- Beranda
- Stories from the Heart
1 Flat! 2 Wanita! 2 Cerita!
...
TS
galonze.b.c.n.b
1 Flat! 2 Wanita! 2 Cerita!

1 Flat2 Wanita 2 Cerita

Quote:
Spoiler for Rules:
Spoiler for F.A.Q:
Quote:
Diubah oleh galonze.b.c.n.b 11-06-2016 21:40
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.1M
3K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
galonze.b.c.n.b
#1152
Part 56 Pelarian Cinta
“miel bangun, katanya mau ikut ke kampus hari ini” ucap gue sambil mengetuk pintu kamarnya.
“miel....” gue terus mengetuk pintuna tampa ada jawaban dari luar.
karena takut terjadi apa apa didalam, guepun segera mengambil kunci duplikat kamarnya yang diberikan oleh mila untuk jaga jaga kalo saja dia kenapa napa di dalam. Saat pintu terbuka dia ternyata masih sedang tertidur dengan pulasnya dengan badan ditutupi oleh selimut yang membuat dia betah di kasur dan masih enggan untuk membuka matanya.
“miel bangun miel...”
“hmmmmm”
“bangun katanya mau ikut ke kampus” ucap gue sambil menepuk nepuk badannya.
dengan sedikit menggeliat dia mulai duduk untuk bangun dari tidurnya “hhoooammmm, jam berapa sekarang rangga? Masih pagi kan?”
“......”
“Rangga....” ucap dia memastikan.
“.....”
“Rangga ihhhh” ucap dia lagi.
dia yang mulai sadar dengan pakaian tidurnya dengan Lingerie Tipis tanpa memakai bra sontak langsung menjerit “AAHHHHHH! Keluar rangga!” ucap dia sambil melempar botol plastik yang ada disebelahnya.
“aw aw aw... iya miel miel aku keluar!!!!” ucap gue sambil berlari keluar.
Saat setelah berlari keluar, bayang bayang dia dengan pakaian seperti tadi sulit sekali untuk cepat dilupakan, mungkin kalo saja pikiran normal sudah tidak bisa dikendalikan saat itu, bisa saja gue memaksa dia untuk berbuat hal yang ‘macam macam’ dikamarnya.
Saat sedang menunggu dia keluar dari kamar mandi dan bersiap siap dikamarnya,gue yang sedang di balkon saat itu melihat intan keluar dari pintu dengan membawa boneka yang gue belikan untuknya saat di sumedang dulu.
“nihhhh.. aku mau ngembaliin Boneka ini” ucap intan sambil menyodorkan boneka doraemon pemberian dari gue.
gue yang sedikit tercengang dengan sikap dia yang seperti itu buru buru menjawab “intan, kamu kenapa? Aku tulus ngasih hadiah boneka itu ke kamu, aku harap kamu suka dan simpen boneka itu”
Intan menggelengkan kepalanya “Nggak! Aku udah gak pantes lagi nerima hadiah dari kamu! yang pates nerimanya Cuma Mila! Kalian kan udah pacaran sekarang”
“Intan kamu kenapa? Aku gak pacaran sama dia! Aku deket sama dia sama kayak sekarang aku deket sama kamu” ucap gue.
“Udahlah jangan ngelak lagi! Aku udah tau semuanya juga kok! Kamu bilang sayang kan ke dia waktu di ciater kemaren?” ucap intan.
“intan....kan udah aku bilang, sayang aku ke dia sama aja kayak sayang aku ke kamu, kamu harus ngerti itu dong..., ini nih buktinya kalo aku gak jadian sama mila, aku masih pake gelang dari kamu sampe sekarang” ucap gue memberikan penjelasan ke dia sambil menunjukan sebuh gelang yang pernah ia berikan ke gue dulu.
“maaf aku gak bisa, nih sekarang kamu ambil lagi barang yang kamu kasih..” ucap dia kembali menyodorkan boneka itu ke arah gue.
“intan kamu kenapa?” ucap gue yang sedikit kecewa dengan sikap yang ia tunjukan.
