- Beranda
- Stories from the Heart
Aku Masih Setia di Yogya
...
TS
cRot.Ex
Aku Masih Setia di Yogya
Selamat Malam, Selamat Pagi, Selamat Siang, Selamat Petang... Hehehe.. 
Setelah sekian lama, akhirnya tangan ini berani untuk membuat thread baru..ah, ternyata di SFTH inilah aku berani membuat thread..Yoi gan, ini thread pertama ku sejak join disini.
Sudah berapa lama perang bathin, dan akhirnya "menceritakan" kembali kisahku yang keluar sebagai pemenang.
Sempat agak sedikit sungkan sih untuk menceritakan sedikit kisahku ini, karena aku baca2 thread lain, TSnya seperti sangat hebat dalam penyampaian ceritanya.
Sebenarnya sih rencana awal nulis buat ndongkrak jumlah postku aja, kasian ID ku postnya baru seiprit...heheheh
Semoga storyku gk ada yang sama dengan story2 lainnya, ah kyknya gk bakalan deh soalnya story ku kalo dibandingkan dengan story lainnya belum ada apa2nya.
Kalo masalah true story ato gaknya, bisa dibilang sih true story. Mungkin adalah sedikit dramatisir biar greget (kata TS lainnya diforum ini..hehehhe).
Eh koq jadi banyak bacot gini yak?? Maaf maaf.
Bismillah...Inilah kisahku. Selamat membaca.

Setelah sekian lama, akhirnya tangan ini berani untuk membuat thread baru..ah, ternyata di SFTH inilah aku berani membuat thread..Yoi gan, ini thread pertama ku sejak join disini.
Sudah berapa lama perang bathin, dan akhirnya "menceritakan" kembali kisahku yang keluar sebagai pemenang.
Sempat agak sedikit sungkan sih untuk menceritakan sedikit kisahku ini, karena aku baca2 thread lain, TSnya seperti sangat hebat dalam penyampaian ceritanya.
Sebenarnya sih rencana awal nulis buat ndongkrak jumlah postku aja, kasian ID ku postnya baru seiprit...heheheh
Semoga storyku gk ada yang sama dengan story2 lainnya, ah kyknya gk bakalan deh soalnya story ku kalo dibandingkan dengan story lainnya belum ada apa2nya.
Kalo masalah true story ato gaknya, bisa dibilang sih true story. Mungkin adalah sedikit dramatisir biar greget (kata TS lainnya diforum ini..hehehhe).
Eh koq jadi banyak bacot gini yak?? Maaf maaf.
Bismillah...Inilah kisahku. Selamat membaca.

Spoiler for Index:
Spoiler for PDF Version:
Spoiler for FAQ:
Diubah oleh cRot.Ex 16-01-2016 14:25
boby008 dan 5 lainnya memberi reputasi
2
478.3K
2.6K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
cRot.Ex
#479
43. Kenyataan Pahit
Dan tidak jauh berbeda dengan ospek kami waktu dulu di kaliurang, sekitar jam 3 sore mereka disuruh berbaris di tengah lapangan yang sudah agak sejuk itu, cahaya matahari sore sudah tertutup oleh gedung kampus dibarat lapangan itu.
Santi juga sudah dari 10menit lalu bergabung dengan barisannya. Kini barisan itu disuruh duduk. Dan mereka terlihat santai dengan acara selanjutnya.
Yoi, itu adalah acara pembacaan surat cinta yang dikasih oleh maba kepada seniornya.
Dan tentulah agan bisa nebak sapa yang paling bnyk dpt surat cinta, yoi, senior yani tercinta. Dan surat kebencian tentunya buat senior sok galak Silfana eh Endang dan senior Awan.
Lucu juga ngeliat tingkah para maba. Ternyata ane dulu pernah kyk gitu juga. Benar2 lucu ngeliatnya.
