhiiiii...... ihhhiii..... ihhhiihhii..... "
Steve : " gimana bang ?!... kita ke lorong lagi ?! "
Renggo : " jangan stiv , ini pancingan kayak tadi "
Steve : " trus kita harus gimana bang ?! "
Renggo : " gak usah ditanggepin , bentar lagi mau adzan shubuh , kita di sini aja "
Steve dan Bang Renggo tak lagi terpancing untuk masuk ke lorong , mereka memilih tetap bertahan di balkon ini dan menunggu adzan shubuh berkumandang , namun suara tawa kuntilanak merah itu masih terus terdengar dan membuat kami bergidik " iiihhhiiii..... ihhhhiiiii..... " sebelum akhirnya kami terperanjat ketika mendengar kuntilanak merah itu mulai menyebutkan namanya berkali kali " ihhiii... aku nyai surtikanti.... aku nyai surtikanti.... jenengku nyai surtikanti..... aku wes patang atus tahun punjul manggon ndek kene.... ihhii... " (ihhiii... aku nyai surtikanti.... aku nyai surtikanti.... jenengku nyai surtikanti.... aku udah empat ratus tahun lebih ada di sini... ihhii...) kami saling pandang penuh keheranan saat mendengar perkataannya barusan , ternyata sosok kuntilanak merah itu bernama Nyai Surtikanti.
Niken : " nyai surtikanti bang namanya ?!? "
Renggo : " surtikanti ?!?.... gw akan panggil namanya biar dia keluar aja dari lorong !! "
Niken : " duh bang ?!?... mau ngapain ?!? "
Renggo : " gw mau musnahin dia "
Niken : " yakin lu bang ?!?.. gw takut bakal kenapa napa nih "
Renggo : " ayo semuanya pindah ke balkon sebelah timur sono !!... biar gw sama stiv di sini aja ! "
Me : " bbang ?!.. serius lu ?!.. "
Renggo : " gw serius vig , stiv lu siap kan ?! "
Steve : " siap bang !! "
Niken : " duh ati ati ya stiv ! "
Segera saja kami berempat beranjak meninggalkan Bang Renggo dan Steve yang memilih bertahan di balkon bagian tengah ini , dengan langkah tertatih tatih kami berjalan menuju balkon sebelah timur dan kemudian duduk selonjoran di atas lantai.... dari sini kami dapat menyaksikan apa yang terjadi di balkon tengah , kini Bang Renggo mulai berteriak lantang memanggil manggil nama kuntilanak merah itu " surtikanti !!!!...... surtikanti !!!!...... keluar sini !!!!... " tanpa kami duga hanya dalam beberapa detik saja sosok itu telah menampakkan diri di balkon sebelah barat , namun jarak yang lumayan jauh dari balkon sebelah timur ini membuat kami tak bisa terlalu jelas melihatnya , ia tampak berdiri mematung dan menatap ke arah Bang Renggo yang berada di balkon bagian tengah.
Niken : " iitu ?!?... iitu vig kunti merahnya ?!?.... ya allah ?!?... baru tau gw kayak gitu wujudnya "
Me : " kapok gw ketemu kunti merah lagi nik "
Pendik : " aku yo kapok vig "
Zul : " moga aja tuh bang renggo sama steve bisa ngatasin "
Kini Bang Renggo mulai melontarkan beberapa pertanyaan kepada sosok Kuntilanak Merah itu namun kami yang berada di sini kesulitan mendengarnya dengan jelas , sementara Steve tampak menengadahkan kedua telapak tangannya seperti orang berdoa.
Niken : " duh gw takut kalo mereka kenapa napa vig "
Me : " udah yakin aja mereka bisa ngatasin "
Perlahan sosok kuntilanak merah itu mulai berjalan menuju balkon tengah sembari terus tertawa nyaring " ihhhiiiii..... ihhhiii..... ihhii.... " seiring langkahnya yang kian dekat membuat kami sibuk menebak nebak apa yang akan terjadi setelah ini.... hingga akhirnya Bang Renggo berjongkok dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas lantai , seketika sosok kuntilanak merah itu berhenti melangkah atau lebih tepatnya terhenti langkahnya karena kedua telapak kakinya tampak seperti melekat di permukaan lantai dan tak bisa digerakkan lagi " hhiiiiaa !!!...... hiaaaaa !!!!!..... " jeritannya terdengar begitu nyaring sementara tubuhnya meronta ronta ingin melepaskan kedua telapak kakinya namun tak bisa " hhhiia !!!...... hiiiaaa !!!... " jeritannya kian menjadi jadi ketika Steve mulai berjalan mendekatinya dan kemudian berdiri beberapa meter di hadapannya..... entah apa yang akan dilakukan Steve setelah ini , kurasa ia benar benar tak ragu lagi untuk memusnahkan sosok kuntilanak merah bernama Nyai Surtikanti itu.
