- Beranda
- Stories from the Heart
Sometimes Love Just Ain't Enough
...
TS
jayanagari
Sometimes Love Just Ain't Enough
Halo, gue kembali lagi di Forum Stories From The Heart di Kaskus ini 
Semoga masih ada yang inget sama gue ya
Kali ini gue kembali lagi dengan sebuah cerita yang bukan gue sendiri yang mengalami, melainkan sahabat gue.
Semoga cerita gue ini bisa berkenan di hati para pembaca sekalian

Semoga masih ada yang inget sama gue ya

Kali ini gue kembali lagi dengan sebuah cerita yang bukan gue sendiri yang mengalami, melainkan sahabat gue.
Semoga cerita gue ini bisa berkenan di hati para pembaca sekalian


*note : cerita ini sudah seizin yang bersangkutan.
Quote:
Quote:
Diubah oleh jayanagari 24-04-2016 00:40
Dhekazama dan 8 lainnya memberi reputasi
9
421.2K
1.5K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
jayanagari
#237
PART 11
Semenjak gue dan sahabat-sahabat gue melihat Fira berdua di warung bareng cowok lain itu gue merasa malas untuk menghubungi Fira lagi, meskipun rutinitas pagi gue masih diisi dengan menjemput Fira di kosannya. Namun satu-satunya alasan gue masih mau antar-jemput Fira adalah gue gak mau menghilang gitu aja dari Fira. Kalaupun gue harus berhenti mengharapkan Fira, biarlah gue lakukan perlahan.
Suatu sore di pertengahan minggu.
Gue sedang bermain game Football Manager di laptop busuk kebanggaan gue, dan menggapai-gapai lantai keramik di samping tempat gue duduk. Gue menemukan apa yang gue cari, bungkusan rokok, dan menggerutu ketika sadar bahwa rokok gue habis. Sambil bersungut-sungut gue mengambil dompet dan langsung keluar menuju warung kelontong langganan yang letaknya gak begitu jauh dari kosan gue.
Gak lama kemudian ibu-ibu pemilik warung menyerahkan sebungkus rokok yang gue minta, yang langsung gue bayar. Sambil berdiri, gue menyalakan rokok dan menghisapnya dengan nikmat. Gue kemudian mengambil sebotol minuman teh kemasan plastik dari lemari pendingin, dan gue bayar.
Ketika gue berbalik keluar dari warung, ternyata ada Sherly di depan warung, baru akan masuk. Gue kaget, dan tersenyum ketika tatapan kami bertemu.
Sherly yang kaget juga ada gue di warung itu, kemudian tersenyum sambil melambai kecil kepada gue, meskipun gue tepat berada di depannya.
Gue menyingkir dari depan warung itu, dan berdiri di agak disamping teras warung, menunggu Sherly sambil menghisap rokok. Sherly sadar kalo gue masih menunggunya disitu. Sambil menunggu tissuenya, Sherly berbalik ke gue dan bersandar di etalase kaca.
Sherly berbalik ke arah ibu pemilik warung, karena dia udah selesai berbelanja dan membayar. Sambil menunggu kembalian dia berbalik lagi ke gue.
Gue dan Sherly kemudian berjalan menuju kosan Sherly yang terletak hanya sekitar 100 meter dari kosan gue. Sambil berjalan itu gue sedikit bertanya-tanya tentang dirinya.
Tanpa terasa kami berdua udah sampai di kosan Sherly. Gue menunggu sebentar di balik pagar kosan tersebut sementara Sherly masuk mengambil helm gue dan helm buluk milik Mus yang gue embat dulu. Gue memasukkan rokok dan menyelipkan botol minuman gue ke kantong celana, dan menerima kedua helm itu dengan dua tangan.
