Kaskus

Story

galonze.b.c.n.bAvatar border
TS
galonze.b.c.n.b
1 Flat! 2 Wanita! 2 Cerita!
 1 Flat! 2 Wanita! 2 Cerita!

1 Flat2 Wanita 2 Cerita

 1 Flat! 2 Wanita! 2 Cerita!



Quote:


Spoiler for Rules:


Spoiler for F.A.Q:


Quote:
Diubah oleh galonze.b.c.n.b 11-06-2016 21:40
jabo218Avatar border
njek.lehAvatar border
sormin180Avatar border
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.1M
3K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
galonze.b.c.n.bAvatar border
TS
galonze.b.c.n.b
#968
Part 51 Trip to Sumedang (6) [ Patriotisme dan Sepak Bola ]
Sore harinya ketika sedang hendak mengangkat jemuran di halaman belakang, gue melihat Rio dan Agnas sedang berdua duduk di bangku halaman belakang, terliihat merika sedang asyik mengobrol sambil senyum senyum berdua. Melihat ke dekatan mereka berdua, hati gue menjadi sedikit iri melihat mereka bisa sedekat itu, gue urungkan untuk tidak jadi mengangkat jemurannya dan kembali ke dapur.

Esok paginya semua anak anak dan Desi berkumpul di tengah rumah di meja makan, kita mendiskusikan pertandingan besok sore untuk menjawab tantangan bermain bola dari kampung sebelah, Gue yang duduk diantara intan dan Mila, sementara Rio duduk di depan gue dan mulai berbicara.

“Oy, sebenernya gue ngerasa keganggu aja sih sama tantangannya anak anak desa sebelah, niat kita kan kesini liburan bukan buat main sepak bola” ucap rio membuka diskusi.

“ya itu juga kan liburan yo, itung itung ngelepas penat lah daripada Cuma mancing sama maen di kali doang” ucap gue.

“ya, tapi ini lain ceritanya ngga, Desi cerita ama gue kalo anak anak desa ini pernah main bola sama mereka dan badan mereka kesakitan semua (nyeuri awak) sehabis main bola, iyakan des?” ucap rio memastikan.

“eh... mmhhhh iya kak” jawab desi.

“Kenapa gak ditolak aja sih yank?” tanya agnas.

“hmmm iya itu udah aku pikirin, aku juga udah ketemu si kamal kemaren sama si linggong, dia bilang katanya udah fix jadi, jadi gak mungkin bisa dibatalin katanya” jawab rio.

“Iya aku juga tak suka liat muka si kamal itu, mukanya mirip sekali dengan orang yang mukuli si Rangga tempo dulu itu, tapi tenang! Kita jangan takut sama mereka! Aku Yohanes Linggong dari Medan, siap jadi Buldoser di barisan terdepan untuk menggilas kaki mereka itu!” jawab dia berbicara dengan berapi-api.

“heh! Lu jangan terlalu semangat gitu dong! Entar yang ada elu malah berantem lagi disana bukan main bola!” ucap norman pada Yohanes.

“Bah! Biarin saja, aku memang sudah ingin merobek wajah dia itu! Lagian menurutku nih, dari wajahnya yang udah keliatan sombong itu, pasti sebelum bertanding dia bakal ceramah dulu” jawab yohanes.

“oke, tapi kita pasti bakal kekurangan pemain, nah des tugas kamu tolong cariin laki laki di daerah sini yang jago maen bola ya” ucap rio pada Desi.

“ya udah, kita kan main sebelas orang nih, terus mau pake formasi apa?” tanya norman.

“ya tergantung visi sama prioritas kita apa? Kalo mau main offensive pakai 4-3-3, kalau kita mau main sayap pakai 4-4-2, kalau mau main aman aja ya 5-3-2” jawab Rio.

“Sudah kita langsung saja menyerang! Kita habisin langsung saja mereka!” ucap yohanes dengan kerasnya.

“Sabar nape gong! Lu pikir maen bola sama kayak berantem? Gak pake strategi gitu?” jawab rio.

“gimana ngga? Ada masukan?” tanya Rio ke gue.

Gue sejenak berfikir lalu menjawab “Ok. Mending kita main Total Football aja, menurutku kita pake Formasi 4-3-3 dengan posisi Diamond buat ngejaga lapangan tengah sama sayap, biar Fleksibel kalo mau nyerang sama nyerang balik! Jadi mending kita pake 4-1-2-2-1”

“nah enak tuh kalo kayak gitu” jawab norman.

