- Beranda
- Stories from the Heart
Tak Ternilai, My memories
...
![tyrex90an](https://s.kaskus.id/user/avatar/2015/09/03/avatar8191801_1.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
tyrex90an
Tak Ternilai, My memories
Lo, yang sekarang sedang membaca tulisan ini pasti berbeda dengan diri lo 10 tahun lalu, 1 tahun lalu, bahkan kemarin.
Dalam rentang waktu itu, lo pasti punya kenangan, baik maupun buruk.
Begitu juga gw.
~~Tak Ternilai, My Memories~~
Dalam rentang waktu itu, lo pasti punya kenangan, baik maupun buruk.
Begitu juga gw.
~~Tak Ternilai, My Memories~~
Quote:
Season 1 - Love
Quote:
Season 2 - Friends
Quote:
Season 3 - My Way
Quote:
Season 4 - soulmate
Quote:
Diubah oleh tyrex90an 13-11-2015 22:58
![anasabila](https://s.kaskus.id/user/avatar/2016/06/30/avatar8914126_40.gif)
anasabila memberi reputasi
1
29.5K
421
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
![Stories from the Heart](https://s.kaskus.id/r200x200/ficon/image-51.png)
Stories from the Heart![KASKUS Official KASKUS Official](https://s.kaskus.id/kaskus-next/next-assets/images/icon-official-badge.svg)
31.6KThread•43KAnggota
Tampilkan semua post
![tyrex90an](https://s.kaskus.id/user/avatar/2015/09/03/avatar8191801_1.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
tyrex90an
#57
~~cincin~~
"Haus nih"
Nisa berkata sambil menatap ke wajah gw. Gw tersenyum kemudian melangkahkan kaki menuju ke salah satu stand minuman dingin.
10 menit, gw berjalan menuju Nisa yang tengah berdiri menatap keramaian pasar malam dengan membawa dua gelas minuman dingin ditangan gw.
"Nih"
gw menyodorkan salah satu gelas minuman dingin ke Nisa.
"Thanks ya sayang"
Nisa tersenyum ke gw.
Kenangan demi kenangan kembali menyeruak kepermukaan. Kenangan yang telah terpendam kembali muncul diingatan.
Gw yang tengah memainkan senar demi senar gitar tanpa diiringi vokal, bersama hisapan demi hisapan rokok gw yang hampir habis, perlahan satu demi satu memori tentang Nisa hadir dalam bayangan.
Setelah menghabiskan minuman dinginnya, Nisa menarik lengan gw, gw mengikuti kemana dia membawa gw.
Nisa berhenti disalah satu stand pembuatan cincin dengan ukiran nama, tangannya masih memegang lengan gw.
"Kamu buat satu, aku juga buat satu"
Nisa menjelaskan niatnya.
Gw tersenyum sambil mengangguk dengan terus menatap wajahnya yang manis. Satu persatu cincin di cobanya hingga pas di jari manisnya.
Sebuah cincin perak pilihannya kemudian meminta dibuatkan ukiran nama kepada sang ahli cincin.
"NISKA"
begitu ukiran nama di cincin yang dipilihnya, kemudian dipakainya.
Giliran gw memilih cincin, beberapa kali mencoba cincin, pilihan gw jatuh kepada sebuah cincin perak dengan dilapisi tembaga yang bisa berputar ditengahnya.
"DIKSA"
ukiran nama di cincin yang gw pakai, Dika Nisa, gabungan 2 kata yang merupakan nama dari 2 insan yang saling mencintai.
Semua ingatan bersamanya selalu menghantui gw. Lagi-lagi logika gw dikalahkan oleh perasaan gw.
Hhuufffffff
Gw menghembuskan nafas diiringi asap terakhir yang keluar, gw membuang batang rokok gw lalu menginjaknya.
Gw mengambil hp gw, lalu mencari kontak Sarah. Gw menekan tombol hijau.
Tuuut tuuut tuuut
"Halo?"
