Kaskus

Story

cRot.ExAvatar border
TS
cRot.Ex
Aku Masih Setia di Yogya
Selamat Malam, Selamat Pagi, Selamat Siang, Selamat Petang... Hehehe.. Aku Masih Setia di Yogya

Setelah sekian lama, akhirnya tangan ini berani untuk membuat thread baru..ah, ternyata di SFTH inilah aku berani membuat thread..Yoi gan, ini thread pertama ku sejak join disini.

Sudah berapa lama perang bathin, dan akhirnya "menceritakan" kembali kisahku yang keluar sebagai pemenang.
Sempat agak sedikit sungkan sih untuk menceritakan sedikit kisahku ini, karena aku baca2 thread lain, TSnya seperti sangat hebat dalam penyampaian ceritanya.

Sebenarnya sih rencana awal nulis buat ndongkrak jumlah postku aja, kasian ID ku postnya baru seiprit...heheheh

Semoga storyku gk ada yang sama dengan story2 lainnya, ah kyknya gk bakalan deh soalnya story ku kalo dibandingkan dengan story lainnya belum ada apa2nya.

Kalo masalah true story ato gaknya, bisa dibilang sih true story. Mungkin adalah sedikit dramatisir biar greget (kata TS lainnya diforum ini..hehehhe).

Eh koq jadi banyak bacot gini yak?? Maaf maaf.

Bismillah...Inilah kisahku. Selamat membaca. Aku Masih Setia di Yogya

Spoiler for Index:


Spoiler for PDF Version:


Spoiler for FAQ:
Diubah oleh cRot.Ex 16-01-2016 14:25
anasabilaAvatar border
imamarbaiAvatar border
boby008Avatar border
boby008 dan 5 lainnya memberi reputasi
2
478.3K
2.6K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread1Anggota
Tampilkan semua post
cRot.ExAvatar border
TS
cRot.Ex
#510
45. Akankah Terulang
Aku kembali merapikan beberapa buku dan novel yang berserakan di meja belajarku akibat dibongkar2 lagi sama mimin.

"Ri, bisa ngomong gak bentar"

Aku melihat kepintu asal suara itu datang, wajahnya berurai air mata..Aku hanya tersenyum lebih kecut sekarang...

Quote:


Aku seakan sangat sakit untuk menyelesaikan kata2ku..aku berusaha tidak terlalu meikirkannya dengan menyibukkan diriku dengan beberapa novel yang berserakan. Bahkan aku berkali2 mengatur ulang letak novel dan buku itu.

Quote:


Tangannya kini sudah melingkar di tubuhku, aku tidak mendengar langkahnya mendekat. Dia menangis pelan dipunggungku.

Jangan seperti ini Eri, kamu sudah terlalu sakit..sudahi semuanya.. Aku berusaha melepaskan tangannya, bahkan aku sangat kasar menarik jari2nya. Dia tidak memperdulikannya, dia semakin menjadi, tangisannya kini pilu terdengar.

Quote:


Dia tidak bergeming, semakin keras pelukannya, pelukan khas seorang yani.

Quote:


Akupun merasa kepala sedikit berkunang dan sangat lemas karena kurangnya pasokan udara didalam tubuhku. Mengetahui gelagatku itu, yani melonggarkan pelukannya. Akupun hanya terduduk di kursi meja belajarku, dengan yani tetap memelukku dari belakang.

Aku mengatur nafas, aku merasakan punggungku yang sudah basah dari tadi entah oleh keringatku atau air mata yani. Aku tidak mau berlarut seperti ini.

Quote:


Dia menggeleng di dekat leherku, kembali dia menangis. Entah apa yang begitu menyayat hati jahatnya yang telah tega menduakanku. Tuhan aku harus bagaimana...

"Kak, aku pulang dulu ya..maaf ganggu"aku melihat mimin sedikit menangis ketika menoleh kearahnya. Tidak lama dia sudah hilang dari depan pintu.

Yani yang juga menoleh kearah mimin berada tadi, sekarang melepas pelukannya. Dia mengusap air matanya. Ekspresinya berubah seketika. Terlihat sedikit emosi sekarang.

Quote:


Hahaha..kau mencari pembenaran atas tindakanmu semalam?? Sekarang kau menjadikan aku sosok penjahatnya??

Quote:


Tidak ada lagi kesombongan yani yang terlihat beberapa waktu lalu..dia kembali menunduk bersalah..

Quote:


Dia seakan sangat takut untuk melihat mukaku, dia hanya menggeleng pelan..

Quote:

Tak kuasa lagi bibir ini mengucapkan kata, getaran hebat itu mulai terasa. Kenapa aku bisa serapuh ini??? Emosi hati mengambil alih semua kesadaranku..dan bayangan semalam lah yang menutupi segala akal sehatku.

Braaaak...meja belajar itu berteriak nyaring dari hantaman kedua tanganku. Aku berdiri dan menunjuk pintu kamar..