“ya udah kalo semua setuju, kita pake yang itu,nah des, nih tolong kasihin catetan catetan sini ke anak anak yang kemaren ya, pastiin dia tau posisinya masing masing” ucap rio memberikan kertas kepada Desi.

“iya kak, kalo gitu desi pamit dulu ya kak” jawab desi sambil melangkah keluar.

“ok, kalo gitu kita siap siap buat besok, gong nanti sore lu beli makanan gih buat besok kita maen, pasti capek banget soalnya” ucap Rio.

Tiba tiba yohanes berdiri dan berbicara sambil narik badan gue “aduh, masa aku sendiri sih, nah kalo gitu biar temanku yang satu ini juga ikut

“Ah elu! Bisanye Cuma nyusahin ngerepotin gue aja! Heran tiap ada elu deket gue, pasti ketiban sial mulu dah” keluh gue.

Diskusi yang cukup hangat itupun akhirnya berakhir setelah kita menentukan posisi masing masing, Yohanes jadi penyerang, Rio sang kapten ada di Sayap kiri, norman menjadi bek tengah, gue menjadi pemain tengah atau gelandang serang, sementara posisi sisanya akan diisi oleh anak anak kampung sini sesuai dengan posisi yang cocok dengan mereka.

Saat hendak akan berangkat menuju ke kota untuk mencari makanan dan minuman, ketika akan memasuki mobil mila memanggil dari belakang “Rangga! Rangga tunggu! Aku boleh ikut ya?”

Gue menoleh kebelakang dan menjawab “Ya jelas boleh dong miel, biar gak sepi bedua mulu sama kingkong ini”

Saat sudah menyalakan mesin, Yohanes mengetok pintu mobil dari luar “aduh ngga! Perutku mules benar benar pengen ke WC! Kau berdua saja dengan Mila ya?”

“yah elah, jadi Cuma berdua aja nih?” jawab gue.

“ya sudah lah, lagian sama saja kan kau berangkat sama aku atau sama mila juga? Sudahlah aku pengen ke WC nih” ucap dia sambil berlari menuju ke dalam rumah.

Mobil Jeep SUV yang gue kemudikan pun mulai bergerak meninggalkan rumah itu, gue yang berangkat berdua dengan mila pun langsung bergegas ke supermarket daerah kota untuk membeli makanan yang disuruh. Setelah membeli barang barang dari kota, sepanjang perjalanan yang cukup jauh itu, kita terus mengobrol dengan akrab dan diselingi dengan canda tawa, berbeda saat perjalanan pertama kali berangkat, saat perjalanan pulang kita menjadi semakin dekat dan bisa mulai saling mengejek.

“Miel aku lapar banget nih, tadi Cuma sarapan sama roti satu dan belum makan siang, kan sekarang makan malem nih, kamu laper ga?” tanya gue ke mila.

“Iya aku juga laper, ya udah, kita makan malem aja dulu” jawab mila.

“Ok, kalo gitu nyonya besar mau makan dimana?” tanya gue lagi.

“Emmm, makanan sunda kan sering didesa, terus masakan jepang sama barat juga udah bosen” jawab mila bingung.

“ya udah, kan perut kita lagi kosong nih, gimana kalo kita makan yang berkuah aja? Kita makan yang tradisional dari Surabaya, soto ayam surabaya gimana? Aku tau nih tempat soto di daerah sini” tanya gue meminta pendapat dari Mila.

“Ah kayaknya kamu emang jagonya deh kalo masalah kuliner, aku ikut aja deh, kan kalo kamu yang bilang enak, pasti makanannya enak” jawab Mila dengan senyum manisnya.

“ih bisa aja deh kamu, gemesssss” Gue mencubit pipi dia.

Setelah memesan soto yang kita pesan, Mila terlihat agak heran dengan cara penyajian Soto Khas jawa timur ini, nasinya dicampur dengan Soun, kol, Bawang Daun, Telor Rebus, dan ayam. Dia juga terlihat agak kaget dengan ayam yang dipakai untuk sotonya, yaitu ayam kampung yang ukurannya cukup besar, dan katanya ini pertama kali dia makan ayam kampung. Walaupun kuah sotonya agak pekat oleh macam macam rempah terutama kelewek, dan berlemak kaldu ayamnya, dia terlihat suka dengan soto ini, gue dan diapun cukup lahap menghabiskan 1 mangkok Soto surabaya yang cukup terkenal di tempat ini.

