Kaskus

Story

201192Avatar border
TS
201192
Aku pergi sebentar, boleh?
Aku pergi sebentar, boleh?


Quote:


INDEX:

SATU : Ve !!!

DUA : Kak Tama

TIGA : Diam

EMPAT : Coklat

LIMA : Break Up Lexa !

ENAM : Boleh Aku Bertanya Sesuatu?

TUJUH : Tadaima

DELAPAN : Gadis Coklat

SEMBILAN : Api Cemburu

SEPULUH : Bad Day

SEBELAS : Terbongkar !!!

DUA BELAS : Revenge

TIGA BELAS : Flashback

EMPAT BELAS : Nyaman

LIMA BELAS : PUTUS

ENAM BELAS : Perkenalan

TUJUH BELAS : Akhirnya

DELAPAN BELAS : Jarak

SEMBILAN BELAS : Mayumi Baskara

DUA PULUH : Suci atau Shinta ?

DUA PULUH SATU : It's Final Choise

DUA PULUH DUA : Itu Nyata

DUA PULUH TIGA : Kecerobohan Mayu

DUA PULUH EMPAT : Terlalu berharap

Quote:
Polling
0 suara
LANJUT ??
Diubah oleh 201192 25-10-2017 22:54
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
89.5K
500
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
201192Avatar border
TS
201192
#341
ENAM BELAS : Perkenalan
Setelah insiden besar keluarga Baskara yang mengakibatkan perginya Ryu dari rumah, kini suasana SMA Garuda pun ikut gaduh dengan berita di televisi. Karena Mayumi Baskara pun MENGHILANG!

- - -

Seminggu sebelumnya

BRAAKK!!!

"Apa ini! Jawab!!!!"

Ryu membanting sebuah map biru yang berisikan beberapa berkas.

"Duduk, papah bisa jelaskan ini semua" Perintah dingin namun absolut, tanpa ekspresi seperti biasanya.

Ryu pun perlahan terduduk di kursi, mereka berhadapan, hanya meja yang menjadi pemisah mereka, yang di atas meja itu bertengger papan nama, Prabu Baskara (CEO).

Para karyawan di depan ruangan boss itupun kini tidak lagi senyap, perlahan tapi pasti terdengan ritme bisikan beberapa mulut diantara mereka. Ryu, putra pemilik perusahaan yang bergerak di bidang otomotif internasional itu, yang sebelumnya bahkan belum pernah menginjakkan kakinya ke kantor papahnya. Kini dengan mata memerah dan ketergesaannya datang dan langsung meraih pintu ruang pimpinan mereka.

Disusul dengan bantingan keras pintu tersebut. Mereka mulai menduga, ada apa ini sebenarnya?

YAYASAN BINTANG

Demikian tulisan yang tersemat di bawah logo bintang berwarna abu-abu, tepat di tengah map biru yang Ryu bawa.

"Papah kira, kamu sudah membuka jelas map ini, dan pasti kamu sudah mengetahui artinya". Ujar Prabu Baskara datar sambil melepas kacamatanya.

"Jadi......"

"Ya, Ryu....maaf sebelumnya, kami belum menceritakan bahwa kamu adalah anak yang kami adopsi dari Yayasan Bintang".

Ryu mengeraskan rahangnya, sebisa mungkin ia menyembunyikan emosinya dengan mengepalkan tangan sekuat-kuatnya saat ini.

"Bagaimana mungkin ada manusia yang bisa membicarakan masalah sepelik ini dengan datar?" Fikir Ryu di tengah amukan batinnya kini.

Prabu Baskara kembali melanjutkan. "Pada dasarnya, dulu ketika Mayu-chan berumur setahun, kami berencana memberinya seorang adik. Tetapi karena kesibukan kami yang sangat padat, papah dan mamahmu tak kunjung memberikan adik untuk Mayu. Dari situ kami bersepakat untuk mengadopsi seorang anak dari Yayasan Bintang, yang kini bisa kamu lihat pertumbuhannya ketika kamu bercermin".

SREEETTT

Ryu berdiri dengan emosi dan berlari keluar ruangan.

BUKK

Bahkan ketika menyenggol seseorang di pintu ruang kerja papahnya, Ryu sama sekali tak menoleh ataupun meminta maaf pada orang yang baru saja ditabraknya. Hatinya terlalu kacau kini.

Sementara itu Prabu Baskara hanya menghela nafas kecil sambil mengenakan kacamatanya dan kembali tenggelam dengan pekerjaan di hadapannya.

