Kaskus

Story

galonze.b.c.n.bAvatar border
TS
galonze.b.c.n.b
1 Flat! 2 Wanita! 2 Cerita!
 1 Flat! 2 Wanita! 2 Cerita!

1 Flat2 Wanita 2 Cerita

 1 Flat! 2 Wanita! 2 Cerita!



Quote:


Spoiler for Rules:


Spoiler for F.A.Q:


Quote:
Diubah oleh galonze.b.c.n.b 11-06-2016 21:40
jabo218Avatar border
njek.lehAvatar border
sormin180Avatar border
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.1M
3K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
galonze.b.c.n.bAvatar border
TS
galonze.b.c.n.b
#938
Part 50 Trip to Sumedang (5) [ Pelangi Di Hatimu ]
Sudah empat hari ini gue jarang banget ikut anak anak lain untuk jalan jalan disekitar desa, sekalinya ikut pun gue hanya memilih untuk diam dan berjalan dibelakang anak anak. Hari ini gue berniat akan pergi menyusul anak anak yang sedang main di sawah, tapi saat beberapa langkah sedang berjalan gue bertemu dengan Desi anak pak kades itu.

“Eh desi, lagi ngapain?” sapa gue dengan sopan.

“Abis nganter makan buat Abah di Kantor Desa kak” jawab desi.

“Oya, udah empat hari ini aku belum keliling desa, mau kamu nganter kaka keliling daerah sini?” tanya gue kepada desi.

Desi mengernyitkan keningnya “Maafin Desi kak, Masyarakat kampung sini sangat taat pada agama, Desi khawatir kalau kita jalan Cuma berdua timbul fitnah dari masyarakat nantinya”

“Oh gitu, ya ga apa-apa kok, aku ngerti, makasih ya Desi, mangga ah” ucap gue sambil hendak meneruskan langkah kedepan.

“eh kak tunggu, mungkin aku gak bisa jalan bareng kaka, tapi aku bisa nunjukin kaka ke suatu tempat yang paling indah di desa ini, kaka ikutin Desi dari jauh ya?” ucap desi.

“oh, ok deh kalo gitu, aku ngikut aja deh” ucap gue sambil tersenyum.

Gue mengikuti Desi agak jauh di belakang, kita berjalan ke arah barat dari desa ini, setelah melewati pepohonan yang lebat, tibalah kita di suatu tanah lapang yang lumayan luas, disana tumbuh bunga bunga terutama bunga Bougenvile sehingga tanah lapang itu menyerupai taman bunga yang cukup indah, namun bukan hanya bunga saja yang menjadi perhatian gue di tempat ini, di depan mata gue terpampang sebuah jembatan diatas aliran sungai kecil yang mengalir air cukup deras dan jernih, lebar sungainya tidak terlalu besar, dan tidak terlalu dalam. Jembatan yang dibuat dengan gaya Arsitektur China ini,bentuknya melengkung dengan warna merah mencolok dan setiap bagiannya dihiasi dengan ukiran ukiran naga dan burung Hong, gagang pegangan jembatan ini berbentuk naga, sehingga oleh masyarakat desa sini disebut dengan ‘Jembatan Naga’.

Gue yang terpesona melihat pemandangan disana, lalu mulai bertanya ke Desi “Desi tempat apa ini namanya? Luar biasa indahnya tempat ini".

“Oh masyarakat disini menyebut tempat ini ‘Jembatan Naga; karena ada jembatan yang berukian naga disana” jawab Desi.

Gue yang masih melihat lihat kesekeliling tempat ini, alangkah indahnya tempat ini, sangat luat biasa indahnya, dimulai dari jalan masuknya yang menerobas pohon pohon yang lebat, taman bunga yang indah, dangau dangau dengan arsitektur china, sungai besar yang menyerupai sebuah danau kecil di hulunya, dan jembatan naga itu sendiri yang berada di atas sungai, gue yang berfikir bahwa jika di bisniskan pasti akan menghasilkan keuntungan yang cukup untuk membangun desa ini agar lebih indah lagi untuk kedepannya.