Sudah jam 5 sore, itu hampir semua maba sudah membaca suratnya. Dan di sudut lapangan itu Awan mangangkat tangan mengisyaratkan memanggil ane. Aku pun bergegas kearahnya. Dia menjelaskan rencana acaranya waktu itu.
Akupun kembali ketempatku memadu kasih dengan Santi tadi...di kursi dari kayu itu, yang selanjutnya ane kasih nama kursi cinta maba...halah...gak jadi..kurang enak..ndak kebongkar kebohongan buaya satu ini...
Ane menyiapkan air 2ember, tidak lupa ane memasukkan itu kembang 7rupa yang ane beli di pasar talok pagi tadi. Sore2 dibawah pohon beringin trus nyium bau kembang 7 rupa merinding juga...asem...
Seperti rencana yang telah di kasih tau Awan tadi, menjelang magrib, para maba disuruh berdiri ditengah lapangan yang lumayan gelap karena lampu2 sekitar sudah dimatikan. Terlihat dr dalam ruangan, Mukhlis membawa lilin, terlihat sangat terang ditengah kegelapan dilapangan itu.
Seperti sudah dikasih tau sebelumnya, para maba mulai menyanyikan lagu "Syukur". Dengan lantangnya Mukhlis melapalkan puisi yang menyayat hati itu. (ane beneran lupa kata2nya, soalnya panjang banget..jadi gak usah ane jelasin isinya ya..hehehe)
Aku yang sudah ditugaskan menyiram sedikit para maba dengan air kembang 7 rupa, mulai berjalan mengikuti Mukhlis mengelilingi barisan maba.
Dia sedikit pelan di antara para maba yang masih menyanyikan lagu Syukur itu. Semakin lama ini bulu kuduk bener2 berdiri. Entah kenapa, tiap mendengar lagu Syukur itu pasti merinding parah badan ini.
Aku bisa merasakan hawa2 yang benar2 menyeramkan ketika aku menyiramkan air kembang 7 rupa itu ke para maba. Sesekali mereka kedengeran sesengukan menangis di sela2 lagu itu.
Asem i...ane merinding mengingatnya..skip yak, mana jam sgini juga...ndak malah kebawa mimpi yang gk enak2...cemen betul buaya satu ini..
Sampailah aku dan mukhlis di ujung barisan, dan agan tau siapa di ujung barisan itu? Dia adalah maba manis tadi siang..Kebetulan apa cuman rekaan TS nih?
Kebetulan gan, ane gak me-reka2 biar bisa ngembat itu maba...suwer deh..hahay..para buaya yang membaca terlihat sinis...ampuni aku yang lugu ini...
Karena itu adalah maba terakhir yang akan ane siram, dan juga ini air di ember masih sisa separuh, jadilah ane melepas gayung dan langsung menyiram sang maba manis itu dengan sisa air kembang 7 rupa di ember..nyahok koe Santi..masuk angin masuk angin dah...kalo kedinginan, cini peyuk2 ama kakak seniormu yang baik hati ini...hahay...
Setelah itu barisan semua sudah kena siram air kembang 7rupa, barulah itu lampu2 di sekitar lapangan dinyalakan, terlihatlah si Santi basah kuyup..
Ane cuman senyum2 mesum melihat seragam putih hitamnya yang basah kuyup..terlihatlah Santi yang mengigil...suwer gan gak ada keliatan yang lain..cuman doi yang kedinginan...wkwkkwkwkw...buaya mah mikirnya beda aja...insaf woy ingat umur..
Setelah acara itu selesai, terlihat beberapa rekan Senior membawa gitar maju ke depan barisan yang kini sudah disuruh duduk itu. Dan mulailah mereka menebar pesona.
Hahay dasar para senior buaya, keliatan banget mau menggaet para maba yang polos itu..wahai maba, janganlah kalian jatuh ke dalam buaian rayuan para senior buaya itu...bahaya...waspadalah waspadalah...ini ngomong apaan sih sebenarnya..
