- Beranda
- Stories from the Heart
Aku Masih Setia di Yogya
...
TS
cRot.Ex
Aku Masih Setia di Yogya
Selamat Malam, Selamat Pagi, Selamat Siang, Selamat Petang... Hehehe.. 
Setelah sekian lama, akhirnya tangan ini berani untuk membuat thread baru..ah, ternyata di SFTH inilah aku berani membuat thread..Yoi gan, ini thread pertama ku sejak join disini.
Sudah berapa lama perang bathin, dan akhirnya "menceritakan" kembali kisahku yang keluar sebagai pemenang.
Sempat agak sedikit sungkan sih untuk menceritakan sedikit kisahku ini, karena aku baca2 thread lain, TSnya seperti sangat hebat dalam penyampaian ceritanya.
Sebenarnya sih rencana awal nulis buat ndongkrak jumlah postku aja, kasian ID ku postnya baru seiprit...heheheh
Semoga storyku gk ada yang sama dengan story2 lainnya, ah kyknya gk bakalan deh soalnya story ku kalo dibandingkan dengan story lainnya belum ada apa2nya.
Kalo masalah true story ato gaknya, bisa dibilang sih true story. Mungkin adalah sedikit dramatisir biar greget (kata TS lainnya diforum ini..hehehhe).
Eh koq jadi banyak bacot gini yak?? Maaf maaf.
Bismillah...Inilah kisahku. Selamat membaca.

Setelah sekian lama, akhirnya tangan ini berani untuk membuat thread baru..ah, ternyata di SFTH inilah aku berani membuat thread..Yoi gan, ini thread pertama ku sejak join disini.
Sudah berapa lama perang bathin, dan akhirnya "menceritakan" kembali kisahku yang keluar sebagai pemenang.
Sempat agak sedikit sungkan sih untuk menceritakan sedikit kisahku ini, karena aku baca2 thread lain, TSnya seperti sangat hebat dalam penyampaian ceritanya.
Sebenarnya sih rencana awal nulis buat ndongkrak jumlah postku aja, kasian ID ku postnya baru seiprit...heheheh
Semoga storyku gk ada yang sama dengan story2 lainnya, ah kyknya gk bakalan deh soalnya story ku kalo dibandingkan dengan story lainnya belum ada apa2nya.
Kalo masalah true story ato gaknya, bisa dibilang sih true story. Mungkin adalah sedikit dramatisir biar greget (kata TS lainnya diforum ini..hehehhe).
Eh koq jadi banyak bacot gini yak?? Maaf maaf.
Bismillah...Inilah kisahku. Selamat membaca.

Spoiler for Index:
Spoiler for PDF Version:
Spoiler for FAQ:
Diubah oleh cRot.Ex 16-01-2016 14:25
boby008 dan 5 lainnya memberi reputasi
2
478.3K
2.6K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
cRot.Ex
#523
47. Aku Harus..
Ari Lasso ~ Yang Terbaik
Di dalam kehidupan ini
Kita pasti mempunyai Impian
Tetapi tak selalu terjadi
Terkadang saat aku merasa
Impian itu diambang nyata
Sang waktu membuatku terjaga
Dan disaat engkau pergi
Ku rasa hatiku remuk redam
Namun kucoba tuk bersyukur
Bahwa itu yang terbaik tuk kita
Oh Tuhan ternyata hidup ini
Adalah perjalanan panjang
Yang harus kita jalani
Dan disaat engkau pergi
Ku rasa hatiku remuk redam
Namun kucoba tuk bersyukur
Bahwa itu yang terbaik tuk kita
Yang pasti ada hikmah tersembunyi
Dibalik semua ini
Yang bisa membuatku lebih bijak
Dalam meniti hidup ini
Entahlah aku juga jadi cengeng ketika menyudahi lagu itu..lumayan kena dihati sang buaya dengan kata2 indah didalam lirik lagu yang dinyanyikan ari lasso itu.
Aku memegang tangan yani dan mengajaknya kedalam kamar, aku sudah siap untuk mengajaknya membicarakan tentang kami.
Ketika didalam kamar yang sudah kututup pintunya itu, aku mengambil duduk di depan yani disudut kasur.