Tak ada yang menyadari, sesosok bidadari tanpa saya berambut perak sedari tadi mendengarkan percakapan itu. Sosok yang baru saja tabrak adalah Mayu.

- - -

Hari ke 7 Ryu berada di villa, puncak.

Sebenarnya ia rindu sekolah, ditambah hitungan hari menjelang UN kurang dari sebulan lagi. Tidak. Jika hanya masalah UN, tentu murid jenius seperti Ryu telah siap 100%. Ini adalah seorang gadis pecinta coklat, Venus.

Venus adalah alasan Ryu sekolah saat ini. Hanya saja kenyataan pahit mengetahui ternyata dirinya adalah anak adopsi meruntuhkan mentalnya saat ini. Batinnya bergejolak.

"Ryuu-kun, cepat...atau aku habiskan makan malam ini". Terdengar teriakan kecil Mayu memanggil Ryu yang seharian berada di balkon. Mungkin saat ini hanya perkataan Mayu yang dapat didengar Ryu.

Setelah bersantap malam, Ryu kembali beranjak ke lantai 2 villa dan duduk di pinggir balkon, melihat hamparan bintang sembari memasang earphone yang memutar alunan Bethoven.

"Ryuu-kun"

"Ryuu-kun"

"Ryuuu-kun"

Kali ketiga Mayu memanggil Ryu dan Ryu tak kunjung sedikitpun menoleh. Akhirnya Mayu menepuk bahu Ryu, dan ketika Ryu menoleh.

PLETAK

Keningnya menjadi sasaran Mayu sentil.

"Ini, peppermint tea-mu" Mayu menyodorkan secangkir minuman favorit Ryu. Tapi tak segera di ambil Ryu, akhirnya Mayu memutuskan duduk di sampingnya.

"Tak usah terus begini, aku bukan siapa-siapa" ujar Ryu dingin.

". . . ." Mayu hanya terdiam.

"Kau hanya membuang waktumu sia-sia disini, pergilah, bukankah kau memiliki beberapa kontrak yang harus dijalani".

"Ryu-kun" Tangan Mayu mulai sedikit menghampiri dan menggenggam tangan Ryu. Tapi langsung ditepis.

"Aku bukan siapa-siapa, aku tak memerlukan siapa-siapa" nada bicara Ryu kini mulai terdengar ketus.

"Sekolahmu? Gadis Coklatmu? Dan aku, kakak.."

"Diam!!! Aku tak memiliki keluarga, aku bukan seorang Baskara, aku hanya seorang anak adopsi yang tak jelas asal-usulnya!" Rahang yang mengeras, emosi Ryu membuncah.

"Bodoh"

Sreeet...

Mayu menarik kepala Ryu ke pangkuannya kini. Elusan pelan ke rambut Ryu cukup menenangkan. Kini hanya tercium wangi embun, jangkrik yang bernyanyi dan sedikit isakan Ryu yang membasahi pangkuan Mayu.

"Orang yang dulu berjanji melindungiku, kini malah menangis di pangkuanku, kau bodoh Ryu-kun".

Ryu terkaget ketika pelipisnya merasa dingin, Ryu merasakan pelipisnya dengan jarinya. Air, air mata. Ryu pun bergegas duduk dan memeluk Mayu. Yang terus terisak semalaman.

Ketika fajar mulai menyingsing, kedua insan itu mulai membuka matanya, rasa dingin menyergap. Mereka berdua tertidur di balkon.

"Ryu-kun, apa rencanamu selanjutnya?kau tetap keluargaku" Riang Mayu kembali bersuara dikala menikmati teh jahe pada jam 10 pagi hari ini.

"Entahlah, mungkin aku akan pergi jauh".

"Kalau begitu, bawa aku".

Ryu terkekeh kecil.

"Jangan bodoh, aku tak memiliki harapan, ataupun masa depan, kau masih memiliki masa depan cerah".

"Kau meninggalkan sekolah, keluarga, dan cita-citamu...ah iya...gadis coklatmu juga" sergah Mayu.

"Sudahlah, aku tak sudi merepotkan banyak orang". Ryu menambahkan.

"Jadikan aku pengantinmu, bawa aku pergi, aku hanya merasa hidup bila bersamamu" Mayu berujar sepelan mungkin sambil menatap cangki jahenya.

"......." Ryu memandang aneh Mayu tanpa berkata sepatah kata.