Aku dari tadi sempat mencari2 yani dimana, diri ini sedikit kangen sebenarnya. Jujur, sudah hampir 2 bulan ane gak pernah ngeliat doi. Dulu yang tiap harinya bersama, kini melihatnya aja gak pernah sedikit menyakitkan hati ketika tadi aku sekilas melihatnya.
Aku juga tidak mau dia malu dengan sesama rekan seniornya dan maba ketika aku harus mengumbar kemesraan dengan yani karena aku kangen.
Makanya dari tadi aku bersikap senormal mungkin ketika melihat yani. Diri ini pengen banget sebenarnya bermanja2...tapi apa daya..aku masih lugu, aku kan malu kalo diliat2 orang...bhuahahahha
"Kak, boleh pinjam almamaternya gak"
Aku melepas jaket almamater biru itu, aku menyerahkan ke asal suara itu dibelakangku. Mata ini masih menyari2 keberadaan yani dimana.
"Makasih yah kak, tadi aku disiramnya banyak banget gk kyk yang lain"
Aku membalik badan dan melihat kearah belakang, terlihatlah Santi yang sudah memakai jaket almamaterku itu.
Aku kembali melihat2 dan mencari keberadaan yani. Tidak lama, itu ada suara Endang memanggilku ke depan para maba.
"Ri, kesini bentar.."suara endang didepan para maba sambil memegang gitar.
Ini ngapain juga si emak2 satu itu. Akupun dengan malu2 monyet maju kedepan para maba itu. Sebelum kesana aku pamit dengan santi disitu.
Jeng jeng jeng..seperti pengamen jalanan khas malioboro itu, aku mengambil gitar yang diserahkan endang. Mulailah pesona diri ini keluar ketika memegang gitar..itu para maba yang cewek teriak2 gak jelas kearahku.
Maba cewek : kak itu resleting celananya kebuka...
Bah, mau keren gak jadi...malulah diri ini...wkwkwkkw...gak gak, itu cuma rekaan sang TS buaya...
"Nyanyi nyanyi nyanyi"suara para maba malam itu.
Iyalah, Eri yang penuh dengan pesona pengamen jalanan ketika memegang gitar, sapa yang bisa nolak...wkwkkww..buaya woy, besar betul itu kepala...
Ane sedikit bingung..lagu apa yang bakal ane nyanyiin..ah semoga dengan lagu itu ane nemuin yang ane cari2 dari tadi..
Mulailah diri ini memainkan melodi awal SO7 ~ Berhenti Berharap, suara sih gak terlalu cempreng, gak terlalu fals juga, ya lumayanlah buat telinga maba yang haus belaian..
Lumayan bisa menghibur ketika ane nyanyi, para maba bisalah sing along dengan lagu yang ane bawakan malam itu. Tapi mata ane masih mencari orang yang dulu pernah minta ajarin kunci2 lagu tersebut, Yani dimanakah dirimu..kamu menghilang kemana??
Setelah mengakhiri lagu itu, aku pun membungkukan badan kepara maba itu, terlihat mereka tepuk tangan. Rasa sedikit kecewa merayap dihati, tiada kutemui yang aku cari. Akupun kembali ketempatku sebelumnya.
Dan disitu sudah menunggu Santi yang tersenyum sambil tepuk tangan melihatku.
Santi agak memutar matanya mencerna candaan garingku barusan, setelah itu dia baru tertawa kecil...lemot juga ni cewek manis satu.
