- Beranda
- Stories from the Heart
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
...
TS
luckyismine
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
Quote:
MESIN WAKTU
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
MINOR66
Quote:
Permisi agan dan aganwati
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.
Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.
Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa.
So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Quote:
Original Posted By mullupus►Tes tes... 1-2-3...
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa. So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Spoiler for Makasih buat cendolnya :
* * * C H A P T E R I * * *
Spoiler for INDEX:
MUKADIMAH
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
* * * C H A P T E R II * * *
Spoiler for INDEX:
THAT'S WHAT FRIEND ALL FOR
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 84 suara
Siapa yang jadi istri gwa saat ini?
Dinda
12%
Felisha
35%
Bebeb
5%
Megan Fox
23%
Semuanya salah
26%
Diubah oleh luckyismine 05-04-2017 18:38
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
356K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
luckyismine
#1576
HONESTLY
I stand before you accused of many crimes
But I want to believe that love can still survive
You don't have to say it, I don't have to read your mind
To know that emptiness has finally arrived
How was I to know right from wrong?
Words were hardly spoken, so where did I go wrong?
Tell me honestly, if you're still loving me
Looking into my eyes honestly
Words have more meaning, if they're said at certain times
I need you now so I can feel alive
How would you know if you won't give me some time
To see if everything could work you'll be mine?
I'll be lost forever or someday I may find
The words that I've been searching for or just some peace of mind
Tell me honestly, if you're still loving me
Looking into my eyes honestly
Words have more meaning, if they're said at certain times
I need you now so I can feel alive
How would you know if you won't give me some time
To see if everything could work you'll be mine?
I'll be lost forever or someday I may find
The words that I've been searching for or just some peace of mind
All the nights I sit and wonder there must be more life
I'm sure that days and years go by while
I am living with, living with a lonely feeling
But I want to believe that love can still survive
You don't have to say it, I don't have to read your mind
To know that emptiness has finally arrived
How was I to know right from wrong?
Words were hardly spoken, so where did I go wrong?
Tell me honestly, if you're still loving me
Looking into my eyes honestly
Words have more meaning, if they're said at certain times
I need you now so I can feel alive
How would you know if you won't give me some time
To see if everything could work you'll be mine?
I'll be lost forever or someday I may find
The words that I've been searching for or just some peace of mind
Tell me honestly, if you're still loving me
Looking into my eyes honestly
Words have more meaning, if they're said at certain times
I need you now so I can feel alive
How would you know if you won't give me some time
To see if everything could work you'll be mine?
I'll be lost forever or someday I may find
The words that I've been searching for or just some peace of mind
All the nights I sit and wonder there must be more life
I'm sure that days and years go by while
I am living with, living with a lonely feeling
HAREM SCAREM
Quote:
Spoiler for HONESTLY:
“Ky, kaosnya bagus banget deh gambarnya” komentar Felisha yang lagi ngebuka oleh2 dari Codot, yang ternyata sebuah kaos.
“Woyadong keren” jawab gwa ngasal, maklum gwa lagi asik menikmati sekaleng bir yang baru dibuka, hasil ngerayu2 neng Felisha sehabis makan tadi.
“Ini yang cowoknya khan yang posternya banyak kamu tempel2in di kamar ya? Hmmm, siapa deh namanya?” Felisha coba mengingat2.
Ohiya, gwa lupa ceritain ya, sebelum gwa nyasar ketempat yang dingin ini, gwa sempet mampir dulu ketempat sobat gwa yang punya nama Codot.
Iya, dia yang nelpon gwa ketika gwa lagi dalam suasana awkward di café setelah gwa nga sengaja dipaksa bawain lagunya almarhum Joe Cocker keatas panggung. Sehingga gwa terselamatkan dan segera berpindah tempat ke sebuah club dimana Codot lagi merayakan kedatangannya setelah menimba ilmu dinegeri orang. #tsaahhh Walaupun dengan berat hati Felisha ikut menemani gwa dengan wajahnya yang ditekuk banyak, untuk ngebuktiin betapa terganggunya dia dengan undangan dari sobat gwa itu. 
Walhasil, gwa ketemuan sama sobat gwa itu diluar club, demi menjaga perasaan neng semok yang mukanya udah ketekuk2 gitu.