“kak desi duluan ya, gak enak kalo ada orang yang melihat kita disini berdua, mangga” pamit Desi.

“Mangga Desi” balas gue, dan kini gue sendirian disini.

Gue merebahkan diri di hamparan rumput hijau dipinggir sungai ini, mata yang sedari tadi melihat keatas memandangi awan putih yang bergerak di lagit biru, suara gemercik air yang tenang mangalun di indra pendengaran gue. Gue pun bangkit dan berjalan menuju jembatan yang sudah cukup tua ini, gue hanya berdiri menatap aliran air sungai yang luar biasa jernihnya. dikepala ini mulai kepikiran untuk mengajak intan kemari besok.

Masih berdiri di atas jembatan ini, gue melihat lihat foto foto intan di kamera milik norman, kemudian gue yang melihat foto Intan ketika sedang tidur dengan mulut yang terbuka, dan gue ingat dengan jelas di foto ini dia tidur dengan mendengkur yang cukup keras, gue yang melihat foto ini pun mulai tersenyum senyum sendiri.


-------


Tak terasa 3 jam sudah gue berada di tempat ini, jam tangan pun sudah menunjukan pukul setengah 4 sore, gue hanya terdiam memandangi cahaya keemasan sang mentari di sore hari ini, cahayanya yang menerpa aliran sungai, sehingga sungai tersebut bercahaya keemasan, langit pun yang tadinya berwarna biru cerah kini telah berubah menjadi kuning kemerahan, menandakan si maha perkasa sang mentari akan segera berpulang.

“Nikmat banget diam di tempat ini! Pikiran gue menjadi tenang dan hati ini serasa mulai lapang kembali” gumam gue yang sedari tadi diam disini karna dengan melihat pemandangan di sekitar sini, sejenak gue bisa melupakan wajah mereka berdua untuk sementara.

Gue yang berfikiran untuk tidak langsung pulang tersebut, menelfon norman meminta izin untuk meminjam mobilnya untuk gue bawa ke kota sebentar.

Quote:


Gue pun langsung kembali ke rumah dan pergi meninggalkan desa ini untuk sementara ke kota, gue ke sana untuk membeli boneka doraemon kesukaan intan sebagai kado permintaan maaf masalah kemarin pagi.

Sekitar jam 10 malem gue pun baru kembali lagi ke rumah kita di desa, tubuh yang mulai terasa letih pun mulai berontak ingin segera di istirahatkan. Boneka yang hendak akan gue kasih ke Intan gue simpan di bagasi mobil dulu, dan saat akan melangkah masuk kedalam rumah, di halaman depan berpapasan dengan mila, dia pun mengeluarkan senyum manis yang ada di bibirnya, gue yang melihat dia seperti itupun membalas tersenyum ke arah dia.

“kamu dari mana? Dicari anak anak tadi” ucap mila.

“tadi dari kota sebentar, lagi pengen ke masjid agung yang disana” jawab gue berbohong.

“owh, ya udah aku tidur duluan ya, kamu jangan mandi kemaleman, nanti sakit lagi” ucap dia sambil tersenyum.

“iya, ya udah kalo gitu aku masuk dulu” ucap gue sambil melangkah kedalam rumah.

Diruang makan gue bertemu dengan Yohanes yang sedang main game di laptopnya “Hei! Kemana saja kau? Seharian hilang!” tanya yohanes.

“gue tidur seharian tadi, terus tadi sore ke Kota bentar ada perlu” jawab gue.

“Ke Kota? Bah kenapa aku tak diajak?” tanya yohanes.

“Sorry Gong! Tadi gue ngedadak banget soalnya, pas telfon norman juga dia bilang lu lagi asyik mancing disana, jadi ya gue sendirian aja deh ke kotanya, eh ini gue beli Martabak buat kita awas jangan serakah lu abisin sendiri!” jawab gue sambil menyimpan Martabak yang tadi dibeli di meja makan dan melangkah ke kamar mandi.

