Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kingenzoAvatar border
TS
kingenzo
Aku Cinta Kamu dalam Dirinya



"Memang, kamu bukanlah perempuan yang sempurna.
Akan tetapi, berdua bersamamu selalu membuat hari-hariku terasa sempurna"

-Rian-
Diubah oleh kingenzo 20-03-2016 05:03
i4munited
rakanarai.dee
rakanarai.dee dan i4munited memberi reputasi
6
131.1K
856
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Tampilkan semua post
kingenzoAvatar border
TS
kingenzo
#258
Part 20

"Berhenti di bawah pohon itu aja deh." Kania menunjuk sebuah pohon di jalanan yang cukup sepi ini.

Tanpa menjawabnya, gue mengarahkan motor ke sana. Begitu sampai, Kania langsung turun lalu berdiri di samping gue. Ia menoleh ke kanan kemudian ke kiri berulang kali seakan berharap laki-laki tadi tidak bisa menemukannya. Wajahnya sudah tidak sepanik tadi, hanya saja masih berkeringat.

"Ada apa sih, Kan?" gue memberanikan diri untuk bertanya.

"Hmm...Gimana ya? Gue takut ceritanya." Kania menghela nafas. Saat itu gue berasumsi laki-laki itu pernah mengukir kenangan pahit di hatinya.

"Kalo sekiranya gue gak perlu tau, gak masalah kok."

Dia hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Terus gimana? Lo gak jadi ndaftar?"

"Gimana ya? Gue jadi bingung, Ian." Wajahnya memelas. Ah, mana tega gue melihatnya seperti ini.

"Gue daftarin aja, lo ngasih semua datanya, ntar biar gue yang ngurus."

"Eh! Malah lebih parah lagi kalo lo yang ngurus!"

"Hah? Maksudnya?" Gue tidak paham apa yang ia katakan.

"Gue cerita aja, deh. Tapi lo jangan kaget ya?"

Gue mengangguk tanda setuju.

"Dia itu...emm...suka cowo, Ian. Dan dia suka sama lo."

What?!
Gue beneran shock. Mulut gue menganga seakan tak percaya dengan apa yang barusan ia katakan. Gue mengira laki-laki tadi adalah mantan atau bahkan pacarnya, tapi ternyata gue salah TOTAL!

"Gimana? Masih mau ndaftarin?" tanyanya sambil nyengir.

Gue menggeleng.

"Lo tau dari mana kalo dia suka gue?"

Sebelum sempat menjawab, ia terkejut ketika melihat jam tangannya.

"Hah! Tinggal 20 menit lagi!" Teriaknya.

"20 menit apaan?"

"Pendaftarannya tinggal 20 menit lagi, Ian. Hari ini juga hari terakhir pendaftaran!" Kania masih tetap berteriak dengan volume yang sama.

"Beneran?! Yaudah yuk naik!"

"Lo gimana kalo ketemu dia?" tanyanya saat berada di atas motor.

"Bodo amat dah. Yang penting lo bisa ndaftar dulu." Jawab gue. Sejujurnya, gue takut kalau harus ketemu dia. Tapi, gue akan menyesal seumur hidup seandainya Kania tidak jadi ikut lomba hanya karena gue.

Tanpa menunggu jawabannya, gue memacu motor dengan kecepatan tinggi. Beberapa kali gue menyalip kendaraan lain yang sebenarnya beresiko tinggi. Sampai akhirnya, gue tiba di sana. Ternyata, laki-laki tadi masih ada di sana sedang duduk sambil mengobrol dengan seseorang. Semoga saja dia tidak menatap ke arah gue.

"Gue masuk dulu ya. Tungguin!" pintanya.

"Oke," ucap gue sambil mengacungkan jempol.

Tak lama, sekitar 5 menit, Kania keluar dengan sebuah kertas berwarna kuning di tangannya.

"Ayok pulang," ajaknya sambil tersenyum ke gue.

Setelah itu, kami berdua langsung pulang karena gue ada acara pada malam harinya. Di perjalanan, Kania tak henti-hentinya tentang lomba yang akan dia ikuti. Mulai dari waktunya sampai aturan-aturan yang harus ditepati. Dari situ gue menyimpulkan kalau dia sangat ingin memenangkan lomba piano itu. Semoga menang, Kan!

"Thanks ya udah nemenin gue," katanya begitu sampai di rumahnya.

"Iya, kebetulan gue juga mau jalan-jalan, bosen di kos mulu."

"Lo gak mampir dulu nih?" tawarnya.

"Gue langsungan aja, Kan. Oh iya, gue mau tanya."

"Tanya apaan?"

"Cowo tadi siapa sih emangnya?"

"Oh, namanya Dimas. Dia itu salah satu guru piano di sana dan pernah jadi guru gue. Makanya gue kenal."

"Loh, dia guru lo?" Gue masih tidak percaya.

"Iya, tapi gak setiap orang tau kalo dia itu tertarik sama cowo. Cuma beberapa orang aja." jelasnya lagi.

"Darimana lo tau kalo dia suka gue?"

"Selera gue sama Dimas hampir sama, jadi gue berasumsi kalo dia suka sama lo."

Gue diam sejenak, mencerna kalimat yang baru saja ia ucapkan. Kalau Dimas tertarik sama gue, itu berarti Kania juga sama gue. Apa beneran gitu?!

"Berarti..."

"Eh!" Kania memotong perkataan gue sebelum gue sempat menyelesaikannya. Ia menutup mulutnya dengan kedua tangan mungilnya. Wajahnya memerah seperti saat di tempat kursus.

"Gak, maksud gue bukan gitu. Gimana ya njelasinnya? Ah susah lah pokoknya." lanjutnya. Ia terlihat panik saat mengatakannya.

Gue malah tertawa melihat tingkah lakunya yang seperti anak kecil.

"Gue duluan ya, Ian. Ada urusan nih," katanya lalu meninggalkan gue sendirian.

"Oke, masuk aja atuh," jawab gue.

"Kamuhati-hati di jalan ya!" katanya saat hendak menutup gerbang.

Kamu?
Dari lo menjadi kamu.
Apa cuma kebetulan aja, ya?
Atau malah gue salah denger?
Ah, gak usah dipikirkan dulu.
Diubah oleh kingenzo 23-09-2015 14:32
2
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.