Sebuah pertemuan yg kagak ada epic2nya, udah macem bede nemuin pasiennya, semua bergerak serba cepat nga pake basa-basi busuk. Tapi bagus juga sik, jadinya gwa nga perlu dengerin bully2an khas Codot ke gwa. Apalagi kita emang udah lama banget nga ketemuan, biasanya sih mulut dia suka gatel gitu kalo nga nyelain gwa. 
“Buluk, itu cewek lo yang baru lagi?” tanyanya tanpa basa-basi dan dengan volume yang nga difilter.
“Ck, apaan sik” sungut gwa, sambil ngedorong tubuh tinggi besar itu ngejauhin Felisha. “Udah deh, katanya ada oleh2 buat gwa. Mana sini?!”
“Yeee, reseh lo ye, kagak ada basa-basinya” Codot noyor pala gwa make tas belanjaan gitu, “tuh, makan oleh2 dari gwa. Kalo bukan cewek lo, kenal2in lah ke gwa”
Tuh, mulai khan celamitan si Codot.
“Gwa langsung ye sob, nga enak tuh cewek udah cembetut aja nungguin” gwa nga pake buka2 lagi isi oleh2nya Codot dan buru2 pamitan ke sobat gwa, “Minggu gwa mampir ke rumah ye”
“Ngehek lo, kagak ada sopan2nya lo ye sama gwa!” maki Codot sambil mencoba noyor pala gwa. Tapi gwa udah terlebih dulu kabur meninggalkannya yang masih misuh2 sendirian.
Udah mirip kayak bede sama pasien khan, kita ketemuannya?
Gwa berjalan cepat2 sambil narik Felisha yang kayak ogah2an gitu jalannya. Lha, ini cewek kenapa sik? Tadi gwa disuruh cepet2 sama dia dengan raut wajahnya yang ditekuk2 gitu. Sekarang malah kayak ogah gwa ajak keluar dari lingkungan club tersebut.
“Lelet banget sih lo jalannya?! Giliran gwa buru2 begini lo malah ogah2an jalannya”
Felisha nga ngejawab, tapi dia cuma senyum2 geje gitu.
“Jadi nga nih kita nge-jagung bakarnya?!” tanya gwa memastikan, karena tadipun Felisha ngacem gwa, kalo udah ketemuan sama Codot gwa musti nraktir dia makan jagung bakar.
“Itu tadi temen kamu ya?”
“Iya lah, kalo bukan sobat gwa ngapain juga kita capek2 kemari” sewot gwa
“Kok, aku nga dikenalin sih tadi?” katanya perlahan nyaris nga terdengar dengan kedua pipinya yang memerah menahan malu.
“Apaan sik, celamitan deh lo” sungut gwa nyaris nga percaya, ngeliat Felisha yang biasanya cool dan kalem ini, tetiba bisa celamitan juga.
“Ish, apaan sik” Felisha mencubit gwa, seolah ingin menutup rasa malunya yang tiba2 nga bisa mengendalikan dirinya itu.
Untung gwa bisa ngeles dan kabur ngejauh dari cubitan2 mematikan Felisha. Sampe ketempat parkir motor gwa masih dikejar2 sama neng semok. Ahahahaha, malu banget nga sih tuh cewek.
“Luckyyy… kamu norak ah. Aku khan cuma mau bersopan-santun aja tadi” protesnya sambil mukul2in badan gwa. Mukul2 manja lah pastinya, ahahahahaha.
“Iya, iyaaaa. Percaya kok gwa. Udah yuk, kita kemon” gwa langsung nunggangin kuda besi kesayangan gwa. “Eh, gwa titip ini ya di tas lo”
Felisha pun nga pake lama langsung naek ke jok belakang, setelah masukin oleh2 dari Codot tadi ke dalam tasnya. Nga pake gwa suruh2pun, neng semok langsung merapatkan tubuhnya ke punggung gwa dan melingkarkan kedua tangannya erat2 ke perut gwa. Mantaps
s
“Namanya Jim Morisson, biasa dipanggil Jimbo. Nah, yang duduk disebelah lo sekarang ini sodara kembarnya” gwa menjawab pertanyaannya tanpa perlu menengok ke kaos yang lagi dipatut2 sama Felisha. Karena gwa tahu, Codot pasti paham banget kaos print macem apa yg jadi favorit gwa.
“Ish, kembar darimananya sik? Yang satu ganteng bule gini, yang disebelahku malah kayak kebo bule” ledeknya sambil cekikikan kesenengan gitu.
“Hehehehe, biarlah kayak kebo bule, yang pasti lo betah khan deket2an sama gwa” jawab gwa berdiplomatis.
“Eh Ky, kaosnya ada dua nih. Tapi kok samaan sih gambarnya? Owh, ternyata pasangan toh kaosnya” Felisha seolah ngomong sendiri dan ngejawab sendiri.
Gwa yang penasaran langsung balik badan, karena sedari tadi dikasih sama Codot, gwa sama sekali belom ngeliat itu kaos. Deg, gwa membeku begitu mata gwa terpaku pada gambar yang ada di kaos berbahan putih yang lagi dipegangin sama Felisha. Ya, print-an kaos itu yang membuat gwa macem kehilangan gaya gitu didepan Felisha. Sebuah photo hitam-putih tersablon disana dengan pose Jim Morrisson sama tante Pamela Courson lagi dua2an gitu. Pose yang gwa anggap keren dan juga romantic. Gwa tahu banget ini print-annya pasti custom dipesen sama Codot, saking gwa udah nyari dan mesen kemanapun nga juga ketemu. Jujur, gwa terharu banget sama sobat gwa yang mau repot2 ngebikinin kaos yang sangat2 gwa pengenin saat itu. Kurang lebih beberapa tahun yang lalu, ketika gwa masih hot-hotnya pacaran sama Dinda. Dan gwa emang sengaja nyari yang pasangan gitu, biar bisa kita pake berduaan gitu.
Arrrgghhhh
“Ky, kok malah bengong gitu sih?” teguran dari Felisha menarik gwa kembali dari lamunan kecil gwa yang tiba2 aja berkelebatan dipenuhi oleh sosok Dinda.