Setelah selesai makan, kita yang hendak pulang kembali ke Desa, tapi mila mengajak untuk berputar putar dulu keliling bandung, kita melewati Dago, kemudian kita pulang ke jalan tol Pasteur menuju Tol Cileunyi meskipun jalannya bertambah jauh dan memutar, tapi anehnya dia malah senang karena kita bisa menghabiskan banyak waktu dengan mengobrol berdua,entah kenapa waktupun terasa pendek.


-----


Jam 10 Pagi, Semua pemain sudah hadir di tempat, keadaan jauh berbeda, bila tim kita yang diketuai Rio nampak santai santai saja, dan malah nampak ceria saling mengakrabkan diri, keadaan tim sebelah malah sangat teratur dantertib, berkali kali kamal sang ketuan memberikan instruksi kepada rekan rekan setimnya. Anak anak desa sekitarpun banyak yang hadir untuk menonton pertandingan ini, termasuk desi anak sang kepala desa, dia yang sudah terlihat mulai senang membaur dengan kami merasa senang berada diantara kita, dia bilang kita semua ramah dan mudah bergaul dengan siapapun.

Agnas menepuk pundak rio sambil tersenyum “Yank, semangat ya mainnya, jangan mau kalah sama mereka! Awas kalo sampe kalah aku gak kasih JATAH!”

Rio menjawab dengan penuh semangat “Siap! Kita pasti menang kok” ucap dia sambil mencium pipi agnas.

“hey semangat mainnya, tar kalo menang di kasih hadiah deh” ucap mila berbisik ke gue.

emoticon-Smilie

saat sedang bersiap siap sebelum bermain, gue yang semalem pulang larut pun tertidur sebelum bermain, dan anak anak pun tampak asyik dengan kesibukannya masing masing, mereka semua merasa malas mendengar ocehan yang dikeluarkan oleh kamal.
Dibawah tiang bendera, kamal yang berbadan besar, hampir sebesar Yohanes pun mulai melakukan kebiasaannya berorasi dengan menggunakan TOA agar terdengar oleh semua yang hadir disana.

“Teman teman semua yang saya Hormati! Kita berada disini untuk melakukan permainan sepak bola yang Sprotif! Kalah menang bukan masalah! Tujuannya adalah untuk mempererat tali persahabatan dan persaudaraan kita sebagai sesama generasi muda Bangsa Indonesia! Untuk membangun semangat juang kita membangun Tanah Air yang kita cintai ini!” ujarnya dengan berapi-rapi.

Gue beserta anak anak yang lainnya hanya bisa geleng geleng kepala mendengar ceramah orang yang agak aneh ini “Ih apaan sih tuh orang, ga guna ngomong begitu disini! Emang kita lagi upacara bendera hari senin” celetuk Agnas.

Kamal sambil memandangi kita semua kembali melanjutkan ceramahnya “Teman teman semua sebangsa dan setanah air, untuk menghormati Negeri ini dan para pahlawan yang telah mendahului kita, marilah kita mengheningkan cipta sejenak, mengheningkan cipta MULAI!!!!” kemudian ia dan teman temannya satu kelompok mengheningkan cipta, sementara kelompok kita tidak ada yang mengikuti instruksi orang tersebut, malah gue dan Yohanes asyik mengobrol berdua.

“Pssssttt! Pssssttt! Hey You!” seorang yang bermuka sangar di tim kamal memanggil Yohanes.

Yohanes menoleh pada orang itu, dengan tatapan tajam pada yohanes, orang itu kembali berbicara “Hey kamu! muke lu ngingetin gue sama cowok yang ngerebut pacar gue!”

Yohanes mulai keheranan dengan yang dibilang orang itu “Apa?”

Orang itu berkata lagi “Asal lu tau ya! Gue sayang banget sama dia!” ucapnya.

Yohanes pun yang mulai kebingungan nampak menahan emosi “Hey! Aku gak ngerti dengan apa yang kau bicarakan itu! Macam mana pula!

Orang itu pun mulai menatap tajam mata Yohanes “Bacot lu!, kita ramein aja sekarang di lapang! Lu Striker gue Striker!

Marah Yohanes pun mulai tak tertahan lagi “Alamak! Berarti kau menantangku DUEL HAH?!”

gue yang tau dia mulai emosi mencoba untuk menenangkan “Sabar gong! Sabar! Ada apaan si?”