Setelah selesai mandi dan memakan martabak yang telah dibeli, gue dan yohanes duduk bersebelahan di meja makan sambil melihat dia yang sedang asyik bermain Facebook di laptopnya.

“ngga! Aku jadi penasaran siapa orang yang nge-edit foto fotoku dan menjelek jelekkan dengan kata kata kasar dan kotor itu” ucap Yohanes yang dari nada bicaranya terdengar menahan emosi yang teramat sangat.

“emmmmhhh.... iya, seinget gue walaupun kelakuan lu agak minus, tapikan lu gak pernah punya masalah sama orang orang di kampus” jawab gue keheranan.
“tapi udah, kita biarin aja dulu, luharus sabar juga ngadepinnya, konsen aja lu sekarang ama kuliah lu, lu kan masuk tingkat 3 sekarang” ucap gue ke dia.

Saat itupun gue lihat rio datang menghampiri kami “hei ngga! Darimana lu tadi?” tanya dia sambil duduk di meja makan.

“biasa, ke kota sebentar” jawab gue.

“owh, gue kira lu balik duluan ke bandung, hahaha. Oh iya, ada kabar buruk nih” ucap rio.

“Bah! Kabar buruk macam mana?” tanya yohanes.

“Iya gong!, anak anak desa sebelah nantangin kita maen bola nanti lusa jam 3 sore” jawab rio.

“Alamak! Ketimbang sepak bola kau sebut itu kabar buruk?” tanya yohanes.

“Iye gong, kalian belum dikasih tau ya? Mereka kalo main bola itu kasar kasar mainnya kata desi, apalagi kalo posisi mereka lagi kalah, terus katanya ketua grup sepak bolanya itu yang namanya si Kamal dia yang paling sombong katanya, dia mahasiswa yang kuliah juga di bandung, dia katanya sering orasi gak jelas gitu di kampusnya, kata desi sih dia anak BEM juga, jadi pandai bersilat lidah lah dia” ucap rio.

“lah, sebelumnya kenapa lu bisa diajak maen bola ama mereka?” tanya gue ke rio.

“gue ketemu si kamal pas lagi mancing, kita ngobrol ngobrol sebentar, eh terus dia nantangin ngajak diadu maen bola, dia bilang katanya anak anak sini pengen nyoba maen bola lawan anak anak kota” jawab rio.

“terus kenapa lu gak tolak aja tantangan mereka? Pake alasan apa kek...” tanya gue.

“mereka bakal ngerendahin kita kalo gitu, pasti mereka bakal bilang cemen lah, inilah, itulah, apalah yang bisa ngejelek jelekin kita anak kota” jawab rio.

“ya udah, yang terjadi besok biarin gimana besok aja, kita jawab tantangan mereka, masalah menang ato kalah itu urusan belakangan” ucap gue sambil berdiri hendak meninggalkan mereka kedalam kamar.
“yang paling penting gue pengen istirahat dulu hari ini, badan gue lemes banget soalnya” ucap gue sambil melangkah ke dalam kamar.

----


Esok paginya, gue sengaja bangunin Intan lebih pagi dari biasanya, gue telfon dia terus dari tadi, gue sms dia untuk segera bangun dan menuju ke dapur.

“hei, ayo sini” ucap gue menoleh ke arahnya.

Intan pun masuk ke arah dapur dengan mata yang masih berat “Masak apa kamu?” tanya intan.

“Masah... nihhhh... Nasi Goreng Spesial dengan telor setengah mateng, pake baso sama sosis! Makanan kesukaan kamu” jawab gue.

“Hah! Kamu tumben bikinin sarapan buat aku” jawab intan kaget.

“hehhee, mau bayar utang aku yang kemaren, udah sekarang kamu cuci muka terus tunggu di meja makan” jawab gue sambil menuangkan nasi gorengnya dari wajan ke piring dan menaruh telor ceplok setengah mateng itu diatasnya.

“gimana? Enak gak nasi goreng buatan ku? Ini judulnya spesial aku masakin buat kamu” ucap gue memasang senyum ke wajahnya.

