- Beranda
- Stories from the Heart
Jack of All Trades, Master of None
...
TS
nadlin
Jack of All Trades, Master of None
Hai semua penghuni story from the heart! Ini cerita ketigaku yang kurelease di dunia maya, tapi untuk yang kali ini, i feel the need to hide my identity~ Ceritanya bisa kalian anggap nyata, atau hanya sekedar fiksi terserah kalian
Sebelum mulai baca aku mau minta maaf dulu karena kadang aku suka mengekspresian sesuatu dalam bahasa lain. Paling sering Inggris. Bukan so' multilangual, tapi beberapa kata lebih enak di ungkapkan dengan bahasa lain menurutku.
PLEASE READ THIS FIRST
A story of a girl name Nada who live her life as a jack of all trades, but master of none. Karena pada dasarnya bentuknya seperti sebuah diari, jadi terkadang isi chapter tidak selalu berhubungan dengan judul utama. Juga terkadang chapter yang satu dengan yang lainnya tidak selalu berhubungan. Dua chapter pertama berisi narasi menceritakan Nada, dan maksud dari judulnya. Kalo lg males baca, di skip aja dulu.
CHAPTERS:
Perkenalan
1. Life in a Nutshell (prologue)
2. Jack of All Trades
Indonesia
3. Once in a While, Right in The Middle of Ordinary Life,Love Gives Us a Fairy Tale (part 1)
4. Once in a While, Right in The Middle of Ordinary Life,Love Gives Us a Fairy Tale (part 2)
5. Once in a While, Right in The Middle of Ordinary Life,Love Gives Us a Fairy Tale (part 3)
6. Once in a While, Right in The Middle of Ordinary Life,Love Gives Us a Fairy Tale (part 4)
7. I Hate Showing My True Feeling
8. Plugged
UK
9. And The Story Flies New Update! 1/4/17
Thanks! For sparing some of your important time for me! Kalo punya pertanyaan post aja pasti dijawab.
Sebelum mulai baca aku mau minta maaf dulu karena kadang aku suka mengekspresian sesuatu dalam bahasa lain. Paling sering Inggris. Bukan so' multilangual, tapi beberapa kata lebih enak di ungkapkan dengan bahasa lain menurutku.PLEASE READ THIS FIRST
A story of a girl name Nada who live her life as a jack of all trades, but master of none. Karena pada dasarnya bentuknya seperti sebuah diari, jadi terkadang isi chapter tidak selalu berhubungan dengan judul utama. Juga terkadang chapter yang satu dengan yang lainnya tidak selalu berhubungan. Dua chapter pertama berisi narasi menceritakan Nada, dan maksud dari judulnya. Kalo lg males baca, di skip aja dulu.

Quote:
Spoiler for FAQ:
CHAPTERS:
Perkenalan
1. Life in a Nutshell (prologue)
2. Jack of All Trades
Indonesia
3. Once in a While, Right in The Middle of Ordinary Life,Love Gives Us a Fairy Tale (part 1)
4. Once in a While, Right in The Middle of Ordinary Life,Love Gives Us a Fairy Tale (part 2)
5. Once in a While, Right in The Middle of Ordinary Life,Love Gives Us a Fairy Tale (part 3)
6. Once in a While, Right in The Middle of Ordinary Life,Love Gives Us a Fairy Tale (part 4)
7. I Hate Showing My True Feeling
8. Plugged
UK
9. And The Story Flies New Update! 1/4/17
Thanks! For sparing some of your important time for me! Kalo punya pertanyaan post aja pasti dijawab.
Diubah oleh nadlin 01-04-2017 22:28
anasabila memberi reputasi
1
10.1K
51
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
nadlin
#29
I Hate Showing My True Feeling
Hari ini hari terakhirku di Indonesia, Pikirku. Aku duduk termenung sendiri di sebuah saung taman depan rumah nenekku. Hari ini keluarga besarku semuanya berkumpul di rumah nenek untuk 'my farewell party'.
"Nad! Ngapain mereun galau sorangan. Dasar jomblo," kata sebuah suara mengagetkanku.
Aku mendongak dan melihat adik sepupu laki-laki favoritku yang selalu ku panggil 'ade' berjalan mendekat. Kenapa dia favoritku? Karena biarpun dia playboy, dia sayang banget sama ade dan mamahnya. Dan aku selalu merasa dijaga oleh dia yang lebih muda 3 tahun dariku ketika kami sedang pergi bersama. "Woy! Bae lah daripada gonta ganti cewe mulu," balasku dengan nada sinis bercanda.