“Eh, cuma lagi menggagumi print-an kaosnya Fel. Keren banget” jawab gwa dengan ekspresi setenang mungkin. Padahal buat ngomong kayak begitu aja, rasanya kayak nyangkut gitu suara gwa.
“Iya sih, aku suka sama posenya, mereka serasi banget yaa…” sambil ngomong begitu Felisha bolak-balik ngeliatin kaos itu sama muka gwa. Kayaknya dia mulai ngerti dengan makna yang tersirat dibalik kaos itu. Tiba2 aja dia lipet2in kaos itu dan mulai mengembalikan ketempatnya.
“Lo suka Fel sama kaosnya? Kalo gitu kaosnya buat lo ya”
“Nga ah Ky, aku kok ngerasa kaos yang satu lagi itu pasti buat seseorang yang special”
“Hehehehehe, Fel, kalopun masih ada seseorang yang special itu, berarti orangnya adalah elo” tetiba aja gwa bisa ngomong kayak gitu.
Krik…krik…krik…
“Hah, aku…?” Felisha menatap gwa seolah nga percaya dengan yang dia dengarkan. Begitu pula dengan gwa, yang bisa2nya ngomong kayak gitu.
“Maksud gwa, eeerr….. gimana ya ngomongnya” gwa salah tingkah, bingung mau ngoreksi omongan ngaco yang udah terlanjur gwa muntahin dari mulut gwa tadi. Lagian sih, masih aja galau kalau keingetan sama Dinda.
Gwa terdiam saking bingung mau ngomongnya. Sementara Felisha seperti ingin mendengarkan klarifikasi dari gwa, juga dalam diamnya. Dia hanya menatap gwa lekat2 sehingga gwa bisa melihat binar2 dimatanya yang seolah tak bisa dia sembunyikan ketika mendengar kata “special” tadi. Dan gwa akuin Felisha jauh lebih jago menekan perasaannya dibanding gwa yang mulai gelisah nga karuan ini. Bahkan efek dari sekaleng bir yang udah gwa sesap habispun nga bisa meredam kegelisahan gwa ini.
“Maksudnya special gimana Ky?” tuh khan, akhirnya nekad juga Felisha nanya kayak gitu.
“Ya maksudnya special tuh, lo emang satu2nya cewek yang mau deket sama gwa. Tapi… ennggg…tapi…” tiba-tiba gwa ngerasa butuh tambahan satu krat bir lagi.
“Tapi knapa Ky?” cecar Felisha.
“Tapi… eh… tapiiii…” otak gwa buntu. Duh, mampus deh gwa!
Felisha nga mencecar gwa dengan pertanyaannya lagi. Tapi tatapan matanya yang sudah mulai kehilangan binar2 itu jauh lebih berbicara pada gwa. Seolah ada kekecewaan yang sangat disitu.
Oke, mungkin gwa malem itu lagi ge-er dengan percakapan kita barusan. Tapi paling nga, gw ngerasa kemana arah pembicaraan kita saat itu. Paling nga percakapan kita itu semacam hendak mempertanyakan “sebenernya hubungan kita ini kayak apa sih? Apa cuma temenan atau lebih dari itu? Kalo lebih dari itu kok belum juga ada kata sakti macem ‘Fel, gwa sayang sama lo’ atau ‘Fel, kita pacaran yuk’.” Oke, anggap aja gwa ge-er malam itu dan gwa nga perlu repot mendefinisikan arti ‘spesial’ versi gwa ke Felisha malam itu. Tapi gwa juga nga bisa mengabaikan semua celotehan Maya, istrinya Ridho yang nga pernah absen nyampein curhatan hati Felisha tentang gwa selama ini.
“Fel…”
Gwa melingkarkan tangan gwa di bahu Felisha yang lagi tertunduk, mungkin lagi disibukan oleh pikirannya. Dia nga merespon, tapi paling nga dia nga menolak perlakuan tadi.
Lalu gwa rengkuh tubuh mungil itu lebih merapat ke sebelah gwa. Maklum, dingin der! 
Gwa menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Sambil mengumpulkan nyali gwa, pikiran gwa pun mencari-cari kata2 seperti apa yang cocok untuk gwa ucapkan pada cewek yang ada disebelah gwa ini. Biar kata pesonanya selalu bikin kepala gwa nyut2an, tapi makin kesini gwa makin menghormatinya dan nga lagi nyari2 kesempatan buat modusin dia. Sumpah, nga bohong deh gwa.
“Gwa pikir udah waktunya gwa ngomong serius sama elo Fel…”kata perlahan, sambil menata kata2 yang akan gwa keluarin berikutnya.
“Hmmm…” Felisha langsung menengok kearah gwa dan menunggu lanjutan dari gwa. Gwa lihat ekspresinya datar banget. Duh, grogi lagi deh gwa.
“Fel, selama gwa kenal sama lo, gwa ngerasa kalo lo itu adalah cewek yang paling baek banget sama gwa. Walau gwa ngerasa udah banyak ngebikin lo marah, keki, sebel atau mungkin sakit hati. Tapi selama itu juga lo nga kapok dan juga nga ngejauh dari gwa. Lo tetep masih mau jalan sama gwa, nga minder apalagi malu sama gwa yang masih luntang-lantung kayak gini”
“Lucky, kamu kok ngomongnya kayak gitu sih?”protesnya.
“Ssttt, udah deh mending lo dengerin aja omongan gwa ini”gwa ngasih kode biar Felisha cukup ngedengerin omongan gwa aja.
Felisha manut sambil angguk-anggukin kepalanya. Lalu diapun makin merapatkan tubuhnya ke gwa. Maklum der, malam makin dingin nih!
s
“Fel, pokoknya selama lo kenal sama gwa, udah terlalu banyak kebaikan2 lo pada gwa. Lo udah ngebantu gwa buat lepas dari drugs, kasih semangat gwa biar mau lanjutin kuliah lagi, bahkan sering minjemin gwa duit kalo gwa lagi bokek, hehehehe. Tapi intinya, semua kebaikan yang gwa terima dari elo tuh nga sebanding dengan kelakuan gwa yang sering bikin lo sebel hampir setiap harinya”