Saat sedang berbicara berdua dengan intan, Seorang laki laki datang dari arah tangga menghampiri intan “Pagi sayang, ada apa pagi pagi gini?” sapa dia dengan mesranya. seketika Mata gue yang melotot ketika melihat pria itu dengan mesranya mengecup kening intan! Setelah melihat kejadian itu, entah kenapa seluruh badan ini terasa panas!
dengan melirik ke arah gue, dia melanjutkan pembicaraannya “Eh ada Rangga, Rangga kan? Intan udah cerita tentang elu ke gue, gue Faza” ucap nya ramah sambil merangkul badan intan dengan senyum yang menyebalkan seperti mencemooh.
saat sedang terdiam tanpa menjawab ucapan dari Faza, mila yang sudah daritadi ada di pintu luar Flat menghampiri gue yang sedang berdiri mematung sendiri “sayang, ada apa? Kok malah bengong gitu sih? kita kan mau jalan jalan hari ini” ucap mila sambil mengecup pipi sebelah kiri gue.
Mata intan yang terbelak melihat apa yang dilakukan mila terhadap gue, namun ia mencoba untuk tetap tenang dan menceritakan tujuannya menemui gue, setelah intan selesai cerita, Faza menatap gue dengan pandangan mencemooh “Kenapa lu gak mau terima lagi bonekanya?”
Gue yang hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan olehnya, hanya sepasang mata gue tatap ke arahnya dengan tajam, entah kenapa Faza tertawa dengan terkekeh kekeh “hehehe cowok macem apa lu gak mau ngakuin apa yang udah lu lakuin? Akuin lah kalo lu udah jadian sama dia! Owh... jadi Ini sifat seorang rangga yang diceritain cewek gue yang katanya anak baik baik? Weleh ternyata lu cuma pengecut!”
mendengar cemoohan dari Faza, mila yang tidak terimapun mulai angkat bicara “heh! Lu...”
belum sempat dia selesai berbicara, gue yang sudah nai pitam langsung memotong ucapan mila dan menjawab cemoohan yang dilontarkan oleh Faza “Heh! Gue gak tau siapa elu! Datang aja tiba tiba kesini! Asal lu tau ya! Gue udah gak peduli lu mau cowok dia kek! Mau suami dia kek! Bukan urusan gue. Dan buat kamu Intan, aku gak bisa nerima lagi barang yang udah aku kasih ke orang lain, kalau kamu udah gak suka sama boneka itu, buang ato bakar aja! Aku udah gak peduli”
Dengan emosi gue mengajak mila untuk pergi meninggalkan mereka berdua, mila yang mungkin sedikit kaget dengan ucapan gue tadi ke intan, dia kaget untuk pertama kalinya selama ini dia belum pernah lihat atau mungkin belum pernah denger kalau gue bisa marah seperti itu ke seorang wanita, Melihat emosi gue yang sudah meningkat di pagi hari, mila merangkul dan berbicara “Tenang, ada aku disini” ucap dia sammbil tersenyum.
Di meja makan sebuah restoran yang kita datangi, gue hanya terdiam memikirkan kejadian yang baru saja terjadi, kejadian tadi seolah menunjukan bahwa diantara mereka berdua seolah seolah sedang saling memanas manasi. Gue yang sudah terbiasa melihat intan melakukan hal seperti itu mulai menebak nebak mungkin apa yang mereka lakukan berdua tadi hanya sekedar mencoba untuk membuat gue iri saja untuk takut kehilangan dia, karna apa yang dia lakukan tadi sudah sering dia tunjukan saat gue sedang dekat dengan puri dulu.
“hey, makan dong makanannya, nanti keburu dingin” ucap mila membuyarkan lamunan gue.
“eh iya iya”
“kamu mikirin apa sih?”
“eh enggak, Cuma kepikiran kejadian tadi aja”
“Jawab jujur ya! Kamu cerburu liat mereka berdua kayak gitu?” tanya mila.