Dengan emosi Yohanes menunjuk nunjuk orang itu “Itu Ngga! Dia bilang mukaku sama dengan cowok yang ngerebut ceweknya! Dia dendam padaku atas hal yang tidak pernah kulakukan”

Gue berbicara pada orang itu “emang apa salah temenku ini bro?”

“Gue gak suka ama dia! Karna pacar gue direbut sama cowok yang mukanya mirip sama dia!” jawabnya dengan wajah dingin.

“Hah?” gue terheran heran dengan jawaban orang aneh itu, sekejap mulai berfikir kalo orang itu sinting!

dia kemudian mulai berbicara lagi pada yohanes “Lu harus tanggung jawab! Gue sayang banget sama dia!”

Yohanes yang mulai merasa kesal dengan orang itu, diapun berteriak dengan kencang “Demi Mamak dan Seluruh Leluhurku! Aku tidak pernah mencuri kekasih kau itu!”

Dilain pihak, kamal masih terus berceramah “Marilah kita memberi hormat pada sang saka Merah Putih! Bendera yang telah kita rebut dengan susah payah dari tangan penjajah!”

Ketika dia dan kelompoknya sedang hormat pada bendera, gue malah asyik mengobrol dengan yohanes, dia pun menghampiri kita berdua “Hai kalian berdua, apa kalian tidak menghormati para pahlawan yang telah berkorban mendahului kita? Cobalah kalian cerna sedikit orasiku tadi dengan hati dan nurani kalian yang paling dalam! Kaliann warga negara Indonesia kan? Setidaknya tolong hormati sang saka Merah Putih!” ujarnya dengan mata melotot.

“Ok, ok maaf, sekarang kami gak ngobrol lagi” jawab gue kepada dia.

“Apakah kalian berdua ini 2 Eksekutif muda yang tidak bisa menghormati dan menghargai orang sedang berorasi membangun karakter bangsa ini?” tanya dia dengan mata melotot kearah kita berdua.

“Ah enggak! Kita berdua selalu menghormati orang lain kok bang! Apalagi yang jiwa Nasionalismenya tinggi kayak anda Bung Kamal” jawa gue.

“Iya, kami ini kemana mana memang selalu bedua, kami memang berteman belum lama, tapi rasanya kayak sudah seperti 30 tahun kami berteman bersama, kita kayaknya seperti Soulmate Sejati” sambung Yohanes.

“Hahaha iya Best Friend Forever bro! Soulmate Gitu! Apa elu juga punya teman ato sahabat yang....” ucap gue, namun belums selesai berbicara kamal marah pergi meninggalkan kita tanpa berkata apa apa.

“Upsssss! Sorry!” ucap gue kemudian menyeringai sambil memandang Yohanes “Loner!”

Yohanespun menimpali dengan menyeringai “Loner!”

Kemudian kita berbarengan berucap “Loser!!!!! hahahahaha” kita tertawa lebar disitu, anak anak yang lainpun malah ikut tertawa.

“Ok Let’s Do it!” ucap yohanes sambil mencolek lumpur yang ada didekatnya dan mencolekannya ke semua wajah anak anak yang lain.

“Ok! Tapi ini apaan sih gong? Kok bau bau gimana gitu?” Tanya rio.

Ferry salah satu anak kampung sini mengamati lumpur yang dicolek oleh yohanes “Lho! Inikan kotoran Kambing bang!”

“iya bang, ini kotoran kambing yang baru keluar, makannya baunya kerasa banget” ujar anak yang lain.

mata gue terbelak lebar “Hah? Kotoran kambing?! Gong! Lu ngolesin kotoran kambing ke muka Gue?!!!”

emoticon-Big Grin

Prrriiiittttt pertandingan pun dimulai! Di Lima belas menit pertama tim kita unggul 1-0 akibat sepakan yang dilakukan Yohanes di depan gawang, tapi di sisa lima belas menit selanjutya, Permainan bola yang sportif seperti yang di ucapkan kamal sendiri ditinggalkan menjadi sepak bola antar kampung (Tarkam), permainannya yang sangat kasar, bahkan Rio kena sikut dibagian rahangnya yang membuat Agnas marah marah di pinggir lapangan! Memang benar apa yang di bilang oleh desi! Kamal akan melakukan apapun untuk timnya supaya menang!
Akhirnya babak pertama yang berlangsung 30 menit yang serasa 3 jam itu usai, sekarangpun waktunya turun minum, dengan permainan kasarnya pun tim kamal unggul sementara 2-1. Jika dilihatpun keadaan kubu kelompok kita naas sekali, mulut yohanes berdarah karena disiku oleh pria aneh tadi, pinggang gue sakit karena terinjak oleh kamal dengan sengaja saat jatuh, dan Norman terlihat kesal sambil mengepalkan kedua tangannya.

