Kaskus

Story

aldiansyahdzsAvatar border
TS
aldiansyahdzs
Kisah Tak Sempurna
Quote:

Kisah Tak Sempurna


Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh.


Selamat pagi warga Kaskus di Seluruh Muka Bumi.

Terimakasih kepada Agan / Aganwati yang sudah mampir di Thread ini. Terimakasih pula untuk sesepuh dan moderator SFTH. Thread ini adalah thread pertama kali saya main kaskus . Saya berharap Thread pertama kali saya di Kaskus bisa membuat Agan / Aganwati terhibur dengan coretan sederhana saya ini.

Thread ini bercerita tentang kisah putih abu - abu seorang laki laki yang saya beri nama Erlangga. Dari pada penasaran, lebih baik langsung baca aja gan! Selamat galau eh selamat membacaaa.

NB; Kritik dan Saran sangat saya butuhkan agar saya dapat menulis lebih baik lagi.

Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Keep in touch with me.
twitter: aldiansyahdzs
instagram : aldisabihat
Diubah oleh aldiansyahdzs 17-06-2019 18:30
yusuffajar123Avatar border
junti27Avatar border
JabLai cOYAvatar border
JabLai cOY dan 31 lainnya memberi reputasi
32
132.2K
879
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
aldiansyahdzsAvatar border
TS
aldiansyahdzs
#275
Sepotong Kebahagiaan dari Bagian Kesedihan – Part 4

Hujan mengawali hari. Aku duduk terkantuk – kantuk memperhatikan guru menjelaskan materi demi materi. Cuaca seperti ini memang mendukung untuk meneruskan tidur. Barisan meja belakang sudah lebih dahulu masuk kealam mimpi. Aku mencoba melawan segala kantuk yang menyerang mataku. Aku meminta bantuan Novita untuk mencubit lenganku sekerasnya. Alhasil, rasa sakit dari cubitan tersebut bisa menghilangkan kantuk. Aku kini mencoba fokus dengan apa yang guru jelaskan. Perlahan materi dengan materi masuk kedalam kepala tanpa terhalang oleh kantuk. 2 jam pelajaran berlalu akhirnya guru menutup mata pelajarannya tersebut.

Jam pelajaran selanjutnya guruku berhalangan hadir karena terjebak macet. Seisi kelasku girang, hampir seisi kelasku memutuskan untuk memanfaatkan kekosongan jam pelajaran ini dengan tidur. Namun hanya aku, Novita, Dean, dan Rifka yang tidak memutuskan untuk tidur. Sesekali Dean memandangku, namun aku berpura – pura seakan tak sadar bila ada yang sedang memperhatikanku. Begitupun dengan Rifka, ia memandangku namun saat ku pandang balik ia malah membuang pandangannya. Ada apa sebenarnya dengan dua orang ini? Menatapku dengan tatapan yang tak biasanya? Rasanya ini bukan tatapan benci seperti tatapan seseorang yang sedang jatuh hati. Tidak, sudah tak usah ada perasaan lebih yang muncul dalam hati mereka. Untuk sekedar menghargai perasaan mereka aku tak bisa. Aku tak ingin bila mereka menganggap lebih saat aku mencoba untuk menghargai perasaan mereka.

Menit demi menit berlalu, jam istirahatpun tiba. Aku tetap mengurung diri di dalam kelas. Memperhatikan hujan dibalik jendela kelas.

Quote:

Di depan pintu telah menunggu gadis yang kepalanya dibalut oleh kerudung. Seperti biasa ia tersenyum, namun kali ini ia memakai kacamata sehingga kini ia terlihat lebih dewasa dan tentunya lebih anggun. Harus ku akui ia memang cantik
Quote:


Aku tak menyangka jika Octa perhatian sebesar ini padaku. Apa yang membuatnya berlaku seperti ini kepadaku? Jika aku mengkaji, tak ada yang istimewa dari diriku. Fisik yang ku miliki tergolong pada fisik biasa – biasa saja. Aku tak memiliki kulit yang putih, badan yang tinggi, serta paras yang rupawan. Bukan lelaki tajir pula. Namun aku tetap bersyukur dengan pemberian Tuhan pada diriku. Karena bersyukur adalah caraku untuk berterimakasih kepada Tuhan.

Ku buka tupperware, isinya nasi goreng. Aku cukup kaget, dari mana ia tau jika aku menyukai nasi goreng? Hampir semua teman – temanku tidak tau jika makanan ini adalah salah satu makanan favoritku. Aku langsung melahap nasi goreng ini. Rasanya? Tak usah ditanya lagi. Ini mungkin nasi goreng paling enak yang pernah aku makan setelah nasi goreng buatan ibuku.

Gadis ini setidaknya kini menjadi alasan mengapa aku tetap tersenyum melewati masalah demi masalah yang menimpaku. Apa yang ada dalam diri gadis ini sehingga dia habis – habisan memperjuangkanku? Ketulusan dan kegigihannya kini mampu membuat hatiku luluh. Kini ke abu – abuanku menjadi jelas. Sepertinya rasa ini kini miliknya dan untuk dirinya. Aku harus memberikan hati ini kepada orang yang mampu merawat dengan baik; Octa.

Matahari bersinar diantara awan kelabu. Namun sinarnya tak mampu menghangatkan bumi. Sepertinya dinginnya hujan masih menyelimuti. Embun yang menempel di jendela mulai menghilang. Ku sebarkan pandanganku. Pelangi muncul. Aku tak telalu suka sebenarnya melihat pelangi. Namun ada sebuah hal yang ku pelajari dari pelangi. Pelangi selalu setia menunggu hujan reda. Namun bila di kaitkan dengan kehidupan, setelah kesedihan pasti ada kebahagiaan dan itu adalah hal yang pasti.

4 jam pelajaran guru tidak masuk. Tugas yang diberikanpun telah ku kerjakan. Aku memutuskan untuk menunggu Octa di depan perpustakaan. Namun saat menuju perpustakaan, Fani dengan Ridwan sedang duduk berdua. Aku lantas berbalik arah.
Quote:

Aku memilih pergi meninggalkan mereka berdua. Biarlah, itu urusan mereka masing – masing. Lagi pula tak penting bagiku bila aku ikut campur dengan hubungan mereka. Hanya saja aku tak habis fikir kepada Fani, ia masih bisa mengelak. Entah, mungkin ia gila entah ia memang benar – benar gila. Aku menggeleng – gelengkan kepala tak habis fikir kepada gadis yang dulu pernah aku cintai tersebut.
jimmi2008
delet3
junti27
junti27 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.