“hah? Cemburu? Enggak lah, aku udah sering liat dia kayak gitu didepanku dulu, jadi udah gak aneh aja ngeliat mereka berdua kayak gitu sekarang” jawab gue santai.
“terus kenapa daritadi ngelamun terus?” ucap dia sambil melahap makanan yang dia pesan.
“enggak, aku Cuma kepikiran aja, aku ngerasa sikap ku tadi ama intan agak keterlaluan deh, dia juga keliatannya agak kaget gitu”
“iya sih, aku juga kaget aja kamu belum pernah sebelumnya kayak gitu ke perempuan selain pas kedjadian ribut kita dulu, tapi udah gak usah dipikirin, lupain aja, kita kan mau jalan jalan hari ini” jawab mila.
“iya, yaudah kamu abisin makanannya abis itu kita jalan lagi”
“makananmu gak dimakan?”
“......” gue hanya menjawab dengan menggelengkan kepala.
“ihhhh sayang tau dipesen kalo gak dimakan”
“nungguin disuapin kamu” ucap gue berbisik ke arahnya.
“ihhh malu tau banyak orang” jawab mila.
“Bodo!”
“nih nih aaaa aaaaa”
“amm clap clap clap”
“nah kan kebiasaan, kalo makan disuapin jangan bunyi bunyi! Jadi males deh” ucap mila.
“kalo kata norman berisik kayak anjing Brimob,hhahaha” ucap mila lagi.
“laper neng.... HAHAHAHAHA” ucap gue membuka mulut lebar lebar.
“idihhh idiiihhh jorok jorok! Telen gak.. telen... telen....” ucap mila sambil menjewer kuping.
“iya iya aduuhhhh, udah sakit entar keluar lagi makanannya” ucap gue meringis kesakitan.
“nihhh aaa” ucap mila kembali menyuapi.
“ssllrrrpppp” gue langsung menelan nasi tanpa dikunyah.
“kamu!!! kunyah dulu dong nasinya, males deh aku nyuapinnya” ucap mila kembali memarahi.
“iya iya, hehehh”
Hari itupun kita lewati bersama keliling keliling di daerah Bandung saja, niat awal yang awalnya akan berkunjung ke jakarta untuk menemui dea untuk bersilaturahmi, telah dibatalkan oleh mila karna dia lebih memilih melihat indahnya kota bandung di kawasan puncak kota lembang.
“miel....” gue terus mengetuk pintuna tampa ada jawaban dari luar.
karena takut terjadi apa apa didalam, guepun segera mengambil kunci duplikat kamarnya yang diberikan oleh mila untuk jaga jaga kalo saja dia kenapa napa di dalam. Saat pintu terbuka dia ternyata masih sedang tertidur dengan pulasnya dengan badan ditutupi oleh selimut yang membuat dia betah di kasur dan masih enggan untuk membuka matanya.
“miel bangun miel...”
“hmmmmm”
“bangun katanya mau ikut ke kampus” ucap gue sambil menepuk nepuk badannya.
dengan sedikit menggeliat dia mulai duduk untuk bangun dari tidurnya “hhoooammmm, jam berapa sekarang rangga? Masih pagi kan?”
“......”
“Rangga....” ucap dia memastikan.
“.....”
“Rangga ihhhh” ucap dia lagi.
dia yang mulai sadar dengan pakaian tidurnya dengan Lingerie Tipis tanpa memakai bra sontak langsung menjerit “AAHHHHHH! Keluar rangga!” ucap dia sambil melempar botol plastik yang ada disebelahnya.
“aw aw aw... iya miel miel aku keluar!!!!” ucap gue sambil berlari keluar.
Saat setelah berlari keluar, bayang bayang dia dengan pakaian seperti tadi sulit sekali untuk cepat dilupakan, mungkin kalo saja pikiran normal sudah tidak bisa dikendalikan saat itu, bisa saja gue memaksa dia untuk berbuat hal yang ‘macam macam’ dikamarnya.
Saat sedang menunggu dia keluar dari kamar mandi dan bersiap siap dikamarnya,gue yang sedang di balkon saat itu melihat intan keluar dari pintu dengan membawa boneka yang gue belikan untuknya saat di sumedang dulu.