Sore itu gue berjalan kembali ke kosan gue dengan membawa dua helm di kedua tangan gue, dan memori tentang Sherly di hati gue. Sepertinya senyumnya yang cantik dan tawanya yang menyenangkan itu mulai terasa nyaman di hati gue. Semoga.
Semenjak gue dan sahabat-sahabat gue melihat Fira berdua di warung bareng cowok lain itu gue merasa malas untuk menghubungi Fira lagi, meskipun rutinitas pagi gue masih diisi dengan menjemput Fira di kosannya. Namun satu-satunya alasan gue masih mau antar-jemput Fira adalah gue gak mau menghilang gitu aja dari Fira. Kalaupun gue harus berhenti mengharapkan Fira, biarlah gue lakukan perlahan.
Suatu sore di pertengahan minggu.
Gue sedang bermain game Football Manager di laptop busuk kebanggaan gue, dan menggapai-gapai lantai keramik di samping tempat gue duduk. Gue menemukan apa yang gue cari, bungkusan rokok, dan menggerutu ketika sadar bahwa rokok gue habis. Sambil bersungut-sungut gue mengambil dompet dan langsung keluar menuju warung kelontong langganan yang letaknya gak begitu jauh dari kosan gue.
Quote:
Gak lama kemudian ibu-ibu pemilik warung menyerahkan sebungkus rokok yang gue minta, yang langsung gue bayar. Sambil berdiri, gue menyalakan rokok dan menghisapnya dengan nikmat. Gue kemudian mengambil sebotol minuman teh kemasan plastik dari lemari pendingin, dan gue bayar.
Ketika gue berbalik keluar dari warung, ternyata ada Sherly di depan warung, baru akan masuk. Gue kaget, dan tersenyum ketika tatapan kami bertemu.
Quote:
Sherly yang kaget juga ada gue di warung itu, kemudian tersenyum sambil melambai kecil kepada gue, meskipun gue tepat berada di depannya.
Quote:
Gue menyingkir dari depan warung itu, dan berdiri di agak disamping teras warung, menunggu Sherly sambil menghisap rokok. Sherly sadar kalo gue masih menunggunya disitu. Sambil menunggu tissuenya, Sherly berbalik ke gue dan bersandar di etalase kaca.
Quote:
Sherly berbalik ke arah ibu pemilik warung, karena dia udah selesai berbelanja dan membayar. Sambil menunggu kembalian dia berbalik lagi ke gue.
Quote:
Gue dan Sherly kemudian berjalan menuju kosan Sherly yang terletak hanya sekitar 100 meter dari kosan gue. Sambil berjalan itu gue sedikit bertanya-tanya tentang dirinya.
Quote:
Tanpa terasa kami berdua udah sampai di kosan Sherly. Gue menunggu sebentar di balik pagar kosan tersebut sementara Sherly masuk mengambil helm gue dan helm buluk milik Mus yang gue embat dulu. Gue memasukkan rokok dan menyelipkan botol minuman gue ke kantong celana, dan menerima kedua helm itu dengan dua tangan.
Quote:
Sore itu gue berjalan kembali ke kosan gue dengan membawa dua helm di kedua tangan gue, dan memori tentang Sherly di hati gue. Sepertinya senyumnya yang cantik dan tawanya yang menyenangkan itu mulai terasa nyaman di hati gue. Semoga.
Diubah oleh jayanagari 20-10-2015 20:43
pulaukapok dan 2 lainnya memberi reputasi
3
: panggil Dhika ajaaaa, berasa tua banget kalo pake mas...
: eh, iyaa, Dhika... hehehe.
: engga sih, cuma dikasih obat luar aja. kalo obatnya abis ya beli lagi, tapi gak perlu kontrol ke rumah sakit lagi.
: eh, mau beli apa nih? kok malah jadi ngobrol disini hehehe.
: : abis ini aku ke kosan kamu ya, kamu gak kemana-mana kan abis ini?
: eh iya juga ya....
: yaah ada enaknya ada enggaknya, tapi banyakan enaknya sih
: dapet nilainya gampang...
: bisa dong, enteng ini mah...
: ya udaaaah...