Felisha masih mau protes lagi. Tapi gwa udah ngasih kode keras buat dia. Intinya kode keras itu berbunyi “lo ngomong lagi, gwa langsung cipok nih!”
“Dan satu hal lagi, lo tuh cantik Fel. Cantik banget. Bohong kalo nga ada cowok yang pengen deket sama lo. Tapi tetep lo juga musti seleksi cowok kayak gimana yang pantes buat deket2 sama elo. Paling nga, cowok luntang-lantung kayak gwa gini mah kudu wajib lo lempar ke keranjang sampah. Masih banyak cowok yang lebih bertanggung jawab daripada gwa ini Fel….”
Felisha menatap marah kearah gwa, sementara dia ingin melepaskan dirinya dari pelukan gwa, agar dia bisa leluasa meluapkan emosinya. Tapi gwa lebih sigap lagi, gwa perkencang pelukan gwa biar dia nga kemana2 dan sebelah tangan gwa sengaja membekap mulutnya. Ya, gwa nga mau ngedenger apapun dari mulut Felisha. Malam itu, gwa cuma ingin mencurahkan apa yang ada dihati gwa. Untung aja suasana disekitar kita nga begitu rame, jadi gwa nga sampe dicurigain jadi cowok yang mau merudapaksa korbannya.
“Lo ngerti khan maksud gwa Fel?! Gwa tuh nga ada pantes2nya buat lo! Gwa ini cuma sumber masalah buat lo, cepat atau lambat!” gwa nga bisa mengendalikan emosi ini, gwa mulai membentak2 cewek didepan gwa bahkan sambil menguncang2 tubuh mungilnya, “Gwa ini nga pantes buat lo Fel!”
Gwa berdiri dan tinggalkan Felisha yang terduduk diatas tempat duduknya, yang memandang gwa dengan tatapan tak percaya itu. Begitupun halnya dengan gwa, yang nga percaya bisa berbuat seperti itu pada sesosok cewek mungil yang selama ini selalu menghiasi hari2 gwa. Gwa mengambil sebatang rokok dan menyalakannya. Tapi bagaimanapun juga, gwa emang harus melakukan hal ini. Karena gwa tahu hambatan seperti apa yang akan kembali menghadang didepan gwa, jika gwa masih aja nekad jadiin Felisha pacar gwa. Dan gwa terlalu pengecut untuk menjalani hubungan yang pastinya nanti akan nga disetujuin sama nyokap gwa lagi. What a pathetic!
“Lucky…” gwa mendengar suara Felisha memanggil
Gwa menengok dan menatap seorang cewek cantik yang menghadapi kejadian barusan dengan tegar. Tampak dia bisa menata perasaannya dengan baik. Nga ada airmata sama sekali dan nga juga kemarahan disitu.
“Lucky, tolong anterin aku pulang ya”
Gwa cukup kaget dengan ekspresinya yang datar itu. Entah gwa harus merasa lega, karena udah mengeluarkan unek2 gwa dan direspon dengan dingin oleh Felisha. Atau harus khawatir. Tapi yang pasti satu masalah yang urgent antara gwa sama Felisha bisa selesai, walau dengan cara yang paling nga keren sama sekali.
Lalu kita melalui perjalanan pulang tanpa sebuah kata atau obrolan yang terlontar dimulut kita. Kita menjelajahi malam yang dingin dan gelap ini dalam kebisuan. Kita berdua seolah disibukan oleh pikiran kita masing2. Sehingga perjalanan pulang dimalam itu pun terasa luar biasa jauh dan lama sekali. Dan ketika sampai dikost-an pun, kita berpisah kekamar masing2 tanpa bersuara sama sekali. Seolah2 kita adalah orang asing yang pernah saling kenal sama sekali.
“Woyadong keren” jawab gwa ngasal, maklum gwa lagi asik menikmati sekaleng bir yang baru dibuka, hasil ngerayu2 neng Felisha sehabis makan tadi.
“Ini yang cowoknya khan yang posternya banyak kamu tempel2in di kamar ya? Hmmm, siapa deh namanya?” Felisha coba mengingat2.
Ohiya, gwa lupa ceritain ya, sebelum gwa nyasar ketempat yang dingin ini, gwa sempet mampir dulu ketempat sobat gwa yang punya nama Codot.
Iya, dia yang nelpon gwa ketika gwa lagi dalam suasana awkward di café setelah gwa nga sengaja dipaksa bawain lagunya almarhum Joe Cocker keatas panggung. Sehingga gwa terselamatkan dan segera berpindah tempat ke sebuah club dimana Codot lagi merayakan kedatangannya setelah menimba ilmu dinegeri orang. #tsaahhh Walaupun dengan berat hati Felisha ikut menemani gwa dengan wajahnya yang ditekuk banyak, untuk ngebuktiin betapa terganggunya dia dengan undangan dari sobat gwa itu. 
Walhasil, gwa ketemuan sama sobat gwa itu diluar club, demi menjaga perasaan neng semok yang mukanya udah ketekuk2 gitu.
Sebuah pertemuan yg kagak ada epic2nya, udah macem bede nemuin pasiennya, semua bergerak serba cepat nga pake basa-basi busuk. Tapi bagus juga sik, jadinya gwa nga perlu dengerin bully2an khas Codot ke gwa. Apalagi kita emang udah lama banget nga ketemuan, biasanya sih mulut dia suka gatel gitu kalo nga nyelain gwa. 
“Buluk, itu cewek lo yang baru lagi?” tanyanya tanpa basa-basi dan dengan volume yang nga difilter.
“Ck, apaan sik” sungut gwa, sambil ngedorong tubuh tinggi besar itu ngejauhin Felisha. “Udah deh, katanya ada oleh2 buat gwa. Mana sini?!”
“Yeee, reseh lo ye, kagak ada basa-basinya” Codot noyor pala gwa make tas belanjaan gitu, “tuh, makan oleh2 dari gwa. Kalo bukan cewek lo, kenal2in lah ke gwa”
Tuh, mulai khan celamitan si Codot.