“nihhhh.. aku mau ngembaliin Boneka ini” ucap intan sambil menyodorkan boneka doraemon pemberian dari gue.
gue yang sedikit tercengang dengan sikap dia yang seperti itu buru buru menjawab “intan, kamu kenapa? Aku tulus ngasih hadiah boneka itu ke kamu, aku harap kamu suka dan simpen boneka itu”
Intan menggelengkan kepalanya “Nggak! Aku udah gak pantes lagi nerima hadiah dari kamu! yang pates nerimanya Cuma Mila! Kalian kan udah pacaran sekarang”
“Intan kamu kenapa? Aku gak pacaran sama dia! Aku deket sama dia sama kayak sekarang aku deket sama kamu” ucap gue.
“Udahlah jangan ngelak lagi! Aku udah tau semuanya juga kok! Kamu bilang sayang kan ke dia waktu di ciater kemaren?” ucap intan.
“intan....kan udah aku bilang, sayang aku ke dia sama aja kayak sayang aku ke kamu, kamu harus ngerti itu dong..., ini nih buktinya kalo aku gak jadian sama mila, aku masih pake gelang dari kamu sampe sekarang” ucap gue memberikan penjelasan ke dia sambil menunjukan sebuh gelang yang pernah ia berikan ke gue dulu.
“maaf aku gak bisa, nih sekarang kamu ambil lagi barang yang kamu kasih..” ucap dia kembali menyodorkan boneka itu ke arah gue.
“intan kamu kenapa?” ucap gue yang sedikit kecewa dengan sikap yang ia tunjukan.
Saat sedang berbicara berdua dengan intan, Seorang laki laki datang dari arah tangga menghampiri intan “Pagi sayang, ada apa pagi pagi gini?” sapa dia dengan mesranya. seketika Mata gue yang melotot ketika melihat pria itu dengan mesranya mengecup kening intan! Setelah melihat kejadian itu, entah kenapa seluruh badan ini terasa panas!
dengan melirik ke arah gue, dia melanjutkan pembicaraannya “Eh ada Rangga, Rangga kan? Intan udah cerita tentang elu ke gue, gue Faza” ucap nya ramah sambil merangkul badan intan dengan senyum yang menyebalkan seperti mencemooh.
saat sedang terdiam tanpa menjawab ucapan dari Faza, mila yang sudah daritadi ada di pintu luar Flat menghampiri gue yang sedang berdiri mematung sendiri “sayang, ada apa? Kok malah bengong gitu sih? kita kan mau jalan jalan hari ini” ucap mila sambil mengecup pipi sebelah kiri gue.
Mata intan yang terbelak melihat apa yang dilakukan mila terhadap gue, namun ia mencoba untuk tetap tenang dan menceritakan tujuannya menemui gue, setelah intan selesai cerita, Faza menatap gue dengan pandangan mencemooh “Kenapa lu gak mau terima lagi bonekanya?”
Gue yang hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan olehnya, hanya sepasang mata gue tatap ke arahnya dengan tajam, entah kenapa Faza tertawa dengan terkekeh kekeh “hehehe cowok macem apa lu gak mau ngakuin apa yang udah lu lakuin? Akuin lah kalo lu udah jadian sama dia! Owh... jadi Ini sifat seorang rangga yang diceritain cewek gue yang katanya anak baik baik? Weleh ternyata lu cuma pengecut!”
mendengar cemoohan dari Faza, mila yang tidak terimapun mulai angkat bicara “heh! Lu...”
