Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

jayanagariAvatar border
TS
jayanagari
Sometimes Love Just Ain't Enough
Halo, gue kembali lagi di Forum Stories From The Heart di Kaskus ini emoticon-Smilie
Semoga masih ada yang inget sama gue ya emoticon-Malu
Kali ini gue kembali lagi dengan sebuah cerita yang bukan gue sendiri yang mengalami, melainkan sahabat gue.
Semoga cerita gue ini bisa berkenan di hati para pembaca sekalian emoticon-Smilie




*note : cerita ini sudah seizin yang bersangkutan.


Quote:


Quote:
Diubah oleh jayanagari 23-04-2016 17:40
maresad
ugalugalih
sargopip
sargopip dan 5 lainnya memberi reputasi
6
415.4K
1.5K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Tampilkan semua post
jayanagariAvatar border
TS
jayanagari
#326
PART 17

Gue dan Sherly memandangi anak laki-laki yang terbaring lemah di hadapan kami, dan Sherly mulai menangis. Sherly kemudian mengambil sepiring kecil bubur yang sudah mulai mendingin di meja kecil samping tempat tidur, dan mengaduk-aduknya perlahan. Sherly bangkit, keluar ruangan, dan beberapa saat kemudian kembali lagi sambil mengaduk-aduk bubur itu. Agaknya dia menambah sedikit air panas di bubur yang mendingin itu.

Anak laki-laki itu mulai sepenuhnya sadar, dan tertawa ketika melihat ada Sherly di sampingnya. Kemudian dengan penuh sifat keibuan, Sherly menawarkan makan kepada anak kecil itu.

Quote:


Anak itu mengangguk pelan dengan memelas, gue memijat-mijat kakinya yang kurus dan mungil itu. Sherly perlahan mulai menyuapi anak itu dengan sesendok kecil bubur, tanpa sayur tanpa lauk lainnya. Gue memandangi sekeliling ruangan itu. Betapa mereka bahagia hidup dalam kesederhanaan dan kebersamaan. Gue bertanya-tanya dalam diri gue sendiri, kemana mereka akan menuju sepuluh dua puluh tahun kedepan.

Anak itu makan dengan lahap. Agaknya dia lapar, tapi tubuhnya belum mampu untuk makan seperti biasanya. Gue mengamati meja kecil yang kosong disamping tempat tidur itu. Hanya ada sepiring bubur yang sekarang dipegang Sherly, dan segelas teh yang sudah diminum setengahnya. Gue memegang bahu Sherly.

Quote:


Gue memberi isyarat ke Sherly dengan mengedipkan sebelah mata. Sherly paham gue akan melakukan sesuatu, meskipun dia gak tahu apa yang akan gue lakukan.

Gue keluar dari panti asuhan itu, dan langsung mengendarai motor gue tanpa memakai helm, mencari minimarket terdekat disitu. Sebelum masuk minimarket, gue mengecek dompet, memastikan bahwa ATM gue ada di dalam dompet. Setelah yakin ada ATM di dompet, gue masuk ke minimarket. Di dalam gue mengambil beberapa macam roti yang dijual, makanan kecil untuk anak-anak, biskuit, dan permen. Gak lupa gue mengambil beberapa buah teh kemasan kotak, dan dua botol besar minuman ion.

Gue kembali ke panti asuhan itu dengan kedua tangan penuh membawa kantong plastik besar belanjaan. Sherly memandangi gue dengan kaget, mungkin dia gak menyangka gue akan berbelanja. Gue membawa kantong plastik itu ke anak yang terbaring sakit itu, agar dia bisa memilih makanan dan minumannya lebih dulu. Dia memilih sebungkus makanan kecil dan sekotak teh. Gue tersenyum.

Quote:


Anak itu menjawab dan mengangguk sambil malu-malu. Gue kemudian memberikan permen sebagai tambahan. Setelah itu gue membawa bungkusan itu ke anak-anak yang sedang bermain dan berkumpul di sudut lain ruangan. Gue berjongkok dan membuka bungkusan itu sambil tersenyum.

Quote:


Anak-anak itu langsung menyambut tawaran gue dengan bahagia. Mereka dengan antusias membuka kantong plastik itu, dan mengambil yang ada di dalamnya. Sesekali mereka membanding-bandingkan makanan milik anak satu dengan yang lain. Gue tertawa, dan menengahi mereka supaya gak iri satu sama lain.

Gue memandangi mereka makan makanan ringan yang gue bawa dengan bahagia, dan gue juga ikut bahagia karenanya. Gue menoleh ke arah Sherly di belakang gue, dan dia juga tersenyum dari kejauhan memandangi kami. Kemudian kami menghabiskan beberapa waktu di panti asuhan itu, sambil menemani mereka bermain. Gue menggunakan itu untuk bercerita tentang Indonesia, sejauh yang gue ketahui. Adalah pengalaman yang sangat menyenangkan menjadi guru meskipun cuma sekejap.

Selepas tengah hari, kami berdua pamit pulang. Seperti yang gue duga, anak-anak itu agak gak rela kami pulang, dan bertanya kapan kami akan bermain lagi dengan mereka. Gue tersenyum, dan menjawab, secepatnya kami akan berkunjung lagi.

Kami berdua kemudian mencari makan siang, karena gue baru menyadari bahwa gue belum sarapan. Entah dengan Sherly. Akhirnya kami menemukan warung mie ayam gak begitu jauh dari panti asuhan tadi. Sambil makan mie ayam itu, gue bertanya ke Sherly.

Quote:


Gue mengaduk minuman gue, dan meminumnya sedikit, kemudian menoleh ke Sherly.

Quote:


Sherly tersenyum, mengaduk minumannya sebentar sebelum menoleh ke gue sambil menghela napas.

Quote:



Gudyl
itkgid
oktavp
oktavp dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.