“ini rasanya... gak enak!” jawab intan.

“hah? Masa sih gak enak?” tanya gue sambil mencicipi nasi goreng yang sudah dibuat itu.

“iya, gak enak kalo Cuma di bikinin sekali, makannya besok besok harus dibikinin lagi biar enak” jawab dia sambil tersenyum.

“yeee kirain gak enak beneran, iya ntar ntar lagi aku masakin lagi nasi gorengnya” jawab gue sambil mengusap kepalanya.

“kamu belanja dari mana bikin nasi goreng macem macem gini? Biasanya nasi goreng buatanmu Cuma nasi aja gak pake apa apa” ucap dia sambil mulutnya dengan sibuk melahap nasi goreng yang gue buat.

“hehehe iya, kemaren sore aku kekota sebentar buat beli bahan bahan sama bumbu bumbu nya” jawab gue.

“hah? Kamu sengaja ke bandung buat beli bahan sama bumbunya? Tanya intan.

“iya” jawab gue yang dibalas senyum olehnya.

“oiya, aku juga beliin ini khusus buat intan” ucap gue sambil mengambil sesuatu dikolong meja yang masih terbungkus oleh kantong plastik.

“apa ini?” tanya intan sambil menerima bungkusan itu, “Wahhhh boneka Doraemon!” ucap dia kegirangan menerima boneka itu.

“Gimana? Kamu suka nggak sama bonekanya?” tanya gue.

“Ya suka banget dong! Kamu tau kan aku udah minta boneka ini dari dulu, tapi kamunya gak beliin terus” jawab dia sambil memeluk bonekanya.

“iya, akunya belum punya uang dulu” jawab gue ke dia.
“jadi kamu gak ngambek lagi kan?” tanya gue ke dia dengan tatapan mata yang tajam.
“ngambek apa? Aku gak ngerti ah” jawab dia santai.
“dasar ya...” ucap gue sambil mengucek ngucek rambutnya.
“gak mau ah maafin kamu mah! Mending temenan sama Doraemon aja” jawab intan dengan suara manja.
“wah... kalah saing sama doraemon dong” jawab gue dengan lemes.
“hahaha iya kamu kalah sama Doraemon” jawab intan sambil tertawa.
“iya aku kalah! Pergi aja ah...” ucap gue berpura pura hendak berdiri ninggalin intan.
“eh mau kemana? Iya iya aku maafin kamu kok!” ucap gue dengan tersipu, mukanya memerah.

“hehehe, iya aku udah tau jawabannya kok, entar siang aku mau pergi ke tempat yang bagus banget di sekitar sini, mau ikut gak?” ajak gue ke dia.

“kemana? Iya aku ikut” jawab intan sambil tersenyum.

Setelah makan pagi itu, gue pun berniat mencuci mobil norman yang dari kemarin gue pake, ketika sedang mencuci datanglah mila dari arah pintu rumah.

“Pagi ngga, tumben nyuci mobil nih!” sama mila.

gue yang menoleh dengan terkejut mendengar suara dia di belakang badan “iya, mobilnya udah kotor banget, kemaren aku pake ke bandung soalnya,gak enak ama yang punya kalo aku gak cuciin”

“Eh udah sarapan belum? Kalo belum ayok kita sarapan didalem” tawar mila ke gue.

“eh aku udah sarapan miel, kebetulan aku tadi baru masak nasi goreng, masih ada kok di dapur kalo kamu mau” jawab gue sambil meneruskan mencuci mobil.

“oh ya? Tumben, makan sama siapa? Anak anak masih pada tidur kok aku liat tadi” tanya mila menyelidik.

“oh, tadi aku makan sendiri aja, soalnya dari shubuh aku udah laper banget” jawab gue berbohong ke dia.

“oh, eh ngomong ngomong hari ini mau kemana? Kamu perasaan dari kemaren di rumah terus gak pernah ikut anak anak kalo main keluar”

“hari ini? Gak tau nih, tadi malem sih intan ngajakin jalan gitu keluar, gak tau mau kemana, kamu mau ikut?” ajak gue ke dia kembali berbohong.

