- Beranda
- Stories from the Heart
Sometimes Love Just Ain't Enough
...
TS
jayanagari
Sometimes Love Just Ain't Enough
Halo, gue kembali lagi di Forum Stories From The Heart di Kaskus ini 
Semoga masih ada yang inget sama gue ya
Kali ini gue kembali lagi dengan sebuah cerita yang bukan gue sendiri yang mengalami, melainkan sahabat gue.
Semoga cerita gue ini bisa berkenan di hati para pembaca sekalian

Semoga masih ada yang inget sama gue ya

Kali ini gue kembali lagi dengan sebuah cerita yang bukan gue sendiri yang mengalami, melainkan sahabat gue.
Semoga cerita gue ini bisa berkenan di hati para pembaca sekalian


*note : cerita ini sudah seizin yang bersangkutan.
Quote:
Quote:
Diubah oleh jayanagari 24-04-2016 00:40
Dhekazama dan 8 lainnya memberi reputasi
9
421.1K
1.5K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
jayanagari
#253
PART 12
Pagi itu gue bangun agak kesiangan, dan gue buru-buru mandi kemudian pake baju yang pantes buat kuliah. Gue kemudian mengecek handphone, dan ternyata Fira udah nyariin gue dari tadi. Ada beberapa chat dari dia, yang intinya dia udah nungguin dijemput. Gue mendengus dan melemparkan handphone ke kasur, kemudian melanjutkan berpakaian.
Gue meraih tas dan kunci motor, kemudian perlahan mengendarai menuju kosan Fira. Di gerbang kosan, gue berhenti, dan berpikir sejenak. Rute biasanya gue ke kosan Fira belok kanan, sementara kosan Sherly di sebelah kiri. Kemudian gue berpikir lagi, lewat kiri juga bisa sampe ke kosan Fira. Alhasil secara absolut, pikiran dan hati gue memutuskan untuk belok kiri aja, melewati kosan Sherly sebelum sampai di kosan Fira.
Gue menjalankan motor perlahan, melewati kosan Sherly yang pagi itu pagarnya terbuka sedikit. Gue menoleh, dan mengamati setiap detailnya. Sayangnya pagi itu gak ada siapapun di depan kosan itu, apalagi Sherly. Mungkin entah kapan lagi gue bisa ketemu Sherly secara gak sengaja seperti di warung tempo hari. Gue menghela napas panjang karena kecewa.
Gue kemudian menjemput Fira, yang udah siap di depan kosannya sejak entah kapan. Wajahnya menunjukkan kalo dia kesel, karena gue telat jemput dia. Gue menghentikan motor di depannya sambil meringis, mencoba untuk sedikit berlaku tanpa dosa.
Selama perjalanan singkat ke kampus itu gue dan Fira gak ngobrol sama sekali, suasana lagi gak kondusif. Gue sampai di kampus, memarkirkan motor dan kemudian berjalan bareng Fira menuju kelas. Di dalam kelas, Fira langsung mencari tempat duduk di depan, sementara gue di belakang, di sebelah Bas. Waktu itu kuliah belum mulai, karena dosen belum datang meskipun sebenarnya udah cukup terlambat.
Bas memandangi gue sejak datang dan duduk di sebelahnya, kemudian bertanya ke gue tanpa menoleh.
Bas masih asyik mengupas kulit kacang kemudian memakan isinya, sambil sesekali membersihkan remah-remah di celana jeansnya. Gue bersandar ke belakang dan memandangi Fira jauh didepan gue, sambil menghela napas berat.
Untungnya setelah itu kelas gue gak bareng Fira, jadilah gue nanti pulang sendiri. Di perjalanan pulang dari kampus itu gue mengendarai motor perlahan, karena ngantuk. Sebelum pulang gue sempet mampir sebentar untuk beli pulsa, dan kemudian kembali ke kosan gue, melewati kosan Sherly. Kosan itu masih sepi seperti tadi pagi.
Kemudian gue melewati sebuah warung makan kecil yang dibuka di garasi sebuah rumah disamping kosan Sherly. Gue memicingkan mata dan sekilas melihat sosok Sherly disana. Tanpa pikir panjang gue berhenti dan memarkirkan motor, kemudian masuk ke warung makan itu.
Gue berlaku semencolok mungkin biar Sherly menyadari kehadiran gue disana. Satu keuntungan buat gue, warung makan itu cukup sepi pembeli siang itu. Dan apa yang menjadi harapan gue pun terkabul, Sherly melihat gue dan tersenyum. Gue menjadi semakin percaya diri untuk menghampirinya duluan.
Aslinya gue berharap Sherly bilang “aah, apaan sih, gak ada pacar kok.” tapi ternyata Sherly hanya menanggapi sambil tertawa. Gara-gara itu juga gue langsung jadi salah tingkah.
Setelah memesan makanan di penjual, sambil memegang piring makan siang gue celingukan mencari tempat kosong. Gue berharap punya keberanian untuk bertanya ke Sherly apakah gue diperbolehkan makan semeja sama dia. Gue melangkah mendekati meja Sherly, dan tersenyum.
Sherly gak menjawab, dia cuma tersenyum penuh arti. Gue memperhatikan Sherly, cewek misterius yang baru gue kenal semenjak dia kecelakaan di depan kosan gue. Cewek menyenangkan dan ramah, tapi banyak dari sisi kehidupannya yang belum gue tahu. Siang itu gue berharap gue masih punya kesempatan lagi untuk bertemu dengannya dan mengenalnya lebih dalam, di situasi yang lebih baik.