"Tolong jangan menangis nanti, jika kamu menangis aku gak akan melanjutkan kata2ku nantinya" aku berpesan saat memegang kedua pipinya..lumayan lama dia mengiyakannya, matanya sudah mulai akan mengalir banjir yang lumayan deras, aku menghapus air matanya, dan mengecup keningnya untuk terakhir kali.
"Tolong jelasin kenapa kamu bisa dekat dengan awan" aku memegang tangannya. Dia berusaha keras menahan air matanya..dia menggeleng..
"Ingat, tadi kamu sudah menyanggupinya" aku berusaha menguatkannya untuk bercerita..aku tau ini akan sama sakitnya dari malam kelam yang dia ceritakan dulu. Aku ingin mendengar alasannya.
Setelah dia memejamkan matanya, dia mulai berbicara pelan dengan badan bergetar..aku mengelus pipi kirinya dengan tanganku
Dia menghentikan ceritanya, dia melihatku dan menggelengkan kepalanya. Dia terlihat enggan melanjutkan.
"Udah gpp, aku pengen dengar koq"aku berusaha tersenyum
"Trus aku tidak perduli denganmu waktu itu??"aku menatapnya skeptic
Kembali dia memejamkan mata dan mengangkat kepalanya, dia berusaha sangat keras menahan buliran itu..
"Kenapa kamu gak pernah cerita tentang itu ke aku Ni?? Kamu tau sikapku gimana? Pernah aku bertanya tentang hal2 private mu??"dia memotong omonganku
Aku sangat terkejut dengan perkataannya, apakah aku senista itu, aku hanya menginginkan tubuhnya??
"Kamu tau kenapa aku tak pernah bertanya tentang hal privatemu?? Hah "diri ini sudah sedikit tersulut emosi akan penjelasannya barusan.
Tidak lagi dia bisa menahan airmatanya...aku menghentikan bicaraku, kuhapus air mata itu...aku diam sejenak menunggu isyarat bahunya atas tangis dalam dadanya..
"Aku tak akan mau bertanya duluan sebelum kamu mau terbuka menceritakannya..mungkin kau melihatku seperti itu karena aku tidak perduli..dan mungkin aku terlalu bodoh dengan sikapku" aku memegang kedua tangannya yang kini telah berada di kedua lututnya. Dia mengangkat wajahnya melihatku.
"Dulu, saat kau menceritakan masa kelam mu..aku membencimu setengah mati..aku bahkan sempat memaki mu..tapi apa Ni, aku terlalu cepat menilaimu...dan itu menyakitkan buatmu bukan??"
"Aku gak mau bertanya jika orang itu gak mau membuka dirinya, aku tak mau menghakimi terlebih dulu"
"Aku gak mau mengulang kesalahan yang sama ketika salah menilaimu malam itu"
Aku menarik nafas panjang...berat yang harus kulakukan..tapi aku tak mau lebih lama menyiksanya..
"Aku tau, aku gak pernah bisa menjadikanmu satu2nya orang yang ada dsini" aku membawa tangannya kedadaku
"Aku sudah berusaha, selama kita bersama..bahkan ketika kita tidak terpisahkan oleh seutas benangpun, aku masih memikirkan marisa dan terkadang aku merasa sangat jahat terhadapmu dan marisa"
Dia bersuara pelan dan bergetar..
"Bukan...bukan kamu yang salah"Aku mengangkat wajahnya, aku menggeleng kan kepala.
"Aku yang salah, aku terlalu takut untuk terbuka dengan hatiku sendiri"
"Kamu sudah berpeluh kesah untuk mendapat tempat dihatiku"
"Hatiku terlalu munafik mengakuinya"
"Saat kau memakai kalung dolphin itu, hatiku sudah memberikan tempat sama specialnya dengan marisa"
Yani terlihat meraba lehernya, dia sedikit kaget dan mencari2 di kasur tempat dia tertidur semalam.
"Aku sudah mengambil sang dolphin" jelasku melihat kebingungannya, dia melihatku dengan mata berawan lagi.