Deg...bodohnya diri ini, tidak melihat segala kemungkinan dari tingkah laku mereka tadi siang saat aku datang dan mendapati mereka berduaan dibawah pohon beringin kecil itu. Piye perasaanmu mblo..penak to..yo penak...hahahaha (ini ketawa pedih loh)
Sedikit takut dengan kenyataan yang akan terpampang depan mata, sedikit emosi oke ralat bukan sedikit, diri ini sangat emosi jika harus melihat yani dengan Awan. Tidak berapa lama aku telah berdiri tidak bergerak di depan lorong, aku melihat mereka berdua sedang berciuman. Emosi akan kenyataan didepan mataku seakan mengambil alih seluruh kuasa tubuh, aku hanya bergetar hebat. Jangankan untuk mengepalkan tinju, untuk melangkah saja aku tak mampu..hanya luapan perasaan sedih yang kini sudah menyerang urat syarafku.
Aku menangis..itu adalah perasaan yang sangat sakit ketiga yang pernah aku rasakan, pertama ketika yani menceritakan kisah kelamnya, kedua ketika arif menceritakan kisahnya, dan yang ketiga ini lagi2 karena yani. Aku terduduk ditembok itu, terasa tangan sinta memegang bahu kiriku.
"Kak, kak, kakak kenapa" suara teriakan itu sedikit memudar ditelingaku. Tidak..aku tidak mau hilang lagi seperti saat mendengar kisah kelam itu. Aku berusaha mengumpulkan segala kekuatan yang tersisa. Sedikit mengerjapkan mata, aku kembali merasa seseorang menamparku, lagi2 tamparan 5jari mendarat dengan tepatnya di pipi kiriku.
Yani benar2 pro dalam hal itu, dia sangat mengerti dimana otot muka didaerah pipi yang dapat menyadarkanku. Dia duduk bersimpuh didepanku, Awan hanya berdiri dengan ekspresi tidak enak memandangku yang mulai berusaha bangkit dari dudukku.
Aku tidak lagi menghiraukan yani yang menangis didepanku, entah apa yang dia ucapakan, aku hanya melihat mulut Awan seperti mengucap sesuatu, entah...aku tidak paham dengan isyarat mulut orang berbicara, aku tidak mendengar kata yang mereka ucapkan. Aku hanya ingin itu semua cepat selesai, aku mendorong tubuh yani yang mencoba memegangku, tidak lepas juga tubuh Awan kini yang aku dorong, ketika dia mencoba mendekat.
Aku melangkah gontai kearah kostan. Suara teriakan memanggil ku dari belakang tidak aku hiraukan lagi. Aku tetap melangkah, jika langkah ini aku hentikan tidak tahu kapan aku akan sanggup berdiri lagi.
Aku masuk kedalam kamar mandi dilantai atas kostan, tangan ini dengan sendirinya mengambil gayung dan mengguyur kepalaku yang sangat panas. Aku teriak sangat keras disitu. Setelah beberapa teriakan diri ini sedikit lega dan terduduk didalam kamar mandi.
"Kak kak, kakak gak apa2"suara itu terdengar mulai sedikit nyaring. Masih sedikit bergetar badan ini ketika membukanya, terlihat Santi sedikit khawatir melihatku yang basah kuyup waktu itu.
Aku mengambil handuk di tempat jemuran, itu handukku yang tadi siang kujemur sebelum kekampus terkutuk itu.
Aku meninggalkan Santi yang kebingungan didepan tempat jemuran. Aku berlalu kedalam kamar, entahlah, aku sudah tidak tahu harus ngapain lagi...aku hanya mematung disudut kasur..
------------------------------------------------
Nah, lumayan lega, partnya sudah sampai sini...ini part yang paling buat ane gedek saat draft keformat..
Gitu dulu deh...makasih dah membaca..
Good night everyone..cya tomorrow..
![kaskus-image]()
Santi juga sudah dari 10menit lalu bergabung dengan barisannya. Kini barisan itu disuruh duduk. Dan mereka terlihat santai dengan acara selanjutnya.
Yoi, itu adalah acara pembacaan surat cinta yang dikasih oleh maba kepada seniornya.
