- Beranda
- Stories from the Heart
sepenggal kisah masa lalu di penghujung senja
...
TS
fafakons
sepenggal kisah masa lalu di penghujung senja

Senja yang bergegas tidak pernah meninggalkan bekas...
Senja selalu identik dengan keindahan warna jingga keemasannya.. Dan akan sangat sia2 jika kita berusaha untuk mengenapkan warnanya..
Andai aku terlahir sebagai senja.. Maka akan mudah bagiku membuatmu berdecak kagum dengan segala keindahan yang ku miliki.. Namun kenyataannya aku hanyalah seorang wanita penikmat senja.. Bukan orang yang memiliki keindahan seperti senja
Sudahlah..
Dibawah langit sore ini.. Aku menikmati racun kafein yang membuatku terbuai akan sepenggal kisah di masalaluku bersamanya
bersama dia.. orang yang tak pernah memanjakanku dengan kata cinta, tapi mampu menumbuhkan rasa cinta dalam hatiku
dia orang yang selalu mengatakan padaku bahwa jatuh cinta itu biasa saja.. tapi mampu memberiku sentuhan cinta yang sangat luar biasa..
maka Kini ijinkanlah aku untuk mengingat semuanya.. serta menuliskan tentang semua hal yang pernah aku lalui bersamanya...
Senja selalu identik dengan keindahan warna jingga keemasannya.. Dan akan sangat sia2 jika kita berusaha untuk mengenapkan warnanya..
Andai aku terlahir sebagai senja.. Maka akan mudah bagiku membuatmu berdecak kagum dengan segala keindahan yang ku miliki.. Namun kenyataannya aku hanyalah seorang wanita penikmat senja.. Bukan orang yang memiliki keindahan seperti senja
Sudahlah..
Dibawah langit sore ini.. Aku menikmati racun kafein yang membuatku terbuai akan sepenggal kisah di masalaluku bersamanya
bersama dia.. orang yang tak pernah memanjakanku dengan kata cinta, tapi mampu menumbuhkan rasa cinta dalam hatiku
dia orang yang selalu mengatakan padaku bahwa jatuh cinta itu biasa saja.. tapi mampu memberiku sentuhan cinta yang sangat luar biasa..
maka Kini ijinkanlah aku untuk mengingat semuanya.. serta menuliskan tentang semua hal yang pernah aku lalui bersamanya...
Spoiler for index:
Diubah oleh fafakons 23-07-2017 07:51
masdyann dan 3 lainnya memberi reputasi
4
269.6K
2K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
fafakons
#84
PART XIX
Beberapa hari ini gua lagi disibukkan sama laporan PPL tahap 1. Gua harus mengulas kegiatan observasi di bagian TU, dan menurut gua TU adalah bagian yang paling banyak diulas dari pada bagian lain soalnya semua tetek bengek sekolah minta datanya ke TU. Sebenernya gua ngrasa gak sanggup kalo harus nyelesein sendirian Cuma gua males kalo mbagi tugas sama temen gua. Hasilnya bisa jadi gak sama soalnya beda kepala beda juga yang dipikirkan. Emang gua orangnya gak seneng kalo dapet tugas kelompok. Dari dulu, dari jaman gua sekolah kalo ada tugas kelompok gua selalu ngerjain sendirian daripada hasilnya beda2 dan gak selesai2. Terkesan egois sih, tapi gua emang lebih nyaman dengan kondisi yang begini.
Quote:
Coba kalo waktu itu yang ditawarkan bukan bayu gua pasti mikir ulang. Cuma kali ini tiyas nawarin bantuannya ke bayu. Bukannya gua sombong, angkuh, dan sok kuat Cuma gua mikir gak mungkin bayu mau bantuin gua. Ngomong sama gua aja gak pernah kok mau bantuin.
