Modifikasi Moge Menjadi Sebuah Karya Seni



Tampilan gagah dari sebuah motor gede (moge) bagi sebagian pehobinya barangkali dirasa belum cukup memuaskan. Jiwa 'liar' mereka tak cukup hanya berpuas diri pada tampilan standar pabrikan. Beberapa kemudian mencoba merombak dan mengeksplorasi tampilan si kuda besi itu sesuai keinginannya masing-masing.



Bengkel modifikasi moge "Retro Classic Cycles" yang ada di Yogyakarta, mencoba menjembatani keinginan para bikers yang menginginkan perubahan pada tunggangannya itu. Bengkel ini merealisasikan semua imaji terliar sekalipun dari pehobi moge ke dalam sebuah transformasi yang fantastik.



Lulut, owner bengkel performance custom bike tersebut, mengungkapkan bahwa pihaknya menerima semua keinginan pemilik moge dalam memodifikasi kendaraannya. Seliar atau seaneh apapun hasrat biker untuk memodifikasi mogenya, ia siap mewujudkannya. Namun, pertimbangan sisi teknikal dan safety tetap jadi perhatian utama yang tak boleh hilang. Hal inilah yang selalu disampaikan Lulut pada customernya sebelum proses modifikasi berlangsung.

"Radikal boleh-boleh saja, asalkan fungsionalitasnya tetap berjalan sebagaimana mestinya. Istilah sederhananya, mau modifikasi sebrutal apapun, yang penting motor itu tetap harus bisa jalan dan pengendaranya aman," kata Lulut, saat ditemui di bengkelnya di kawasan Baciro, Yogyakarta, belum lama ini.



Retro Classic Cycles didirikannya tahun 2002. Awalnya, ia melihat ada celah dalam minat modif para pemilik moge yang bisa dikekmbangkan jadi bisnis. Pun Lulut juga penggemar moge yang aktif dalam beberapa organisasi pemilik moge. Bersama adiknya, Yayack, ia pun mulai merintis bisnis tersebut.

Varian moge yang ditanganinya antara lain style moge American V-Twin, British,
dan European. Saat ini, customer yang ditanganinya berasal dari beragam wilayah, seperti Jawa, Kalimantan, Bali, bahkan Brunei Darussalam, Malaysia, dan Qatar. Selain modifikasi moge, pihaknya juga melayani jasa penjualan spareparts dan asesoris moge.



Untuk urusan modifikasi, Lulut mengaku selalu berdiskusi terlebih dulu dengan pemilik kendaraan tentang konsep yang diinginkan. Dengan demikian, ia bisa memproyeksikan imaji dalam pikiran customer menjadi sebuah karya modif. Menurutnya, memang tak mudah menyamakn pandangan tersebut. Terkadang, desain yang diinginkan customer sangat rumit hingga ia butuh waktu berbulan-bulan merealisasikannya.



Dikatakan Lulut, dalam sebuah motor gede terdapat dua hal yang menjadi ruh, yaitu teknologi dan seni. Motor dalam pandangannya adalah sebuah eksotisme hasil karya manusia. Ketika berbicara soal modifikasi, menurutnya hal tersebut juga sebuah seni tersendiri. "Masing-masing customer punya taste yang berbeda satu sama lain. Ada yang ingin tampilan yang sama sekali berbeda dari lainnya. Ada pula yang senang tampilan standar," kata Lulut.



Menyamakan visi dengan customer hingga merealisasikannya secara tepat, bagi Lulut adalah sebuah challenge yang memacu adrenalin dan mampu membuatnya puas. "Modifikasi tak hanya soal merubah bentuk tapi bagaimana bisa merealisasikan semua yang ada di pikiran," cetus Lulut. Karena itu, ia menyebut pekerjaannya itu sebagai perpaduan antara cipta, rasa, karsa, dan teknologi.



Sumber : Harley Batik

Bonus