Dan tentulah agan bisa nebak sapa yang paling bnyk dpt surat cinta, yoi, senior yani tercinta. Dan surat kebencian tentunya buat senior sok galak Silfana eh Endang dan senior Awan.
Lucu juga ngeliat tingkah para maba. Ternyata ane dulu pernah kyk gitu juga. Benar2 lucu ngeliatnya.
Sudah jam 5 sore, itu hampir semua maba sudah membaca suratnya. Dan di sudut lapangan itu Awan mangangkat tangan mengisyaratkan memanggil ane. Aku pun bergegas kearahnya. Dia menjelaskan rencana acaranya waktu itu.
Quote:
Akupun kembali ketempatku memadu kasih dengan Santi tadi...di kursi dari kayu itu, yang selanjutnya ane kasih nama kursi cinta maba...halah...gak jadi..kurang enak..ndak kebongkar kebohongan buaya satu ini...

Ane menyiapkan air 2ember, tidak lupa ane memasukkan itu kembang 7rupa yang ane beli di pasar talok pagi tadi. Sore2 dibawah pohon beringin trus nyium bau kembang 7 rupa merinding juga...asem...
Seperti rencana yang telah di kasih tau Awan tadi, menjelang magrib, para maba disuruh berdiri ditengah lapangan yang lumayan gelap karena lampu2 sekitar sudah dimatikan. Terlihat dr dalam ruangan, Mukhlis membawa lilin, terlihat sangat terang ditengah kegelapan dilapangan itu.
Seperti sudah dikasih tau sebelumnya, para maba mulai menyanyikan lagu "Syukur". Dengan lantangnya Mukhlis melapalkan puisi yang menyayat hati itu. (ane beneran lupa kata2nya, soalnya panjang banget..jadi gak usah ane jelasin isinya ya..hehehe)
Aku yang sudah ditugaskan menyiram sedikit para maba dengan air kembang 7 rupa, mulai berjalan mengikuti Mukhlis mengelilingi barisan maba.
Dia sedikit pelan di antara para maba yang masih menyanyikan lagu Syukur itu. Semakin lama ini bulu kuduk bener2 berdiri. Entah kenapa, tiap mendengar lagu Syukur itu pasti merinding parah badan ini.
Aku bisa merasakan hawa2 yang benar2 menyeramkan ketika aku menyiramkan air kembang 7 rupa itu ke para maba. Sesekali mereka kedengeran sesengukan menangis di sela2 lagu itu.
Asem i...ane merinding mengingatnya..skip yak, mana jam sgini juga...ndak malah kebawa mimpi yang gk enak2...cemen betul buaya satu ini..
Sampailah aku dan mukhlis di ujung barisan, dan agan tau siapa di ujung barisan itu? Dia adalah maba manis tadi siang..Kebetulan apa cuman rekaan TS nih?
Kebetulan gan, ane gak me-reka2 biar bisa ngembat itu maba...suwer deh..hahay..para buaya yang membaca terlihat sinis...ampuni aku yang lugu ini...
Karena itu adalah maba terakhir yang akan ane siram, dan juga ini air di ember masih sisa separuh, jadilah ane melepas gayung dan langsung menyiram sang maba manis itu dengan sisa air kembang 7 rupa di ember..nyahok koe Santi..masuk angin masuk angin dah...kalo kedinginan, cini peyuk2 ama kakak seniormu yang baik hati ini...hahay...
Setelah itu barisan semua sudah kena siram air kembang 7rupa, barulah itu lampu2 di sekitar lapangan dinyalakan, terlihatlah si Santi basah kuyup..
Ane cuman senyum2 mesum melihat seragam putih hitamnya yang basah kuyup..terlihatlah Santi yang mengigil...suwer gan gak ada keliatan yang lain..cuman doi yang kedinginan...wkwkkwkwkw...buaya mah mikirnya beda aja...insaf woy ingat umur..