“Gila! Ini bukan main bola nih! Inimah berantem yang terselubung” ucap Rio sambil bibirnya dikompres oleh agnas.

“Brengsek benar mereka itu! Permainanku yang sekelas EPL dan LA LIGA dirusak mereka! Dasar Setan! Terutama si anak aneh itu! Dia seperti benar benar dendam padaku” ucap yohanes penuh amarah.

“Udah mending kita bales lagi mereka dengan main kasar! Udah naggung juga kita maen Tarkam! Lagian kita Cuma Defisit 1 Gol!” usul Norman.

“Iya kita balas mereka! Tenang kalo Tarkam kita jagonya anak anak sini” ujar mereka anak anak sini.

“Ok! Emang sesekali si kamal itu harus kita kasih Kado Spesial” ucap gue.
“Kita juga posisinya di atas angin, mereka sudah punya 6 kartu kuning! Kita belum ada yang dapet kartu” sambung gue berbicara.

Kick Off babak kedua pun dimulai, permainan Tarkam ini makin Sadis dan Kejam! Kita semua juga tidak segan segan untuk membalas bermain kasar, terutama Yohanes yang bernafsu membalas si Pria aneh itu! Ketika anak itu sedang berlari membawa bola dan akan melewati Yohanes, yohanes pun tak segan segan menabraknya dengan sekuat tenaga! Anak itu terjengkang dengan memegangi pundaknya yang kesakitan, diapun menghampiri anak itu “Aku tidak merebut kekasihmu itu Idiot!!”

“bola sekarang ada di posisi rio, Rio mengumpan pada gue, namun bola dapat dipotong oleh kamal, gue yang dendam dengan orang itupun menslidenya dari belakang! Kamal pun terjatuh kesakitan dengan memegang kakinya, gue yang tidak perduli langsung mengoper bola ke anak anak yang lain, dan dibawa kedepan gawang oleh yohanes sambil menabrak satu satu orang yang menghalanginya itu sampai tiba didepan gawang dan Goollll!.

Serangan dari tim kita semakin bertubi tubi dan semakin gila! Hingga kita unggul 7-4 di akhir pertandingan dengan badan di kedua tim yang babak belur. Mereka pulang dengan kepala tertunduk sementara anak aneh itu meminta maaf kepada Yohanes atas Fitnah yang telah dia lontarkan.

“Aahhhhh! Pinggang gue aduhhhh” ratap gue yang masih merasa kesakitan gara gara sepak bola tadi pagi.
“Heeh! Mana persediaan air abis lagi! Jadi kudu mompa lagi, mana pinggang gue sakit lagi” ucap gue lagi.

“Bener! Air kita abis sama anak anak cewek yang boros banget itu” rio menimpal dengan suara yang kurang jelas karena bibirnya masih terluka.

“iya! Tapi seru juga sih tadi, apalagi liat si Norman yang nafsunya gak ketulungan itu” ucap gue ke rio.

“wkwkwk si linggong lebih parah! Dia malah nyeruduk satu satu orang yang ada di depan! Emang banteng tu anak” jawab rio sambil tertawa.


----


Esok paginya ketika waktu sarapan, badan gue masih terasa pegal walau tidak separah kemarin pun diam di depan rumah sambil mengobrol dengan ditemani oleh mila.

“gimana? Masih sakit? Mau aku pijitin?” ucap mila.

“heem iya nih, ah yang ada malah makin parah kalo kamu pijitin mah!” jawab gue sambil tertawa.

“idihhh belum nyobain udah nyindir kayak gitu” jawab dia sambil tertawa.

saat sedang mengobrol dengan mila di depan, tiba tiba datang intan menghampiri kita dari dalem rumah.

“hey, udah makan belum?” tanya intan.

“belum, kenapa?” jawab gue.

“ya udah yuk makan dulu” ucap dia sambil menarik tangan gue.

“WOY SANTAI CUY! JANGAN MAIN NARIK GITU AJA! GAK LIAT GUE LAGI NGOBROL SAMA DIA?” ucap mila sambil menoyor kepala intan dari belakang.
JabLai cOY
sormin180
oktavp
oktavp dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.