Suara Sarah menjawab telepon gw
"Sar, Kirimin nomernya Nisa dong"
Gw ga bisa terus membohongi hati gw, gw masih sayang Nisa. Satu setengah tahun, gw belum bisa melupakan sebuah nama, sebuah senyuman, dan beberapa kenangan yang terukir bersamanya.
"Nis, gw Dika"
message to Nisa.
Beberapa menit berselang
"Dika apa kabar?"
From Nisa
"Gw baik kok, lo sendiri?"
"Aku juga baik Dika"
Deg. Deg. Deg.
Entah mengapa Nisa pake aku kamu, gw bisa membayangkan gaya bicaranya dengan nada manjanya.
Beberapa kali kami berbalas pesan
"Besok malam gw kerumah Sarah, lo kesana juga ya"
pesan dari Nisa
Sebuah senyuman otomatis terbentuk dibibir gw diluar kendali gw.
"Okedeh, aku tunggu ya"
kirim ke Nisa.
Sore ini setelah mandi, gw berdiri didepan cermin yang menempel di lemari gw, menatap diri gw dengan penampilan semaksimal mungkin.
Gw merasa seperti akan ngedate pertama kali dengan gebetan gw, jantung gw berdetak lebih cepat, memompa darah keseluruh tubuh gw, desah nafas gw ga bisa gw atur, gw gugup.
Gw menarik nafas dalam-dalam, menahannya beberapa detik, kemudian menghembuskannya.
"Nisa, Welcome back to papa"![Malu emoticon-Malu](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtvafv6q.gif)
Eh ngga ngga.
"Nisa, aku sayang kamu"
gw berbicara sendiri didepan cermin dengan menatap mata gw sendiri dalam-dalam.
Gw mengambil gitar, memainkan kembali sebuah lagu yang gw pelajari seharian ini.
Gw akan ngungkapin (lagi dan lagi) perasaan gw ke Nisa.
20.30
Gw duduk dengan gitar ditangan gw yang siap dimainkan, Nisa didepan gw duduk disebuah kursi yang lebih tinggi dari kursi tempat gw duduk.
Satu jam sejak Nisa datang kerumah Sarah, dan berbincang beberapa hal yang ngga gw pahami di ruang tamu, gw yang hanya sesekali mencuri pandang ke arahnya, begitu juga dengan Nisa yang beberapa kali memandangi gw, gw mengajak Nisa ke teras rumah.
"Duduk dulu Nis"
gw berkata ke Nisa yang berdiri didepan pintu masuk rumah.
Nisa duduk di kursi yang lebih tinggi, gw duduk dikursi yang lebih rendah.
Gw mengambil gitar. Lalu memainkan sebuah lagu.
Lihatlah luka ini yang sakitnya abadi
Yang terbalut hangatnya bekas pelukmu
Aku tak akan lupa tak akan pernah bisa
Tentang apa yang harus memisahkan kita
Di saat ku tertatih tanpa kau di sini
Kau tetap ku nanti demi keyakinan ini
Jika memang dirimulah tulang rusukku
Kau akan kembali pada tubuh ini
Ku akan tua dan mati dalam pelukmu
Untukmu seluruh nafas ini
Kita telah lewati rasa yang pernah mati
Bukan hal baru bila kau tinggalkan aku
Tanpa kita mencari jalan untuk kembali
Takdir cinta yang menuntunmu kembali padaku
Di saat ku tertatih tanpa kau di sini
Kau tetap ku nanti demi keyakinan ini
Jika memang kau terlahir hanya untukku
Bawalah hatiku dan lekas kembali
Ku nikmati rindu yang datang membunuhku
Untukmu seluruh nafas ini
Dan ini yang terakhir (aku menyakitimu)
Ini yang terakhir (aku meninggalkanmu hooo..)