“owh..., enggak deh gak usah, rio ngajakin bakar ayam entar malem, jadi entar siangan kita mau ke kota buat cari cari bahan bahannya” jawab mila.

Setelah mila masuk kedalam rumah, gue sedikit lega karna mendengar dia tidak akan ikut dengan kita, bisa gawat urusannya kalo dia beneran mau ikut, bisa bisa kejadian kemaren pagi keulang lagi! Karna kejadian itu harus jadi pelajaran buat gue supaya gak diulangi lagi untuk kedua kalinya.

Siangnya sekitar jam 10, gue pergi dengan intan ke jembatan naga yang sudah dijanjikan, sesampainya disana intan pun terkagum kagum dengan pemandangan disana, kita berduapun menglilingi tempat ini dan bermain main di sungai yang dalamnya Cuma selutut orang dewasa itu, seakan akan tawa kita berdua tidak akan berakhir kala itu.

Setelah dia meresa kelelahan, intan pun mengajak berbaring di hamparan rumput hijau di pinggir sungai, mata kita berdua tertuju keatas ke hamparan langit biru.

“Aku seneng banget ada disini! Makasih ya udah ngajak aku ke tempat ini” ucap intan sambil memeluk Doraemon pemberian dari gue itu.

“sama aku juga, hati dan pikiran jadi kerasa tenang kalo ada disini” jawab gue.

“aku kasih nama boneka ini Dora aja ah” ucap dia sambil mencubit hidung boneka doraemon itu.

“hey, lama lama aku jadi cemburu loh sama bonekamu itu” ucap gue sambil tersenyum melihat tingkah dia yang polos itu.

“ah kamu! masa sama boneka aja cemburu” jawab intan tertawa.

“iya dong aku cemburu, si Dora kan kamu pelukin terus daritadi, nah aku kapan dipeluknya?” goda gue ke dia.

“ih! Dasar cowok gombal!!” ucap intan sambil memukuli badan gue dengan gemes.

Sekonyong konyong langit yang tadinya biru itu tertutupi oleh awan hitam, dan suara petir mulai terdengar, dan taklama hujan pun mulai turun. Gue dan intan pun berteduh disalah satu dangau dipinggir sungai, Hujannya memang tidak terlalu deras namun cukup berlangsung lama.

Hawa dingin dan kabut mulai menyergap ke area sekitar dangau yang kita tempati, Intan yang hanya memakai baju lengan pendek itu terlihat mulai kedinginan, gue yang memakai kaos dirangkap denga kameja segera memakaikain kameja kepada intan dan memeluknya dari samping.

Setelah sekian lama turun hujan, akhirnya hujanpun reda, mentari mulai menampakkan sinarnya kembali dan awan mendung telah hilang di ganti dengan langit yang kembali membiru, dan saat itulah muncul pelangi dengan warna yang sedikit pudar.

“Rangga liat! Itu ada pelangi” seru intan pada gue sambil menunjukan telunjuknya kearah pelangi diatas.

“mana? Oh iya, bagus ya pelanginya” ucap gue disamping dia.

“hey....” ucap intan berbisik ditelinga.

“ap..” belum selesai menjawab tiba tiba dia menempelkan bibirnya di pipi sebelah kiri.

“makasih ya buat hari ini... aku selalu ber Do’a mudah mudahan kamu yang menjadi pelangi dihatiku nanti” ucap dia berbisik ditelinga gue.

Tanpa menjawab ucapan dari dia itu, guepun langsung memeluk dia dengan eratnya tanpa memperdulikan keadaan sekitar, gue selalu berharap suatu saat nanti entah dia akan bersama gue ataupun dengan orang lain nantinya, bisa terus melihat senyumnya yang seperti ini, senyum kesenangan tanpa ada beban fikiran di wajahnya.

JabLai cOY
sormin180
oktavp
oktavp dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.