Kaskus

Story

jayanagariAvatar border
TS
jayanagari
Sometimes Love Just Ain't Enough
Halo, gue kembali lagi di Forum Stories From The Heart di Kaskus ini emoticon-Smilie
Semoga masih ada yang inget sama gue ya emoticon-Malu
Kali ini gue kembali lagi dengan sebuah cerita yang bukan gue sendiri yang mengalami, melainkan sahabat gue.
Semoga cerita gue ini bisa berkenan di hati para pembaca sekalian emoticon-Smilie

Sometimes Love Just Ain't Enough



*note : cerita ini sudah seizin yang bersangkutan.


Quote:


Quote:
Diubah oleh jayanagari 24-04-2016 00:40
pulaukapokAvatar border
afrizal7209787Avatar border
DhekazamaAvatar border
Dhekazama dan 8 lainnya memberi reputasi
9
421.1K
1.5K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
jayanagariAvatar border
TS
jayanagari
#88
PART 4

Mungkin diantara kalian banyak yang bertanya-tanya, kenapa gue secepat itu bisa move on dari almarhumah Sari. Mungkin juga ada tanggapan negatif tentang itu. Tapi sebenarnya, jauh di dalam hati gue, masih hanya ada Sari. Terlalu gila buat gue untuk secepat itu menghapus bayangnya. Tapi disamping itu, satu-satunya cara untuk menyembuhkan hati gue adalah menemukan seseorang lagi yang bisa membawa gue perlahan melupakan Sari.

Waktu berjalan terus, dan tanpa disadari gue telah dekat dengan seorang temen kampus gue, yang bernama Fira. Gue lupa bagaimana kami memulai kedekatan ini, tahu-tahu gue dan dia, sudah memiliki kebiasaan rutin yang cukup membuat gue nyaman. Dan dengan itu, perlahan-lahan gue mulai bisa menata kembali hidup gue setelah hancur ditinggal Sari.

Adalah merupakan kebiasaan gue menjemput Fira di kosannya, yang kebetulan hanya berjarak dua gang dari kosan gue. Pagi itu jadwal kuliah dimulai jam 7 pagi, dan jam 6.30 gue udah keluar dari kosan, dan pelan-pelan mengendarai motor matic gue ke kosan Fira. Hanya butuh sekitar tiga menit buat gue untuk sampai disana, dan gue memarkirkan motor didepan kosan Fira, kemudian menunggu.

Ketika gue memegang handphone untuk mengetikkan chat ke Fira kalo gue udah sampai di kosan, Fira muncul dari pintu kosan sambil tersenyum lebar.

“Bentar yah, Dhik, cari sepatu dulu.” ujarnya.
Gue tersenyum dan mengangguk, “Iya, Fir, santai aja.”

Fira pun kembali masuk ke kosannya untuk mencari sepatu, dan mungkin barang-barangnya yang lain yang belum dia siapkan. Gue menunggu dengan sabar, sambil memperhatikan jam di handphone gue. Akhirnya Fira keluar dari kosannya, dengan membawa sebuah tas di bahunya, dan berpakaian kemeja lengan pendek dipadu dengan jeans warna biru lembut. Rambutnya yang hitam panjang itu selalu dibiarkan tergerai, membuat wajahnya yang putih itu terlihat lebih cantik.

Fira langsung naik ke motor gue, dan kamipun pelan-pelan berjalan menuju kampus yang letaknya gak jauh dari situ. Gue bertanya pelan ke Fira.

“Udah sarapan Fir?”
“Belum nih, mau sarapan dulu? Tapi udah jam segini, takut ntar gak keburu masuk kelasnya. Kalo abis kuliah pertama aja gimana?” jawabnya di belakang gue.
Gue tertawa, “Iya deh, abis kuliah pertama aja.”
“Kamu kuliah lagi jam berapa sih?”
“Setengah sembilan. Kan kita barengan lagi itu, masak kamu lupa sih?” jawab gue sambil tertawa.
“Oiyaya, lupa. Hehehe maapin yak!” sahutnya manis di belakang gue.

Semenjak gue deket sama Fira itu, rasanya semangat gue untuk kuliah muncul lagi. Tadinya gue merasa malas untuk ke kampus, kembali ke tempat dimana gue disana sewaktu Sari masih ada. Tapi kini gue perlahan-lahan mulai bisa menghadapi kenyataan lagi, karena Fira.

Pada suatu sore, gue sedang tiduran di kosan setelah dari pagi mengikuti kuliah, handphone gue berbunyi. Gue membaca chat yang terpampang pada layar handphone gue itu.

“Dhik, lagi apa?”
Chat itu dari Fira. Gue langsung membalasnya sambil tersenyum.
“lagi tiduran di kosan, kenapa Fir?”
“gapapa, aku juga di kosan. bosen.”
“Lah, ga jadi main sama Nia? Kirain tadi jadi cari buku bekas.”

“Ga jadi, Nia mendadak pergi sama ortunya. Malah ini si Rian yang ngechat, ngajakin nonton.”
“trus kok ga nonton?”
“belum aku bales sih, masih bingung juga, lagi ga begitu kepingin nonton.”

Gue membaca chat itu, dan kemudian terdiam beberapa waktu. Beberapa kali gue mengetikkan chat, “jalan-jalan sama aku yuk?”, tapi gue hapus lagi. Begitu terus berulang-ulang. Gue bingung, dan masih belum punya keberanian untuk mengajak Fira keluar. Selama beberapa waktu gue deket sama Fira ini, kami berdua maksimal cuma makan siang atau sarapan berdua, karena jam kuliah kami sama. Selebihnya, kami belum pernah jalan berdua diluar jam kampus.

“Trus kepinginnya apa? hehehe.”
Gue memejamkan mata ketika chat itu gue kirimkan. Menunggu dengan tegang jawaban Fira. Gak lama kemudian denting notifikasi chat berbunyi.
“lagi kepingin seafood emoticon-Stick Out Tongue
Gue menulis balasan, dengan perasaan tegang yang semakin besar. Berharap.
“yuk cari seafood, mau?”

Seketika setelah gue mengirimkan chat itu, gue langsung menutupi muka dengan bantal. Antara malu, deg-degan dan ngarep jadi satu. Kemudian gue mendengar notifikasi chat masuk lagi. Gue langsung melemparkan bantal kan melihat isi chat dari layar handphone.

“mauuu! jemput ya. hehehe.”

Spontan gue menghembuskan napas keras dan tertawa sendiri ketika kelegaan menjalar di seluruh tubuh gue. Langsung gue bales chat Fira, mengiyakan sekaligus memberitahu agar dia siap-siap untuk gue jemput. Gue pun bergegas mandi secepat kilat, dan berpakaian serapi mungkin. Gue mengeluarkan motor dan berjalan perlahan ke kosan Fira.

Sesampai di dekat kosan Fira, gue memperlambat laju motor, dan melihat ada sebuah mobil terparkir di depan bangunan kosan itu. Gue berhenti di depan pagar kosan, dan membuka kaca helm. Gue cuma bisa berkedip-kedip dan berusaha mencerna apa yang gue lihat. Disitu gue melihat Fira sedang duduk dan ngobrol berdua dengan seorang laki-laki.

itkgid
oktavp
pulaukapok
pulaukapok dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.