Hari ini senin pagi, aku kembali ke sekolah. Sudah seperti apa yang aku duga sebelumnya, hari ini aku diledek habis-habisan oleh cinta dan tari karena wajahku nampak cukup sumringah hari ini. Ya, memang tak lain dan tak bukan karena aku SMSan dengan lala sebelumnya. Sial! Dasar wanita yang suka ngegosip!

Tari tak henti-hentinya menggodaku berkata "cieee ciiieee dejan, ciieee" di depan wajahku sambil mengepak-ngepakkan kedua tangannya ke atas dan ke bawah, persis seperti ayam betina ingin kimpoi. Tari, tari, tari! Ingin rasanya aku menempeleng kepalamu! Tapi sayangnya kau cantik, tar. Jadi aku tidak tega melakukannya. Ya, tari adalah wanita cantik dengan kategori anak gaul kota ini. Wajahnya yang manja lugu memang mampu membuat pria normal terpesona. Tapi sayangnya dadanya rata, maka dari itu ia sering dipanggil 'flat' oleh teman-teman di kelas. Pertamanya sih aku tak paham dengan maksud panggilan itu, tapi lama-lama aku paham juga. Hahahaa.

Hari ini juga ada 2 siswa pindahan dari jurusan lain ke kelas kami. Mereka adalah 2 orang pria yang bernama Dicky dan Johan. Entah, kenapa juga mereka bisa dipindahkan ke kelas kami, aku masih tak tau. Dan, salah satu dari mereka nantinya yang akan membuatku 'terjatuh' secara bergantian. Sebuah kebetulan yang aneh! Ya ya ya, begitulah.

-

Istirahat ke-dua siang ini aku kebelet kencing yang luar biasa. Ya, itu juga karena aku banyak minum es sebelumnya. Lalu aku pun segera menuju ke toilet dengan tergopoh-gopoh menahan kencing. Di sekolah ini memang toilet campur antara pria dan wanita, tidak ada toilet khusus pria atau toilet khusus wanita, semua jadi satu.

Aku menuju ke toilet di sudut barat gedung sekolah. Sebuah toilet usang yang sudah sangat kumuh. Sebenarnya disini ada 2 kamar toilet, tapi salah satunya keran airnya rusak atau apalah jadi tak bisa dipakai. Ya, hanya satu kamar toilet saja yang berfungsi. Dan.. Sial! Toiletnya sedang dipakai orang! Padahal air kencingku sudah diujung. Bisa bisa membuncah keluar nih, pikirku.

Lama aku menunggu, tak kunjung keluar penghuni toilet ini. Tak ada juga bunyi gemericik air dari dalam. Apa penghuni toilet ini sedang ketiduran di dalam ya? Sial! Setelah tak sabar akhirnya aku mengetuk pintu kamar toilet usang ini, dan dari dalam hanya ada teriakan "Ya ya ya, sebentar" dengan santainya. Arrgghhh. Begitu santainya ia mengatakan 'sebentar' padahal aku sudah sangat ingin mengeluarkan cairan sialan ini.

"Weh ardi? Hayoo habis ngapain di dalem, di?" kataku setelah penghuni toilet itu keluar dan ternyata itu Ardi teman sekelasku bersama seorang wanita yang masih sibuk merapikan rambutnya.

Wanita itu, wanita dengan tubuh tinggi kurus. Berwajah imut dan berbibir kecil mungil menggemaskan, yang aku yakin pasti akan membuat banyak pria normal terpesona dengan bibir mungilnya itu. Rambutnya yang lurus sebahu semakin membuatku yakin bahwa wanita itu bisa dikategorikan sebagai wanita cantik. Tapi apa yang dilakukan Ardi dengan wanita itu berdua di dalam kamar toilet ya?

Eh, sebentar sebentar! Sepertinya wanita yang bersama ardi ini agak familiar di mataku. Apa aku pernah menemuinya ya? Dimana ya?