“Gwa langsung ye sob, nga enak tuh cewek udah cembetut aja nungguin” gwa nga pake buka2 lagi isi oleh2nya Codot dan buru2 pamitan ke sobat gwa, “Minggu gwa mampir ke rumah ye”
“Ngehek lo, kagak ada sopan2nya lo ye sama gwa!” maki Codot sambil mencoba noyor pala gwa. Tapi gwa udah terlebih dulu kabur meninggalkannya yang masih misuh2 sendirian.

Udah mirip kayak bede sama pasien khan, kita ketemuannya?
Gwa berjalan cepat2 sambil narik Felisha yang kayak ogah2an gitu jalannya. Lha, ini cewek kenapa sik? Tadi gwa disuruh cepet2 sama dia dengan raut wajahnya yang ditekuk2 gitu. Sekarang malah kayak ogah gwa ajak keluar dari lingkungan club tersebut.“Lelet banget sih lo jalannya?! Giliran gwa buru2 begini lo malah ogah2an jalannya”
Felisha nga ngejawab, tapi dia cuma senyum2 geje gitu.
“Jadi nga nih kita nge-jagung bakarnya?!” tanya gwa memastikan, karena tadipun Felisha ngacem gwa, kalo udah ketemuan sama Codot gwa musti nraktir dia makan jagung bakar.
“Itu tadi temen kamu ya?”
“Iya lah, kalo bukan sobat gwa ngapain juga kita capek2 kemari” sewot gwa
“Kok, aku nga dikenalin sih tadi?” katanya perlahan nyaris nga terdengar dengan kedua pipinya yang memerah menahan malu.
“Apaan sik, celamitan deh lo” sungut gwa nyaris nga percaya, ngeliat Felisha yang biasanya cool dan kalem ini, tetiba bisa celamitan juga.