Niken : " vig ?!?... iitu liftnya ?! "
Zul : " loh ?!... kan belum diaktifin jam segini "
Me : " stttt !!.. diem dulu ! "
Hanya dalam beberapa detik saja kabin lift itu tiba di lantai 6 dan seketika kami terperanjat menatap sosok yang berada di dalamnya , Tiwi si cewe berjilbab muncul lagi namun kami telah mengetahui bahwa itu bukanlah Tiwi yang sebenarnya melainkan sosok kuntilanak merah yang sedang menyamar.
Zul : " vvig ?!?... nyamar jadi tiwi lagi kuntinya ! "
Pendik : " wancik rekk ?!?.. yok opo iki awake dhewe vig ?! "
Niken : " duh ya allah ?!?... kok nongolnya malah di sini sih ?! "
Rasa kalut mulai menyergap kami ketika pintu lift telah terbuka dan kuntilanak merah yang menyamar jadi Tiwi itu mulai berjalan menuju balkon ini , entah harus bagaimana kami menghadapinya.
Me : " nik , cepetan lu ke lorong , panggil steve sama bang renggo balik ke sini lagi ! "
Niken : " iiya vig , duh ati ati ya guys !! "
Tanpa buang waktu lagi si Niken lekas masuk ke dalam lorong dan mencari cari Steve dan Bang Renggo , sementara Tiwi palsu itu mulai berjalan ke arah kami bertiga yang kini berdiri berhimpitan di pojokan balkon.
Zul : " vvig ?!... ndik ?! .. aayo kabur ke lorong aja ! "
Me : " kakiku sakit zul , gak bisa lari "
Pendik : " njajal tak wacakno ayat qursi vig "
Hanya dalam beberapa detik sosok Tiwi palsu itu telah berada di balkon ini , ia berdiri mematung dan menatap kami dengan tatapan penuh kemarahan... tak ada yang bisa kami lakukan selain berdiri berhimpitan di pojokan balkon dan berharap pertolongan segera datang.
Zul : " ndiik !!.. aayo baca ayat qursinya !! "
Pendik : " iiya zul "
Dengan terbata bata Pendik membaca ayat Qursi yang dihapalnya , namun sayang usahanya tak membuahkan hasil sama sekali.... sosok Tiwi palsu itu masih tetap berdiri mematung dan terus menatap kami " hoeeh !!!... moco opo kon ?!?.... ayo woconen sak kuatmu aku gak po po !! " (hoeeh !!!... baca apa kamu ?!?... ayo baca sekuatmu aku gak apa apa !!) mendengar bentakannya yang bernada tinggi seketika membuat Pendik menghentikan bacaan ayat Qursinya , tak ada gunanya membaca ayat apapun jika tak bisa meredam rasa takut.... sayangnya kami benar benar tak bisa meredam rasa takut yang kami rasakan ini , degupan jantung kami kian tak beraturan seiring keringat dingin yang mulai mengucur membasahi sekujur tubuh.
Zul : " kok lama banget bang renggo balik vig ?! "
Pendik : " vig yok opo iki ?!... aayo mlayu ae !! "
Me : " aaku wes gak iso mlayu ndik , sikilku koyok ngene "
Di tengah keadaan mencekam ini kami hanya bisa pasrah dan berharap pertolongan akan segera tiba , hingga akhirnya " woeeee !!!! " terdengar teriakan Bang Renggo dari arah lorong yang seketika membuat sosok Tiwi palsu itu kabur ke arah toilet tadi dan langsung dikejar oleh Steve , namun Bang Renggo mencegahnya karena ia merasa bahwa ini hanyalah pancingan saja.