"Kenapa?kau yang bilang kita bukan keluarga?kau yang bilang tak ingin merepotkan gadis coklatmu kan?!"

Lima Tahun Kemudian

"Venuuuus"

"Iyaaa maaaah", Venus pun bergegas meninggalkan laptopnya menuju dapur.

"Ini, tolong anterin kue selamat datang buat tetangga baru kita di sebrang...oh iya, bilangin juga ke tetangga baru kita buat makan malem di rumah kita".

"Oh, rumah sebrang udah ada yang nempatin ya mah?"

"Iya, mamah denger mereka keluarga muda, pindahan dari luar negeri, sekarang suaminya sekarang dinas di Indonesia, jadi mereka pindah kesini".

"Oke deh mah"

"Inget, jangan dicolek kue coklatnya, punya kamu udah mamah bikinin, ada di kulkas".

"Hehehe, siap mah"

Venus segera membawa kue coklat selamat datang mamahnya ke tetangga baru sebrang rumahnya.

TING TOONG...

"Wah, keluarga unik...bel rumahnya mengingatkanku dengan bel SMA ku dulu".

Pintu tak terbuka, tetapi terdengar cekikikan anak kecil dari halaman belakang rumah. Venus pun memberanikan diri memutar lewat samping ke halaman belakang rumah tetangga barunya itu.

Seorang perempuan kecil berusia sekitar 4-5 tahun berlari ke arah Venus sambil menggapaikan tangannya ke atas

"Kue....kue"

Mata yang berbinar berwarna biru muda anak kecil itu menggelikan.

"Pasti orang bule nih orang tuanya, eh...tapi mukanya asia ah" Venus asik memperhatikan anak kecil di hadapannya kini.

"Sakuraaaa....."

Seorang wanita muda stylish dengan rambut sebahu berjalan menghampiri Venus, dan menuju anak kecil yang sedari tadi menjadi pusat perhatian Venus.

"Aku pernah melihatnya, tapi dimana?"

Bayangan 5 tahun lalu berkelebat di kepala Venus, saat kening Ryu dikecup Mayu di Bandara.

"Mayumi" Wanita itu mengulurkan tangannya ke arah Venus.

"Mayumi Baskara?model yang mengilang 5 tahun lalu?" Ragu, tapi Venus menjabat tangan ibu muda di depannya ini.

Lalu Venus meneruskan "Venus, atau Ve lebih mudah, oh iya...ini dari ibuku, dan kalian diundang untuk makan malam bersama kami malam ini". Venus menyerahkan kue coklat itu ke Mayu.

"Astaga...terima kasih.....Ya, itu aku...tapi itu dulu, aku sekarang ibu rumah tangga biasa...oh iya, maafin Sakura ya, dia emang suka banget sama coklat, mungkin menurun dari aku...hehe" Mayu ramah.

Tapi itu tak membuat Venus tersadar dari keterkejutannya, ia berada di hadapan Mayumi Baskara sekarang.

"Istrikuuu, Sakuraaa...kalian dimana?" Seorang pria terdengar dari dalam rumah.

"Ah, itu pasti suamiku.... Hunn, kami di halaman belakang" Mayu berteriak kecil.

Seorang pria muda yang sangat tak asing dimata Venus berlari kecil dan memeluk Mayu dari belakang.

"Heh, malu ah...ini ada tetangga kita...Oh, iya Ve...perkenalkan, ini suamiku"

Lantas pria itu melihat ke arah Venus. Kini mereka sama-sama shock.

Dengan penampilan yang berbeda kini, kemeja lengan panjang yang dipadu blazer, celana bahan, sepatu pantovel, sabuk kulit rambut cepak. Pria itu perlahan berdiri kesamping istrinya dan mengulurkan tangan.

Ketika tangan Venus terulur dan menjabat...

SSRTTTT

"Aliran listrik ini, dan......."

DEGGG

"Perfume mint ini" Venus masih berusaha menjaga kesadarannya.

"Ve"

"Ryu"

. . .

Perlahan mata Venus berkunang-kunang, pandangannya buram, dan...

BRUKKK


"AWWWW"

Venus memegangi pinggangnya. Ia terjatuh dari kasur.

"Astaga, mimpi macam apa itu?kak Ryu anak adopsi? Menikah dengan model dan memiki seorang anak menggemaskan?"

Venus mengelap keringat di keningnya.

"Mimpi yang buruk".
Diubah oleh 201192 06-10-2015 17:42
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.