belum sempat dia selesai berbicara, gue yang sudah nai pitam langsung memotong ucapan mila dan menjawab cemoohan yang dilontarkan oleh Faza “Heh! Gue gak tau siapa elu! Datang aja tiba tiba kesini! Asal lu tau ya! Gue udah gak peduli lu mau cowok dia kek! Mau suami dia kek! Bukan urusan gue. Dan buat kamu Intan, aku gak bisa nerima lagi barang yang udah aku kasih ke orang lain, kalau kamu udah gak suka sama boneka itu, buang ato bakar aja! Aku udah gak peduli”
Dengan emosi gue mengajak mila untuk pergi meninggalkan mereka berdua, mila yang mungkin sedikit kaget dengan ucapan gue tadi ke intan, dia kaget untuk pertama kalinya selama ini dia belum pernah lihat atau mungkin belum pernah denger kalau gue bisa marah seperti itu ke seorang wanita, Melihat emosi gue yang sudah meningkat di pagi hari, mila merangkul dan berbicara “Tenang, ada aku disini” ucap dia sammbil tersenyum.
Di meja makan sebuah restoran yang kita datangi, gue hanya terdiam memikirkan kejadian yang baru saja terjadi, kejadian tadi seolah menunjukan bahwa diantara mereka berdua seolah seolah sedang saling memanas manasi. Gue yang sudah terbiasa melihat intan melakukan hal seperti itu mulai menebak nebak mungkin apa yang mereka lakukan berdua tadi hanya sekedar mencoba untuk membuat gue iri saja untuk takut kehilangan dia, karna apa yang dia lakukan tadi sudah sering dia tunjukan saat gue sedang dekat dengan puri dulu.
“hey, makan dong makanannya, nanti keburu dingin” ucap mila membuyarkan lamunan gue.
“eh iya iya”
“kamu mikirin apa sih?”
“eh enggak, Cuma kepikiran kejadian tadi aja”
“Jawab jujur ya! Kamu cerburu liat mereka berdua kayak gitu?” tanya mila.
“hah? Cemburu? Enggak lah, aku udah sering liat dia kayak gitu didepanku dulu, jadi udah gak aneh aja ngeliat mereka berdua kayak gitu sekarang” jawab gue santai.
“terus kenapa daritadi ngelamun terus?” ucap dia sambil melahap makanan yang dia pesan.
“enggak, aku Cuma kepikiran aja, aku ngerasa sikap ku tadi ama intan agak keterlaluan deh, dia juga keliatannya agak kaget gitu”
“iya sih, aku juga kaget aja kamu belum pernah sebelumnya kayak gitu ke perempuan selain pas kedjadian ribut kita dulu, tapi udah gak usah dipikirin, lupain aja, kita kan mau jalan jalan hari ini” jawab mila.
“iya, yaudah kamu abisin makanannya abis itu kita jalan lagi”
“makananmu gak dimakan?”
“......” gue hanya menjawab dengan menggelengkan kepala.
“ihhhh sayang tau dipesen kalo gak dimakan”
“nungguin disuapin kamu” ucap gue berbisik ke arahnya.
“ihhh malu tau banyak orang” jawab mila.
“Bodo!”
“nih nih aaaa aaaaa”
“amm clap clap clap”
“nah kan kebiasaan, kalo makan disuapin jangan bunyi bunyi! Jadi males deh” ucap mila.
“kalo kata norman berisik kayak anjing Brimob,hhahaha” ucap mila lagi.
“laper neng.... HAHAHAHAHA” ucap gue membuka mulut lebar lebar.
“idihhh idiiihhh jorok jorok! Telen gak.. telen... telen....” ucap mila sambil menjewer kuping.
“iya iya aduuhhhh, udah sakit entar keluar lagi makanannya” ucap gue meringis kesakitan.
“nihhh aaa” ucap mila kembali menyuapi.
“ssllrrrpppp” gue langsung menelan nasi tanpa dikunyah.
“kamu!!! kunyah dulu dong nasinya, males deh aku nyuapinnya” ucap mila kembali memarahi.
“iya iya, hehehh”
Hari itupun kita lewati bersama keliling keliling di daerah Bandung saja, niat awal yang awalnya akan berkunjung ke jakarta untuk menemui dea untuk bersilaturahmi, telah dibatalkan oleh mila karna dia lebih memilih melihat indahnya kota bandung di kawasan puncak kota lembang.
oktavp dan 2 lainnya memberi reputasi
3
