Kaskus

Story

diansajahAvatar border
TS
diansajah
Something About Love

Sebelumnya minta izin sama para Suhu dan Momod di SFTH
Izinkanlah Ane yang baru pertama kali "Nulis" ini untuk berbagi cerita dengan sesama penghuni SFTH
Dan mungkin ini adalah suatu perwujudan rasa terima kasih Ane buat para suhu yang sudah berbagi kisah-kisahnya di SFTH ini
Ane berasa terinspirasi untuk berbagi kisah hidup Ane sendiri disini

And Last, langsung ke cerita aja deh yaa emoticon-Malu (S)





Quote:



Nama gue Dian Pratama (bukan nama sebenarnya) cowo tulen emoticon-Blue Guy Peace
Dan kisah ini dimulai saat masa terong-terongan (tepatnya SD) sampe sekarang gue udh jadi pria. Just pria, bukan pria hidung belang emoticon-Hammer (S)
Gue anak pertama dari 3 bersaudara dan gue lahir dari keluarga sederhana. Gue lahir dan besar di sebuah kota kecil di daerah Jawa Barat, meskipun orang tua gue aslinya bukan dari kota ini emoticon-Big Grin
sekian perkenalan singkat gue



Spoiler for Index:


Spoiler for Faq:
Diubah oleh diansajah 02-12-2015 02:11
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
5.2K
42
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
diansajahAvatar border
TS
diansajah
#21
Part 2
Malam itu gue berkenalan dengan Haikal. Kesan pertama yang gue liat dari dia adalah seorang anak yang pendiem, sholeh. Dia bersekolah di SMP 2. Wah kebetulan nih gue masih bingung mau masuk SMP mana. Gw bisa nanya-nanya ke Ade dan Ikal buat perbandingan 2 SMP favorit itu. Ngga lama setelah berkenalan, adzan magrib berkumandang. Kami pun sholat berjamaah dan langsung mengaji setelahnya.
Keesokan harinya, di sekolah gue dipanggil wali kelas gue. Gue dipanggil bersama 9 anak kelas lainnya. 4 orang dari kelas A, kelas gue. 5 orang dari kelas B. Bu Ida mengumumkan kalo minggu depan akan diadakan olimpiade matematika. Ini adalah pertama kalinya diadakan olimpade matematika untuk tingkat SD dan SMP di kota gue.
Gue yang emang berotak lumayan ini disuruh Bu Ida untuk mewakili sekolah untuk mengikuti olimpiade matematik tersebut beserta 9 anak lainnya. Bu Ida menyerahkan fotocopyan soal-soal dan jawabannya untuk gue pelajari. Sebenernya agak males juga gue ikut-ikut lomba ginian. Nambah-nambah kerjaan doang pikir gue. Tapi gue gabisa nolak juga sih, yang minta Bu Ida soalnya. Gue harap sih bisa dapat nilai plus nantinya di raport gue.
Gue pulang sekolah langsung naruh tas gue diatas kasur, segera gue ganti baju. Jadwal gue siang ini adalah maen game di rumah si Farhan sambil nunggu waktu buat ngaji nanti ashar. Baru aja gue mau keluar pintu Ibu udah menghadang gue depan pintu.
Quote:


Sebelum magrib gue udah sampe di rumah. Babeh, Ibu dan kedua adek gue lagi makan. Ya inilah kebiasaan keluarga gue. Karena babeh pulang kerjanya sebelum magrib sekitar jam 5an, kita selalu nunggu babeh buat makan sore. Ibu langsung menyiapkan piring buat gue.
Quote:


Secepat kilat gue mandi dan segera ke ruang makan. Gue kelaperan. Tadi di rumah Farhan cuma makan mie instan dan gue ga jajan di pengajian. Dengan lahap gue makan ikan goreng dan sambal cabe rawit kesukaan gue. Sederhana tapi justru inilah yang membuat gue selalu kangen rumah. Ibu adalah orang yang paling jago masak yang gue kenal. Beliau masak apa aja pasti enak. Ga butuh waktu lama untuk menghabiskan sepiring makanan disaat gue lagi laper gini. Selesai makan gue langsung ambil peci dan sarung gue untuk langsung pergi ke mesjid.
Petang ini cuaca nya cukup cerah. Gue berlari-lari kecil menuju Mesjid ditemani matahari yang semakin terbenam dan memancarkan sinar oranye nya. Ah lukisan-Nya memang tiada yang bisa menandingi.

3 hari telah berlalu. Dan ini hari ke empat gue kenal dengan Ikal. Kesan pertama gue berubah drastis 180⁰ setelah gue kenal Ikal lebih deket. Ikal adalah anak yang slengean, sedikit bandel dan banyak jailnya. Sering dia ngajak gue buat ngisengin temen-temen pengajian yang umrunya di bawah kita. Hal yang paling jail adalah ketika kita berburu cicak menggunakan karet gelang. Saat ada cicak yang jatuh ke lantai, giliran gue yang ambil tuh cicak buat di masukin ke dalam baju bocah-bocah. Ikal memang aneh, dia yang jatuhin cicak tapi dia sendiri ga berani buat nyentuh tuh cicak. Geli dia bilang emoticon-Ngakak (S). Itulah salah satu keisengan gue bersama Ikal dan Agung. Pengajian gue serasa lebih mengasikan dan oleh sebab itulah mungkin kenangannya masih gue inget sampe sekarang.
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.