Tak kan ku sia-siakan hidupmu lagi
Ini yang terakhir, dan ini yang terakhir
Tak kan ku sia-siakan hidupmu lagi
Jika memang dirimulah tulang rusukku (terlahir untukku)
Kau akan kembali pada tubuh ini (bawa hatiku kembali)
Ku akan tua dan mati dalam pelukmu
Untukmu seluruh nafas ini
Jika memang kau terlahir hanya untukku
Bawalah hatiku dan lekas kembali
Ku nikmati rindu yang datang membunuhku
Untukmu seluruh nafas ini
Untukmu seluruh nafas ini
Untukmu seluruh nafas ini
"Nis, aku sayang sama kamu, aku belum bisa lupa kamu, aku mencoba tapi ngga bisa, lagu tadi menggambarkan perasaan aku ke kamu, kamu mau ngga jadi pacarku (lagi)?"
Nisa tertunduk diam, gw masih menunggu kata yang akan keluar dari bibirnya.
"Aku pulang ya, sudah larut malam"
Nisa menjawab
gw hanya diam, hingga saat Nisa menyalakan motornya dan berlalu, gw masih diam bersama gitar kesayangan gw.
Nisa berkata sambil menatap ke wajah gw. Gw tersenyum kemudian melangkahkan kaki menuju ke salah satu stand minuman dingin.
10 menit, gw berjalan menuju Nisa yang tengah berdiri menatap keramaian pasar malam dengan membawa dua gelas minuman dingin ditangan gw.
"Nih"
gw menyodorkan salah satu gelas minuman dingin ke Nisa.
"Thanks ya sayang"
Nisa tersenyum ke gw.
Kenangan demi kenangan kembali menyeruak kepermukaan. Kenangan yang telah terpendam kembali muncul diingatan.
Gw yang tengah memainkan senar demi senar gitar tanpa diiringi vokal, bersama hisapan demi hisapan rokok gw yang hampir habis, perlahan satu demi satu memori tentang Nisa hadir dalam bayangan.
Setelah menghabiskan minuman dinginnya, Nisa menarik lengan gw, gw mengikuti kemana dia membawa gw.
Nisa berhenti disalah satu stand pembuatan cincin dengan ukiran nama, tangannya masih memegang lengan gw.
"Kamu buat satu, aku juga buat satu"
Nisa menjelaskan niatnya.
Gw tersenyum sambil mengangguk dengan terus menatap wajahnya yang manis. Satu persatu cincin di cobanya hingga pas di jari manisnya.
Sebuah cincin perak pilihannya kemudian meminta dibuatkan ukiran nama kepada sang ahli cincin.
"NISKA"
begitu ukiran nama di cincin yang dipilihnya, kemudian dipakainya.
Giliran gw memilih cincin, beberapa kali mencoba cincin, pilihan gw jatuh kepada sebuah cincin perak dengan dilapisi tembaga yang bisa berputar ditengahnya.
"DIKSA"
ukiran nama di cincin yang gw pakai, Dika Nisa, gabungan 2 kata yang merupakan nama dari 2 insan yang saling mencintai.
Semua ingatan bersamanya selalu menghantui gw. Lagi-lagi logika gw dikalahkan oleh perasaan gw.
Hhuufffffff
Gw menghembuskan nafas diiringi asap terakhir yang keluar, gw membuang batang rokok gw lalu menginjaknya.
Gw mengambil hp gw, lalu mencari kontak Sarah. Gw menekan tombol hijau.
Tuuut tuuut tuuut
"Halo?"
Suara Sarah menjawab telepon gw
"Sar, Kirimin nomernya Nisa dong"
Gw ga bisa terus membohongi hati gw, gw masih sayang Nisa. Satu setengah tahun, gw belum bisa melupakan sebuah nama, sebuah senyuman, dan beberapa kenangan yang terukir bersamanya.
"Nis, gw Dika"
message to Nisa.
Beberapa menit berselang
"Dika apa kabar?"
From Nisa
"Gw baik kok, lo sendiri?"
"Aku juga baik Dika"
Deg. Deg. Deg.
Entah mengapa Nisa pake aku kamu, gw bisa membayangkan gaya bicaranya dengan nada manjanya.
Beberapa kali kami berbalas pesan
"Besok malam gw kerumah Sarah, lo kesana juga ya"
pesan dari Nisa
Sebuah senyuman otomatis terbentuk dibibir gw diluar kendali gw.
"Okedeh, aku tunggu ya"
kirim ke Nisa.