"PERGILAH...kamu membuatku menderita disini...tapi tolong, kembalikan dolphin itu, biarkan aku kini yang menjaganya"

Tiada sanggahan dari mulutnya, dia hanya terus menggeleng pelan..Tangannya kini tidak lepas dari dolphin yang tergantung di ujung kalung dilehernya.

"Maaf yank...maafkan aku"itulah kata2 pelan terakhir dari mulutnya sebelum dia terkulai lemas dilantai. Dia pingsan.

Aku yang masih tersulut emosi seakan tidak memperdulikannya. Rasa sayang yang dulu sangat mendominasiku kini telah memudar hilang bersama kenangan pahit itu.. Aku meninggalkannya di kamar, diri ini terduduk lemas di teras di atas kursi bambu.

Arif yang saat itu selesai mandi, berjalan kearah kamarnya, dia sempat melihat kearahku. Dia yang sudah memakai singlet biru dan celana basket siang itu menghampiriku yang masih duduk penuh emosi.

Dia tidak betingkah seperti sebelumnya, dia menuju kamar dan sedikit teriak memanggilku.

"Ri...bantuin sini cepat..." teriaknya dari kamarku.

Aku tau apa yang dilihatnya, aku tidak memperdulikan. Aku terlalu sakit dengan hatiku sendiri. Terlihat dia berlari mengambil bantal yang sedang aku jemur. Entah apa yang dia lakukan dikamar bersama yani. Aku tidak tau dan tak mau tau.

Sekitar 10menit dia baru menyusulku ke teras. Dia mengambil posisi duduk di samping kananku.

"Kalo ada masalah itu di bicarakan baik2" tangan kirinya menepuk bahuku.
"Jangan terbawa emosi, emosi itu sesat.."

Aku menunduk, kata2 arif mengingatkanku akan kata marisa di novel yang dia kirimkan dulu. Aku melangkah kekamar, meninggalkan arif diteras. Aku tau, dia sangat mengerti dengan apa yang aku rasakan sekarang. Dia tidaklah sebodoh itu..sudah berapa kali dia menceritakan segala tentang hidupnya sejak malam curhatnya.

Aku mendapati tubuh yani sudah tidur dengan beralaskan sarung dari lemari plastikku, kepalanya terlihat urak2an diatas bantal. Aku iba melihatnya yang kini mulai tenang dalam tidur. Sesekali aku memegang kepalanya, membelai lembut rambutnya..Sesekali juga luapan emosi menyerang otakku. Aku menahan sekuat ku, tangan ini berjalan dengan sendirinya melepas kalung bermanik dolphin di lehernya.

"Maaf kau sudah dititipkan pada orang yang salah" pelan suaraku berucap ke dolphin itu ketika berhasil melepasnya dari leher yani.

Menjelang sore..yani belum juga sadar dari pingsannya. Aku kembali mengangkat kasur yang pagi itu aku jemur. Ketika sampai kamar, aku sedikit kebingungan. Ini kasur mau tarok mana?? Itu yani juga pingsannya ditengah2 kamar...hadeh..apa ane taro di atas yani aja ya...emoticon-Ngakak (S)

Aku melipat ujung kasur itu, aku memasangkan seprai yang ada didalam lemari plastik dikamar. Setelah sudah terpasang, aku meletakkan sebagian kasur di lantai samping yani dan sebelahnya masih bengkok terhalang tembok. Udahlah, lupain emosi dulu, kasian yani yang pingsan jika harus tidur dilantai terus.

Aku mengangkat tubuhnya yang terkulai lemas, dia sekarang lebih ringan dari malam tahun baru itu. Ah sudahlah...

Aku menarik2 kasur itu dengan kakiku, setelah semua bagian kasur pas dilantai, akupun meletakkan tubuh yang terkulai lemas itu diatas kasur, kembali aku memasang bantal di kepalanya. Aku membelai lembut rambutnya lagi.

Akupun meninggalkan yani yang masih belum sadar dari pingsanya..aku ke burjo yang tidak terlalu jauh dari kostan. Aku memesan 2 bungkus bubur dan teh hangat. Aku kembali kekostan dengan kresek putih dari burjo. Sesampainya dikamar, badan lemah itu belum juga bergeming.

Aku mengambil tupperware dari yani yang sudah rapi di dalam ember di belakang pintu, aku memindahkan bubur itu. Aku takut yani kenapa2 karena aku tau belum ada sebutir nasipun yang dia makan dari pagi tadi. Aku menghampirinya dengan membawa bubur.

"Ni, bangun yuk, makan dulu..nanti tidur lagi" berbisik bibir ini di dekat kepalanya...harum rambutnya, masih sama shampoo yang dia gunakan, dia masih memakai sunsilk hitam itu..wanginya menjadi berbeda dirambut yani.. Ah..kenapa aku seperti ini...emoticon-Cape d... (S)

Aku menggoyangkan tubuh itu sedikit keras, dia sedikit membuka mata, matanya tetap sesedih tadi ketika aku memarahinya..dia menggenggam tanganku..Ini tangan apa bara api...?? Tangannya sangat panas. Aku menggapai lehernya dengan punggung tanganku..benar, dia demam.. Tak berapa lama, dia kembali memejamkan matanya, entah, terlihat senyum dibibirnya waktu itu.

