- Beranda
- Stories from the Heart
Di Antara Bintang-Bintang
...
TS
astri.beloved
Di Antara Bintang-Bintang
Di Antara Bintang-bintang
Kisahku dengan Perempuan-perempuan Itu
18 +++ (Adult Only)
18 +++ (Adult Only)
Spoiler for intro:
Di Antara Bintang-bintang #2
Polling
868 hari lagi - 0 suara
Apakah RISTA akan kembali bersama NAUFAL (Oval)?
Diubah oleh astri.beloved 07-01-2019 13:42
radorada dan 18 lainnya memberi reputasi
17
1.2M
4.2K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
astri.beloved
#3626
Tetap dan masih susah, sadar aja semua butuh proses, Sitaa masih ngalor ngidul intinya soal kita gue juga berusaha membantu aja walau kadang dipecah sama Reno atau Mamanya. Setengah jam lebih, debat dan lainnya, mau dibolak balik kayak apa juga, Sitaa nggak akan pernah Goyah..
Sitaa mengambil selembar kertas dan bolpoin dari Tasnya, dia menuliskan sejengkal Ayat Alqur’an.. Sekali lagi, semua itu hasil dari Riset dia selama ini soal agama, gue sendiri hanya menambah keyainan dan memantapkan saja. Kalau banyak yang menuduh kalau gue sebab Sitaa keluar dari Agamanya. Awalnya memang dari dia sendiri.. Sitaa menuliskan beberapa Terjemahan sambil berbicara banyak hal, dan semua yang disini hanya berusaha menghargai saja sih.. Memepersilahkan Sitaa berargumen mengungkapkan sesuatu,,
Tapi baru menuliskan dan berkata sedikit, mereka memecah..
Sita melanjutkan, menuliskan dan berkata-kata..
Suasana kembali memanas, tangan Papa menggenggam, sorot matanya tajam ke arah gue. Nggak jauh beda pula dengan Mamanya, dan apalagi Reno..
Reno memuncak, dia langsung mukulin gue disini juga. Jujur, gue nggak membalas sedikitpun, bukan karena nggak berani, tapi gue berusaha menunjukkan Sikap dewasa didepan orangtua Sitaaa. Nggak lama Reno berhenti, dan Papa Mamanya mengusir gue.. Tapi, Sitaa membela dan mengancam akan ikut ke gue..
Mendengar itu, gue berhenti melangkah, Sitaapun sama..Tapi ini sebuah kejujuran yang harus gue ungkapkan..
Gue diusir sama Reno, dan beberapa pukulan mendarat di Kepala ini, sakit sih tapi gue tetap nggak membalas.. Sitaa disekap sama Papanya dan semakin nangis.. Tapi maaf karena gue tetap pergi, setidaknya ini bisa jadi pendingin.. Gue yakin Sitaa akan berjuang mati-matian setelah ini.. Gue dengar teriakan Sitaa manggil gue dari ruang tamu, saat Reno menutup gerbang dan gue tancap Gas. Maafin gue Taa, Janji nggak akan lagi yakitin Lo. SUMPAH!, Harapan gue cuma bisa mendapatkan Lo seutuhnya jadi istri gue selamanya.. Guepun pergi dari situ ke arah selatan, Ring Road yaaa, gue berputar mengelilingi Jogja, entah sampai kapan melingar seperti ini sampai tak terasa 2 jam gue dijalanan..
Semakin malam, dan singgah di CK Seturan, sekedar beristirahat.. Sitaa belum sms atau ngasih kabar apapun.. Hanya ancaman Reno lewat nomor dia.. Silahkan kalau mau menjarain gue, atau ngelaporin ke siapapun, asal Sitaa baik-baik saja itu udah cukup buat gue.. Berpikir, diam menikmati secangkir kopi dan rokok, walau disekitar masih ramai Pemandangan yang JELITA malam hari di sekitar kawasan ini, semua itu nggak akan cukup menghibur gue.. Disisi lain, debat, mempermasalah, dan adu mulut berargumen soal Lintas Agama, mau sampai ujung Dunia juga nggak akan selesai, pasti akan selalu berseberangan, jadi hanya orang yang benar-benar membuka pikiran, hati dan jiwanya yang akan menemukan kebenaran itu, apalagi ini soal Keyakinan!.
Entahlah, sampai malam larut gue masih di jalanan. Tiara juga nanyain gue dan Sitaa dimana, tapi gue cuma bilang Sitaa sama keluarganya dan gue sendiri. Ehhh malah dia mau nyusul kesini, ya udah sampai dia dateng dan kita santai aja.. Gue nggak perlu cerita apapun tentang Sitaa dan kejadian tadi. Tiara sebenenrya ngerti kok masalahnya tapi dia cuek dan ini udah soal hati diapun berusaha mengerti saja, walau gue tau secara hatinya dia juga tersinggung karena keimanan mereka sama..
