Kaskus

Story

201192Avatar border
TS
201192
Aku pergi sebentar, boleh?
Aku pergi sebentar, boleh?


Quote:


INDEX:

SATU : Ve !!!

DUA : Kak Tama

TIGA : Diam

EMPAT : Coklat

LIMA : Break Up Lexa !

ENAM : Boleh Aku Bertanya Sesuatu?

TUJUH : Tadaima

DELAPAN : Gadis Coklat

SEMBILAN : Api Cemburu

SEPULUH : Bad Day

SEBELAS : Terbongkar !!!

DUA BELAS : Revenge

TIGA BELAS : Flashback

EMPAT BELAS : Nyaman

LIMA BELAS : PUTUS

ENAM BELAS : Perkenalan

TUJUH BELAS : Akhirnya

DELAPAN BELAS : Jarak

SEMBILAN BELAS : Mayumi Baskara

DUA PULUH : Suci atau Shinta ?

DUA PULUH SATU : It's Final Choise

DUA PULUH DUA : Itu Nyata

DUA PULUH TIGA : Kecerobohan Mayu

DUA PULUH EMPAT : Terlalu berharap

Quote:
Polling
0 suara
LANJUT ??
Diubah oleh 201192 25-10-2017 22:54
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
89.5K
500
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
201192Avatar border
TS
201192
#394
DELAPAN BELAS : Jarak
Lexa melirik Tiara dan Venus yang berdiri menunduk di belakangnya ketika mereka hendak memesan makanan.

"Bu, es jeruk ya dua...anter ke tempat biasa" pesan Lexa pada ibu penjaga kantin hari ini, "Lo tunggu disini bentar" perintah Lexa pada Venus tegas. Sambil kini meraih lengan Tiara dan menariknya meninggalkan Venus sendiri dengan jarak yang terlihat pandangan.

"Gue ada urusan sama Venus, lo bisa pergi sekarang" perintah Lexa pada Tiara.

"Tap....tapiii...kak"

Mata Lexa tajam menatap Tiara sinis, lalu tangan kanannya meraih dagu Tiara yang sedari tadi menunduk di hadapannya seraya berbisik.

"Lo ngerti ga kalo gue nyuruh lo pergi sekarang".

Dengan gundah Tiara tak beranjak seinchi pun dari tempatnya berpijak kini. Pikirannya kacau sekarang. Meninggalkan Venus sendirian dengan Lexa atau melawan perintah Lexa, yang berarti resiko besar menantinya.

"Gue anggap lo nantang gue kalo sekarang lo ga pergi". Lanjut Lexa dingin.

"I....iiyaa kak", dengan gontai langkah Tiara berbalik menjauh dari kantin. "Maafin aku Ve" Bathin Tiara sambil berjalan menjauh.

Sementar Lexa kembali ke Venus yang heran karena Tiara malah pergi di situasi seperti ini.

"Ikut gue" Lexa berlalu melewati Venus tanpa menoleh ke bangku kantin paling pojok, tempat Lexa biasanya beristirahat dengan Shinta, yang hari ini sibuk menjadi cheerladers kelasnya. Venus pun mengikuti langkah Lexa yang berjalan menuju bangku yang Lexa maksud.

"Lo mau terus-terusan beridiri, atau mau gue patahin kaki lo biar bisa duduk?" Cecar Lexa pada Venus yang terus berdiri di hadapannya.

Venus pun duduk di depan Lexa. "Kakak, ada perlu apa ?" Dengan takut sambil meremas ujung seragamnya Venus berusaha dari tenggorokannya.

"Ini non" ibu kantin memecah kecanggungan Venus, ingin rasanya Venus beranjak mengikuti ibu kantin yang kembali pergi menjauhi meja Lexa.

"Minum" Lexa datar.

"Ak...akuu ga aus kak". Tertatih Venus berbicara pada Lexa di hadapannya tanpa berani menatap mata Lexa langsung.

"Perlu gue ulang? Minum sekarang!" Kalimat Lexa datar berisi perintah mengintimidasi Venus.

Perlahan Venus mengambil es jeruk dan menyeruput sedikit dari ujung sedotannya.

"Tama...." Lexa kini tercekat sendiri setelah menyebutkan nama Tama.

Venus pun bereaksi sama terkejutnya, hingga es jeruk yang baru berada di tengah tenggorokannya tersendat, Venus memucat, ia tersedak. "Uhuk"

***

Sore hari, Taman Pemakan Umum

"Padahal gue kesini buat ketemu kalian, kita maen bareng bertiga kaya dulu". Ujar Willy berdiri disamping Ryu yang berjongkok sambil mengelus batu nisan yang ditanam sebulan yang lalu.

---

Tepat sebelum Ujian Tengah Semester, tepat saat paginya Lexa memutuskan hubungannya, di siang harinya ia memukul Ryu yang baru tiba dari bandara, sorenya ia menemui Venus yang ternyata mengembalikan kacamatanya yang terjatuh saat ia menabrak Coky, kelinci Venus karena kecemburuannya terhadap kedekatan Venus dan Ryu. Hari itu benar-benar melelahkan untuknya, di malam harinya dengan kalap, setelah Venus meninggalkannya, Tama kalap. Ia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh dan menabrak pembatas bahu jalan yang berbatasan dengan tepi jurang. Mobil Tama terguling dan terbakar, Tama tak bisa diselamatkan.