“Ish, apaan sik” Felisha mencubit gwa, seolah ingin menutup rasa malunya yang tiba2 nga bisa mengendalikan dirinya itu.
Untung gwa bisa ngeles dan kabur ngejauh dari cubitan2 mematikan Felisha. Sampe ketempat parkir motor gwa masih dikejar2 sama neng semok. Ahahahaha, malu banget nga sih tuh cewek.

“Luckyyy… kamu norak ah. Aku khan cuma mau bersopan-santun aja tadi” protesnya sambil mukul2in badan gwa. Mukul2 manja lah pastinya, ahahahahaha.

“Iya, iyaaaa. Percaya kok gwa. Udah yuk, kita kemon” gwa langsung nunggangin kuda besi kesayangan gwa. “Eh, gwa titip ini ya di tas lo”
Felisha pun nga pake lama langsung naek ke jok belakang, setelah masukin oleh2 dari Codot tadi ke dalam tasnya. Nga pake gwa suruh2pun, neng semok langsung merapatkan tubuhnya ke punggung gwa dan melingkarkan kedua tangannya erat2 ke perut gwa. Mantaps
s **********
“Namanya Jim Morisson, biasa dipanggil Jimbo. Nah, yang duduk disebelah lo sekarang ini sodara kembarnya” gwa menjawab pertanyaannya tanpa perlu menengok ke kaos yang lagi dipatut2 sama Felisha. Karena gwa tahu, Codot pasti paham banget kaos print macem apa yg jadi favorit gwa.

“Ish, kembar darimananya sik? Yang satu ganteng bule gini, yang disebelahku malah kayak kebo bule” ledeknya sambil cekikikan kesenengan gitu.

“Hehehehe, biarlah kayak kebo bule, yang pasti lo betah khan deket2an sama gwa” jawab gwa berdiplomatis.
“Eh Ky, kaosnya ada dua nih. Tapi kok samaan sih gambarnya? Owh, ternyata pasangan toh kaosnya” Felisha seolah ngomong sendiri dan ngejawab sendiri.

Gwa yang penasaran langsung balik badan, karena sedari tadi dikasih sama Codot, gwa sama sekali belom ngeliat itu kaos. Deg, gwa membeku begitu mata gwa terpaku pada gambar yang ada di kaos berbahan putih yang lagi dipegangin sama Felisha. Ya, print-an kaos itu yang membuat gwa macem kehilangan gaya gitu didepan Felisha. Sebuah photo hitam-putih tersablon disana dengan pose Jim Morrisson sama tante Pamela Courson lagi dua2an gitu. Pose yang gwa anggap keren dan juga romantic. Gwa tahu banget ini print-annya pasti custom dipesen sama Codot, saking gwa udah nyari dan mesen kemanapun nga juga ketemu. Jujur, gwa terharu banget sama sobat gwa yang mau repot2 ngebikinin kaos yang sangat2 gwa pengenin saat itu. Kurang lebih beberapa tahun yang lalu, ketika gwa masih hot-hotnya pacaran sama Dinda. Dan gwa emang sengaja nyari yang pasangan gitu, biar bisa kita pake berduaan gitu.
Arrrgghhhh“Ky, kok malah bengong gitu sih?” teguran dari Felisha menarik gwa kembali dari lamunan kecil gwa yang tiba2 aja berkelebatan dipenuhi oleh sosok Dinda.
“Eh, cuma lagi menggagumi print-an kaosnya Fel. Keren banget” jawab gwa dengan ekspresi setenang mungkin. Padahal buat ngomong kayak begitu aja, rasanya kayak nyangkut gitu suara gwa.