Pagi itu gue bangun agak kesiangan, dan gue buru-buru mandi kemudian pake baju yang pantes buat kuliah. Gue kemudian mengecek handphone, dan ternyata Fira udah nyariin gue dari tadi. Ada beberapa chat dari dia, yang intinya dia udah nungguin dijemput. Gue mendengus dan melemparkan handphone ke kasur, kemudian melanjutkan berpakaian.
Gue meraih tas dan kunci motor, kemudian perlahan mengendarai menuju kosan Fira. Di gerbang kosan, gue berhenti, dan berpikir sejenak. Rute biasanya gue ke kosan Fira belok kanan, sementara kosan Sherly di sebelah kiri. Kemudian gue berpikir lagi, lewat kiri juga bisa sampe ke kosan Fira. Alhasil secara absolut, pikiran dan hati gue memutuskan untuk belok kiri aja, melewati kosan Sherly sebelum sampai di kosan Fira.
Gue menjalankan motor perlahan, melewati kosan Sherly yang pagi itu pagarnya terbuka sedikit. Gue menoleh, dan mengamati setiap detailnya. Sayangnya pagi itu gak ada siapapun di depan kosan itu, apalagi Sherly. Mungkin entah kapan lagi gue bisa ketemu Sherly secara gak sengaja seperti di warung tempo hari. Gue menghela napas panjang karena kecewa.
Gue kemudian menjemput Fira, yang udah siap di depan kosannya sejak entah kapan. Wajahnya menunjukkan kalo dia kesel, karena gue telat jemput dia. Gue menghentikan motor di depannya sambil meringis, mencoba untuk sedikit berlaku tanpa dosa.
Quote:
Selama perjalanan singkat ke kampus itu gue dan Fira gak ngobrol sama sekali, suasana lagi gak kondusif. Gue sampai di kampus, memarkirkan motor dan kemudian berjalan bareng Fira menuju kelas. Di dalam kelas, Fira langsung mencari tempat duduk di depan, sementara gue di belakang, di sebelah Bas. Waktu itu kuliah belum mulai, karena dosen belum datang meskipun sebenarnya udah cukup terlambat.
Bas memandangi gue sejak datang dan duduk di sebelahnya, kemudian bertanya ke gue tanpa menoleh.
Quote:
Bas masih asyik mengupas kulit kacang kemudian memakan isinya, sambil sesekali membersihkan remah-remah di celana jeansnya. Gue bersandar ke belakang dan memandangi Fira jauh didepan gue, sambil menghela napas berat.
Quote:
Untungnya setelah itu kelas gue gak bareng Fira, jadilah gue nanti pulang sendiri. Di perjalanan pulang dari kampus itu gue mengendarai motor perlahan, karena ngantuk. Sebelum pulang gue sempet mampir sebentar untuk beli pulsa, dan kemudian kembali ke kosan gue, melewati kosan Sherly. Kosan itu masih sepi seperti tadi pagi.
Kemudian gue melewati sebuah warung makan kecil yang dibuka di garasi sebuah rumah disamping kosan Sherly. Gue memicingkan mata dan sekilas melihat sosok Sherly disana. Tanpa pikir panjang gue berhenti dan memarkirkan motor, kemudian masuk ke warung makan itu.
Gue berlaku semencolok mungkin biar Sherly menyadari kehadiran gue disana. Satu keuntungan buat gue, warung makan itu cukup sepi pembeli siang itu. Dan apa yang menjadi harapan gue pun terkabul, Sherly melihat gue dan tersenyum. Gue menjadi semakin percaya diri untuk menghampirinya duluan.
Quote:
Aslinya gue berharap Sherly bilang “aah, apaan sih, gak ada pacar kok.” tapi ternyata Sherly hanya menanggapi sambil tertawa. Gara-gara itu juga gue langsung jadi salah tingkah.
Quote:
Setelah memesan makanan di penjual, sambil memegang piring makan siang gue celingukan mencari tempat kosong. Gue berharap punya keberanian untuk bertanya ke Sherly apakah gue diperbolehkan makan semeja sama dia. Gue melangkah mendekati meja Sherly, dan tersenyum.
Quote:
Sherly gak menjawab, dia cuma tersenyum penuh arti. Gue memperhatikan Sherly, cewek misterius yang baru gue kenal semenjak dia kecelakaan di depan kosan gue. Cewek menyenangkan dan ramah, tapi banyak dari sisi kehidupannya yang belum gue tahu. Siang itu gue berharap gue masih punya kesempatan lagi untuk bertemu dengannya dan mengenalnya lebih dalam, di situasi yang lebih baik.
Diubah oleh jayanagari 21-10-2015 16:27
pulaukapok dan 3 lainnya memberi reputasi
4
: maaf yah lama, tadi kesiangan soalnya hehehe
: iyaa, udah yuk berangkat, ntar keburu telat
: kenapa lo? telat trus ngambek?
: kok lo tau?
: keliatan itu mah. muka-mukanya pada ditekuk semua... *mengunyah* ....udah gak usah dipikirin.
: lah lo kenapa mau?
: jangan-jangan kamu buntutin aku ya?
: ya maunya sih gitu, tapi takut ntar pacar kamu marah hahaha
: terus kalo kuliah naik apa?