Ahhh, nggak tau deh apa yang dirasa sekarang.. Gue cuma kepikiran gadis itu, Sitaaa.. Apa iya gue harus kehilangan dia? Apa iya gue malah semakin menyakitinya kalau saja dia semakin jauh dari gue. Kalau saja akan seperti ini, dengan cara apa gue harus menebus kesalahan gue selama ini ke Sitaa, karena gue sangat merasa bersalah menjadikan Sitaa seperti itu walau dia sebenarnya telah sama-saama memilih jalan seperti gue. Ahh, pusing!!!..
*********
Bersambung dulu
Quote:
Sitaa mengambil selembar kertas dan bolpoin dari Tasnya, dia menuliskan sejengkal Ayat Alqur’an.. Sekali lagi, semua itu hasil dari Riset dia selama ini soal agama, gue sendiri hanya menambah keyainan dan memantapkan saja. Kalau banyak yang menuduh kalau gue sebab Sitaa keluar dari Agamanya. Awalnya memang dari dia sendiri.. Sitaa menuliskan beberapa Terjemahan sambil berbicara banyak hal, dan semua yang disini hanya berusaha menghargai saja sih.. Memepersilahkan Sitaa berargumen mengungkapkan sesuatu,,
Quote:
Tapi baru menuliskan dan berkata sedikit, mereka memecah..
Quote:
Sita melanjutkan, menuliskan dan berkata-kata..
Quote:
Suasana kembali memanas, tangan Papa menggenggam, sorot matanya tajam ke arah gue. Nggak jauh beda pula dengan Mamanya, dan apalagi Reno..
Quote:
Reno memuncak, dia langsung mukulin gue disini juga. Jujur, gue nggak membalas sedikitpun, bukan karena nggak berani, tapi gue berusaha menunjukkan Sikap dewasa didepan orangtua Sitaaa. Nggak lama Reno berhenti, dan Papa Mamanya mengusir gue.. Tapi, Sitaa membela dan mengancam akan ikut ke gue..
Quote:
Mendengar itu, gue berhenti melangkah, Sitaapun sama..Tapi ini sebuah kejujuran yang harus gue ungkapkan..
Quote:
Gue diusir sama Reno, dan beberapa pukulan mendarat di Kepala ini, sakit sih tapi gue tetap nggak membalas.. Sitaa disekap sama Papanya dan semakin nangis.. Tapi maaf karena gue tetap pergi, setidaknya ini bisa jadi pendingin.. Gue yakin Sitaa akan berjuang mati-matian setelah ini.. Gue dengar teriakan Sitaa manggil gue dari ruang tamu, saat Reno menutup gerbang dan gue tancap Gas. Maafin gue Taa, Janji nggak akan lagi yakitin Lo. SUMPAH!, Harapan gue cuma bisa mendapatkan Lo seutuhnya jadi istri gue selamanya.. Guepun pergi dari situ ke arah selatan, Ring Road yaaa, gue berputar mengelilingi Jogja, entah sampai kapan melingar seperti ini sampai tak terasa 2 jam gue dijalanan..
Semakin malam, dan singgah di CK Seturan, sekedar beristirahat.. Sitaa belum sms atau ngasih kabar apapun.. Hanya ancaman Reno lewat nomor dia.. Silahkan kalau mau menjarain gue, atau ngelaporin ke siapapun, asal Sitaa baik-baik saja itu udah cukup buat gue.. Berpikir, diam menikmati secangkir kopi dan rokok, walau disekitar masih ramai Pemandangan yang JELITA malam hari di sekitar kawasan ini, semua itu nggak akan cukup menghibur gue.. Disisi lain, debat, mempermasalah, dan adu mulut berargumen soal Lintas Agama, mau sampai ujung Dunia juga nggak akan selesai, pasti akan selalu berseberangan, jadi hanya orang yang benar-benar membuka pikiran, hati dan jiwanya yang akan menemukan kebenaran itu, apalagi ini soal Keyakinan!.
Entahlah, sampai malam larut gue masih di jalanan. Tiara juga nanyain gue dan Sitaa dimana, tapi gue cuma bilang Sitaa sama keluarganya dan gue sendiri. Ehhh malah dia mau nyusul kesini, ya udah sampai dia dateng dan kita santai aja.. Gue nggak perlu cerita apapun tentang Sitaa dan kejadian tadi. Tiara sebenenrya ngerti kok masalahnya tapi dia cuek dan ini udah soal hati diapun berusaha mengerti saja, walau gue tau secara hatinya dia juga tersinggung karena keimanan mereka sama..
Quote:
Ahhh, nggak tau deh apa yang dirasa sekarang.. Gue cuma kepikiran gadis itu, Sitaaa.. Apa iya gue harus kehilangan dia? Apa iya gue malah semakin menyakitinya kalau saja dia semakin jauh dari gue. Kalau saja akan seperti ini, dengan cara apa gue harus menebus kesalahan gue selama ini ke Sitaa, karena gue sangat merasa bersalah menjadikan Sitaa seperti itu walau dia sebenarnya telah sama-saama memilih jalan seperti gue. Ahh, pusing!!!..
*********
Bersambung dulu

0