“Iya sih, aku suka sama posenya, mereka serasi banget yaa…” sambil ngomong begitu Felisha bolak-balik ngeliatin kaos itu sama muka gwa. Kayaknya dia mulai ngerti dengan makna yang tersirat dibalik kaos itu. Tiba2 aja dia lipet2in kaos itu dan mulai mengembalikan ketempatnya.
“Lo suka Fel sama kaosnya? Kalo gitu kaosnya buat lo ya”
“Nga ah Ky, aku kok ngerasa kaos yang satu lagi itu pasti buat seseorang yang special”
“Hehehehehe, Fel, kalopun masih ada seseorang yang special itu, berarti orangnya adalah elo” tetiba aja gwa bisa ngomong kayak gitu.
Krik…krik…krik…

“Hah, aku…?” Felisha menatap gwa seolah nga percaya dengan yang dia dengarkan. Begitu pula dengan gwa, yang bisa2nya ngomong kayak gitu.

“Maksud gwa, eeerr….. gimana ya ngomongnya” gwa salah tingkah, bingung mau ngoreksi omongan ngaco yang udah terlanjur gwa muntahin dari mulut gwa tadi. Lagian sih, masih aja galau kalau keingetan sama Dinda.

Gwa terdiam saking bingung mau ngomongnya. Sementara Felisha seperti ingin mendengarkan klarifikasi dari gwa, juga dalam diamnya. Dia hanya menatap gwa lekat2 sehingga gwa bisa melihat binar2 dimatanya yang seolah tak bisa dia sembunyikan ketika mendengar kata “special” tadi. Dan gwa akuin Felisha jauh lebih jago menekan perasaannya dibanding gwa yang mulai gelisah nga karuan ini. Bahkan efek dari sekaleng bir yang udah gwa sesap habispun nga bisa meredam kegelisahan gwa ini.
“Maksudnya special gimana Ky?” tuh khan, akhirnya nekad juga Felisha nanya kayak gitu.

“Ya maksudnya special tuh, lo emang satu2nya cewek yang mau deket sama gwa. Tapi… ennggg…tapi…” tiba-tiba gwa ngerasa butuh tambahan satu krat bir lagi.

“Tapi knapa Ky?” cecar Felisha.
“Tapi… eh… tapiiii…” otak gwa buntu. Duh, mampus deh gwa!
Felisha nga mencecar gwa dengan pertanyaannya lagi. Tapi tatapan matanya yang sudah mulai kehilangan binar2 itu jauh lebih berbicara pada gwa. Seolah ada kekecewaan yang sangat disitu.

Oke, mungkin gwa malem itu lagi ge-er dengan percakapan kita barusan. Tapi paling nga, gw ngerasa kemana arah pembicaraan kita saat itu. Paling nga percakapan kita itu semacam hendak mempertanyakan “sebenernya hubungan kita ini kayak apa sih? Apa cuma temenan atau lebih dari itu? Kalo lebih dari itu kok belum juga ada kata sakti macem ‘Fel, gwa sayang sama lo’ atau ‘Fel, kita pacaran yuk’.” Oke, anggap aja gwa ge-er malam itu dan gwa nga perlu repot mendefinisikan arti ‘spesial’ versi gwa ke Felisha malam itu. Tapi gwa juga nga bisa mengabaikan semua celotehan Maya, istrinya Ridho yang nga pernah absen nyampein curhatan hati Felisha tentang gwa selama ini.
“Fel…”
Gwa melingkarkan tangan gwa di bahu Felisha yang lagi tertunduk, mungkin lagi disibukan oleh pikirannya. Dia nga merespon, tapi paling nga dia nga menolak perlakuan tadi.
Lalu gwa rengkuh tubuh mungil itu lebih merapat ke sebelah gwa. Maklum, dingin der! 
Gwa menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Sambil mengumpulkan nyali gwa, pikiran gwa pun mencari-cari kata2 seperti apa yang cocok untuk gwa ucapkan pada cewek yang ada disebelah gwa ini. Biar kata pesonanya selalu bikin kepala gwa nyut2an, tapi makin kesini gwa makin menghormatinya dan nga lagi nyari2 kesempatan buat modusin dia. Sumpah, nga bohong deh gwa.