"Maaf aku menyiksamu dengan semua yang telah kita lakukan"
"Aku tau, Awan sangat mencintaimu, dia masih sama seperti apa yang kau ceritakan tadi, aku melihatnya tadi ketika dia sangat khawatir melihatmu tertidur tadi pagi"
"Mungkin di diri Awan, kamu bisa menjadi satu2nya orang yang bersinar disana"
"Tidak seperti denganku yang belum mampu menerimamu seutuhnya"
Lagi2 matanya sudah tidak mampu menahan luapan air mata itu..aku sangat tidak tahan melihatnya..Aku memeluknya kini, pelukan terhangat yang bisa aku berikan, bahkan belum pernah dia dapatkan dari dulu saat bersamaku.
"Maaf Ni, aku bisa melupakan semua yang telah terjadi..tapi aku tak akan pernah bisa memaafkannya"aku menahannya dipelukanku, dia terlihat akan melepaskan pelukanku. Kini diriku yang memeluk erat seperti dia biasa memelukku.
"Pergilah Ni, ada Awan disana yang menunggumu, Maafkan semua yang pernah aku lakukan terhadapmu"
"Maaf jika kita harus seperti ini...mungkin ini yang terbaik untuk kita"
Dan itulah kata2 terakhir dari mulutku untuk yani, yani membalas pelukanku, tidak seperti biasanya, pelukannya tidak bertenaga..Aku tau dia bersedih..tapi aku harus melakukannya..
Di dalam kehidupan ini
Kita pasti mempunyai Impian
Tetapi tak selalu terjadi
Terkadang saat aku merasa
Impian itu diambang nyata
Sang waktu membuatku terjaga
Dan disaat engkau pergi
Ku rasa hatiku remuk redam
Namun kucoba tuk bersyukur
Bahwa itu yang terbaik tuk kita
Oh Tuhan ternyata hidup ini
Adalah perjalanan panjang
Yang harus kita jalani
Dan disaat engkau pergi
Ku rasa hatiku remuk redam
Namun kucoba tuk bersyukur
Bahwa itu yang terbaik tuk kita
Yang pasti ada hikmah tersembunyi
Dibalik semua ini
Yang bisa membuatku lebih bijak
Dalam meniti hidup ini
Entahlah aku juga jadi cengeng ketika menyudahi lagu itu..lumayan kena dihati sang buaya dengan kata2 indah didalam lirik lagu yang dinyanyikan ari lasso itu.
Aku memegang tangan yani dan mengajaknya kedalam kamar, aku sudah siap untuk mengajaknya membicarakan tentang kami.
Ketika didalam kamar yang sudah kututup pintunya itu, aku mengambil duduk di depan yani disudut kasur.
"Tolong jangan menangis nanti, jika kamu menangis aku gak akan melanjutkan kata2ku nantinya" aku berpesan saat memegang kedua pipinya..lumayan lama dia mengiyakannya, matanya sudah mulai akan mengalir banjir yang lumayan deras, aku menghapus air matanya, dan mengecup keningnya untuk terakhir kali.
"Tolong jelasin kenapa kamu bisa dekat dengan awan" aku memegang tangannya. Dia berusaha keras menahan air matanya..dia menggeleng..
"Ingat, tadi kamu sudah menyanggupinya" aku berusaha menguatkannya untuk bercerita..aku tau ini akan sama sakitnya dari malam kelam yang dia ceritakan dulu. Aku ingin mendengar alasannya.
Setelah dia memejamkan matanya, dia mulai berbicara pelan dengan badan bergetar..aku mengelus pipi kirinya dengan tanganku
Quote:
Dia menghentikan ceritanya, dia melihatku dan menggelengkan kepalanya. Dia terlihat enggan melanjutkan.
"Udah gpp, aku pengen dengar koq"aku berusaha tersenyum
Quote:
"Trus aku tidak perduli denganmu waktu itu??"aku menatapnya skeptic
Quote:
Kembali dia memejamkan mata dan mengangkat kepalanya, dia berusaha sangat keras menahan buliran itu..