Setelah acara itu selesai, terlihat beberapa rekan Senior membawa gitar maju ke depan barisan yang kini sudah disuruh duduk itu. Dan mulailah mereka menebar pesona.
Hahay dasar para senior buaya, keliatan banget mau menggaet para maba yang polos itu..wahai maba, janganlah kalian jatuh ke dalam buaian rayuan para senior buaya itu...bahaya...waspadalah waspadalah...ini ngomong apaan sih sebenarnya..
Aku dari tadi sempat mencari2 yani dimana, diri ini sedikit kangen sebenarnya. Jujur, sudah hampir 2 bulan ane gak pernah ngeliat doi. Dulu yang tiap harinya bersama, kini melihatnya aja gak pernah sedikit menyakitkan hati ketika tadi aku sekilas melihatnya.
Aku juga tidak mau dia malu dengan sesama rekan seniornya dan maba ketika aku harus mengumbar kemesraan dengan yani karena aku kangen.
Makanya dari tadi aku bersikap senormal mungkin ketika melihat yani. Diri ini pengen banget sebenarnya bermanja2...tapi apa daya..aku masih lugu, aku kan malu kalo diliat2 orang...bhuahahahha
"Kak, boleh pinjam almamaternya gak"
Aku melepas jaket almamater biru itu, aku menyerahkan ke asal suara itu dibelakangku. Mata ini masih menyari2 keberadaan yani dimana.
"Makasih yah kak, tadi aku disiramnya banyak banget gk kyk yang lain"
Aku membalik badan dan melihat kearah belakang, terlihatlah Santi yang sudah memakai jaket almamaterku itu.
Quote:
Aku kembali melihat2 dan mencari keberadaan yani. Tidak lama, itu ada suara Endang memanggilku ke depan para maba.
"Ri, kesini bentar.."suara endang didepan para maba sambil memegang gitar.
Ini ngapain juga si emak2 satu itu. Akupun dengan malu2 monyet maju kedepan para maba itu. Sebelum kesana aku pamit dengan santi disitu.
Quote:
Jeng jeng jeng..seperti pengamen jalanan khas malioboro itu, aku mengambil gitar yang diserahkan endang. Mulailah pesona diri ini keluar ketika memegang gitar..itu para maba yang cewek teriak2 gak jelas kearahku.
Maba cewek : kak itu resleting celananya kebuka...
Bah, mau keren gak jadi...malulah diri ini...wkwkwkkw...gak gak, itu cuma rekaan sang TS buaya...
Quote:
"Nyanyi nyanyi nyanyi"suara para maba malam itu.
Iyalah, Eri yang penuh dengan pesona pengamen jalanan ketika memegang gitar, sapa yang bisa nolak...wkwkkww..buaya woy, besar betul itu kepala...
Ane sedikit bingung..lagu apa yang bakal ane nyanyiin..ah semoga dengan lagu itu ane nemuin yang ane cari2 dari tadi..
Mulailah diri ini memainkan melodi awal SO7 ~ Berhenti Berharap, suara sih gak terlalu cempreng, gak terlalu fals juga, ya lumayanlah buat telinga maba yang haus belaian..
Lumayan bisa menghibur ketika ane nyanyi, para maba bisalah sing along dengan lagu yang ane bawakan malam itu. Tapi mata ane masih mencari orang yang dulu pernah minta ajarin kunci2 lagu tersebut, Yani dimanakah dirimu..kamu menghilang kemana??
Setelah mengakhiri lagu itu, aku pun membungkukan badan kepara maba itu, terlihat mereka tepuk tangan. Rasa sedikit kecewa merayap dihati, tiada kutemui yang aku cari. Akupun kembali ketempatku sebelumnya.
Dan disitu sudah menunggu Santi yang tersenyum sambil tepuk tangan melihatku.
Quote:
Santi agak memutar matanya mencerna candaan garingku barusan, setelah itu dia baru tertawa kecil...lemot juga ni cewek manis satu.