---

"Gue merasa bersalah wil, terakhir gue ketemu..kita berdua malah berantem" Ujar Ryu pelan sambil mengelus batu nisan marmer hitam yang bertuliskan nama Sega Pratama

Willy menepuk bahu Ryu "Gue emang ga terlalu suka sama si kutu buku ini, tapi gue yakin dia ga seneng liat lo sedih gini, sampe kapanpun kita tetep tiga sahabat".

Senja itu Ryu dan Willy ditemani semilir angin yang berhembus di samping makam Tama.

***

"Kenapa lo pake batuk segala?" Lexa mencoba mengontol situasi.

"Gapapa kok kak", Venus sambil mengelap sisi bibirnya dengan tissue.

"Gue mau tanya sesuatu ke lo, jujur, sebenernya lo ada apa dengan Tama dan Ryu?" Selidik Lexa.

"Eh? Akk...akuu ga ada apa-apa sama almarhum Kak Tama kok".

"Ya, gue udah denger insiden mos waktu lo kasih bunga ke Tama, ternyata lo dikerjain kan?!"

"I...iyaaa kak"

"Terus, sama Ryu....lo ada hubungan apa?"

Terlintas bayangan peristiwa di Bandara saat ia menjemput Ryu sepulang dari Jepang, Venus meraba bibirnya.

"JAWAB!" Nada Lexa kini meninggi, itu pula yang menyadarkan Venus.

Sebagai jawaban, Venus hanya menggeleng lemah.

Kini Lexa kembali datar "Gue ga akan pernah ngizinin cewe manapun deketin Ryu".

Venus semakin menunduk dalam "iya kak".

"Kecuali Ryu yang mendekati cewe itu, selama ini Ryu belum pernah deketin cewe, selalu cewe-cewe yang kegenitan sama dia", Lexa meneruskan kalimatnya.

"Iii....iyaa kak" angguk Venus.

"Lo pernah keganjenan ke Ryu?!"

Buru-buru Venus menggeleng.

"Lo suka sama Ryu?!"

Venus menunduk dalam, karena sebenarnya ia pun tak tahu apa yang dirasakannya terhadap Ryu kini.

"Tama..." Lexa kini ragu melanjutkan.

Venus yang sedari tadi menunduk kini menatap Lexa bingung.

"Gue putus sama Tama di hari dia kecelakaan, gue sadar kalo gue butuh dia ketika Ryu ga pernah nyambut perasaan gue, gue telat sadar...gue sadar ketika Tama udah ga ada sekarang". Kini nada bicara Lexa semakin melemah.

GLEK

Venus bingung entah hendak berkata apa.

"Lo, gue tanya sekali lagi..Lo suka sama Ryu?!" Kembali nadanya yang tegas menyerang Venus.

"Aku gatau kak, aku gatau gimana perasaanku ke kak Ryu". Sambil menggelengkan kepalanya lemah.

Tiba-tiba Lexa beranjak berdiri ke samping Venus....

PLAKKK!!!

Entah keberapa kalinya Venus kembali ditampar oleh Lexa.

"B*NGS*T, JANGAN PERNAH LO MAENIN RYU KALO LO SENDIRI GA TAU PERASAAN LO BUAT DIA". Lalu Lexa beranjak pergi dengan tergesa.

Senja itu Venus ditemani semilir angin yang berhembus di kantin dengan pipi yang menghangat. Sesaat ketika Lexa pergi, Venus sempat melihat Lexa menyeka matanya dengan lengan, Lexa menangis.

***

Tak terasa semester baru sudah mulai, peristiwa di hari terakhir class meeting dengan Lexa di kantin benar-benar mengguncang bathin Venus. Kini Venus bingung harus melangkah ke arah mana.

"Seharusnya kita kedatangan murid baru hari ini, tapi sepertinya ada halangan". Ujar Bu Ratna, wali kelas Venus, XI IPA 2.

Tak lama kemudian....

TOK...TOK....

Pintu kelas diketuk dari luar, dilanjutkan dengan munculnya kepala berambut mohawk berwarna merah.

"Maaf, ini kelas ibu Ratna?" Ujar kepala yang menyembul dari balik pintu itu.

"Ya, ada perlu apa?" Ujar ibu Ratna berwibawa.

Lelaki mohawk itu berjalan sambil menyerahkan amplop ke ibu Ratna.

"Oh, jadi kamu...."

"Iya bu, maaf saya telat bangun tadi, hehe"

"Yasudah, jangan terulang, di lain kesempatan kamu ga akan boleh masuk kelas jika telat".

Lalu ibu Ratna menghadap ke kelas dan mengumumkan "ini teman kelas kalian yang baru" ibu Ratna kini memberi ruang pada anak baru itu, "sekarang kamu perkenalkan diri".

"Saya Willy, pindahan dari Australia".

Venus yang melihat Willy beradu pandang dengan Tiara disebelahnya.

"Ve, bukannya kata kak Lexa, dia seangkatan sama kak Ryu?kok malah masuk kelas kita?

"Aku juga ga tau Ra".
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.