Steve : " kok malah muncul di sini bang ?! "
Renggo : " pinter juga stiv , tadi dia mancing kita buat masuk ke lorong , abis itu dia nongol di sini nyamar jadi tiwi biar kita gak bisa deteksi energinya "
Niken : " trus maksudnya gimana bang ?!... gw bingung nih "
Renggo : " dia sengaja misahin gw sama steve dari kalian , soalnya dia ngincer yang paling lemah "
Steve : " iya mbak , kayaknya dia tau kalo gabungan energiku sama bang renggo bisa nyelakain dia "
Niken : " duh gitu ya ?!... untung aja tadi gak telat balik ke sini "
Kelegaan kami rasakan seiring ketakutan yang mulai sirna , namun rupanya kelegaan ini hanya sesaat saja karena tak lama kemudian terdengar suara tawa nyaring dari dalam lorong " Ihhhhhiiiii...... ihhhiii..... ihhhiihhii..... "
Steve : " gimana bang ?!... kita ke lorong lagi ?! "
Renggo : " jangan stiv , ini pancingan kayak tadi "
Steve : " trus kita harus gimana bang ?! "
Renggo : " gak usah ditanggepin , bentar lagi mau adzan shubuh , kita di sini aja "
Steve dan Bang Renggo tak lagi terpancing untuk masuk ke lorong , mereka memilih tetap bertahan di balkon ini dan menunggu adzan shubuh berkumandang , namun suara tawa kuntilanak merah itu masih terus terdengar dan membuat kami bergidik " iiihhhiiii..... ihhhhiiiii..... " sebelum akhirnya kami terperanjat ketika mendengar kuntilanak merah itu mulai menyebutkan namanya berkali kali " ihhiii... aku nyai surtikanti.... aku nyai surtikanti.... jenengku nyai surtikanti..... aku wes patang atus tahun punjul manggon ndek kene.... ihhii... " (ihhiii... aku nyai surtikanti.... aku nyai surtikanti.... jenengku nyai surtikanti.... aku udah empat ratus tahun lebih ada di sini... ihhii...) kami saling pandang penuh keheranan saat mendengar perkataannya barusan , ternyata sosok kuntilanak merah itu bernama Nyai Surtikanti.
Niken : " nyai surtikanti bang namanya ?!? "
Renggo : " surtikanti ?!?.... gw akan panggil namanya biar dia keluar aja dari lorong !! "
Niken : " duh bang ?!?... mau ngapain ?!? "
Renggo : " gw mau musnahin dia "
Niken : " yakin lu bang ?!?.. gw takut bakal kenapa napa nih "
Renggo : " ayo semuanya pindah ke balkon sebelah timur sono !!... biar gw sama stiv di sini aja ! "
Me : " bbang ?!.. serius lu ?!.. "
Renggo : " gw serius vig , stiv lu siap kan ?! "
Steve : " siap bang !! "
Niken : " duh ati ati ya stiv ! "
Segera saja kami berempat beranjak meninggalkan Bang Renggo dan Steve yang memilih bertahan di balkon bagian tengah ini , dengan langkah tertatih tatih kami berjalan menuju balkon sebelah timur dan kemudian duduk selonjoran di atas lantai.... dari sini kami dapat menyaksikan apa yang terjadi di balkon tengah , kini Bang Renggo mulai berteriak lantang memanggil manggil nama kuntilanak merah itu " surtikanti !!!!...... surtikanti !!!!...... keluar sini !!!!... " tanpa kami duga hanya dalam beberapa detik saja sosok itu telah menampakkan diri di balkon sebelah barat , namun jarak yang lumayan jauh dari balkon sebelah timur ini membuat kami tak bisa terlalu jelas melihatnya , ia tampak berdiri mematung dan menatap ke arah Bang Renggo yang berada di balkon bagian tengah.
Niken : " iitu ?!?... iitu vig kunti merahnya ?!?.... ya allah ?!?... baru tau gw kayak gitu wujudnya "
Me : " kapok gw ketemu kunti merah lagi nik "
Pendik : " aku yo kapok vig "
Zul : " moga aja tuh bang renggo sama steve bisa ngatasin "
Kini Bang Renggo mulai melontarkan beberapa pertanyaan kepada sosok Kuntilanak Merah itu namun kami yang berada di sini kesulitan mendengarnya dengan jelas , sementara Steve tampak menengadahkan kedua telapak tangannya seperti orang berdoa.
Niken : " duh gw takut kalo mereka kenapa napa vig "
Me : " udah yakin aja mereka bisa ngatasin "
Perlahan sosok kuntilanak merah itu mulai berjalan menuju balkon tengah sembari terus tertawa nyaring " ihhhiiiii..... ihhhiii..... ihhii.... " seiring langkahnya yang kian dekat membuat kami sibuk menebak nebak apa yang akan terjadi setelah ini.... hingga akhirnya Bang Renggo berjongkok dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas lantai , seketika sosok kuntilanak merah itu berhenti melangkah atau lebih tepatnya terhenti langkahnya karena kedua telapak kakinya tampak seperti melekat di permukaan lantai dan tak bisa digerakkan lagi " hhiiiiaa !!!...... hiaaaaa !!!!!..... " jeritannya terdengar begitu nyaring sementara tubuhnya meronta ronta ingin melepaskan kedua telapak kakinya namun tak bisa " hhhiia !!!...... hiiiaaa !!!... " jeritannya kian menjadi jadi ketika Steve mulai berjalan mendekatinya dan kemudian berdiri beberapa meter di hadapannya..... entah apa yang akan dilakukan Steve setelah ini , kurasa ia benar benar tak ragu lagi untuk memusnahkan sosok kuntilanak merah bernama Nyai Surtikanti itu.
Diubah oleh vigovampiro 25-12-2017 03:45
belajararif dan meqiba memberi reputasi
2
Kutip
Balas