Diawal cerita gw bilang, kisah pertama gw ngga berkesan. Entah kesan apa yang gw bisa dapat dari kisah gw sama Vita.

Disini gw sadari satu hal. Pacar pertama tidak selalu berarti cinta pertama.

Hubungan gw sama Vita yang terhitung satu minggu (saat dia sudah pergi ke kampung halaman bokapnya gw ga hitung), perasaan gw biasa aja, hanya senang karna status gw bermetamorfosis dari jomblo menjadi pacaran. Just it. No more. Dan gw juga selalu ingat dia sebagai pacar pertama gw. Bukan cinta pertama.

"I Miss You :'("

begitu pesan yang dikirim Nisa ke gw. Kebahagiaan seketika itu juga menyelimuti gw, membawa gw melayang, membawa gw ke dunia lain, dunia yang isinya hanya gw dan Nisa yang berdiri dihadapan gw, menggenggam kedua tangan gw, tersenyum ke gw.

Bunyi klakson kendaraan dibawah sana ga kedengaran ditelinga gw, aroma tahu dan tempe goreng mpok-mpok dibawah sana juga ngga terhirup oleh hidung gw, gw terhipnotis oleh sebuah pesan. Sebuah pesan yang menandakan Nisa memiliki perasaan yang sama ke gw.

Gw membalas pesan tersebut

"kamu kemana aja? Nyesek nunggu kamu, aku juga kangen kamu"

10 menit belum ada balasan dari Nisa.

"Dik dosen udah dateng, buruan"

temen gw, Mus, setengah berteriak ke gw.
Gw bergegas menutup laptop gw yang masih menyala menuju ke ruangan untuk menerima materi perkuliahan.

Didalam kelas, tubuh gw disini, pikiran gw disana. Beberapa kali gw tersenyum sendiri menerima materi yang dipaparkan oleh dosen, ga ada satupun yang masuk dipikiran gw. Hingga Mus menyenggol lengan kanan gw, menyadarkan gw dari hipnotis cinta pertama gw.

75 menit berikutnya, dosen keluar dari ruang kelas, seceparnya gw membuka laptop gw, mengecek pesan di sosial media gw, ada satu pesan masuk.

"Hp aku rusak, ini aja on pake hp temen, maaf ya buat kamu menunggu. I Love you"

Sekali lagi Nisa membuat gw melayang dengan sebuah pesan yang sangat singkat.

Saat ini gw nyatakan, gw cinta sama Nisa. My First Love.

Status gw kini berpacaran dengan Nisa. Seorang wanita sempurna dimata gw, seorang wanita sempurna dihati gw. Gw mau dia jadi istri gw kelak.

Seperti pacaran pada umumnya, rutinitas komunikasi pesan singkat lancar saja, walaupun sekedar sapaan pagi siang malam.

Hanya saja ketemunya yang jarang. Padahal bukan LDR. Entah mengapa gw selalu menolak untuk diajak ketemuan dirumahnya.

Siang ini gw berada dalam kelas, menulis jawaban midtest semester. Sejak soal pertama gw jawab, hp gw tak henti-hentinya bergetar.
Sekilas gw membuka hp gw.

Anisa memanggil......

Gw mengacuhkannya, dan fokus menjawab soal dihadapan gw ini.
Pukul 12.45 gw selesai menjawab semua soal midtest. Gw keluar dari ruangan kemudian mengecek hp gw. 23 panggilan tak terjawab dari Anisa. 10 Pesan masuk yang isinya sama semua.

"Kamu dimana? Aku tunggu di taman ya".

Taman yang dimaksud adalah taman permandian tempat dimana anak muda selalu menghabiskan waktunya dengan tidak produktif.

Gw bergegas, menuju taman, 45 menit kira-kira waktu yang dibutuhkan untuk sampai kesana.

Setibanya gw disana, gw tidak menemukan Nisa. Gw pikir pasti Nisa sudah pulang.

Mungkin dia kesal menunggu gw saat itu, dan gw terima itu, tapi dia ga tau kalo saat itu gw sedang midtest semester. Setelah baca ini semoga dia mengerti hehehe.

Suatu sore hari, gw lupa hari apa tanggal berapa, gw sedang dalam perjalanan menuju ke sebuah danau, danau yang dulunya bersih, kini sudah menjadi kotor.

Gw memarkirkan motor gw dipinggir danau, gw berjalan menuju ke sebuah Gazebo, dimana seorang wanita tengah menunggu gw.


"Hai"

gw menyapanya

"Hai juga beb"

Nisa membalas sapaan gw
Sore itupun gw habiskan berdua dengan Nisa.