“Gwa pikir udah waktunya gwa ngomong serius sama elo Fel…”kata perlahan, sambil menata kata2 yang akan gwa keluarin berikutnya.
“Hmmm…” Felisha langsung menengok kearah gwa dan menunggu lanjutan dari gwa. Gwa lihat ekspresinya datar banget. Duh, grogi lagi deh gwa.
“Fel, selama gwa kenal sama lo, gwa ngerasa kalo lo itu adalah cewek yang paling baek banget sama gwa. Walau gwa ngerasa udah banyak ngebikin lo marah, keki, sebel atau mungkin sakit hati. Tapi selama itu juga lo nga kapok dan juga nga ngejauh dari gwa. Lo tetep masih mau jalan sama gwa, nga minder apalagi malu sama gwa yang masih luntang-lantung kayak gini”
“Lucky, kamu kok ngomongnya kayak gitu sih?”protesnya.
“Ssttt, udah deh mending lo dengerin aja omongan gwa ini”gwa ngasih kode biar Felisha cukup ngedengerin omongan gwa aja.
Felisha manut sambil angguk-anggukin kepalanya. Lalu diapun makin merapatkan tubuhnya ke gwa. Maklum der, malam makin dingin nih!
s“Fel, pokoknya selama lo kenal sama gwa, udah terlalu banyak kebaikan2 lo pada gwa. Lo udah ngebantu gwa buat lepas dari drugs, kasih semangat gwa biar mau lanjutin kuliah lagi, bahkan sering minjemin gwa duit kalo gwa lagi bokek, hehehehe. Tapi intinya, semua kebaikan yang gwa terima dari elo tuh nga sebanding dengan kelakuan gwa yang sering bikin lo sebel hampir setiap harinya”
Felisha masih mau protes lagi. Tapi gwa udah ngasih kode keras buat dia. Intinya kode keras itu berbunyi “lo ngomong lagi, gwa langsung cipok nih!”

“Dan satu hal lagi, lo tuh cantik Fel. Cantik banget. Bohong kalo nga ada cowok yang pengen deket sama lo. Tapi tetep lo juga musti seleksi cowok kayak gimana yang pantes buat deket2 sama elo. Paling nga, cowok luntang-lantung kayak gwa gini mah kudu wajib lo lempar ke keranjang sampah. Masih banyak cowok yang lebih bertanggung jawab daripada gwa ini Fel….”
Felisha menatap marah kearah gwa, sementara dia ingin melepaskan dirinya dari pelukan gwa, agar dia bisa leluasa meluapkan emosinya. Tapi gwa lebih sigap lagi, gwa perkencang pelukan gwa biar dia nga kemana2 dan sebelah tangan gwa sengaja membekap mulutnya. Ya, gwa nga mau ngedenger apapun dari mulut Felisha. Malam itu, gwa cuma ingin mencurahkan apa yang ada dihati gwa. Untung aja suasana disekitar kita nga begitu rame, jadi gwa nga sampe dicurigain jadi cowok yang mau merudapaksa korbannya.

“Lo ngerti khan maksud gwa Fel?! Gwa tuh nga ada pantes2nya buat lo! Gwa ini cuma sumber masalah buat lo, cepat atau lambat!” gwa nga bisa mengendalikan emosi ini, gwa mulai membentak2 cewek didepan gwa bahkan sambil menguncang2 tubuh mungilnya, “Gwa ini nga pantes buat lo Fel!”
Gwa berdiri dan tinggalkan Felisha yang terduduk diatas tempat duduknya, yang memandang gwa dengan tatapan tak percaya itu. Begitupun halnya dengan gwa, yang nga percaya bisa berbuat seperti itu pada sesosok cewek mungil yang selama ini selalu menghiasi hari2 gwa. Gwa mengambil sebatang rokok dan menyalakannya. Tapi bagaimanapun juga, gwa emang harus melakukan hal ini. Karena gwa tahu hambatan seperti apa yang akan kembali menghadang didepan gwa, jika gwa masih aja nekad jadiin Felisha pacar gwa. Dan gwa terlalu pengecut untuk menjalani hubungan yang pastinya nanti akan nga disetujuin sama nyokap gwa lagi. What a pathetic!
“Lucky…” gwa mendengar suara Felisha memanggil
Gwa menengok dan menatap seorang cewek cantik yang menghadapi kejadian barusan dengan tegar. Tampak dia bisa menata perasaannya dengan baik. Nga ada airmata sama sekali dan nga juga kemarahan disitu.
“Lucky, tolong anterin aku pulang ya”
Gwa cukup kaget dengan ekspresinya yang datar itu. Entah gwa harus merasa lega, karena udah mengeluarkan unek2 gwa dan direspon dengan dingin oleh Felisha. Atau harus khawatir. Tapi yang pasti satu masalah yang urgent antara gwa sama Felisha bisa selesai, walau dengan cara yang paling nga keren sama sekali.
Lalu kita melalui perjalanan pulang tanpa sebuah kata atau obrolan yang terlontar dimulut kita. Kita menjelajahi malam yang dingin dan gelap ini dalam kebisuan. Kita berdua seolah disibukan oleh pikiran kita masing2. Sehingga perjalanan pulang dimalam itu pun terasa luar biasa jauh dan lama sekali. Dan ketika sampai dikost-an pun, kita berpisah kekamar masing2 tanpa bersuara sama sekali. Seolah2 kita adalah orang asing yang pernah saling kenal sama sekali.

Diubah oleh luckyismine 21-09-2015 18:43
sormin180 memberi reputasi
1
Kutip
Balas