Dia malah terlihat bangga dan tertawa. Lalu sepupu-sepupu ku yang lain ikut keluar rumah dan mengobrol disaung depan.
Aku adalah anak tunggal dari anak tertua kakek dan nenekku yang mempunyai lima orang anak, tapi aku merupakan cucu ke empat mereka. Kami memanggil mereka Ema dan Abah, layaknya sinetron keluarga cemara. Dan dari dua belas cucu nenek dan kakek, yang sudah menginjak dewasa dan remaja ada tujuh orang. Dan diantara tujuh itu, aku adalah satu-satunya cucu perempuan. Jadi wajarkan jika aku ini sedikit tomboy?
Kami begitu asyik bersenda gurau dan tidak sadar akan kehadiran nenek tercinra kami. "Na." katanya. Membuyarkan tawa kami. "Sini sebentar, ema punya sesuatu buat kamu." tambahnya.
Aku yang tengah asik bersenda gurau langsung memasang tampang bego dan memandang sepupu-sepupuku tapi kemudian segera masuk kerumah mengikuti nenekku.
Nenekku tahun ini berumur 68 tahun. Tua bukan? Haha. Tapi nenekku masih sehat, setidaknya dia bisa melihatku meneruskan kuliah. Tidak seperi abah, yang pergi meninggalkan kami dua tahun lalu.
Tanpa sadar aku mengikuti nenekku ke dapur. Dan dia membuka sebuah penutup makanan diatas meja. Di dalamnya ada sebuah kue apem yang masih hangat beserta taburan parutan kelapa. Ini adalah kue kesukaanku, yang selalu nenekku bikinkan setiap aku memintanya ketika aky masih kecil dulu dan nenekku masih sanggup membuatnya. Sudah lama sekali aku tidak memakannya. "Wah. Ini ema yang bikin?" Kataku menahan haru.
"Iyah. Nanti kan Nada jauh dari ema. Ga bisa kesini tiap hari sabtu minggu. Mungkin setahun sekali mungkin setahun dua kali. Gimana kalo ema ga cukup umur." katanya sambil memotong-motong kuenya.
Aku segera menyambar potongan pertama kue untuk menghilangkan perasaan tercekat di tenggorokan, dan hanya mengangguk kecil. Padahal aku ingin berkata belum tentu aku diterima di salah satu kampus itu. Tapi tidak bisa. Kuat, kuat, pikirku.
Dan kemudian nenekku mengelus-ngelus kepalaku sambil berkata "Nada jangan banyak diet yah disana. Makan yang bener jangan sampe tipes lagi. Ga ada mamah yang bisa nolongin kalo Nada sakit. Ga ada si papah yang bisa langsung bawa ke dokter." nenekku terdiam sebentar, "Ga ada ema, ga ada ade, ga ada Tante Yana yang nengokin," tambahnya.
Rasanya menelan saja sakit. Tapi aku terus mengunyah untuk mengalihkannya. Dari kemarin aku memang menahan diri untuk membiarkan perasaan sedih menguasaiku.
"Wihhhh! Mau dong kua apem!" tiba-tiba suara ade membuyarkan suasana sedih. Dia berjalan cepat dr arah pintu menuju meja. Aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan-pelan, merasa lega.
"Bagi, bagi yang lain ade tian." kata nenek mengingatkan.
"Oke. Ade bawa ke ruang tengah ya. Gapapa kan Nad? Masa mau ke inggris nanti gendut?" godanya sambil cengengesan. Dia kemudia mengambil kuenya dan membawanya ke ruang tengah diikutin nenekku.
Aku yang masih menenangkan diri menarik nafas panjang lagi kemudian ikut keluar. Tapi ketika melihat seluruh keluarga ku berkumpul d ruang tengah sambil bercanda akrab aku terhenti di ambang pintu. Aku akan meninggalkan mereka. Aku akan sulit bertemu mereka. Dan aku selalu benci ketika aku ditinggalkan berlibur oleh mereka karena aku ada kepentingan lain. Hal-hal seperti itu mulai berkelebat dipikiranku. Tannpa sadar aku meneteskan air mata, dan kemudian mulai menangis keras.
Hari ini hari terakhirku di Indonesia, Pikirku. Aku duduk termenung sendiri di sebuah saung taman depan rumah nenekku. Hari ini keluarga besarku semuanya berkumpul di rumah nenek untuk 'my farewell party'.
"Nad! Ngapain mereun galau sorangan. Dasar jomblo," kata sebuah suara mengagetkanku.