Hadeh, ini orang ngerepotin aja dah..mana dah nyakitin, skarang tambah lagi dengan sok2an demam...eh emang ada sok2an demam?? gak ada yak...dia benar2 demam..emoticon-Hammer (S)

Sehabis magrib aku masih mengompres dahinya dengan handuk putih kecil yang aku dapat entah dari mana...maling dari kamar arif kyknya tadi..emoticon-Ngakak (S) ...satu jam berlalu, panasnya mulai sedikit reda...kasian ni cewek, pasti dia kelaperan..apa aku harus mengunyah bubur itu dan memamahbiakkan kemulutnya langsung...buaya woy..bener itu mau nyuapin pake mulut ato ada maksud tersembunyi..dasar buaya jablay....wkwkwkwkkw emoticon-Ngakak (S)

2 jam berlalu, dia terlihat membuka mata lagi..dia hanya tersenyum melihatku yang sedang mengompres dahinya..senyumnya masih sama kyk dulu..tetap manis..bibirnya juga sama...enak kyknya dicium...emoticon-Cape d... (S)

"maaf ya yank" itulah kata pertama sejak dia pingsan tadi.

Aku hanya menggeleng pelan, aku tidak menghentikan kompresan didahinya. Dia bergerak mengangkat badannya bersender ke tembok di bagian atas kasur. Akupun langsung mengambil guling dan meletakkan dipunggungnya..dia kini terduduk berkaca2 memandangku..

"Makan dulu ya, ini aku beliin bubur didepan tadi" aku mengarahkan sendok dengan bubur itu kemulutnya ,dia menggeleng pelan.

"Heh kamu itu belum makan apa2 dari pagi..sudah makan dulu" tangan ini sedikit memaksa sendok kemulutnya..diapun mulai memakan bubur itu.

Gak bisa bohong juga, dia kelaperan banget ternyata..itu bubur di tupperware warna ungu ukuran sedang sudah habis, akupun mengambil teh yang sudh dingin itu, pelan2 aku mengarahkan sedotan di mulutnya. 3 tegukan dia mengisyaratkan cukup.

Aku membelakanginya mengambil bubur kacang ijo kedua di bungkusan.

Quote:


Aku hendak memakan bubur itu dengan sendok yang sama dipake yani tadi...maklum gan, itu sendok sisa satu di ember, jadi ya mau gak mau make sendok itu..mau dicuci juga kan lumayan jauh harus ketempat cucian, ntr aku pingsan tengah jalan gimana? wwkwkwkkw...masih jago ternyata buaya jablay ini mengelak..emoticon-Peace

Belum sampai itu sendok dimulut, yani memelukku lagi dari belakang, dan kecewalah diri ini, itu bubur disendok pertama ane tumpah...syetan kalo bukan yani aja udah kena piting ni orang... emoticon-Frown

"Maaf ya yank...aku salah...maaf" lagi2 itu punggungku terasa basah...hadeh, ini kapan makannya coba kalo kyk gini, mana pelukannya itu benar2 ciri khasnya, gk pernah lembut pasti buat ane susah nafas. emoticon-Frown

Quote:


Jadilah ane makan bubur kyk tahanan penjara yang di iket dengan rantai kapal dari belakang. Tidak berapa lama, tuperware ungu itu sudah bocor..entah bocor kenapa...emoticon-Ngakak (S)

Aku menjulurkan tangan mengambil air diceret biru disamping kasur tadi..airnya sih tadi sempat ane pake buat ngompres yani..kan sayang kalo dibuang..mending diminum kan...huek huek...wkwkwkkw..becanda garing gan, biar gak spaning...emoticon-Peace

Masih dengan yani yang memelukku, aku mencoba membalikkan badan, terlihatlah muka itu, muka yang semalam sangat aku rindukan itu sangat dekat dengan wajahku..ah muka kampret ini juga semalam yang membuatku kecewa. Malaslah jika aku harus mengecup lagi bibir bekas si Awan itu...wkwkwkwkwk emoticon-Hammer (S)

Aku memalingkan muka kearah meja belajar..

Quote:


Aku tau, ini berat buat kami..aku mengangkat badan menyender ke tembok. Dan yani kini sudah terlelap dengan posisi kesukaannya dulu, menjadikan dadaku tempat ternyamannya...itu dulu sebelum dia bersandar di dada si Awan...ah kampretlah part ini...emoticon-Cape d... (S)

...

Malam itu yani kembali tidur di kasur ternyamannya, dadaku.

Menjelang pagi, aku kembali seperti malam pagi tahun baru itu, aku mencium kembali rambut dengan aroma sunsilk itu..itu rambut yani yang masih tertidur pulas didadaku.

Aku menggeser badan yani kekasur dan meletakkan bantal dikepalanya ketika ku dengar pintu kamar di ketuk. Aku berjalan membuka pintu itu..kampret, pagi2 gini udah disitu..
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.