Sore ini setelah mandi, gw berdiri didepan cermin yang menempel di lemari gw, menatap diri gw dengan penampilan semaksimal mungkin.
Gw merasa seperti akan ngedate pertama kali dengan gebetan gw, jantung gw berdetak lebih cepat, memompa darah keseluruh tubuh gw, desah nafas gw ga bisa gw atur, gw gugup.
Gw menarik nafas dalam-dalam, menahannya beberapa detik, kemudian menghembuskannya.
"Nisa, Welcome back to papa"
![Malu emoticon-Malu](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtvafv6q.gif)
Eh ngga ngga.
"Nisa, aku sayang kamu"
gw berbicara sendiri didepan cermin dengan menatap mata gw sendiri dalam-dalam.
Gw mengambil gitar, memainkan kembali sebuah lagu yang gw pelajari seharian ini.
Gw akan ngungkapin (lagi dan lagi) perasaan gw ke Nisa.
20.30
Gw duduk dengan gitar ditangan gw yang siap dimainkan, Nisa didepan gw duduk disebuah kursi yang lebih tinggi dari kursi tempat gw duduk.
Satu jam sejak Nisa datang kerumah Sarah, dan berbincang beberapa hal yang ngga gw pahami di ruang tamu, gw yang hanya sesekali mencuri pandang ke arahnya, begitu juga dengan Nisa yang beberapa kali memandangi gw, gw mengajak Nisa ke teras rumah.
"Duduk dulu Nis"
gw berkata ke Nisa yang berdiri didepan pintu masuk rumah.
Nisa duduk di kursi yang lebih tinggi, gw duduk dikursi yang lebih rendah.
Gw mengambil gitar. Lalu memainkan sebuah lagu.
Lihatlah luka ini yang sakitnya abadi
Yang terbalut hangatnya bekas pelukmu
Aku tak akan lupa tak akan pernah bisa
Tentang apa yang harus memisahkan kita
Di saat ku tertatih tanpa kau di sini
Kau tetap ku nanti demi keyakinan ini
Jika memang dirimulah tulang rusukku
Kau akan kembali pada tubuh ini
Ku akan tua dan mati dalam pelukmu
Untukmu seluruh nafas ini
Kita telah lewati rasa yang pernah mati
Bukan hal baru bila kau tinggalkan aku
Tanpa kita mencari jalan untuk kembali
Takdir cinta yang menuntunmu kembali padaku
Di saat ku tertatih tanpa kau di sini
Kau tetap ku nanti demi keyakinan ini
Jika memang kau terlahir hanya untukku
Bawalah hatiku dan lekas kembali
Ku nikmati rindu yang datang membunuhku
Untukmu seluruh nafas ini
Dan ini yang terakhir (aku menyakitimu)
Ini yang terakhir (aku meninggalkanmu hooo..)
Tak kan ku sia-siakan hidupmu lagi
Ini yang terakhir, dan ini yang terakhir
Tak kan ku sia-siakan hidupmu lagi
Jika memang dirimulah tulang rusukku (terlahir untukku)
Kau akan kembali pada tubuh ini (bawa hatiku kembali)
Ku akan tua dan mati dalam pelukmu
Untukmu seluruh nafas ini
Jika memang kau terlahir hanya untukku
Bawalah hatiku dan lekas kembali
Ku nikmati rindu yang datang membunuhku
Untukmu seluruh nafas ini
Untukmu seluruh nafas ini
Untukmu seluruh nafas ini
"Nis, aku sayang sama kamu, aku belum bisa lupa kamu, aku mencoba tapi ngga bisa, lagu tadi menggambarkan perasaan aku ke kamu, kamu mau ngga jadi pacarku (lagi)?"
Nisa tertunduk diam, gw masih menunggu kata yang akan keluar dari bibirnya.
"Aku pulang ya, sudah larut malam"
Nisa menjawab
gw hanya diam, hingga saat Nisa menyalakan motornya dan berlalu, gw masih diam bersama gitar kesayangan gw.
Diubah oleh tyrex90an 30-10-2015 08:56
0