Aku mendongak dan melihat adik sepupu laki-laki favoritku yang selalu ku panggil 'ade' berjalan mendekat. Kenapa dia favoritku? Karena biarpun dia playboy, dia sayang banget sama ade dan mamahnya. Dan aku selalu merasa dijaga oleh dia yang lebih muda 3 tahun dariku ketika kami sedang pergi bersama. "Woy! Bae lah daripada gonta ganti cewe mulu," balasku dengan nada sinis bercanda.
Dia malah terlihat bangga dan tertawa. Lalu sepupu-sepupu ku yang lain ikut keluar rumah dan mengobrol disaung depan.
Aku adalah anak tunggal dari anak tertua kakek dan nenekku yang mempunyai lima orang anak, tapi aku merupakan cucu ke empat mereka. Kami memanggil mereka Ema dan Abah, layaknya sinetron keluarga cemara. Dan dari dua belas cucu nenek dan kakek, yang sudah menginjak dewasa dan remaja ada tujuh orang. Dan diantara tujuh itu, aku adalah satu-satunya cucu perempuan. Jadi wajarkan jika aku ini sedikit tomboy?
Kami begitu asyik bersenda gurau dan tidak sadar akan kehadiran nenek tercinra kami. "Na." katanya. Membuyarkan tawa kami. "Sini sebentar, ema punya sesuatu buat kamu." tambahnya.
Aku yang tengah asik bersenda gurau langsung memasang tampang bego dan memandang sepupu-sepupuku tapi kemudian segera masuk kerumah mengikuti nenekku.
Nenekku tahun ini berumur 68 tahun. Tua bukan? Haha. Tapi nenekku masih sehat, setidaknya dia bisa melihatku meneruskan kuliah. Tidak seperi abah, yang pergi meninggalkan kami dua tahun lalu.
Tanpa sadar aku mengikuti nenekku ke dapur. Dan dia membuka sebuah penutup makanan diatas meja. Di dalamnya ada sebuah kue apem yang masih hangat beserta taburan parutan kelapa. Ini adalah kue kesukaanku, yang selalu nenekku bikinkan setiap aku memintanya ketika aky masih kecil dulu dan nenekku masih sanggup membuatnya. Sudah lama sekali aku tidak memakannya. "Wah. Ini ema yang bikin?" Kataku menahan haru.
"Iyah. Nanti kan Nada jauh dari ema. Ga bisa kesini tiap hari sabtu minggu. Mungkin setahun sekali mungkin setahun dua kali. Gimana kalo ema ga cukup umur." katanya sambil memotong-motong kuenya.
Aku segera menyambar potongan pertama kue untuk menghilangkan perasaan tercekat di tenggorokan, dan hanya mengangguk kecil. Padahal aku ingin berkata belum tentu aku diterima di salah satu kampus itu. Tapi tidak bisa. Kuat, kuat, pikirku.
Dan kemudian nenekku mengelus-ngelus kepalaku sambil berkata "Nada jangan banyak diet yah disana. Makan yang bener jangan sampe tipes lagi. Ga ada mamah yang bisa nolongin kalo Nada sakit. Ga ada si papah yang bisa langsung bawa ke dokter." nenekku terdiam sebentar, "Ga ada ema, ga ada ade, ga ada Tante Yana yang nengokin," tambahnya.
Rasanya menelan saja sakit. Tapi aku terus mengunyah untuk mengalihkannya. Dari kemarin aku memang menahan diri untuk membiarkan perasaan sedih menguasaiku.
"Wihhhh! Mau dong kua apem!" tiba-tiba suara ade membuyarkan suasana sedih. Dia berjalan cepat dr arah pintu menuju meja. Aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan-pelan, merasa lega.
"Bagi, bagi yang lain ade tian." kata nenek mengingatkan.
"Oke. Ade bawa ke ruang tengah ya. Gapapa kan Nad? Masa mau ke inggris nanti gendut?" godanya sambil cengengesan. Dia kemudia mengambil kuenya dan membawanya ke ruang tengah diikutin nenekku.
Aku yang masih menenangkan diri menarik nafas panjang lagi kemudian ikut keluar. Tapi ketika melihat seluruh keluarga ku berkumpul d ruang tengah sambil bercanda akrab aku terhenti di ambang pintu. Aku akan meninggalkan mereka. Aku akan sulit bertemu mereka. Dan aku selalu benci ketika aku ditinggalkan berlibur oleh mereka karena aku ada kepentingan lain. Hal-hal seperti itu mulai berkelebat dipikiranku. Tannpa sadar aku meneteskan air mata, dan kemudian mulai menangis keras.
Diubah oleh nadlin 16-09-2015 21:46
0