Quote:
Habis itu gua ke kantin. Sekedar pengen ngopi. Gua ngantuk dan suntuk. Gua kesel. Gua males. Gua gak semangat. Dan dan gua pengen pulang rasanya
Di jalan gua ketemu sama mas tyo yang habis dari kamar mandi. Sedikit basa basi akhirnya mas tyo ikut gua ke kantin. Tapi baru selangkah gua ke kantin, gua liat disana ada bayu sama rahma yang lagi makan.
Quote:
Jadi bayu yang mau jahit celana. Kenapa gak langsung minta anter sama gua aja sih? Kenapa harus kewat rahma?
Oh iya gua lupa, sejak gua pulang dari kos2annya sore itu gua belum pernah ngobrol secara langsung sama bayu. Dan gua baru sadar selama gua masuk ke kantin ini gua belum denger suara dia. Bahkan ketika rahma minta gua buat nganterin dia ke tukang jahit diapun tidak mengeluarkan satu katapun dari mulutnya
Entah..
Kali ini gua gak mau peduli dengannya
Sepulangnya gua dari sekolah, gua langsung membuaka laptop untuk menyelesaikan laporan gua. Target gua mala mini harus selesai biar besok pagi bisa gua serahin ke tiyas. Gua belum ganti baju dan belum makan. Cuma sepatu gua aja yang udah gua lepas. Baru dapet sedikit, tiba2 pintu rumah gua diketuk
Quote:
Gak lama setelah itu, gua udah ada diatas motornya. Gak ada perbincangan diantara kami. Hening…
Hanya sesekali gua ngasih tau arah jalan menuju pasar.
Gua heran kenapa dia nyebut nama gua tadi “fafa”? bukannya biasanya dia manggil gua dengan sebutan fani? Cuma mas jehan yang manggil gua dengan nama fafa. Gua sebenernya pengen Tanya, tapi inget sikapnya yang dingin ke gua lebih baik gua urungkan niat gua buat Tanya.
Sampe di pasar kita langsung menuju tempat penjahitnya. Selesai dengan urusannya kita kemudian langsung pulang lagi. Sampai di depan rumah gua, gua pikir dia mau brenti tapi ternyata dia menurunkan gua di depan kosnya. Dia kemudian turun. Dan mengabaikan gua gitu aja. Gak ada ucapan terima kasih dan bahkan gak ada senyuman lagi. Gua niatnya pengen pulang Cuma di depan kos ada mas tyo sama tama yang lagi gitaran. Mereka manggil gua dan minta gua buat gabung. Akhirnya gua gabung sama mereka.
Bayu keluar lagi dan menstater lagi motornya. Gua gak tau dia mau kemana dan gua gak peduli
Sekitar 10 menit setelah itu bayu pulang membawa tas kresek hitam. Dia masuk lagi dan sedikitpun bahkan gak melirik ke arah gua sama anak2.
Bayu keluar membawa dua piring yang berisi gado2. Dia kasihkan ke gua satu, dan sama sekali gak ada kata yang keluar dari mulutnya. Tiba2 mas tyo sama tama masuk ke dalam. Suasana kaya gini yang buat gua jadi tambah gak enak. Gak ada temen dan Cuma berdua sama orang yang sedang diam serribu bahasa
Quote:
Setelah itu gua diam dan menyuapkan gado2 ke mulut gua.
Gua sama bayu sedang berada pada ruangan yang sma
Dengan kegiatan yang sama
Tapi tak ada kata diantara kami
Kami hanya Saling diam..
Kemudian Focus dengan piring masing2
Hanya saja
Terkadang
Matanya kadang memperhatikanku
Dan mataku juga melakukan hal yang demikian
Sampai pada saat mata kami saling beradu
1 detik
2 detik
3 detik
….
..
.
Entah detik yang keberapa kami saling menatap
Tidak ada satu diantara kami yang mengalihkan pandangan
Gua ingin menyapanya
Tapi entah kenapa lidah gua rasanya begitu kaku dan gak mau buat digerakin
Tatapannya teduh
Begitu mendamaikan
Dan dari mata itu gua pengen dia tau kalo gua
“RINDU”
PARAT0