Quote:
Deg...bodohnya diri ini, tidak melihat segala kemungkinan dari tingkah laku mereka tadi siang saat aku datang dan mendapati mereka berduaan dibawah pohon beringin kecil itu. Piye perasaanmu mblo..penak to..yo penak...hahahaha (ini ketawa pedih loh)
Quote:
Sedikit takut dengan kenyataan yang akan terpampang depan mata, sedikit emosi oke ralat bukan sedikit, diri ini sangat emosi jika harus melihat yani dengan Awan. Tidak berapa lama aku telah berdiri tidak bergerak di depan lorong, aku melihat mereka berdua sedang berciuman. Emosi akan kenyataan didepan mataku seakan mengambil alih seluruh kuasa tubuh, aku hanya bergetar hebat. Jangankan untuk mengepalkan tinju, untuk melangkah saja aku tak mampu..hanya luapan perasaan sedih yang kini sudah menyerang urat syarafku.
Aku menangis..itu adalah perasaan yang sangat sakit ketiga yang pernah aku rasakan, pertama ketika yani menceritakan kisah kelamnya, kedua ketika arif menceritakan kisahnya, dan yang ketiga ini lagi2 karena yani. Aku terduduk ditembok itu, terasa tangan sinta memegang bahu kiriku.
"Kak, kak, kakak kenapa" suara teriakan itu sedikit memudar ditelingaku. Tidak..aku tidak mau hilang lagi seperti saat mendengar kisah kelam itu. Aku berusaha mengumpulkan segala kekuatan yang tersisa. Sedikit mengerjapkan mata, aku kembali merasa seseorang menamparku, lagi2 tamparan 5jari mendarat dengan tepatnya di pipi kiriku.
Yani benar2 pro dalam hal itu, dia sangat mengerti dimana otot muka didaerah pipi yang dapat menyadarkanku. Dia duduk bersimpuh didepanku, Awan hanya berdiri dengan ekspresi tidak enak memandangku yang mulai berusaha bangkit dari dudukku.
Aku tidak lagi menghiraukan yani yang menangis didepanku, entah apa yang dia ucapakan, aku hanya melihat mulut Awan seperti mengucap sesuatu, entah...aku tidak paham dengan isyarat mulut orang berbicara, aku tidak mendengar kata yang mereka ucapkan. Aku hanya ingin itu semua cepat selesai, aku mendorong tubuh yani yang mencoba memegangku, tidak lepas juga tubuh Awan kini yang aku dorong, ketika dia mencoba mendekat.
Aku melangkah gontai kearah kostan. Suara teriakan memanggil ku dari belakang tidak aku hiraukan lagi. Aku tetap melangkah, jika langkah ini aku hentikan tidak tahu kapan aku akan sanggup berdiri lagi.
Aku masuk kedalam kamar mandi dilantai atas kostan, tangan ini dengan sendirinya mengambil gayung dan mengguyur kepalaku yang sangat panas. Aku teriak sangat keras disitu. Setelah beberapa teriakan diri ini sedikit lega dan terduduk didalam kamar mandi.
"Kak kak, kakak gak apa2"suara itu terdengar mulai sedikit nyaring. Masih sedikit bergetar badan ini ketika membukanya, terlihat Santi sedikit khawatir melihatku yang basah kuyup waktu itu.
Aku mengambil handuk di tempat jemuran, itu handukku yang tadi siang kujemur sebelum kekampus terkutuk itu.
Quote:
Aku meninggalkan Santi yang kebingungan didepan tempat jemuran. Aku berlalu kedalam kamar, entahlah, aku sudah tidak tahu harus ngapain lagi...aku hanya mematung disudut kasur..
------------------------------------------------
Nah, lumayan lega, partnya sudah sampai sini...ini part yang paling buat ane gedek saat draft keformat..

Gitu dulu deh...makasih dah membaca..
Good night everyone..cya tomorrow..

0