"Kenapa kamu gak pernah cerita tentang itu ke aku Ni?? Kamu tau sikapku gimana? Pernah aku bertanya tentang hal2 private mu??"dia memotong omonganku
Quote:
Aku sangat terkejut dengan perkataannya, apakah aku senista itu, aku hanya menginginkan tubuhnya??
"Kamu tau kenapa aku tak pernah bertanya tentang hal privatemu?? Hah "diri ini sudah sedikit tersulut emosi akan penjelasannya barusan.
Tidak lagi dia bisa menahan airmatanya...aku menghentikan bicaraku, kuhapus air mata itu...aku diam sejenak menunggu isyarat bahunya atas tangis dalam dadanya..
"Aku tak akan mau bertanya duluan sebelum kamu mau terbuka menceritakannya..mungkin kau melihatku seperti itu karena aku tidak perduli..dan mungkin aku terlalu bodoh dengan sikapku" aku memegang kedua tangannya yang kini telah berada di kedua lututnya. Dia mengangkat wajahnya melihatku.
"Dulu, saat kau menceritakan masa kelam mu..aku membencimu setengah mati..aku bahkan sempat memaki mu..tapi apa Ni, aku terlalu cepat menilaimu...dan itu menyakitkan buatmu bukan??"
"Aku gak mau bertanya jika orang itu gak mau membuka dirinya, aku tak mau menghakimi terlebih dulu"
"Aku gak mau mengulang kesalahan yang sama ketika salah menilaimu malam itu"
Aku menarik nafas panjang...berat yang harus kulakukan..tapi aku tak mau lebih lama menyiksanya..
"Aku tau, aku gak pernah bisa menjadikanmu satu2nya orang yang ada dsini" aku membawa tangannya kedadaku
"Aku sudah berusaha, selama kita bersama..bahkan ketika kita tidak terpisahkan oleh seutas benangpun, aku masih memikirkan marisa dan terkadang aku merasa sangat jahat terhadapmu dan marisa"
Dia bersuara pelan dan bergetar..
Quote:
"Bukan...bukan kamu yang salah"Aku mengangkat wajahnya, aku menggeleng kan kepala.
"Aku yang salah, aku terlalu takut untuk terbuka dengan hatiku sendiri"
"Kamu sudah berpeluh kesah untuk mendapat tempat dihatiku"
"Hatiku terlalu munafik mengakuinya"
"Saat kau memakai kalung dolphin itu, hatiku sudah memberikan tempat sama specialnya dengan marisa"
Yani terlihat meraba lehernya, dia sedikit kaget dan mencari2 di kasur tempat dia tertidur semalam.
"Aku sudah mengambil sang dolphin" jelasku melihat kebingungannya, dia melihatku dengan mata berawan lagi.
"Maaf aku menyiksamu dengan semua yang telah kita lakukan"
Quote:
"Aku tau, Awan sangat mencintaimu, dia masih sama seperti apa yang kau ceritakan tadi, aku melihatnya tadi ketika dia sangat khawatir melihatmu tertidur tadi pagi"
"Mungkin di diri Awan, kamu bisa menjadi satu2nya orang yang bersinar disana"
"Tidak seperti denganku yang belum mampu menerimamu seutuhnya"
Quote:
Lagi2 matanya sudah tidak mampu menahan luapan air mata itu..aku sangat tidak tahan melihatnya..Aku memeluknya kini, pelukan terhangat yang bisa aku berikan, bahkan belum pernah dia dapatkan dari dulu saat bersamaku.
"Maaf Ni, aku bisa melupakan semua yang telah terjadi..tapi aku tak akan pernah bisa memaafkannya"aku menahannya dipelukanku, dia terlihat akan melepaskan pelukanku. Kini diriku yang memeluk erat seperti dia biasa memelukku.
"Pergilah Ni, ada Awan disana yang menunggumu, Maafkan semua yang pernah aku lakukan terhadapmu"
"Maaf jika kita harus seperti ini...mungkin ini yang terbaik untuk kita"
Dan itulah kata2 terakhir dari mulutku untuk yani, yani membalas pelukanku, tidak seperti biasanya, pelukannya tidak bertenaga..Aku tau dia bersedih..tapi aku harus melakukannya..
Diubah oleh cRot.Ex 27-10-2015 22:21
0