Hmm, nangisnya kok kenceng, ehhh jadinya gue beraniin memeluknya, diapun diam dan menuruti.. Wahh, susah bilang gimana rasanya saat ini.. Gue coba dengan cara dan cerita lama, kalau dia lagi nangis, hehhe..

Memang benar kalau dunia ini tak selebar daun kelor, dunia ini sangat luas. Ditahun itu, gue di Jakarta, gue juga pacaran sama Fizza yang jelas anak Paramadina, seangkatan sama Rista tentunya.. Tapi, kenapa juga waktu itu seolah selalu berbelok saat gue berusaha mencari Rista, bahkan mbak Fitri saja si kakak sepupunya itu susah dicari.. Apalagi dia dan keluarganya, sampai di kampungnyapun enggak ada, takdir!!.. Obrolan masih berlanjut, semakin penasaran dengan apa yang Rista alami selama jauh dari gue, selama kita berpisah tanpa kabar, sekitar 9 Tahun..

Hahaha, enggak tau lah, kayaknya Rista belum kuat nyeritain, atau mungkin terlalu banyak dan enggak selesai malam ini, atau bisa saja biar besok-besok bisa ketemuan sambil cerita, wkwkwk Berharap!!.. Jadinya gantian gue yang dipaksa sama dia buat cerita kehidupan lalu..

Duhhh, udah terlanjur nyeplos. Gue rasa Rista enggak masalah kalau cerita semua, meski udah sakit hati sekalian aja buat dia sakit hati.. Lagian itu masa lalu dan dia enggak pernah tau pastinya. Mulai gue sampein dari masalah sejak Rista pergi, diapun mendengarkan dengan rasa penasaran..

Ahhh sudahlah su!!!, lebih baik semua gue ceritain, tentunya kalau dia berkenan dengerin. Gue susah berbohong sama Rista, apalagi sekarang disaat udah bisa menyadari semuanya.. Baru sampai hal itu, Rista dengan pandangan kosongnnya cuma ngelihatin gue, dan dia mulai berkaca-kaca lagi sambil sesenggukan mulai nangis.. Gue jadi berhenti dulu, mengulangi apa yang disebut “memeluknya”, nyaman banget sialan!!!!!,,, kenapa enggak dari dulu gue bisa kayak gini terus sama Rista, ahh tentu cerita juga akan sangat berbeda.. Saling diam, menikmati rokok dan Rista sibuk dengan Gadgetnya, cewek ini masih gaul dan kece aja, padahal udah jadi emakemak hahaha…